Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah
Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 4: kondisi rohani dan karomah (kekeramatan)
judul 3: Mimpi
Allah SWT berfirman:
“Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia dan di dalam kehidupan di akhirat”
(Qs. Yunus :64).
Di katakan:
“Yang di maksud ayat tersebut adalah mimpi yang baik (ar-Ru’yal Hasanah) yang di lihat oleh seseorang atau di perlihatkan padanya”
Riwayat dari Abu Darda r.a. yang berkata:
“Aku bertanya kepada Nabi saw. tentang ayat:
“Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia dan di dalam kehidupan di akhirat”
Maka Nabi saw. bersabda:
“Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia dan di dalam kehidupan di akhirat”
Maka Nabi saw. bersabda:
“Tak seorangpun bertanya padaku tentang ayat tersebut sebelum kamu. Ayat tersebut adalah mimpi yang baik, yang di lihat oleh seseorang atau di perlihatkan kepadanya”
(Hr. Tirmidzi, Thabrani dan Ahmad. Hadis ini menurut Tirmidzi tergolong hadis hasan).
Riwayat dari Abdullah bin Mas’ud yang berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Mimpi itu datangnya dari Allah, sedangkan mimpi lamunan itu datang dari setan”
(H.r. Bukhari).
Sabda rosul saw pula:
“Barang siapa bermimpi melihat aku, maka dia benar-benar melihatku. Sebab setan tidak bisa menyerupaiku”
(H.r. Tirmidzi).
Makna hadis tersbut adalah bahwa yang di maksud adalah mimpi yang benar. Takwilnya juga benar. Sedangkan mimpi seperti itu merupakan bagian dari karamah.
Perwujudan mimpi itu adalah bisikan yang masuk dalam hati, dan kondisi-kondisi ruhani yang tergambar dalam imajinasi. Sebab seluruh perasaan tidak tenggelam dalam tidur. Lantas orang menduga seakan-akan ia dalam keadaan terjaga, dan melihat dengan sebenarnya. Padahal itu semua adalah proyeksi atau gambaran yang tertanam dalam hati mereka. Ketika rasa fisik telah hilang dari mereka, yang tertinggal adalah obyek-obyek imajinasi yang di ketahui melalui rasa dan bersifat langsung. Kondisi seperti itu sedemikian menguat di benak pemiliknya. Pada saat terjaga kondisi kondisi tersebut melemah karena terdomeniasi oleh kondisi-kondisi indrawi yang ada dalam kenyataan, serta munculnya pengetahuan langsung.
Contohnya, seperti orang yang di sinari oleh lampu di tempat yang gelap gulita. Apabila matahari terbit, cahaya matahari akan mengalahkan cahaya lampu tersebut, sehingga cahaya lampu terserap oleh cahaya matahari. Bagi orang yang berada dalam kondisi tidur , dia seperti orang yang berada di bawah cahaya lampu tadi. Sedangkan orang yang terjaga seperti orang yang berada di siang hari. Orang yang terjaga akan ingat apa yang tergambar saat tidurnya, termasuk hal-hal atau peristiwa yang datang dalam hatinya di saat tidur. Kadang-kadang yang datang tadi dari sisi setan, kadang-kadang dari desakan-desakan nafsu, kadang pula dari malaikat, dan malah terkadang dari merupakan pengetahuan langsung dari Allah swt. yang pada mulanya kondisi-kondisi tersebut di kreasikan dalam hatinya.
Dalam hadis di sebutkan:
“Mimpi yang paling benar di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya”
Ketahuilah, tidur itu bermacam-macam: Ada tidur lalai dan tidur biasa, keduanya tidak terpuji, bahkan tercela. Sebab tidur seperti itu adalah saudara kematian. Dalam beberapa hadis yang di riwayatkan menegaskan: “Tidur merupakan saudara kematian”
Allah swt juga berfirman:
“Dan Dia-lah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari”
(Qs. Al-An-aam :60).
Firmannya pula:
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya”
(Qs. Az-Zumar :42).
Di katakan: “Bila dalam tidur itu ada suatu kebaikan, jelas bahwa di surga pun ada tidur”
Di katakan pula: “Ketika Allah swt. mempertemukan tidur kepada Adam As. Di surga, pada saat itulah Hawa keluar. Dan setiap bencananya selalu muncul ketika Hawa muncul”
Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq r.a. berkata:
“Ketika Ibrahim As. Berkata kepada Ismail as:
“Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu”
(Qs. Ash-Shaffaat :102),
maka Ismail as. Berkata:
“Wahai ayah, inilah balasan orang yang tidur (lupa) Kekasihnya. Seandainya engkau tidak tidur, pasti engkau tidak di perintah menyembelih anak”
Di katakan: “Allah swt. menurunkan wahyu kepada Daud as: “Sungguh berdusta, orang yang mengaku mencintai-Ku, namun ketika malam telah gelap, ia tertidur lelap”
Tidur itu merupakan kebalikan ilmu. Karenanya asy-Syibly berkata:
“Sekali terlelap, dalam kehidupan seribu tahun, adalah sesuatu yang buruk”
Katanya pula:
“Allah swt. Tampak padaku dan berfirman:
“Siapa yang tidur, dan alpa, siapa yang alpa, dia terhalang” Sejak saat itu asy-Syibly bercelak dengan garam, sehingga takpernah di landa tidur"
Dalam konteks inilah para Sufi mendendangkan syairnya:
Mengherankan sekali bagi pecinta
Bagaimana dia tidur
Sedang tidur bagi pecinta
Sungguh di larang
Di sebutkan:
“Murid, makannya ketika lapar, tidurnya ketika sangat kantruk, dan bicaranya ketika terpaksa”
Di kataka: “Ketika Adam as. Tidur dalam keadaan hadirnya hati, di katakan padanya, “Inilah Hawa, agar engkau bisa tentram kepadanya. Inilah balasan orang yang tidur di kala hadir”
Di katakan: “Bila engkau dalam keadaan hadir, janganlah tidur, Tidur dalam keadaan hadir berarti beradab yang buruk. Bila gaib hati Anda, berarti Anda tergolong mereka yang menyesal dan mendapat bencana. Sedang orang yang tertimpa bencana tidak bisa di landa tidur”
Bagi ahli mujahadah, tidurnya merupakan karunia dari Allah kepada mereka. Allah swt. menganggap indah pada hamba yang tidur dalam sujudnya, dengan firman-Nya:
“Lihatlah kamu sekalian pada hamba-Ku, ruhnya ada di sisi-Ku dan jasadnya ada di hadapan-Ku”
Maksudnya, ruhnya ada di tempat rahasia, sedang badannya di hamparan ibadat.
Di katakan: “Siapa saja yang tidur dalam keadaan suci, ruhnya di izinkan mengelilingi Arasy, dan sujud kepada Allah swt. sebagaimana firman-Nya:
“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat”
(Qs. An-Naba’ :9)”
Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq r.a. berkata:
“Ada seorang laki-laki yang mengadu kepada salah seorang syeikh karena terlalu banyak tidur. Syeikh tersebut menjawab: “Pegilah kamu, dan bersyukurlah kepada Allah swt. atas kesehatan yang di berikan-Nya. Sebab banyak orang yang mengeluh sakit karena ingin bisa tidur”
Di katakan: “Tak ada yang lebih berat bagi iblis, melainkan bila si tukang maksiat tidur. Lalu iblis itu berkata : “Kapan dia bangun lagi dan melakukan perbuatan maksiat kepada Allah swt?”
Saya juga mendengar Syeikh Abu Ali ad- Daqqaq berkata:
“Syah al-Kirmany selalu terjaga, kemudian sekali ia di landa ketiduran. Dalam tidurnya bermimpi melihat Allah swt. Setelah mimpi itu ia selalu berusaha untuk tidur. Ketika hal itu di tanyakan, dia hanya menjawab melalui untaian syair:
Kulihat girangngnya kalbu dalam mimpiku
Karenanya aku berhasrat untuk di landa kantuk dan tidur”
Di kisahkan, bahwa ada seorang memiliki dua murid. Keduanya kemudian bertengkar. Salah satu berkata : “Tidur itu baik. Sebab manusia pada saat itu tidak melakukan maksiat”
Kemudian yang satu lagi berucap: “Terjaga itu baik, sebab pada saat itu dia mengenal Allah swt” Kemudian keduanya mengadukan kepada Syeikh, dan Sheikh berkata:
“Untuk Anda yang berpendapat bahwa tidur lebih utama, maka mati itu lebih baik bagimu di banding hidup.
Kalau Anda yang berpandangan terjaga lebih baik dari pada tidur, berarti hidup lebih baik bagi Anda dari pada mati”
Juga di sebutkan bahwa ada seorang laki-laki membeli budak wanita. Ketika malam tiba lelaki itu berkata pada budaknya:
“Gelarlah tempat tidur”
“Tuanku, apakah tuanku punya Tuan?”
“Ya”
“Apakah tuanmu juga tidur?” tanya budak itu.
“Tidak.”
“Apakah engkau tidak malu bila engkau tidur, sedang Tuanmu tidak tidur?” kata budak wanita itu.
Di katakan: “Bocah kecil putri Sa’id bin Jubair bertanya: “Mengapa engkau tidak tidur?” Jubair menjawab: “Karena neraka jahanam tidak bisa menidurkan aku”
Di katakan bahwa ketika Rabi’ah bin Khaitsam meninggal dunia, seorang bocah wanita bertanya pada ayahnya, (tetangga Rabi’ah):
“Ayah, kemana hilangnya silinder yang ada di rumah tetangga kita?” Ayah bocah itu menjawab: “Tetangga kita yang saleh itu benar-benar berdiri sejak sore hingga pagi hari” Lantas bocah itu menghayalkan, bahwa tetangga yang saleh itu hilang. Karena ia tidak bisa naik ke atap kecuali malam hari, dan di atas atap itu tetangganya berdiri.
Salah seorang Sufi berkata:
“Dalam tidur ada makna-makna yang tidak di dapat dalam jaga, antara lain bisa menlihat Rasulullahsaw., para sahabat dan ulama salaf, yang tidak bisa kita lihat saat jaga. Begitu juga dalam tidur bisa melihat Allah swt. dan ini merupakan keistimewaan yang Agung”
Di katakan: “Abu Bakr al-Ajiry melihat Allah swt. dalam mimpinya. Allah lalu berfirman padanya: “Mintalah apa kebutuhanmu” Lantas Abu Bakr mendoa:
“ Ya Allah, ampuni seluruh pendusta dari ummat Muhammad saw.” Maka Allah swt. menjawab: “Aku lebih utama dari pada kamu dalam hal ampunan. Karena itu minta saja apa kebutuhanmu”
Muhammad bin Ali al-Kattany berkata: “Aku bermimpi bertemu Nabi saw. lalu Nabi bersabda kepadaku:
“Siapa yang berhias diri demi manusia dengan sesuatu padahal Allah Maha Tahu kebalikannya, Allah akan mencelanya”
Al-Kattany berkata: “Aku mimpi bertemu Nabi Isa as. Lalu al-Hasan bertanya: “Aku ingin membuat stempel, apa yang harus kutulis pada stempel itu?” Maka Isa as. Menjawab: “Tulislah: “Laa Ilahaa Illallah Al-Malikul Haqqul Mubiin.” Kalimat tersebut merupkan akhir ayat dalam Injil.
Abu Yazid al-Bisthamy meriwayatkan: “Aku mimpi bertemua Allah swt. lantas aku bertanya kepada-Nya: “Bagaimana aku menempuh jalan kepada-Mu?” Allah berfirman: “Tinggalkan dirimu dan kemarilah”
Di ceritakan bahwa Ahmad bin Hadhrawaih bermimpi melihat Tuhannya. Allah berfirman padanya: “Hai Ahmad, setiap manusia saling mencari dari-Ku, kecali Abu Yazid. Sebab dia mencari Aku”
Yahya bin Sa’id al-Qaththan bercerita: “Aku bermimpi melihat Tuhanku. Lalu aku memohon: “Tuhan, berapa lama aku memohon kepada-Mu, namun belum Engkau kabulkan?” Allah swt. menjawab: “Wahai Yahya, Aku sesungguhnya senang mendengarkan suaramu”
Bisyr ibnul Harits berkata:
“Aku bermimpi melihat Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib r.a. dan ku pinta: “Nasihatilah aku wahai Amirul Mukminin” Lalu beliau berkata : “Betapa bagusnya perasaan orang-orang kaya yang peduli pada fakir, sementara karena mencari pahala dari Allah swt. Dan lebih baik dari itu apa bila orang-orang fakir bebas dari orang-orang kaya, hanya bergantung kepada Allah swt. Aku masih meminta: “Tambah lagi wahai Amiurl Mukminin.” Lantas beliau bersyair:
Aku benar-benar telah mati
Lalu aku jadi hidup
Dan tidak lama lagi
Engkaupun akan mati”
Di katakan: “Sufyan ats-Tasury muncul dalam mimpi, lalu di tanya: “Apa yang telah di lakukan Allah kepadamu?”
Dia menjawab: “Dia mengasihiku” Lalu di tanya lagi: “Bagaimana keadaan Abdullah ibnul Mubarak?” Dia menjawab : “Oh, dia tergolong orang yang masuk kepada Tuhannya setiap hari dua kali”
Saya mendengar Abu Ali ad-Daqqaq r.a. berkata:
“Syeikh Abu Sahl ash-Sah’luky bermimpi bertemu Abu Sahl az-Zujjajy. Az-Zujajy berkata dengan janji keabadian. Maka dia di tanya: “Apakah yang telah di lakukan Allah padamu?” Az-Zujjajy menjawab: “Persoalan di sana lebih mudah di banding yang kita duga”
Al-Hasan bin Ashim asy-Syaibany di mimpikan, lalu dia ditanya:
“Apa yang telah di lakukan Allah kepadamu?”
Dia menjawab: “Tiada sesuatu dari Yang Maha Murah, kecuali kemuliaan”
Sebagian Sufi di mimpikan oleh beberapa orang. Di antaranya ada yang di tanya mengenai kondisinya. Dia menjawab:
Perhitungkanlah kami, dan
Selamilah, kemudian
Berharaplah, maka
Raihlah kemuliaan
Hasan al-Bashry masuk sebuah masjid untuk shalat maghrib. Ternyata imam masjid tersebut adalah orang ajam (non-Arab). Al-Bashry tidak mau shalat makmum di belakangnya, karena khawatir logat ajam imam itu tidak fasih. Ketika tidur al-Bashry bermimpi bertemu seseorang yang bertanya: “Kenapa Anda tidak shalat di belakangnya?” Sungguh, seandainya Anda shalat di belakangnya, dosamu yang telah lalu akan di ampuni semua”
Malik bin Anas tampak dalam mimpi, lalu di tanya : “Apa yang di lakukan Allah swt. padamu?” Dia menjawab: “Allah mengampuni dosaku, karena satu ucapan, yang di ucapkan oleh Utsman bin Afan r.a. ketika melihat jenazah, Subhaanal Hayyi al-Ladzi laa Yamuut. (Maha Suci Dzat Yang Maha Hidup dan tidak pernah mati)”
Ketika malam kematian Hasan al-Bashry, seseorang di mimpikan, seakan pintu-pintu langit di buka. Dan seolah-olah ada suara yang memanggil: “Hai perhatikanlah, Hasan al-Bashry datang kepada Allah swt. dan Allah swt. Ridha kepadanya”
Saya mendengar Abu Bakr bin Asykib berkata: “Aku bermimpi bertemu Syeikh Abu Sahl ash-Sha’luky dalam kondisi yang sangat bagus. Ku tanyakan padanya : “Apa yang telah di lakukan Allah padamu?” Beliau menjawab:
Jangan engkau menulis dengan
Catatan yang menggembirakanmu
Kelak di Hari Kiamat
Engkau melihatnya”
Di kisahkan: “Al-Junayd mimpi bertemu iblis dalam keadaan telanjang. Junayd bertanya pada iblis: “Apa kau tidak malu dengan manusia.” Iblis menjawab: “Mereka? Mereka itu bukanlah manusia. Yang namanya manusia itu adalah mereka yang ada di masjid Syanuziyah, yang menyakiti tubuhku dan membakar hatiku.” Junayd berkata: “ Ketika aku bangun, aku bergegas pergi ke masjid. Ku lihat jamaah di sana sedang menundukkan kepalanya dalam keadaan tafakur. Ketika melihatku, mereka berkata : “Jangan Anda di tipu oleh omongan kotor (iblis)”
An-Nashr Abadzy di mimpikan di Mekkah al-Mukarramah, setelah beliau wafat. Beliau di tanya:
“Apa yang di lakukan Allah padamu? Beliau menjawab: “Aku di sambut dengan sambutan kemuliaan. Kemudian aku di panggil: “Apakah setelah bertemu, lalu berpisah?” Aku menjawab: “Tidak, wahai Dzat Yang Maha Agung” Dan diriku tidak di kubur di liang lahat, sampai aku bertemu dengan Al-Ahad”
Dzun Nuun al-Mishry di mimpikan, dan di tanya: “Apa yang telah di lakukan Allah padamu?”
Dia menjawab: “Aku memohon tiga kebutuhan ketika masih di dunia. Sebagian kebutuhan itu di penuhi. Aku berharap sisanya juga di berikan. Sedangkan aku juga memohon kepada-Nya agar di beri bagian satu dari sepuluh yang ada di tangan Malaikat Ridhwan, dan dia memberikannya sendiri. Aku memohon agar Dia menjauhkan satu dari sepuluh siksa yang ada di tangan malaikat Malik. Dan aku memohon agar Allah memberiku rezeki agar di beri dzikir melalui lisan keabadian”
Dulaf asy-Syibly di mimpikan setelah wafatnya. Di tanya: “Apa yang telah di lakukan Allah swt. kepadamu?” Dia menjawab: “Allah swt. tidak menuntutku dengan berbagai bukti atas berbagai pengakuan, kecuali satu hal, Ketika pada sutu hari aku berkata: “Tak ada kerugian yang lebih besar dari pada kerugian (tidak masuk) surga dan masuk neraka.” Lalu Allah bertanya kepadaku: “Kerugian mana yang lebih besar di banding kerugian untuk (tidak) bertemu dengan-Ku?”
Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkata:
“Ahmad al-Jurairy mimpi bertemu al-Junayd, dan al-Jurairy bertanya: “Apa kabar wahai Abul Qasim?” Dia menjawab: “Isyarat-isyarat itu telah sirna, dan ibarat-ibarat itu telah tampak. Tak ada yang memberi manfaat kepada kita kecuali tasbih-tasbih yang kita ucapkan setiap pagi”
An-Nabajy berkata:
“Suatu hari aku sangat menginginkan sesuatu. Lantas malamnya aku bermimpi, seakan-akan ada yang berucap: “Baguskah bagi kemerdekaan murid untuk menghinakan seorang hamba, padahal dia mendapatkan dari Tuannya apa yang di kehendaki”
Ahamd ibnul Jalla’ berkata:
“Ketika memasuki Madinah, aku telah kehabisan harta. Aku mendatangi kuburan Nabi saw. lantas berkata: “Aku adalah tamumu. Tiba-tiba aku di landa kantuk, saat tertidur aku mimpi bertemu Nabi saw. dan beliau memberiku roti. Ku makan separuh, selanjutnya aku bangun. Ternyata separuh roti yang ku makan masih ada”
Di katakan: “Utbah al-Ghulam mimpi bertemu bidadari dengan rupa yang sangat cantik. Bidadari itu berkata kepadanya: “Wahai Utsbah, aku sangat merindukanmu. Ingatlah, engkau jangan beramal dengan amal-amal yang bisa menghalangi diriku dan dirimu” Lalu Utbah menjawab: “Dunia ku talak tiga, dan aku tak akan pernah kembali padanya, hingga aku menemuimu”
Saya mendengar Manshur al-Masghriby berkisah: “Aku melihat seorang Syeikh di negeri Syam, punya masalah besar. Kebiasaan sehari-harinya selalu gemetar ketakutan. Lalu di katakan kepadaku: “jika Anda ingin menyenangkan Syeikh ini bersama Anda, ucapkanlah salam padanya, dan berkata:
“Semoga Allah memberimu rezeki bidadari” Dia pasti senang mendapatkan doa seperti itu darimu” Lantas aku bertanya sebab-sebab yang menimbulkan gejala seperti yang di alami syeikh itu. Di jawab: “Dia itu bermimpi melihat bidadari. Lalu mimpi itu memberikan kesan yang mendalam di hatinya” Akupun lewat dan mengucapkan salam padanya, lalu ku ucapkan pula: “Semoga Allah memberimu rezeki bidadari” Dan tiba-tiba syeikh itu menjadi riang”
Di ceritakan bahwa Abu Ayyyub as-Sikhtiyany melihat jenazah pelaku maksiat. Kemudian masuk ke sebuah lorong sempit, karena tak ingin ikut menyolatkan jenazah itu. Salah satu di antara mereka ada yang bermimpi dan bertanya kepada mayit: “Apa yang telah di lakukan Allah padamu?” Mayit itu menjawab: “Allah telah mengampuni dosaku, dan Allah swt. berfirman kepadaku : “Katakanlah kepada Ayyub as-Sikhtiyany: (Katakanlah, Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendahraan rahmat Tuhanku, niscaya perbendahraan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya)”
Di katakan: “Malam setelah wafatnya Malik bin Dinar, seseorang bermimpi, melihat pintu-pintu langit terbuka. Lalu ada suara memanggil: “Ahai ingatlah! Malik bin Dinar telah menjadi penduduk surga!”
Salah seorang Sufi berkata:
“Pada malam hari setelah wafatnya Dawud ath-Tha’y, aku melihat cahaya dan malaikat yang sedang naik serta malaikat yang sedang turun. Aku bertanya: “Malam apakah ini?” Para malaikat itu menjawab : “Ini adalah malam bagi kematian Dawud ath.Tha’y, surga benar-benar menjadi indah atas kedatangan ruhnya”
Saya pernah bermimpi melihat guru saya, Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq, dan saya bertanya: “Apa yang telah di lakukan Allah swt. kepada Anda?” Beliau menjawab: “Tiada ampunan sebagai derajat yang besar di sana, yang lebih sedikit derajatnya dari pada yang ada di sana. Seseorang di beri ini dan itu”
Lalu dalam mimpi saya, manusia yang di maksud oleh syeikh tadi adalah seseorang yang melakukan pembunuhan tanpa dasar yang haq. Ketika Kuraz bin Wabrah meninggal, ia di mimpikan, seakan-akan ahli kubur sedang keluar dari kuburnya dengan pakaian putih serba baru. Lalu di tanyakan: “Apa, semua ini?” Di jawabnya: “Para ahli kubur sedang di beri pakaian serba baru, karena kedatangan Kuraz bin Wabrah”
Yusuf ibnul Husain di mimpikan setelah wafatnya: “Apa yang telah di lakukan Allah swt. kepada diri Anda?” Ia menjawab: “Dia telah mengampuniku”
Kemudian di tanya lagi: “Karena apa Allah swt. mengampuni Anda?” Yusuf al-Husain menjawab: “Selama aku bergaul, aku tidak pernah bergurau”
Abdullah az-Zarrad di mimpikan, dan di tanya: “Apa yang telah di lakukan Allah swt. kepada Anda?” Allah telah mendudukan diriku dan mengampuni setiap dosaku yang telah ku lakukan di dunia, kecuali satu dosa. Aku merasa malu untuk mengakuinya. Lalu dosa itu berhenti pada uratku, sehingga daging wajahku berjatuhan” Di tanyakan kepadanya lagi” Apa yang terjadi?” Abdullah menjawab: “Suatu hari aku melihat sosok yang sangat bagus, lalu aku malu menyebutkannya”
Saya mendengar Abu Bakr ar-Rasyidy berkata: “Aku bermimpi melihat Muhammad ath-Thausy, dan beliau berkata: “Katakan kepada Abu Sa’id ash-Shaffar sang sastrawan:
Kami tak mampu bergeser dari cinta.
Sungguh demi kehidupan cinta
Kamu sekalian telah bergeser, kami tak pernah
Kesibukanmu telah melalaikan kami
Karena persahabatan dengan jalan yang lain
Kamu ucapkan kata perpisahan, namun tidak bagi kami
Siapa tahu,Tuhan Yang mengatur segalanya
Bahkan mempertemukan kami setelah kematian nati
Seperti semula
Tiba-tiba aku terbangun, dan ku kataka kepada Abu Sa’id ash-Shaffar. Ia menjawab, “Setiap hari Jum’at aku ziarah ke kuburnya. Pada Jum’at ini, sungguh (menyesal) aku tidak menziarahinya”
Salah seorang Sufi meriwayatkan:
“Aku bermimpi bertemu Rasulullah saw. sementara di sisinya ada jamaah para fuqara yang mengelilinginya. Pada saat itu, tiba-tiba dua malaikat turun dari langit, salah satu tangan dua malaikat itu memegang bejana tempat air, dan tangan yang lain memegang kendi. Bejana itu di letakkan di depan Rasululllah saw. Lantas Rasulpun mencuci tangannya. Kemudian di putar kepada mereka, sehingga merekapun mencucui tangan mereka. Lalu bejana itu sampai di hadapanku. Salah satu malaikat itu berkata kepada yang satunya: “Hai, jangan kamu tuangkan air itu pada tangannya, sebab orang ini bukan kelompok mereka!”
Lalu aku bertanya kepada Rasulullah saw: “Wahai Rasulullah, bukankah telah di riwayatkan dari engkau, bahwa engkau bersabda: “Seseorang beserta orang yang di cintainya?” Rasul saw. menjawab: “Benar” Aku berkata: “Dan mencintai Anda dan mencintai para fakir itu” Lalu Rasul saw. bersabda: “Tuangkan air itu pada tangannya, sebab ia termasuk kalangan mereka”
Di riwayatkan dari Umar al-Hammal, yang berkata:
“Maaf-maaf” Ia di tanya: “Apa arti doa tersebut?” Ia menjawab: “Pada mulanya, aku seorang pemanol. Suatu hari aku membawa kiriman tepung. Ku letakkan beban itu, untuk istirahat sejenak. Lantas aku mengeluh“ Tuhanku, seandainya Engkau beri aku dua buah potong roti sehari tanpa harus susah payah, rasanya aku sudah cukup dengan dua potong itu.” Tiba-tiba ada dua orang laki-laki sedang bertengkar. Aku maju untuk mendamaikan. Namun salah seorang seorang hendak memukul lawannya dengan suatu benda, mengenai kepalaku. Wajahku berdarah. Pemilik rumah datang, lalu mencekal keduanya.
Ketika melihatku berlumuran darah, aku ikut di seretnya, karena menyangka aku terlibat dalam perkelahian. Akhirnya aku di jebloskan di penjara. Beberapa waktu ketika aku mendekam di penjara, setiap hari aku di kirim dua potong roti. Suatu malam aku bermimpi, ada suara orang berkata kepadaku: “Bukankah kamu telah meminta dua potong roti setiap hari tanpa harus bersusah payah. Sementara kamu tidak pernah minta maaf” Lalu aku bangun, dan ku ucapkan: “Maaf, maaf.” Tiba-tiba pintu penjara di ketuk: “Mana yang namanya Umar si pemanol?” Lantas mereka memberikan jalan keluar bagiku”
Riwayat dari Muhammad al-Kattany:
“Di antara murid kami ada yang terkena penyakit di kedua matanya. Lalu di tanya: “Apakah tidak sebaiknya Anda berobat?” Ia menjawab: “Aku berkeinginan untuk tidak mengobati sampai sehat dengan sendirinya.” Lalu Aku bermimpi, seakan-akan ada suara mengatakan: “Seandainya keinginan seperti itu ada pada semua penghuni neraka, Kami akan mengeluarkan mereka dari neraka”
Riwayat dari al-Junayd yang mengatakan: “Aku bermimpi seakan-akan berbicara kepada banyak orang. Lantas malaikat mengehentikanku, lalu bertanya: “Apa yang paling bisa mendekatkan ahli taqarrub kepada Allah swt.?” Aku menjawab: “Amal yang tersembunyi dengan timbangan yang memadai” Lalu malaikat itu meninggalkan aku seraya berkata: “Kalimat yang tepat, demi Allah” Ada seseorang berkata kepada ‘Ali’ bin Zaid: “Aku bermimpi semalam melihat Anda, seakan-akan Anda adalah ahli surga” Ali menjawab: “Bisa jadi setan mempunyai maksud tertentu. Lantas aku berlindung (pada Allah) dari setan itu. Lalu setan itu melakukan padaku lewat seseorang, seperti apa yang di inginkannya”
Di katakan “Atha as-Sulami di mimpikan, dan di tanya: “Anda ini tergolong orang terundung duka begitu lama,lalu apa yang telah di lakukan Allah swt. kepada Anda?” Ia menjawab : “Demi Allah, ingatlah, kedukaan itu telah di ikuti oleh istirahat yang panjang dan kesenangan abadi” Di tanyakan kepadanya lagi: “Pada derjat mana Anda berada?” Atha’menjawab: “Bersama orang-orang yang di beri nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dan para shiddiqin”
Di katakan: “Al-Auzi di jumpai dalam mimpi, dan berkata: “Aku tidak pernah melihat derajat yang lebih tinggi di sana, di banding derajat para ulama, kemudian baru derajat orang-orang yang selalu di rundung kesusahan”
An-Nabajy berkata: “Ada yang mengatakan dalam mimpiku: “Barang siapa menyerahkan rezekinya kepada Allah swt. akan di tambah kebajikan akhlaknya, dan dirinya di murahkan dalam nafkah, serta sedikit waswasnya dalam shalat”
Zubaidah di mimpikan oleh seseorang dan di tanya: “Apa yang telah Allah swt. lakukan kepadamu?” Ia menjawab: “Allah swt. mengampuniku” Di tanya lagi: “Apakah karena nafkah yang banyak engkau berikan di jalan-jalan menuju Mekkah al-Mukarramah?” Ia menjawab: “tidak!” Soal pahalanya kembali pada pemiliknya. Tetapi Allah mengampuniku karena niatku”
Sufyan ats-Tsaury muncul dalam mimpi dan di tanya:
“Apa yang telah Allah swt. lakukan atas diri Anda?” Sufyan menjawab: “Aku tetapkan salah satu telapak kakiku di atas ash-Shirath dan telapak kaki yang lain di surga”
Ahmad bin Abul Hawary berkisah:
“Aku bermimpi melihat gadis yang begitu cantik, dengan riasan cahaya di wajahnya. Aku berkata kepadanya: “Betapa bersinarnya wajahmu”
Gadis itu bertanya: “Ingatlah semalam ketika Anda menangis?” Aku menjawab: “Ya”
Gadis itu berkata: “Airmata Anda ku bawa dan ku usapkan ke wajahku. Wajahku tiba-tiba jadi seperti ini”
Yazid ar-Raqasy mimpi bertemu Nabi saw. lalu di bacakan suatu ayat. Lantas Nabi saw. bersabada: “Bukankah ini bacaan, lalu mana tangisan?”
Al-Junayd berkata: “Aku semalam bermimpi seakan-akan ada dua malaikat turun dari langit. Salah satu dari mereka bertanya: “Apakah kejujuran itu?” Lalu ku katakan: “Tepat janji”
Yang lain berkata: “Suatu kejujuran lalu naik membumbung”
Bisyr al-Hafi di mimpikan, lalu di tanya: “Apa yang telah di lakukan Allah swt. kepada diri Anda?” Ia menjawab: “Allah mengampuniku" Dan berfirman kepadaku: “Apa Aku tidak malu wahai Bisyr, engkau takut kepada-Ku dengan rasa takut sedemikian rupa?”
Di katakan: “Abu Sulaiman ada-Darany di mimpikan, di tanya: “Apa yag telah di lakukan Allah swt. kepada Anda?”
Abu Sulaiman menjawab: “Dia mengampuniku, dan tiada sesuatu yang lebih menderitakan diriku di banding isyarat-isyarat kaum sufi”
Ali ibnu Muwafiq berkata:
“Suatu hari aku sedang memikirkan mengenai pekerjakan keluargaku dan kemiskinan yang menimpa mereka. Lalu aku bermimpi,ada secarik kertas bertuliskan: “Bismillahirrahmaanirrahiim, Wahai Ibnul Muwafiq, apakah engkau takut kemiskinan sedangkan Aku adalah Tuhanmu?”
Saat menjelang akhir malam ada seorang laki-laki memberiku kantong, di dalamnya ada lima ribu dinar, sembari berkata: “Ambillah ini untukmu, wahai orang yang keyakinannya lemah”
Al-Junayd berkata:
“Aku bermimpi, seakan-akan berada di hadapan Allah swt. kemudian Dia berfirman kepadaku: “Wahai Abul Qasim, dari mana engkau mendapatkan kalam yang engkau ucapkan?” Lalu aku menjawab: “Aku tidak bicara kecuali benar: “Allah swt. berfirman : “Engkau benar”
Abu Bakr al-Kattany berkisah:
“Aku bermimpi bertemu seorang pemuda yang amat tampan. Aku bertanya: “Siapakah Anda?” Ia menjawab: “Takwa!” Aku bertanya lagi: “Di mana Anda menetap?”
Ia menjawab: “Di hati yang susah” Kemudian ia berkelebat pergi menghilang. Aku menoleh, tiba-tiba ada seorang wanita legam yang bengis. Aku bertanya kepadanya: “Siapakah Anda?” Ia menjawab: “Tawa ria!” Aku bertanya: “Di mana tempat tinggalmu?” Di jawabnya: “Di setiap hati yang girang gembira di sertai alpa (pada Allah)” Lalu aku bangun, dan sejak saat itu aku tidak pernah tertawa, kecuali bila sudah tidak tahan lagi”
Abu Abdullah bin Khafif menceritakan:
“Aku bermimpi bertemu Rasulullah saw. yang seakan-akan bersabda kepadaku: “Siapa yang mengenal jalan menuju kepada Allah swt. ia akan menempuhnya. Bila orang itu kembali menjauhi, Allah swt. akan menyiksanya dengan siaksaan yang belum pernah di rasakan oleh siapa pun di alam ini”
Dulaf asy-Syibly di mimpikan, dan di tanya: “Apa yang di lakukan Allah swt. kepada diri Anda?”
Ia menjawab: “Dia mendebatku, sampai aku tidak berdaya. Ketika Dia melihat ketidakberdayaanku, Dia melimpahkan padaku dengan limpahan rahmat-Nya”
Abu Utsman al-Maghriby berkata:
“Aku bermimpi seakan-akan ada orang berkata: “Hai Abu Utsman, Takutlah kamu kepada Allah swt. dalam menempuh kefakiran, walaupun sekedar semut kecil”
Di katakan: “Abu Sa’id al-Kharraz mempunyai seorang anak yang telah meninggal dunia mendahuluinya. Lalu ia bermimpi bertemu dengan anaknya: “Wahai anakku, berwasiatlah kepadaku!” Katanya, “ Ayah”, kata anaknya. “Janganlah bekerjasama dengan Allah swt. dengan sikap penakut!” Abu sa’id meminta: “Anakku, tambahlah wasiatmu,” Anak itu berkata: “Ayah.” Jangan menentang Allah swt, dalam perkara yag menjadi tuntutanmu!” Abu Sa’id masih meminta: “Tambah lagi wahai anakku!” Lalu anak itu berkata: “Jangan engkau pakai jubahmu (sebagai tabir) antara dirimu dengan Allah swt!” Maka sejak saat itu, selama tiga puluh tahun Abu Sa’id tidak pernah memakai jubah”
Di kisahkan: “Di antara salah seorang Sufi berdoa:
“Ya Allah, Aku memohon sesuatu yang tidak membuat-Mu bahaya, dan memberi manfaat kepada kami, Janganlah Engkau larang bagi kami!” Tiba-tiba dalam mimpinya seakan-akan ada suara: “Demi dirimu, sesuatu yang membahayakan dirimu dan tidak memberi manfaat bagimu, tiggalkan!”
Di riwayatkan dari Abul Fadhl al-Asfahany yang berkata:
“Aku mimpi bertemu Rasulullah saw. dan aku berkata:
“ Wahai Rasulullah, mohonkan kepada Allah swt. agar Dia tidak merusak imanku!” Rasulullah saw. bersabda:
“Yang itu adalah sesuatu, di mana Allah swt. benar-benar telah selesai menetapkanya”
📌Narasi admin:
Sebenarnya saya ingin menambahkan pada ujung sabda ini dengan kalimat (tidak bisa di ubah atau di ganggu gugat) namun dengan memberi tanda kurung "(...) " Sebagai tanda tambahan bukan bagian dari sabda yang berfungsi supaya lebih jelas saja, tapi seakan aku mendengar suara yang berkata:
"Kau salah.
Karna walaupun itu telah selesai tapi aku bisa mengubahnya sekehendak ku"
Sementara rosul Saw harus sangat takdim pada Allah dalam perkara ini (benar salahnya hanya Allah yang maha tau, semoga Allah mengampuniku)
Di riwayatkan dari Abu Sa’id al-Kharraz:
“Aku menyaksikan iblis dalam mimpi. Ku ambil tongkatku untuk memukulnya. Lalu di katakan kepadaku: “Iblis tidak lari dari tongkat itu. Yang membuatnya lari bila muncul cahaya yang ada di dalam hati”
Salah seorang Sufi berkata:
“Aku berdoa untuk Rabi’ah al-Adawiyah. Lalu aku bermimpi meliahatnya, dan berkata : “Hadiah-hadiahmu telah sampai kepada kami dalam lapisan-lapisan cahaya, dan terbungkus oleh sapu tangan dari cahaya”
Riwayat dari Sammak bin Harb yang berkata:
“Mataku buta, lalu kau bermimpi, ada orang berkata : “Datanglah ke sungai Euphrat, menyelamlah di sana, dan bukalah kedua matamu!” Lalu kulakukan perintahnya, dan mata ku pun sembuh, aku dapat melihat kembali”
Di kisahkan:
“Bisyr al-Hafi di mimpikan, dan di tanya: “Apa yang telah Allah swt. lakukan kepadamu?” Ia menjawab: “Aku melihat Tuhanku Azza wa Jalla berfirman kepadaku: “Selamat datang wahai Bisyr. Aku benar-benar telah mewafatkanmu pada hari yang Ku pastikan. Dan tidak seorang pun di muka bumi yang lebih ku cintai di banding dirimu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar