Tampilkan postingan dengan label 📒Terjemahan Kitab Fathur Robbani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 📒Terjemahan Kitab Fathur Robbani. Tampilkan semua postingan

Majelis ke 37 "Membesuk Orang Sakit"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke  37 "Membesuk Orang Sakit"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Jum’at pagi tanggal 5 Rajab tahun 545 di Madrasah,




Beliau berkata:


Nabi saw. bersabda :


“Besuklah si sakit dan antarkanlah jenazahnya, karena hal itu suatu jalan mengenang akhirat.”



Tujuan Rasulullah saw. 


sehubungan dengan sabda tersebut adalah agar kamu ingat akhirat, karna saat ini kamu menjauhi peringatan itu, sebaliknya terlalu cinta dunia. Tidak lama lagi di antaramu pasti di uji yaitu pengambilan dunia dari genggamanmu sebagai pengganti keriangan. Wahai orang lalai, ingatlah, kamu bukan di ciptakan untuk dunia, tetapi di ciptakan untuk akhirat. Wahai orang lalai, jika kamu tetap cenderung  dunia, berarti himmahmu hanya menghantar pada syahwat, kelezatan, dan segala dunia terukur menurut uang. Di pihak lain, organ tubuhmu sibuk bermain dengannya. Jika kau di ingatkan akhirat atau mati, & kamu berkata; 


“Ah kuno, terlalu sempit!.” 


maka Tegakkan kepala untuk demikian dan demikian, peringatan mati telah datang, seperti : “pemutihan rambut tetapi kamu tetap ingin mengelak yaitu dengan jalan memotong atau menyemirnya. Jika mati benar-benar datang mana amalmu? 


Jika Malaikat Pencaut Nyawa datang, bagaimana bisa kau menolak? 


Jika sumber penghasilanmu tertutup, bagaimana kau menolak. Tinggalkan kegilaan ini, dunia itu terbangun di atas amal, itu baru benar, jika kamu beramal di sana tentu kelak di beri pahala, tapi jika kamu tidak beramal apa yang bisa di berikan? 


Dunia adalah sebuah gedung tempat meneguk, dan akhirat adalah gedung khusus untuk beristirahat. Orang beriman ketika di dunia giat meneguk tugasnya tentu ia akan leluasa beristirahat di akhirat. Tapi bagimu amat suka beristirahat sekarang, 


mengulur-ulur taubat, 


dari hari ke hari, 


dari bulan ke bulan 


bahkan dari tahun ke tahun, 


sampai habis masa taubatmu, 


dalam waktu dekat tentu saja kau menyesal, bagaimana aku tidak menerima nasihat, bagaimana aku tidak bangun dan membenarkan; maka akupun tidak mengenal kebenaran !.


pelepah atap kehidupanmu pecah. Wahai orang yang terperdaya, kehidupanmu telah tiba, inilah tempat yang kau sukai sekarang hancur, carilah kedamaian akhirat, alihkan pijakanmu ke sana, Apakah pijakan mu? Adalah berupa amal baik, mendahulukan sesuatu keperluan untuk akhirat, sampai dirimu menemukan kala sampai ke sana. Wahai orang yang terperdaya dunia, wahai penyibuk tanpa hasil, wahai orang yang menghasilkan sirr untuk bersibuk jadi pelayan dunia !


Sadarlah, akhirat itu tidak bisa di padukan dunia, karena orang tidak di benarkan melayani dunia, singkirkan ia dari lubuk hati, tentu kau menyaksikan akhirat. Bagaimana agar ia datang tanpa menguasai hatimu, jika ini sempurna kamu dapat panggilan untuk mendekat alloh, ketika itu akhirat jadi sunyi sedang kamu mencari-Nya, maka di sanalah kesempurnan hati yang besih dan kejernihan sirri.



Anak-anak muridku, 


jika hatimu bersih syuhud (menyaksikan alloh) para Malaikat dan orang-orang berilmu tetap berpihak padamu, jika kamu menyaksikan Dia, maka tidak lagi butuh penyaksian dengan kebenarannya untuk dirimu, jika ini sempurna atasmu jadilah gunung tidak di getarkannya, keuntungan tidak di kuranginya, dan pandangan terhadap ciptaan yang ada dalam jiwamu tidak membekas, tidak ada goresan yang sampai menggores hatimu dan kejernihan sirrmu tidak terkotori.



Anak-anak muridku, 


carilah maqam ini, impikanlah, jadikan himmahmu untukNya, tinggalkan mencari dunia, karena hal itu tidak bakal membuat kepuasan kecuali, selain alloh tidak akan pernah memuaskanmu, karena itu rapatkanlah dirimu denganNya, dengan cara itulah kamu bisa memuaskan hati, jika berhasil tentu bisa mencapai kecukupan dunia akhirat. Wahai orang lalai, butuhkan orang yang membutuhkanmu, carilah orang yang mencarimu, cintailah orang yang mencintaimu, sibukkan bersama orang yang bermusytaq kepadamu. Kau dengan firman alloh :


“Dia mencintai mereka dan mereka mencinta-Nya.” (Qs.V:57)


Sesungguhnya kamu di ciptakan hanya untuk menyembah Dia, karena itu jangan mempermainkan. Aku ingin agar kamu menjalin hubungan denganNya, maka kamu jangan bersibuk diri untuk yang lain, jangan mencintaiNya merangkap ciptaan jika kamu mencintai yang lain cintailah atas dasar kasih sayang dan kelembutan, kalau itu yang kamu kehendaki tidak mengapa, tapi jika cintamu berdasarkan dari lubuk hati jangan lakukan karena termasuk cinta sirri, dan yang demikian tidak di perkenankan.



Nabi Adam a.s. kala hatinya hanyut mencintai taman sorga berserta taman keindahannya membawa dampak keterpisahan antara alloh dan surga lalu ia di usir dari surga dengan ujian memakan buah terlarang yang di sukai Hawa, akibatnya ia dan Hawa terpisah dalam waktu yang tidak pendek, yaitu kurang lebih 3000 tahun, ia berada di Sarandib dan Hawa di Jeddah.



Nabi Ya’kub manakala hanyut pandang kepada anaknya “Yusuf” a.s. dan selalu dekat dengannya berakibat membawa perpisahan yang cukup lama. 


Dan Nabi Muhammad saw. ketika pandangannya hanyut kepada Aisyah (dengan berbagai perasaan) berakibat membawa cobaan menimpanya, yaitu tuduhan berbuat zina dari orang-orang munafiq yang dusta, sehingga untuk beberapa hari beliau tidak ingin melihat Aisyah. Oleh karena itu hanyutkanlah pandanganmu untuk alloh semata, bukan yang lain, kamu tak perlu berjinak-jinak untuk yang lain, taruhlah ciptaan ini di luar hati, sedang segala penjuru hati itu sendiri terpenuhi oleh alloh.


Wahai pembuat batil, 


wahai pemalas, 


wahai orang yang enggan menerima ini, 


jika kamu besedia menerima petuah-petuah dariku lalu melaksanakan apa yang daku katakan, maka laksanakanlah sepenuh jiwa, jika kau tidak bisa menundukkan kepongahan jiwa, maka yang ada hanya kebencian dan keharaman. 


Firman alloh :


“Berguna kepadanya apa yang di usahakannya dan yang mencelakakannyapun hasil usahanya pula.” (Qs. II: 286).



“Kalau kamu membuat kebaikan, kebaikan itu untukmu sendiri, dan kalau kamu membuat keburukan, maka keburukan itu untuk dirimu juga.” (Qs.XVII : 7).



Yang demikian ini tentu akan terwujud untuk balasan amal di tempatkan di surga, dan siksa di neraka. 


Nabi saw. bersabda :


“Terimalah makananmu untuk orang-orang yang bertaqwa, dan berikanlah seperca kainmu kepada orang yang beriman.”



Jika kamu menyerahkan makanan kepada orang bertaqwa dan memberikan dunia kepadanya, berarti kamu menjadi teman sejawat dalam penghasilan dunia kepadanya, pahalanya sedikitpun tidak berkurang, karena kau menjadi teman (penolong)nya dalam mencapai tujuan, dan kau juga yang meringankan beban dan mempercepat mencapai garis finis menuju Tuhan. Tapi bila makanmu kau berikan kepada orang munafik yang riya’ lagi maksiat dan keberuntungannya terletak pada perkara dunianya berarti kamu jadi teman sejawat munafik itu, maka apa yang  di kerjakan oleh munafiq itu berarti siksa yang tak terkurangi sedikitpun, karena kamu telah membantu dalam memperlancar kemaksiatan kepada alloh, oleh karenanya keburukan itupun kembali untukmu.



Wahai orang tolol, 


pelajarilah ilmu, karena ibadah tanpa ilmu tidak baik dan yakin tanpa ilmu tidak sempurna, belajarlah dan amalkan niscaya membawa  bahagia dunia akhirat, jika kamu tidak sabar untuk mencapai ilmu dan beramal dengannya, maka bagaimana bisa bahagia, ilmu jika di berikan seluruhnya niscaya menarik sebagiannya.


Ada di katakan kepada ulama : “Bagaimana kamu bisa memperleh ilmu ini? 


Jawab : 


-dengan menggunakan metode burung gagak, jika mencari mangsa berangkat di pagi-pagi benar, 


-dengan kesabaran onta, 


-dengan metode kerakusan babi hutan dan 


-dengan metode kecemburuan anjing,


sedang aku pagi-pagi benar mendatangi ulama seperti burung gagak dalam mencari mangsanya, aku sabar atas beban berat seperti kesabaran onta ketika membawa beban berat, aku lebih rakus mencari ilmu seperti kerakusan babi pada makanan apapun, dan aku lebih menjaga mereka seperti kecemburuan anjing ketika menjaga rumah tuannya sampai ia di beri makan.



Wahai pencari ilmu, 


dengarkan penjelasan sistem mencari ilmu seperti ini, amalkan jika kamu ingin memperoleh ilmu dan beruntung. Ilmu itu lambang hidup, dan bodoh itu lambang mati. Orang berilmu yang beramal lagi ikhlas dalam amalnya dan bersabar dalam masa pencariannya (demi Tuhan) tidaklah tertimpa kematian (berorientasi), karena manakala kematian telah nyata mengembalikan bentuk keberadaan dirinya kepada Tuhan, berati ia kekal hidup bersama-Nya.



Ya alloh berikanlah ilmu kepada kami dan ikhlas dalam mengembannya.



 


Majelis ke 36"Beramal Iklas Karena Alloh"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 36"Beramal Iklas Karena Alloh"



Pengajian Syeikh Abdullah Qodir al-Jilany



Selasa sore tanggal 2 Radjab tahun 545 Hijriyah di Madrasah,




Beliau berkata:


Dunia ini adalah pasar, tapi tak sampai lama, tiada seseorang pun yang tinggal di sana. Kala malam tiba, penghuninya sama pergi. Bermujahadahlah bahwa kamu tidak akan berjual beli di pasar ini kecuali, sesuatu yang bermanfaat di akhirat nanti, karena pencela itu selalu memandangmu. Esakan alloh, ikhlas dalam amal untuk Dia semata. Dia lah pemberi, tetapi kamu amat sedikit memberi walaupun untuk sesamamu.



Anak-anak muridku, 


jadilah orang berakal dan belaku sopan di hadapan alloh atau ciptaan. Kamu jangan aniaya mereka, sedangkan kamu mencuri sesuatu dari mereka, apa yang kau punya.Tiada harta untukmu sampai tanda tangan di terima wakilnya, maka ketika itu kamu baru tahu pemberian sebelum tanda tangan berarti tidak di beri sesuatu yang paling kecil atau yang terbesar kepadamu, kecuali atas ijin alloh, bersama pengesahan dan ilhamnya dalam hati. Jadilah mikir yang menetapkan tampatmu di hadapan Alah, karena rizki itu terbagi menurut pembagian alloh



Dengan muka macam apa kamu akan menjumpai alloh esok, sedangkan ketika di dunia kamu selalu menentangNya sambil berpaling menuju ciptaan untuk menyekutukan, segala kebutuhan kau utarakan kepada sesama dan berpasrah dalam kepentingan mereka, padahal kebutuhan kepada sesama berarti siksaan, tentu amat banyak peminta tapi tiada yang keluar dari mereka (suatu permintaan) kecuali siksa, sedang di antara mereka yang terkecil tanpa merasa benci dalam kebenaran alloh, ketika kamu meminta pasti dirimu sendiri tersiksa berarti ada dalam jalan haram berupa tidak bersedia memberi.



Anak-anak muridku, bagiku, pertama kali dalam menanggapi situasi ini adalah tentang kelemahan ketika mencari sesuatu kepada sesama dan sesuatu yang kau miliki tapi tidak kau ketahui “dari mana”, tidak kau lihat “bagaimana”, Jika kamu mampu memberi tanpa menghendaki sesuatu lakukanlah, kamu ingin menjadi palayan tanpa mencari pelayan lakunlah, setiap orang berbuat untuknya dan bersamanya, maka lihatlah mereka bagaimana keganjilannya di dunia dan akhirat, lihatlah kesufian dan kesiagaan mereka di hadapan alloh



Wahai sahaya 


bila Islam tidak terbersit dalam jiwamu, bagaimana iman bisa tumbuh, jika iman tidak terdapat dalam jiwa, berarti kamu tidak punya keyakinan, jika yakin tidak kamu punyai berarti ma’ruf tidak ada padamu dan itu artinya kau belum mengenal alloh. Nah, inilah derajat dan peringkat yang tumbuh dalam jiwa. Bila Islam bersih, bersih pula penyerahanmu. Jadilah penyerah diri kepada alloh meliputi keberadaanmu beserta memelihara hukum syara’, serahkan jiwamu menurut kewajibannya, perbaguslah adab bersama Dia dan ciptaan alloh kamu jangan aniaya dirimu sendiri atau yang lain karena perbuatan aniaya itu mempergelap hati, mengkelamkan muka serta catatan amal, kamu jangan mengaiaya atau menolong penganiaya. Karena Nabi saw. bersabda :


“Akan ada panggilan di hari kiamat ; di mana penganiaya, di mana pembantu penganiaya, di mana orang yang melihat mereka sedih, di mana orang  yang bertemu mereka sakit? Kumpulkan mereka dan letakkan dalam peti dari neraka.”



Larilah dari ciptaan, berjanjilah jangan menjadi penganiaya atau teraniaya, jika kau mampu lebih baik jadi orang teraniaya dari pada menganiaya karena pertolongan alloh pasti melimpah pada orang teraniaya, apalagi jika tidak terdapat orang yang menolong. Nabi saw. bersabda :


“Jika orang yang teraniaya tidak menjumpai penolong selain alloh, maka sesungguhnya Dia berkata : tentu Aku beri pertolongan padamu kendati telah berlalu.”



Sabar itu, satu jalan untuk memperoleh pertolongan, mengangkat derajat dan memperoleh kemuliaan. Wahai alloh, kami mohon kepadaMu agar bersabar bersamaMu, kami mohon takwa, terbebas dari segala ini dan sibuk bersamaMu, dan agar tersingkap hijab antara kami dan Engkau.


Jadilah perantara antara dirimu dengan alloh, karena berhenti bersama-alloh adah kesibukan. Tiada penguasa, tiada yang kaya tiada yang mulia kecuali alloh.



Wahai munafik, 


sampai kapan kamu beriyah’ dan bermunafiq? Celaka kamu, bagaimana tidak malu kepada alloh dan tidak yakin akan perjumpaan dengan Dia? Waktu ini kamu beramal untuk alloh sedangkan batinmu untuk yang lain, kembalilah, temukan urusanmu dan bersihkan niatmu untuk alloh, tidak akan makan sesuappun atau berjalan satu langkah atau beramal sesuatu kecuali dengan niat bagus.


Kau tahu, ciptaan dan pencipta tidak bisa di satukan, dunia dan akhirat dalam hati tidak bisa di padukan, tidak bisa di lukiskan, tidak bisa di benarkan, tidak datang sesuatu darinya baik ciptaan atau pencipta, baik dunia atau akhirat. Tetapi keberadaan ciptaan sungguh bisa di lukiskan dalam lahir jiwamu, sedang pencipta terlukis melalui batin, dunia di tangan akhirat dalam hatimu, tetapi jika sudah di hati jangan kamu satukan. ngacalah dirimu dan pilihlah untuk alloh, jika kamu berkehendak dunia maka keluarkan akhirat di hati, jika menghendaki akhirat, bebaskan dunia dari hati, jika kamu ingin dekat Tuhan, bebaskan hatimu dari dunia dan akhirat, Selagi di hatimu terpercik sesuatu selain alloh, kamu tidak akan bisa menyaksikan kedekatanmu dengan alloh. Pikirlah, jangan sesekali mendatangi pintu alloh keculai dengan tancapan yang benar, karena setiap pandang pasti menghianatimu.



Anak-anak muridku, rupanya yang kau ketahui cukup mempersibuk diri dari pada yang tidak kamu ketahui, bebaskanlah nafsu dari hatimu tentu kebaikan datang mengitarimu, karena hal itu sebagai kekeruhan yang amat, tapi kala nafsu telah keluar kejernihan pasti datang tanpa membawa keruh, bahkan hal itu membawa perubahan yang esensial. Firman alloh :


“Sesungguhnya alloh tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum, sebelum mereka berusaha merubah keadaan diri mereka sendiri.” (Qs.XIII:11).



Wahai manusia, 


dengarkan ini, wahai mukallaf camkanlah kalam Sal Baari (Dzat Pencipta), ia adalah sebenar-benar perkataan. Cemburukan dirimu untuk alloh terhadap sesuatu yang di benci hingga jalan membentang seperti yang mereka cinta datang untukmu.



Dengarlah kataku, 


terimalah permukaan bumi ini orang berani berbicara di hadapan ummat dalam situasi seperti ini, kecuali aku. Aku membutuhkan perangan mereka, bukan untukku, kendati aku mencari yang lain, tetapi aku tetap membutuhkan mereka. Setiap kalimat yang keluar dariku kepada mereka bukan berarti aku membutuhkannya, sungguh, aku tidak membutuhkan kecuali alloh. Mana sesuatu yang di kehendaki, bukan dunia, bukan akhirat, juga bukan isi kedunya, sedang Dia Maha Mengetahui kebenaranku. Karena Dia Maha tahu kendati yang kasat mata.



Seseorang tidak mencari gambaran alloh, tetapi ia mencari ma’nawinya, yaitu mengesakan, ikhlas dan menyingkirkan kecintaan dunia akhirat dari hati, menjadikan segala sesuatu dalam keterasingan bersama alloh. Jika hal ini sempurna atasmu berarti kamu lebih mencintai, lebih dekat dan lebih meninggikan alloh daripada yang lain.


Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.



 


Majelis ke 35"Menentang Alloh"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 35"Menentang Alloh"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany




Beliau berkata:


Betapa celaka orang yang sombong, ketahuilah penghambaanmu itu tidak membenam dalam bumi tetapi naik ke langit. Firman alloh :


“Kepada alloh naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang baik itu di muliakan oleh Tuhan.” (Qs. 35: ayat 10).



alloh berkuasa atas Arasy dan Dia pemeliharan kekuasaan itu, ilmu alloh mengakar ke segala penjuru yang baru. Dalam Al-Qur’an terdapat tujuh macam ayat yang menjelaskan hal ini, tetapi kesemuanya itu tidak memungkinkan aku untuk menjelaskan karena ketololanmu.


Kamu menakuti aku dengan pandanganmu, tapi aku tidak gentar, kamu hendak memperjinak aku dengan hartamu, aku tidak pernah akan butuh,  bahkan aku semakin takut alloh. Aku mengharap Dia bukan yang lain, aku menyembah di hadapan alloh bukan di hadapan yang lain, rizkiku ada di sisi alloh Setiap hamba membutuhkan alloh, tetapi ia tidak mungkin menundukkan alloh. Tersebut bahwa, ia (Abdul Qadir al Jailani) melalui usahanya telah mengIslamkan orang lebih dari 500 dan mentaubatkan 20.000 orang. Ia berkata:


“Yang demikian ini karena berkah Nabiku Muhammad saw. semata .


“(Dia) Maha Tahu perkara yang tersembunyi dan tidak di terangkan-alloh rahasianya alloh itu kepada siapa juga pun selain kepada utusan yang disukai alloh.” (Qs.LXXII : 26, 27).



Al Ghaib (sesuatu yang tidak kasat mata) berada di sisi alloh maka perdekatlah Dia sampai kamu melihat dan mengetahui apa yang ada di sisi alloh,  Untuk itu, tinggalkan keluarga, harta, desa, isteri, anak dan keluarga mereka dari lubuk hati, tinggalkan semua perkara itu dan ber-sirri-lah di pintu alloh, Jika kamu sampai di pintu alloh, maka tidak akan tersibukkan oleh syahwat atau harta benda, 


kalaupun kamu di hadapkan senampan santapan, tidak melahapnya, 


jika kamu di tempatkan dalam sebuah kamar, tidak menempatinya, 


jika kamu di kawinkan lagi, tidak mau, kamu tidak menerima sesuatupun dari semua itu, sampai kamu menjumpai alloh seperti pertemuan antara kulit dengan bajumu, baju dengan air, seperti debu dengan perjalanan orang, beserta keteracakan rambutnya. Inilah arti : “Tawalli” dengan cipta.



 


Majelis ke 34"Mencegah Dari Perkara Munkar"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 34"Mencegah Dari Perkara Munkar"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany




Beliau berkata:


Orang-orang yang bersibuk diri menghabiskan waktu dan memberi hak permulaannya untuk ciptaan berarti waktunya tersita dan terberi untuk mereka, waktu mereka tersisa oleh Fadl dari alloh dan rahmat alloh dan terberi untuk orang-orang fakir miskin yang terjepit mereka. Mereka melabrak dewan-dewan orang beragamah yang lemah atas keputusannya. Mereka adalah para pemimpin atau penguasa negara, ya, tidak penguasa dunia karena menyita dan tidak memberi.


Pada umumnya orang itu meninggalkan bekas sesuatu yang tampak dan mentauti yang tidak tampak. Mereka mentransfer punya alloh bukan punya ciptaan, organ tubuh mereka bekerja untuk ciptaan dan hati bekerja untuk diri sendiri. Mereka menafkahkan sesuatu untuk alloh bukan untuk hawa nafsu. Tujuan jiwanya bukan untuk puja atau puji. 



Tinggalkan raa berbesar diri di hadapan alloh atau tehadap sesama, karena perbuatan itu termasuk di antara sifat orang sombong adalah mereka orang-orang yang mukanya akan di asah oleh alloh dengan api jahanam.


Termasuk juga dalam jajaran orang yang sombong adalah jika kamu marah kepada alloh. Sama halnya bila kamu mendengar suara adzan, tapi kamu tidak menjawab yakni bersegera melaksanakan shalat, sungguh berarti kamu telah berlaku sombong kepada alloh. Dan bila seseorang berbuat zhalim atas sesamanya berarti ia bersombong di hadapan alloh.



Bertaubatlah, 


murnikan taubatmu sebelum terbinasakan melalui penjelmahan ciptaan-Nya, seperti pembinasaan atas Namrudz dan raja-raja zalim lain. Untuk apa, jika kamu sombong kepada alloh niscaya kau akan di hinakan setelah di muliakan, 


melarat setelah kaya, 


di siksa setelah melalui nikmat, bahkan di perbudak setelah kehidupan ini.



Jadilah orang takwa. 


Syirik itu bisa terjadi karena dua sebab: lahir dan batin.

Syirik lahir seperti menyembah patung atau sejenisnya, 

syirik batin seperti takut pada sesama dan yakin mereka memiliki dlar dan naf’.



Di antara manusia juga terdapat orang yang menguasai harta dunia, tetapi ia tidak mencintainya, ia memiliki tetapi tidak di kuasai, harta menyukai tapi ia tidak mencintai, dunia melayani tapi ia tidak melayaninya, ia bisa menyirnakan dunia tapi ia tidak bisa di hancurkannya. Teramat bagus hatinya kepada alloh, dunia tidak pernah mampu mencelakakannya, ia rela mengeluarkan dunia tetapi dunia tak mampu mengeluarkan dirinya. Karena itu Nabi saw. bersabda :


“Yang paling nikmat untuk harta yang baik itu bila di kuasai orang baik.”


“Tidak ada kebaikan dalam dunia (harta) kecuali bagi orang yang di sebut demikian dan demikian.”



Ketika itu Nabi sambil berisyarah memisahkan dua tangannya dalam keadaan yang riang gembira.


Tinggalkan dunia yang kau kuasai untuk kebaikan dirimu bersama alloh. Keluarkan ia dari hatimu niscaya tidak membahayakan, nikmat dan keindahannya tidak akan mampu menipumu, karena dalam waktu singkat ini seluruhnya akan lenyap menjauh darimu.



Anak-anak muridku 


pandanganmu tidak memuaskan aku, karena kamu sesat. Barang siapa merasa puas atas pandangan sendiri berarti ia sesat, hina dan tergelincir, apabila kau merasa puas atas pandangan sendiri haram hidayah dan keterpelihara bagimu, karna kamu tidak mencarinya dan tidak menetralisir kausalitanya.


Kamu berkata:


“Aku orang yang sudah kenyang mencucup ilmu Ulama.” 



Dan kamu mengaku berilmu, tapi mana amalmu? 


Pengakuan ini tidak berarti, pengakuan itu tidak bisa di pertanggungjawabkan. Orang yang mengaku berilmu hanya menjadi jelas kebersihan pengakuannya bila di sertai 


-amal, 


-ikhlas, 


-sabar ketika di coba tidak bergeming, 


-tidak gelisah atau mengadu kepada sesama ciptaan. 


Kamu buta mengapa mengaku melihat, kamu sulit menerima kefahaman (idiot) mengapa berkata mampu memahami. 


Bertaubatlah dari pengakuan palsu itu kepada alloh bukan yang lain. Palingkan rasamu dari keberadaan ini, carilah sang Pencipta keberadaan ini, kamu bukanlah orang yang mampu memporakpondakan, mempermegah, merusak atau menguasainya, bahkan kamu harus memelihara sikap kekuasaan jiwamu sampai memperoleh ketenteraman dan mengenal Tuhan. 



Carilah kedamaian dunia akhirat, kamu harus memelihara takwa, tajrid, tafrid dari selain Dia, kamu harus menjaga kekosongan jiwa salamanya! Jangan kau tetapkan dirimu dalam sesuatu kecuali yang menjurus pada kata perintah dan larangan, karna jika kamu lakukan berarti dirimu tetap di sana. 



Wahai kaum lelaki, 


wahai kaum wanita, 


amat beruntung di antaramu yang memasang butir-butir mutiara ikhlas dalam jiwa, 


termasuk butir-butir takwa, 


mutiara sabar dan syukur. 


Aku lihat kamu orang-orang yang jatuh!.




 



Majelis ke 33"Memandang Wajah Alloh di hari Kiamat"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 33"Memandang Wajah Alloh di hari Kiamat"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Ahad pagi tanggal 15 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah di Madrosah.




Beliau berkata:


Barang siapa mengetahui orang yang di cintai alloh berarti telah mengetahui orang yang mengenal alloh melalui hatinya yang masuk dalam sirrinya. 



Tuhan kita Azza wa Jalla adalah Dzat yang wujud yang bisa di lihat. Ini sebagaimana di sabdakan oleh Nabi saw. :


“Kamu semua akan bisa melihat Tuhanmu secara jelas seperti kamu melihat matahari dan bulan yang tidak menyakitkan penglihatanmu.”



Hari ini kamu bisa melihat alloh melalui  mata hati dan besok di padang mahsyar dengan mata kepala:


“Tiada yang menyerupai alloh sesuatupun dan dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”



Orang yang di cintai alloh tentu rela atas ketentuan alloh, bukan kepada yang lain, mereka mohon pertolongan dari alloh dan menghilangkan selain alloh, baginya kepahitan menjadi orang fakir sebagai kemanisan, tanpa mengurangi arti rela kepada alloh dan merasa nikmat jika bersama alloh. Letak kaya ada di fikiran, 


nikmat mereka jika sedang sakit, kejinakan berada dalam ketakutannya. Alangkah beruntung wahai orang penyabar, wahai orang rela, wahai orang yang memadamkan hawa nafsunya.



Wahai manusia, 


sertai alloh dan relakan perbuatan perbuatan alloh, 


janganlah merasa pintar atau merasa lebih berakal terhadap orang-orang yang berakal dari padamu. Fiman alloh :


“Dan alloh mengetahui dan kamu tidak mengetahui.” (Qs.II:232).



Berhentilah di hadapan alloh, serahkanlah dan pasrahkanlah prihal akal dan ilmu, karna tentu kamu akan memperoleh ilmu alloh



Dengarlah dan amalkan sesungguhnya aku pemintal perhubunganmu, aku pemintal tali perhubunganmu penuh lembut, sedang pemula keputusannya bukan dari aku, mereka karena kepentingan mereka sendiri. aku tidak mengenal sedih, aku laksana burung di mana saja.



 


Majelis ke 32"Takwa (Melaksanakan PerintahDan Menjauhi Larangan-Nya)"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 32"Takwa (Melaksanakan PerintahDan Menjauhi Larangan-Nya)"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Jum’at pagi tanggal 11 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah, di Madrosah,





Beliau berkata:


Laksanakanlah perintah alloh, rintangilah perbuatan terlarang, bersabarlah dalam menerima ujian dengan memperbanyak amalan sunnah, maka kamu sungguh di sebut orang sadar yang beramal untuk mencari taufiq alloh, rendahkan dirimu di hadapan alloh hingga menempel bagai debu, rintangi maksiat dari jalur lahir dan membenci maksiat melalui jalur batin, genggamlah taufiqnya bencilah maksiat jauhlah karna Nya, bersabarlah atas ketentuan-Nya.



Datanglah di hadapanku dengan akal sehat yang menetapkan jiwa serta niat azimah (prinsip) jauhkan kebimbangan dariku dan baik prasangka denganku, tentu kamu memperoleh kegunaan atas ucapanku maka fahamilah artinya.



Wahai orang yang bimbang terhadapku, setiap apa yang diriku ada di dalamnya akan membuat kejelasanmu di hari-hari mendatang, 



jangan kamu perumpil aku dalam hatimu dengan penahanan dan pengalahan. 



Beban dunia di atas kepalaku dan beban akhirat di dalam hatiku dan beban alloh atas sirriku siapa yang menemaniku. Siapa yang di jadikan baik akan menghadap ku sedang di kepalanya terlintas suara memuji alloh, 



tiada seorangpun butuh pertolongan selain dari alloh, jadilah kau orang berakal, beradab baik di hadapan Ulama, karena mereka pemelihara keutuhan dunia, jika tidak mana mungkin terpelihara riya’mu, munafiqmu dan syirikmu. 


Wahai orang munafiq, 


wahai musuh alloh, 


wahai musuh Rasul, 


wahai pengisi neraka, 


camkanlah!.



Wahai alloh limpahkan taubat untuk aku dan mereka


wahai alloh bangunkan aku dan mereka, 


rahmatilah aku dan mereka, 


hampakan hati kami dan organ tubuh kami untuk-Mu, 


jika terpaksa organ tubuh untuk keperluan keluarga, 


tentang urusan dunia dan jiwa untuk akhirat, 


maka hati dan sirr kupersembahkan untuk-Mu semata, amin.



Celaka, 


kamu telah memperkuat jiwa dengan rasa takut dan mengharap ciptaan, 


hilangkan penguat ini dari mereka dan tegakkan dirimu untuk menjadi pelayan Tuhan,


jadikanlah ketenangan di hadapan alloh melalui zuhud, memutus hubungan syahwat, wanita  dan berbagai sesuatu yang ada di dalamnya, berati ia datang kepadanya tanpa sepengetahuanmu atau tanpa masa pencarian, yang demikian kamu telah berzuhud di hadapan alloh, maka kamu di beri penglihatan dengan mata yang mulia dan memperoleh bagian tanpa terputus. Tetapi selagi kamu masih merasa penat terhadap apa yang ada di sekelilingmu, tetap kamu tidak akan kedatangan sesutu dari yang tidak di duga.


Ada Ulama berkata:


“Selagi di hadapanmu terdapat sesuatu, tentu sesuatu yang ghaib tidak akan datang kepadamu.”



Wahai alloh, 


sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kepenatan kausalitas dan yang membuat kegilaan, hawa mafsu, tabiat buruk dan keburukan meliputi segala kondisi dan sikap.



Wahai Tuhan kami, berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat dan lepaskanlah kami dari siksa neraka.



 


Majelis ke 31"Marah Yang Terpuji Dan Tercela"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 31"Marah Yang Terpuji Dan Tercela"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Pengajian pada Tanggal 12 Jumadil akhir tahun 545 Hijriyah di Madrasah




Beliau berkata:


Marah, jika di landasi karena alloh itu masih terpuji, tapi jika terdorong oleh yang lain, berarti suatu tercela.


Tambahan admin: 

Segala yang baik itu. jika di lakukan karna alloh maka itu terpuji,  tapi jika di lakukan karna selain alloh maka itu tercelah.  Maka lihatlah kedalam dirimu apakah kau melakukanya karna alloh atau bukan,  jika bukan karna alloh maka itu adalah perbuatan tercela sekalipun tampak baik di mata manusia. 


Kembali ke fathur robbani: 

orang beriman jika bersih itu karena alloh semata, jadi bukan karena diri sendiri, juga bersih dalam berkemauan untuk menolong Agama yang ada di dalam dirinya, bukan untuk menolong diri sendiri, ia akan mudah geram jika hukum-hukum alloh di potong atau di hilangkan, seperti kegeraman singa kala menerkam buruannya & pasti alloh murka karena kemarahannya itu, dan Dia akan rido karena ridonya, janganlah kau lahirkan kejengkelanmu kepada alloh, kendati konpensasinya untuk dirimu sendiri, karena perbuatan itu bisa membentuk sikap munafik, paling tidak serupa dengan sifat itu, karena alloh punya persifatan lain dari yang lain (bukan seperti persifatan manusia) yang bisa berubah atau surut.


Bila kau sedang menekuni sesuatu perbuatan, singkirkan hawa nafsu, setan darinya, dan kau jangan berniat berbuat sesuatu kecuali karena alloh serta untuk mengikuti perintah perintah alloh janganlah kau lakukan sesuatu perbuatan kecuali ada perintah resmi yang bersumber dari alloh, baik dengan pelantara syara’ atau melalui ilmu alloh yang masuk di hati bersama penetapan syara’.



Berzuhudlah untuk dirimu juga terhadap ciptaan lain termasuk dunia yang mengitari ini, cintailah. bersama sama allohlah atau jangan bergeser dari apapun setelah kejernihan jiwamu kecuali bersama alloh. usahakan bersama orang orang shalih, 


tentu kau bisa beradab sambil mendalami peradaban mereka dan berpandang dengan pandangan mereka, dalam ikatan besar kau melihat alloh (syuhudul qasro fil wahda) dan setelah itu baru melihat dengan alloh (syuhudul wahda fil qasro)


perbuatan dalam penciptaan amat suci seperti dirimu tak di perkenankan masuk di kerajaan alloh karena membawa benda najis, lahirmu tidak bisa masuk dalam kekuasaan Maha raja yaitu alloh, bersama benda-benda najis yang tersimpan dalam batinmu, kau laksana himmah yang di penuhi kotoran minyak. jika amal bisa kau dapat sampai terenung dalam jiwa yang bersih, dan pada gilirannya memasukkan dirimu dalam kerajaan-Nya.



Dalam hatimu hanya terdapat 


-kelancangan,


-rasa takut pada sesama,


-berlembut bersama mereka, 


-cinta dunia dan 


-apapun yang ada di sana termasuk pengotor hati,


-tiada kata bagimu walaupun sampai hati mati dan menghantar dirimu pada pintu kebenaran hidup di mana kiblatmu terhadap sesama makhluk tidak di perdulikan,


-selama keberadaanmu untuk mereka padahal kau mengetahui mereka maka tanganmu tidak memanjang kepada mereka, sehingga mereka menerimamu,


-tiada kata hingga keberadaanmu tersibuk oleh mereka dan pada orang-orang yang menerimamu, juga yang mentaati, mencegah memuji dan mencela mereka,



jika taubat sudah bersih, imanpun menjadi bersih.


menurut ahlus sunnah menambahkan bahwa:


“Iman itu bertambah dan berkurang, bertambah karena ketaatan dan berkurang karena maksiat"



Nah, demikian hak kewajiban manusia yang harus di perhatikan. Adapun orang-orang khusus (al-Khawash), maka iman mereka terus bertambah karena lenyapnya ciptaan dari hati mereka, dan berkurang oleh masuknya ciptaan dari hati mereka.



Bertambah karena ketenteraman mereka bersama alloh dan berkurang karena ketenangan mereka bersama selain alloh,

mereka bertwakkal kepada alloh 

Bertaqwa kepada alloh 

mereka menyeru dari alloh 

mereka takut kepada alloh 

mereka kembali bertauhid dan bergantung kepada alloh


maka mereka tidak syirik, dan tauhid mereka terletak dalam hati dan perhubungan mereka antar sesama terletak pada lahirinya saja, jika mereka di sakiti maka mereka tidak membalas. 


Firman alloh :


“Dan apabila orang-orang bodoh menghadapkan perkataan kepadanya, dijawabnya : Selamat!”. (Qs. XXV:63).



Peliharalah As-Sumtu (sifat memperbanyak diam) dan hilm (sabar) dari orang-orang yang menyakiti, jika mereka membuat dosa besar yaitu bermaksiat kepada alloh baru kau tidak boleh berdiam diri karena hal itu jelas haram,


di saat itu bicara mengingatkan mereka termasuk ibadah 


sedangkan berdiam diri termasuk maksiat jika kau mampu menegakkan al-Ma’ruf nahi munkar, itu merupakan pintu yang baik yang telah di buka di hadapanmu maka segera masukilah!.




nabi Isa a.s bila dia makan maka dia memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di padang, sedang minumnya dari belik (sumber air), duduknya di ngarai ngarai atau bekas reruntuhan, jika tidur berbantal hasta, orang beriman alangkah baiknya bila mengikuti ini, kendati ia punya harta tapi hanya terpakaikan untuk lahiria saja dan menetapkan jiwa serta hati bersama alloh. pijakan pertama tetap tidak berubah karena zuhud bila telah menetap dalam hati ia tidak akan tergeser oleh pendatang seperti hal hal keduniaan atau kemahlukan nyata ataupun ghaib, orang beriman kalaupun mencintai dunia atau isinya maka keinginan atau kelezatannya tidak menjadi percikan yang merepotkan dirinya baik siang atau malam, 


tidak menyembah alloh atau berzikir kepada alloh, tidak mentaati alloh kalau jiwanya masih menyimpan aib dalam penglihatan alloh, maka ia bertaubat dan menyesali segala perbuatannya, itu sesuatu yang terikat darinya meliputi hari-hari yang sunyi, pandanganya mencela dunia melalui jalur Kitab, sunnah dan guru-guru yang alim, lalu sikap zuhud datang di sana, & jika dia melihat sesuatu aib, maka ia melihat pula aib yang lain kemudian ia sadari bahwa hal itu hanya kebinasaan saja, usianya memanajang sampai dekat, nikmatnya hilang, kebaikannya tergeser, perangainya jahat, tenaganya pembantai, bicaranya berbisa, ia berdiri tiada tempat kembali untuknya, juga permulaan dan masanya di sana seperti bangunan di atas air, dengan demikian ketetapan dalam hatipun tidak bisa di jadikan pedoman, dan baginya tidak punya kediaman tetap. Kemudain ia menekan derajat yang rendah dan memperkokoh tempatnya, maka ia mengenal alloh.


karena itu jangan harap akhirat sebagai ketetapan hati & tujuan akhir sebaliknya ambillah kedekatan dengan Tuhan di dunia dan akhirat, untuk sirr dan hati dibangunkan kediaman di sana. Ketika itu imarah (keramaian) dunia tidak membawa madorat baginya walau seribu rumah di bangun untuknya karena ia di bangun untuk yang lain bukan untuk Dia, di sana karena ia mengikuti perintah-perintah alloh, menerima ketentuan dan keputusan alloh ia berdiri siaga melayani ciptaan atau menyambung tali kebaikan dengan mereka, menghubungkan bederang dengan gulita, baik perihal makanan atau roti, ia tidak makan biji-bijian itu sebagai makanan yang di perbantahkan, di sana tidak mendapat persekutuan selainnya, maka ia menjadi makanan yang di santapnya dan berpuasa di samping makanan selainnya, 



orang zuhud yang berpuasa dan orang arif yang berpuasa selain yang di ketahui, berarti mereka pelapar selain dari penghasilan yang halal, mereka berpenyakit karena ciptaan, obatnya adalah kedekatan dengan alloh, orang zuhud berpuasa di siang hari dan orang arif berpuasa di siang dan malam hari, ia berpuasa tidak mengenal buka sampai Asma Tuhan tetap di hati, orang arif berpuasa setahun penuh, selama itu ia puasa dengan hatinya dan terpelihara sirrnya, sungguh ia amat sadar bahwa obat mujarab baginya adalah berjumpa alloh dan dekat dengan alloh.



Anak-anak muridku, jika ingin bahagia, keluarkan ciptaan dan kemahlukan dari hatimu, jangan takut pada mereka dan jangan mengharap mereka, jangan bersama sama dengan mereka atau diam bersama mereka, bergegaslah lari menjauh darinya bencilah mereka seakan-akan bongkahan bangkai jika kamu bersih dalam hal ini tentu ketenteramanpun bersih di saat mengenang alloh dan gelisah ketika mengenang yang lain.



 


Majelis ke 30 "Mengenal alloh Atas Nikmat-Nya"

📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 30 "Mengenal alloh Atas Nikmat-Nya"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Pagi tanggal 16 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah di Madrosah,



Beliau berkata:


amat beruntung orang yang mengenal alloh atas kenikmatan-Nya dan menyandarkan segala permasalahannya kepada-Nya, menelanjangi jiwanya dari sebab akibat, dan kekuatannya, orang berakal adalah orang yang tidak memperhitungkan amalnya untuk alloh, tidak mencari pahala atas segala perbuatan baiknya.



Celaka kau, 


kau sembah alloh tanpa dasar ilmu, 


berzuhud tanpa ilmu, 


mengabil dunia tanpa ilmu, 


itulah penutup di atas penutup, 


kau tidak memilih yang baik dari yang buruk, 


kau tidak bedakan antara apa yang wajib dan apa yang tidak wajib bagimmu,


kau tidak mengenal teman dan musuhmu,


setiap hal ini hanya terjadi karena kedunguanmu atas hukum-hukum alloh dan peninggalanmu untuk melayani para guru yaitu guru amal dan guru ilmu yang bisa menunjukkanmu pada jalan alloh,


Seharusnya ucapan itu untuk yang pertama, sedang amal yang kedua, dan dengan mengamalkannya kamu bisa sampai kepada alloh, 

tiada sesuatu penyambung kecuali di sertai ilmu zuhud di dunia dan berpaling dengan hati, orang berzuhud itu rela melepas dunia dari cengkeramannya, & zuhud yang benar itu mengusir rasa cinta dunia dari hati, berzuhudlah di dunia dengan mengikuti hati mereka maka jadilah zuhud itu setingkat dengan mereka, pergaulilah mereka lahir dan batin, karena api tabiat mereka telah padam, hawa nafsu mereka terkendali dan keburukannya menjadi baik.



Anak-anak muridku, 


bila zuhudmu di dunia telah sempurna, maka zuhudlah dalam ikhtiar dan ciptaan, kamu tak perlu takut atau mengharap mereka segala sesuatu yang memerintah nafsu jangan kau terima kecuali setelah datang perintah alloh. Adapun yang biasa terjadi padamu dari sudut hati itu melalui ilham atau tidur sambil sinis menjauh dari semua ciptaan, walaupun organ tubuh tenteram tidak ada ibarat yang membuat madorat bagimu ibarat (pengajaran) itu hanya terjadi di sertai ketenangan hati, ia adalah perkara besar yang tidak menenteramkan dirimu sampai hawa nafsu, tabiat setan dan apapun selain alloh menjadi hilang bagimu, ketika itu kau baru hidup berdekatan dengan alloh, mati lalu bangkit, lalu saat di kehendaki kamu di bangkitkan kepada alloh. 



pengembalian menjadi makhluk ketika itu tidak di ketahui sejauh mana perbaikan mereka dan pengembalian mereka menuju pintu alloh, engkau datang dari dunia dan akhirat bermil-mil semata untuk memperoleh bagian dunia dan akhirat. kau di beri kekuatan lagi karena kekerasan manusia, lalu kamu di kembalikan kepada mereka (dari sesat) mereka dan menetapkan perintah kewajiban alloh jika hal itu tidak di kehendaki, maka pendekatan alloh bagimu dan kebebasanmu dari selain alloh, tiada di amanatkan untuk ciptaan setelah mencapai Al-Haq (Dzat pengada keberadaan ini) Dia Maha ada sebelum dunia ini, pengada segala sesuatu yang konstan setelah keberadaan ini, ketahuilah dosa dosamu itu laksana hujan maka siapkan taubat untuk setiap tetesannya.



Celaka, 


kau pembenci,


kau pemuja nafsu “libido” 


kau penggemar wanita, 


kau penghormat semua itu, 


lihatlah isi alam kubur, 


bicaralah pada penghuni penghuninya dengan lisan iman, niscaya mereka menyampaikan berita tentang situasi yang melingkupinya.



Wahai manusia, 


perbaguslah persahabatanmu bersama alloh, 


takutlah kepada alloh, 


beramalloh dengan hukum hukum alloh karena alloh membebanimu berupa amalan-amalan berdasarkan hukum itu,


beramalloh dengan hukum itu,


penuhilah hak ketuhan alloh, 


jika kau beramal menggunakan hukum itu berarti kau telah menunaikan amal dengan usahamu, bahkan kau termasuk mendorong orang lain untuk mengamalkanya & dampak ilmu yang kau punya itupun membawa manfaat atas ilmu yang belum pernah kau pelajari (mungkin yg di maksud ilmu laduni). karena ketika itu keberadaanmu bersama ilmu alloh dan bersama manusia dengan hukum hukum alloh, jika demikian, kamu tercatat sebagai orang pertama yang mengetahui yanh bersumber dari ilmu alloh dan sedang menuju ke pencarian ke dua. Bila kenyataan penjejakan dalam hal pertama berhasil maka suatu saat yang keduapun kau dapatkan berupa orang yang kau jumpai, Tapi, bagaimana engkau bisa bertemu wali jika lakumu tetap seperti itu surutlah ke belakang dan terapkanlah akal, terapkanlah pendapat ilmu, baru amal di lanjutkan ikhlas. 


Sabda Nabi saw:


“Bertaqqarublah. Baru setelah itu baru ber-uzlah.”



Orang beriman itu, orang yang belajar sesuatu yang di wajibkan atas dirinya, kemudian mengisolir dirinya dari manusia bersunyi-sunyi diri untuk beribadah kepada alloh, dia mengenal ciptaan cukup sebagian di antara mereka, dan mengenal alloh lalu mencitai, mencari dan melayani alloh, ia juga tahu bahwa dlar, naf’, baik atau buruk itu bukan di tangan mereka, bahkan hal itu justru berlaku untuk mereka datang dari alloh, maka bisa di lihat bahwa orang yang termasuk golongan mereka itu lebih baik dari pada yang lekat dunia untuk kembali kepada alloh dengan meninggal furu’nya, di ketahui pula bahwa furu’ itu cukup banyak, sedang sumbernya hanya satu, karena itu tetapkanlah kau selalu bersama alloh. 



Lihatlah kaca berfikir, maka bisa kau lihat bahwa berhenti pada satu pintu itu lebih baik dari pada berhenti pada pintu-pintu yang beraneka ragam, Karena itu berhentilah pada alloh, bersandarlah pada alloh karna orang beriman yang yakin ikhlas dan berakal sebenarnya telah di beri kejernihan berakal, oleh sebab itu dia menjauh dari keramaian manusia, dan mengkesampingkan para mahluk.



 Ya alloh jadikanlah kami hanya menghamba padamu dan ber-zuhud terhadap segala sesuatu selainmu. 


Majelis ke 29 Jangan menyanjung orang kaya karena kekayaannya

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

Majelis ke  29



Jangan menyanjung orang kaya karena kekayaannya



Tanggal 11 Jumadil Akhir 545 Hijriyah di Madrasah,



Beliau berkata Hadis Nabi saw :


“Barang siapa menjunjung (menyanjung) orang kaya karena terdorong ingin memperoleh apa yang ada padanya, maka hilanglah sepertiga agamanya.”


Dengarlah, wahai orang munafiq, demikian akibat perendahan diri di hadapan orang kaya, maka bagaimana hasil shalat, puasa dan haji orang yang berbuat seperti ini, bahkan mereka menerima cerca mereka. Wahai pemusyrik alloh, tidakkah kau terima berita alloh dan rasul-Nya; Islamlah, taubatlah dan ikhlaslah dalam bertaubat hingga imanmu kembali dan keyakinanmu terjunjung, tauhidmu tumbuh maka cabang-cabangnya pun naik ke arasy.


Anak-anak muridku, bila kau pelihara iman, kau tumbuhkan (persubur) batangnya tentu diperkaya alloh untuk dirimu sendiri dari segala ciptaan alloh menghias jiwa, hati dan sirrimu lalu menempatkanmu pada pintu-Nya, memperkaya pikirmu dengan ingat dekat dan berjinak bersama-Nya; ketika itu kamu tidak peduli lagi terhadap orang yang bersimbah dunia atau tersibukkan olehnya; juga tidak memperdulikan orang-orang yang haus menguasai dunia.


Wahai orang yang mengaku berilmu, sedang ia giat mencari dunia tanpa perduli dengan atau jatuh untuk mereka, sungguh kamu disesatkan alloh karena ilmu itu; lenyaplah keberkahan ilmumu; lenyap akalmu tinggal kulut saja. Dan kamu, wahai pengaku ahli ibadah, sedang hatimu giat menyembah ciptaan, takut mereka dan mengharap mereka; secara lahiria kamu memang penyembah alloh, tapi batinmu menyembah ciptaan; setiap apa yang kau cari atau yang kau tuju semata dari mereka termasuk butiran butiran mutiara, uang dan dunia; kau mengharap pujian mereka tapi takut cela dan pemalingan mereka, rupanya kau takut jika subsidi dari mereka tertutup, karena itu mereka selalu kau harapkan; bahkan kau tak malu-malu bicara lembut di hadapan mereka.


Celaka kamu; menurut pengamatanku kau termasuk pemusyrik, munafik bahkan zindik. Sungguh celaka; kau lakukan shalat, mulutmu mengucapkan  Takbir (allohu Akbar), tapi ucapan itu kau dustai sendiri;sebenarnya kedudukan ciptaan di hatimu itu lebih besar daripada alloh; bertaubatlah kepada alloh; kau jangan beramal baik kecuali untuk-Nya; jangan peruntukkan dunia atau akhirat; jadilah seperti orang yang berhasrat kepada alloh semata; berikan hak Ketuhanan-Nya – harus kau sembah – janganlah beramal untuk mencari pujian; karena diberi atau dicegah; sadarlah rizkimu itu tidak bertambah juga tidak berkurang; sesuatu yang telah diputus untukmu – kebaikan atau keburukan – pasti datang; persempitlah rakusmu dan jadikanlah mati sebagai rujukan penglihatanmu; niscaya beruntung jika bersedia menerapkan syarat dalam segala aktivitas.


Wahai manusia, bukankah syara’ sudah ditetapkan untukmu, dan kau tetapkan pada sikap lahiria dan batinia, lalu kau jual nafsu, dan kau perdayakan kebesaran alloh, suatu saat sikssa dan belenggu jiwa tentu tersembul darimu; segala sifatmu niscaya diperlihatkan semua lalu mencengkram dan menyerangmu, berakhir dengan kematian yang pedih, di sana (kubur); dirimu  di persempit dan disiksa oleh-Nya sampai kiamat sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung; di sana kau di perhitungkan meliputi segala aktivitas hidup; kamu di minta untuk mempertanggung jawabkan  berbagai masalah besar atau kecil; jika demikian gambarmu, maka tak jauh berbeda dengan patung yang tak bernyawa, kulit kering mengisut tidak berarti yang sama artinya tidak berkekuatan lagi; di saat itu tiada balasan terbaik untukmu kecuali neraka; karena ibadahmu di dunia tidak ikhlas, maka tiada balasan baik kecuali luapan api neraka.


Kembalilah kepada alloh dengan memperbarui Islammu. taubat yang baik serta ikhlas di dunia sebelum mati menjemputmu; sebab, jika satu perkara itu sudah tertutup pintunya berati kau tidak bisa bertaubat lagi; kembalilah kepada alloh dengan kelurusan hati sehingga pintu keutamaan tidak tertutup untukmu.


Celaka, mengapa kau tidak malu kepada Tuhan, dan kau jadikan kepinga-kepingan uang sebagai Tuhan, hari-harimu sebagai tujuan akhir dan kau lupakan Tuhanmu secara umum. Dalam waktu dekat niscaya kau melihat hasil perbuatanmu.


Serahkan kedai-kedai, hartamu untuk membantu keluarga, untuk kasab mereka berdasarkan syara’ sedang hatimu tetap tawakal kepada alloh, carilah rizkimu dan rizki mereka dari alloh, bukan dari harta atau kedaimu dan perputaran rizkimu dan rizki mereka.


Jadikanlah fadilah dan kejiwaan bersama-Nya, niscaya kau terkayakan dari keluargamu dan Dia memperkaya mereka dengan sesuatu yang di kehendaki; di katakan pada hatimu ini untuk dirimu dan ini untuk keluargamu; tapi bagaimana kamu bisa memperoleh perkara ini sedang selama perjalanan hidupmu bercabang-cabang, tertutup lagi menjauh dari-Nya; janganlah kau berkenyang diri dengan dunia dan isinya; tutuplah pintu hatimu rapat-rapat; putuskanlah segala keberadaan yang hendak memasukinya; lalu terapkan di dalamnya kenangan untuk alloh; taubatlah sebenar-benarnya; menyesalloh atas laku dan adabmu yang buruk sepenuh penyesalan; orang beriman yang yakin dengan perselisihan dunia dan akhirat tidaklah menjadi bakhil.


Nabi Isa a.s.; berkata kepada iblis : “Siapakah di antara sekian banyak manusia yang kau sukai?” Jawab Iblis : “Orang beriman yang bakhil.” Kata Nabi Isa a.s.; : “Siapa pula di antara mereka yang kau benci?” Jawab iblis : “Orang fasiq yang mulia.” Kata Nabi Isa a.s. kepada iblis : “Mengapa demikian?” Jawab Iblis : “Karena aku amat mengharap orang beriman yang bakhil akan menerapkan bakhilnya dalam laku maksiat; dan aku takut si fasiq yang mulia jika sampai terhapus sifat buruknya oleh sifat mulianya.


Wahai orang kafir di mana orang-orang bertaubat yang menekuni taubatnya; mana orang yang malu dan takut kepada Tuhan dalam segala aktivitasnya; wahai penyembah harta di manakah orang yang membersihkan diri dari perkara haram – baik waktu sunyi atau terangnya; di manakah orang yang mendahulukan sikap malu hati dan memutarnya? Sabda Nabi saw. : “Sesungguhnya kedua mata tentu diperhias, sedang penghiasnya adalah melihat hal-hal yang haram.”  Berapa kali kau perzinakan matamu dengan memandang perkara haram – seperti wanita dan lainnya. Padahal alloh telah berfirman :


“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman supaya mereka menahan sebagian penglihatan mereka.” (Qs. 24: 30).


Anak-anak muridku, selagi dalam hatimu terbersit rasa cinta dunia, kamu tak bisa melihat sesuatu pun ikhwal orang-orang shalih; selagi kau dusta tidak mungkin mata hatimu terbuka; tiada kata yang mengantarmu hingga berzuhud dari ciptaan; jadilah mujtahid; persibuk dirimu dengan disiplin taubat; kembalikan segala kebutuhanmu kepada-Nya; sesungguhnya Dia itu lebih utama daripada yang lain; peliharalah hukum-hukum syara’-Nya; biasakan bertaqwa kepada-Nya dan tinggalkan dunia serta akhirat; karena kedua masalah yang ada itu akan terus mendatangimu sampai tak ada masalah yang ada itu sesuatu selain alloh

itu bisa menjernihkan hati dari berbagai keruhnya; Jika kamu tidak segera menunjukkan hati kepada-Nya, maka sesungguhnya kamu seperti hewan – tak berakal.


Wahai orang bodoh rizkimu tidak dimakan alloh selain kamu sendiri yang memakanya, tempatmu di surga dan neraka – tidak di tempat alloh selain kamu sendiri yang menempatinya. tapi sungguh kamu dikendalikan pelupa dan didikte nafsu. setiap kali hikmah kau pasang dalam bentuk makanan, minuman, kawin, tidur dan tesalurnya sasaran ekonomi, tujuan cenderung kepada orang-orang kafir dan munafik, setelah kau peroleh kepuasan barang halal atau haram, masih di ragukan apakah dalam hatimu terbersit rasa agama atau tidak.


Wahai para miskin, tangisilah jiwamu; jika anakmu mati di hari kiamat akan bangkit untukmu, tetapi kalau agamamu padam kau tak perduli dan kau tidak menangisinya; maka para Malaikatlah yang mewakilimu sama menangisi dirimu karena menyesal melihat kerendahan semangat agamamu. Kamu ternyata tak berakal; seandainya akau berakal tentu akan menangisi kelenyapan agama bersama sumber-sumber kekayaan, sedang kau tidak kena coba; inilah akal dan kemalu-maluan; keduanya itulah sumber kekayaan yang benar; ilmu tidak berguna dan akal tidak bermanfaat untuknya; hidup tidak berfaedah; rumah tak terhuni; harta benda tak diketahui dan makanan tak termakan bila kau tak mengetahui sesuatu yang ada pada diri sendiri sungguh aku mengetahui; aku bersama pengacara syara’, yang dengannya menjadi hakim lahiri, dan pengacara ilmu alloh yang ia sebagai ilmu batin; bangunlah dari ketertiduran pelupa; basuhlah wajahmu dengan air pembangun, lalu lihatlah, apakah kamu Muslim atau kafir, beriman atau munafik, bertauhid atau pemusyrik, periya’ atau pemukhlis, penyama atau pembeda, rido atau benci; alloh tidak akan ambil peduli dirimu atas kerelaan atau kebencian itu; karena keduanya itu sendiri berada di antara dlar dan naf’ (sengsara atau manfaat) sama-sama kembali untuk dirimu sendiri. Mahasuci Dzat yang Mulia; yang Halim; yang Utama; segala keberadaan bagaimana pun juga berada di bawah kelembutan-Nya; seandainya Dia tidak berlembut kepada kita, niscaya kita terlantar binasa.


Anak-anak muridku, kau berharap kepada alloh melalui ibadah, tetapi kau iringai syahwat, riya’ dan munafiq, bahan kamu benci mencari kemuliaan-Nya; engkau perumpil orang-orang shalih beserta kerusakanmu; apa yang kau andalkan, padahal dzikir mereka punya; pengajak untuk mengikuti pengetahuan mereka juga mereka punya; wahai pelari dari Tuhan; wahai manusia sesat; wahai penjauh dari lingkungan orang shalih! Celaka kamu, mana sesuatu yang kau perhatikan; mana sesuatu yang mampu merangsangmu untuk berakal; pada siapa kau mengadu; pada siapa kau minta tolong; bersama siapa kau hanyut; kala kau tertimpa derita dengan siapa kau berteguh hati?; ceritakan padaku, karena aku sudah tahu kedustaan dan munafiqmu; kau dan manusia lainnya bagiku laksana kepinding; jika di antaramu terdapat orang-orang yang benar, aku tetap mengetahui dan aku juga yang sanggup menjadi pelayannya; kalaupun ia hendak membawaku ke pasar, lalu menjual kau atau menjadikan daku sebagai tanggungan hutang, silahkan; Jika ia hendak mengambil busanaku atau apa saja yang aku miliki, atau ia hendak memerintah aku hingga aku jadi peminta, silahkan; tapi nyatanya kamu tak punya kebenaran tahid atau iman yang menunjang tujuan itu; mana kau punya amal; kau tak berbeda seperti kayu bakar yang tidak pantas kecuali untuk dijadikan santapan api.


Manusia itu sama, suka menjadikan tujuan pertama untuk dunia; bebaskanlah hatimu dari apa pun dan tempatkan di sana satu masalah yang tidak berbentuk seperti keberadaan ini; bersihkanlah ibadah dari riya; nifaq dan sum’ah; luruskanlah ibadah hanya untuk Tuhan semata; tapi ternyata kau masih suka menyembah ciptaan, pembawa riya’, hawa nafsu dan pujian; tiada di antaramu yang benar mampu beribadah kecuali yang dikehendaki alloh; tapi sebagian besar di antara mereka suka menyembah dunia, dan takut jika sampai lenyap; inilah penyembah surga yang mengharap memperoleh kenikmatannya dan tidak mengharap Penciptanya; dan inilah penyembah neraka yang takut darinya tapi tidak takut Penciptanya : siapakah sebenarnya manusia; apakah sebenarnya surga itu; apakah sebenarnya neraka dan apa pula sebenarnya selain-Nya itu?


Firman alloh :


“Dan mereka hanya diperintahkan supaya menyembah alloh dengan tulus ikhlas beragama untuk alloh semata-mata.” (Qs.VIIIC :5)


Orang-orang arif lagi beriman tentu sama menghamba pada alloh bukan yang lain; berikanlah hak penuhanan dan penyembahan sebagaimana mestinya; sembahlah dia dengan mengikuti segala perintah-Nya, cintailah tapi tidak menurut arti lain dan tinggalkan apapun selain Dia; rupanya kau berupa patung-patung tak bernyawa; kau seperti bangunan-bangunan sedang orang lain isinya; kamu tampak sedang mereka sirrmu yang itu merupakan kesalahan bagimu. orang shalih adalah para pejuang Nabi; adalah penguat tangan kanan atau kirinya; muka atau belakang, sisa makanan para Nabi itu hanya terlimpah untuk mereka; mereka beramal menurut ilmu mereka, maka praktis mereka sebagai pewarisnya.


Sabda Nabi saw. :


“Ulama adalah pewaris nabi-nabi.”


Kala mereka beramal berdasar ilmu mereka, maka menjadi pengganti Nabi-Nabi, sekaligus mewarisi kenabian mereka.


Janganlah kau datang hanya untuk membawa sepucuk ilmu lalu merasa cukup; yang demikian tak berbeda seperti dakwah yang tidak di sertai niat, tentu tidak bermanfaat; halnya ilmu tidak bermanfaat tanpa di sertai amal. Nabi Muhammad saw. bersabda :


“Ilmu itu hanya terpanggil dengan amal, kalau sesuai ia bersambut (dan tidak pergi kembali), kalau tidak ia berpisah (atau pergi darimu).”


Artinya berpindah barokahnya sedang pemelajarannya tetap; kulitnya tetap tapi akalnya lenyap.


Wahai para penjual amal dengan ilmu, di antaramu terdapat orang yang pandai berpantun di sertai ibarat-ibarat dan kebenaran-kebenaran meliputi Balaghohnya, namun ia tidak beramal bahkan tak punya rasa ikhlas; seandainya kau mau melatih hati; niscaya terlatih pula organ tubuhmu, karena hati itu sentral organ tubuh yang ada; karena itu jika kau melatihnya tentu kerucuknya terlatih pula.


Ilmu itu di umpamakan kulit dan amal sebagai kerangka; hanyalah kulit itu bisa terpelihara jika kerangkanya juga terpelihara; hanyalah melalui penjagaan kerangka jika mengharap pelumas keluar darinya; maka bila tidak ada kerangka dalam kulit itu apa yang akan kau perbuat untuknya; jika kerangka itu tidak berminyak lalu apa yang akan kau perbuat untuknya; ilmu telah lenyap, karena bila amal tidak ada, maka ilmu pun pergi dengan sendirinya; mana mungkin bermanfaat bagimu atau pemeliharaan itu sedang pelajaranmu tidak kau sertai amal; wahai orang berilmu, jika ku ingin baik di dunia dan akhirat amalkanlah ilmumu, ajarilah manusia; wahai orang kaya, jika kau ingin baik di dunia dan akhirat, peringanlah beban orang-orang fakir. Nabi saw. bersabda :


“Manusia itu adalah keluarga Alah dan manusia yang paling dicintai alloh Adalah mereka yang mau menafkahkan (hartanya) untuk keperluan keluarga.”


Bahwa Ibrahim a.s.; bila mengetahui orang kafir yang sedikit sabarnya, beliau segera berkata : “ Wahai alloh, lapangkanlah pada diri kami di dunia dan zuhud kami di dalamnya, janganlah Engkau mencabutnya, maka hancurkanlah kebatilannya.


Wahai alloh, lembutkanlah untuk kami dalam ketentuan dan ketetapan-Mu.




Majelis ke 28"Cinta Kepada alloh"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 28"Cinta Kepada alloh"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Tanggal 9 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah di Madrosah,




Beliau berkata:


sabda Nabi Muhammad saw. “bahwa seseorang datang kepada Nabi, & katanya: 


"sesungguhnya aku mencintai Agama alloh" 


Nabi saw menjawab: 


"peganglah bala’ sebagai jilbab dan genggamlah fakir sebagai jilbab”


maksudnya adalah:


Karena kamu ingin bersifat seperti sifatku, maka kamu harus menerapkan sifat pribadiku dalam jiwamu.


sebab di antara syarat mahabbah (cinta) itu harus di sertai persesuaian,


Abu Bakar As Shiddiq adalah sosok orang yang amat mencintai Rasulullah, maka beliaupun mendarmabaktikan jiwa dan seluruh hartanya untuk keperluan agamah dan bersifat mengikuti sifat-sifat Rasulullah, sejalan dengan kepribadian itu, beliau juga menerapkan kefakiran dalam jiwanya sampai beliau benar benar tidak ada persediaan harta,


beliau telah mengikuti sifat Rasulullah, lahir atau batin, dari yang berbentuk sirr maupun yang tampak. Tetapi dirimu, wahai pendusta suka mengaku bahwa kau adalah orang shalih, padahal kamu sembunyi dari mereka dan memili bersama uang dan perhiasan, dan kamu ingin dekat mereka atau berkawan dengan mereka, maka ketahuilah bahwa jika kau seperti itu maka tidak akan bisa.



Jadilah orang berakal, pengakuanmu itu hanya cinta dusta, cinta itu tidak mungkin tersembunyi untuk orang yang di cinta bahkan cinta itu membekas pada sesuatu, adapun yang biasa terjadi pada pribadi Nabi saw. adalah fakir & itu tidak bisa di pisahkan karena itu beliau pernah bersabda: 


“fakir itu lebih mempercepat jalinan denganku bagi orang yang mencintai aku dari pada mengalirnya air menuju hulu”



Aisyah r.a. berkata:


“tidak henti hentinya dunia bagi kami mengeruhkan keluarga selagi Rasulullah masih di samping kami, ketika Rasulullah wafat dunia di tuangkan kepada kami secara besar-besaran.” 


Maka di isyaratkan cinta kepada Rasulullah harus fakir, dan mencinta alloh harus menerima ujian-Nya.



Ada Ulama berkata:


setiap cobaan bergandengan dengan kasih. Mungkinkah kau di sebut cinta alloh sedang cintamu itu kau sertai dusta, munafiq dan riya’ atas namaNya, maka cabutlah pengakuan dan dustamu itu, kamu tak perlu memasukan pikiranmu jika datangmu untuk menyatakan bahwa hal itu memang benar, tapi jika tidak maka kamu tidak perlu ikuti kami. Kau jangan sia-sia berpindah karena kau tidak di terima, bahkan membisu saja di tertawakan, janganlah kau mengambil alat penghibur dengan ular dan singa, karena keduanya itu bisa membahayakan jiwa, bila kau punya mantera penakluk ular, boleh kau mempermainkannya, jika kau punya tenaga boleh kau bermain dengan singa, sungguh jalan alloh itu butuh sekali kebenaran, juga sangat membutuhkan nur ma’rifat karna bersama mentari ma’rifat yang terbit dalam hati orang-orang benar selamanya tidak pernah suram siang atau malam.



Wahai sahaya, jadilah orang berakal, jangan dekati pencipta model zaman kini, karena hakekatnya mereka adalah serigala yang berbusana, 


ambillah pengacara berfikir, perhatikan gambar di sana, mohonlah kepada alloh agar memberi petunjuk kepadamu, sesungguhnya aku terima berita manusia dan dari Tuhan, maka yang aku temui keburukan terletak pada manusia, kebaikan pada Tuhan.


ya alloh selamatkan kami dari keburukan mereka, limpahkan rizki untukmu di dunia dan akhirat, sesungguhnya aku tidak memerlukanmu, hanya aku butuh engkau untuk engkau, untuk melilit talimu maka aku tidak mengambil sesuatupun darimu kecuali untukmu sendiri, bukan untukku, bagiku yang mencukupkan aku bukan dari sesuatu yang ku ambil darimu, aku tidak punya apapun kecuali bertawakal kepadaMu, aku tidak akan menanti sesuatu yang tidak datang untukku, bukan seperti penantianMu karena itu adalah gambaran orang-orang munafik yang suka riya’, suka menggantungkan diri kepada sesamanya bukan kepada alloh.



Ku tekankan kepada seluruh manusia di bumi, jadilah orang berakal,  jika kamu ingin beruntung usahakan agar menjadi seperti pandai besi untuk melandasiku, hingga seluruh hawa nafsu, tabiat buruk, setan dan musuh semuanya terpecah!



 


Majelis ke 27"Jangan Jadi Pendusta"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 27"Jangan Jadi Pendusta"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Jum’at pagi tanggal 7 Jumadilakhir tahun 545 Hijriyah di Madrasah,




Beliau berkata:


Jadilah orang berakal, jangan jadi pendusta, engkau berkata aku takut alloh, ternyata kau masi takut yang lain,  kamu jangan takut, baik jin, manusia atau Malaikat,  juga jangan takut pada satupun hewan yang bisa bicara atau hewan benaran, kamu jangan takut siksa dunia atau siksa akhirat, tapi takutlah hanya kepada alloh, Orang berakal itu tidak pernah takut cercaan orang, jika benar ia di sisi alloh ia menjadi tuli dari ocehan siapapun selain alloh, seluruh makhluk menurutnya lemah dan butuh, demikianlah realitas Ulama yang bisa mengambil manfaat ilmunya, Ulama dengan syara’ serta para pemikir Islam lain adalah dokter-dokter agama yang gagah perkasa mempertahankan existensi Islam dan syara’ dari kehancurannya. 



Wahai orang yang berantakan agamanya menghadaplah mereka sehingga tertahan dari keberantakan agamamu.



Wahai alloh, sesungguhnya kami mohon agar dekat dengan-Mu tanpa tercampuri bala’ cukuplah kami dari keburukan yang teramat atau dari tipu daya orang orang durhaka, peliharalah kami menurut kehendakMu sebagaimana aku kehendaki kami mohon ampunan dan afiat dalam beragama di dunia sampai akhirat dan kami mohon taufik untuk pelaksanaan amal shalih dan ikhlas dalam segala amal. Aamiin.



Suatu hari seorang lelaki datang kepada Abu Yazid all-Bustami, ketika itu ia tetap melihat ke kanan dan ke kiri. 


Abu Yazid berkata: 


 "apa yang terjadi padamu?"


Lelaki itu berkata:


"mencari tempat yag bersih untuk shalat" 


Abu Yazid: 


sucikan hatimu, baru kamu bisa shalat di mana kamu kehendaki. 



Berkaitan dengan peristiwa ini, sesungguhnya tiada seorangpun mengetahui riya’ kecuali orang ikhlas di sana mereka ikhlas bersama alloh ia sebagai akhir tujuan setiap perjalanan hidup manusia, yang tidak bisa bagaimana?? tidak mereka harus melalui jalur itu, riya’, ujub dan munafiq merupakan sekian banyak di antara panah-panah setan yang hendak di lemparkan ke uluh hati manusia.



Terimalah apa yang datang dari Ulama, belajarlah dari mereka untuk mencapai jalur yang tembus terpaut dengan alloh karena jalur itu benar-benar di lalui mereka, tanyakan mereka tentang sifat, dan hawa nafsu, sesungguhnya mereka sudah mengenal berbagai afat (yaitu ujian alloh), memahami seluk beluk khianat juga kegilaan menusia akibat rotasi masa, 


janganlah kamu terperdaya oleh hembusan setan,


jangan sampai hancur karena terkena panah nafsu, karena semua itu pasti terlempar kepadamu melalui panahnya dan temanmu yang busuk, mohonlah pertolongan Tuhan dari semua musuh itu.


Sesungguhnya cobaan itu banyak tapi penagkalnya hanya satu, penyakit juga banyak tapi penyembuhnya Cuma satu, 



wahai yang sakit jiwa, serahkan jiwamu kepada dokter, kamu tak perlu duka cita atas sesuatu yang di kehendaki padamu, karena Dia lebih penyantun kepadamu dari pada dirimu sendiri, peliharalah dirimu di hadapanNya, kamu jangan membelakangi-Nya, karna kamu bisa melihat segala kebaikan dunia dan akhirat hanya melalui Dia.


Manusia dalam ketenangan, kesepadanan dan ketercengahan secara luas, bila hal ini telah tejadi padamu dan melekat di dalamnya, mereka di bicarakan seperti kesaksian di hari kiamat, mereka tidak berbicara kecuali jika di ajak bicara, mereka tidak mengambil kecuali jika di beri, mereka tidak bersuka cita kecuali jika di suka citakan, praktis hati mereka benar-benar menyerupai hati para malaikat yang konotasinya pada ayat berikut:


“Mereka tidak maksiat pada sesuatu perintah alloh dan mereka sama bertindak apa yang di perintahkan kepada mereka.” (Qs.LXVI : 6).



Mereka terbuay benar, bersungguh-sungguh dalam bertindak menyerupai Malaikat, bahkan mereka di beri tambahan berupa manzilah-manzilah mereka di bekali dengan ma’rifat alloh dan berilmu tentang alloh sedang para Malaikat menjadi pembantu dan pengikut mereka untuk menyerap kegunaan mereka, karena berbagai hikmah telah di tuangkan dalam hati mereka, hati mereka terpelihara dari berbagai afat yang sekiranya datang menyusup ke setiap organ tubuh, setiap sendi dan jiwa, maka jika kamu ingin tertaut dengan manzilah-manzilah mereka hhendaklah kamu jaga kebenaran Islam, setelah itu, tinggalkan laku dosa, baik dosa lahir atau batin, kemudian ber wara’  (ini jalur terapi) lalu terapkan zuhud di dunia, baik bagi yang di perbolehkan atau yang di halalkan, berkaya diri dengan fadilah alloh, berzuhud dalam kefadilahan alloh dan berkaya dengan pendekatan alloh apa bila rasa perkaya diri telah nyata secara bersih, niscaya keutamaan-Nya (fadilah) di tuangkan kepadamu, dan pintu-pintu pembagian alloh terbuka untukmu meliputi pintu kelembutan, rahmat dan maunnah-Nya, dari sana tercabutlah dunia darimu lalu di hamparkan menuju proses akhir.


Nah, demikian di antara kejadian yang terjadi pada para wali, orang orang benar, sehingga dengan timbangan takwa mereka tidak terforsir oleh satupun urusan dunia, sedangkan bagi manusia secara umum memperdulikan bersimbah dunia sebab mereka memang amat menyukai dunia di banding alloh, paling tidak pencarian dunia mereka terjembatkan kepada alloh artinya seandainya dunia itu di berikan kepada mereka niscaya terepotkan oleh dunia itu melayani dan bermesra bersamamnya, demikian pandangan secara umum bagi manusia. Demikian pula keganjilan mereka keganjilan itu terletak pada ketidak adaanya mengikuti undang-undang nabi saw. adapun di antara sekian banyak orang yang di palingkan dari dunia serta tidak terepotkan untuk melayaninya adalah termasuk orang yang tidak terbelalak kala melihat bagian-bagiannya bahkan yang demikian di sertai zuhud tanpa mengambil peduli sehingga kalaupun pintu-pintu kekayaan dunia di buka untuknya, ia tentu menolak, bahkan ia berkata: “Wahai Tuhan, hidupkan aku secara miskin, matikan aku secara miskin dan kumpulkan aku bersama orang-orang miskin.”



Zuhud adalah sebagai bagian dari maunnah yang baik jika tidak bagaimana seseorang mampu berzuhud dari bagian dunianya, orang beriman itu sebenarnya terlepas beban cinta terhadap dunia, tidak memburukkan dan tidak juga mempercepat,  zuhud itu harus di niatkan sepenuh hati, juga harus mampu memalingkan rasa suka hati dari dunia sebaliknya mengisi kesibukan pada perintah apapun dari alloh.



Wahai sahaya, tahanlah syahwat, setiap rasa yang melemahkan dan suapilah dengan makanan bersi yang tidak mengandung kotor, sesuatu yang suci itu menunjukkan halal dan yang haram itu najis, berangkatlah sejak dini dengan makanan halal sehingga kamu tidak patut di benci, bermurah hati jangan bertingkah buruk


wahai alloh kenalkan kami dengan-Mu sehingga kami benar-benar mengenal-Mu. Aamiin.



 


Majelis ke 26 Jangan Mengadu Pada Makhluk"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke  26 Jangan Mengadu Pada Makhluk"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Pengajian Tanggal 20 Dzulhijjah tahun 545 Hijriyah di Madrasah,




Beliau berkata bahwa telah bersabda Nabi saw. :


“Di antara simpanan Arasy adalah penyembunyian bencana.”



Wahai pengadu kepada manusia atas bencana yang menimpa pengaduan mana bisa bermanfaat bagimu, pengaduan kepada mahluk tidak akan bermanfaat atau membawa bencana (dlar), jika kamu berpegang teguh kepada mereka tapi menyekutukan alloh hanya memperjauh, sedang marahNya alloh telimpah untukmu, tentu Dia amat tertutup bagimu, 



wahai si tolol, mengapa suka mengaku berilmu, di antara sekian banyak ketololan yaitu mencari dunia tanpa dasar Tuhan, kau mencari ikhlas dari tindakan tindakan bencana tetapi mengadu kepada mahluk dan bukan kepada alloh.



Celaka, jika ini terjadi pada anjing pelacak ini adalah suatu perbedaan jauh karena ia berlatih menjaga buruan dan meninggalkan makanan buruannya, demikian juga burung dengan tabiatnya ia meninggalkan makanan, makanan binatang buruan yang khusus di peruntukkannya, ilmu dan pemahamanmu sampai kamu tidak menyantap agama atau merobeknya dan aku tak berniat membawa amanat alloh, yang di letakkan pada dasar-dasar agama orang beriman untuk memelihara daging dan darahnya, janganlah kau pergauli mereka sebelum mengajarimu kepada alloh jika kamu telah di ajari dan faham akan kandungannya baru dirimu merasa tenang ketika bergaul dengan alloh ke mana saja engkau menghadap tak terpisah dari alloh meliputi segala  keberadaan jika dirimu telah tenteram jadilah penyabar, berilmu, mudah rido terhadap ketentuan yang datang, janganlah kamu pisahkan antara tepung gandum dan tepung beras yang kau ambil untuk di bagi-bagikan, karena tidak makan itu lebih aku sukai dari pada makan di atas keberuntunganmu itu melebihi perbuatan baik, taat dan itsar, tabiatnya itu beralih menjadi kemurahan yang mulia, berzuhud di dunia, cinta akhirat, bila kau berzuhud pada akhirat dan mencari Tuhan, maka carilah agar seiring bersama hatimu menuju pintu alloh ketika itu datang padamu sambil berkata:


"wahai orang yang tidak makan, makalah, wahai orang yang tidak minum minumlah orang sakit yang berakal itu tidak akan pernah makan kecuali menurut resep dokter atau perintahnya, itupun di sertai adab penuh kesopanan dan meninggalkan tardisi buruknya ketika dokter itu datang atau pergi, wahai pelahap makanan buruk, wahai pencicil sungguh makanan di cipta untukmu, siapa lagi yang mampu makan hal itu kecuali hanya kamu, pakaian, kediaman, kendaraan dan pernikahan sungguh tercipta untukmu, siapa lagi mampu memperoleh hal itu dan mengenakannya selain kamu. ini hanya untuk orang tolol.


Sebenarnya kamu itu tidak punya  kepastian, akal- iman dan pembenaran janji alloh, tentu alloh tidak akan menerima pertalian yag di sertai kebencian, alloh hanya menerima pertalian yang di sertai adab, ketentuan lahir dan persesuaian yang abadi,setiap orang yang menerima ketentuan alloh abadilah pertaliannya bersama alloh  orang arif Billah lagi berilmu tentang alloh, selamanya bersama Dia tidak bersama yang lain, sejalur dengan alloh tidak yang lain, hidup bersama-Nya mati juga bersama-Nya.



Anak-anak muridku, jika kamu bicara, bicaralah dengan niat bersih; jika kamu diam, diamlah dengan niat yang suci, setiap orang yang mendahulukan niat sebelum pelaksanaan amal maka tiada amal baginya, kamu jika bicara atau diam menunjukkan ketiak itu dirimu berada dalam lingkaran dosa, karena kau tidak punya niat suci, diam dan bicaramu itu tanpa sunnah, yaitu ketika terjadi perubahan situasi serta penyempitan rizki (pendapatan) maka kamu sama merubah niat demi memperoleh sesuap nasi itu, ketika terjadi percerai beraian harta ternyata kau mengingkari nikmat yang di sebabkan adanya pergeseran, maka kembalilah nikmat itu, karena kau suka sombong, suka menjatuhkan hukum atasnya, lakukan dan jangan kau laksanakan, kenapa kau lakukan? Itu lebih baik jika terjadi demikian, karena permasalahan ini lebih jauh (kompleks) meliputi waktu dan penjauhan diri.



Siapa dirimu, wahai Bani Adam, kau hanya sosok ciptaan yang tercipta dari tetesan air hina, rendahkan dirimu di hadapan Tuhan, hinakan untuk alloh bila kau tidak punya rasa taqwa, maka tiada kemuliaan bagimu di sisi allag peliharalah dirimu di hadapan orang-orang shalih, dunia seluruhnya adalah hukum sedang akhirat seluruhnya adalah ketentuan.



Wahai manusia, 


peliharalah takutmu, 


bertakwalah kepada Al-Haq, 


tiada sesuatu terbaik bagimu kecuali meniti jalan itu, jadilah orang berakal, bukalah matahatimu, bila Ulama mengunjungi rumahmu janganlah kamu mendahului bicara, sebaliknya bicaramu harus berisi jawaban-jawaban, dan jangan bertanya perihal sesuatu yang tidak di ketahuinya. (ahlak terhadap ulamah)




Menerapkan tauhid itu wajib, mencari ilmu, menetapkan ikhlas dalam beramal, mengangkat, mengganti untuk melaksanakan sesuatu kerja itu juga wajib, menjauhlah dari kaum fasiq dan munafik, benarkan orang-orang shalih orang-orang benar bila kamu merasa berat dalam menghadapi masalah sedangkan kamu tidak bisa memisahkan antara yang shalih dan munafiq maka bangunlah di malam hari untuk melakukan shalat dua raka’at, lalu ucapkan doa: 


Wahai Tuhan, tunjukan aku orang-orang shalih, tunjukan aku orang-orang yang menuntun aku dan berilah aku makanan dari makanan yang Engkau pilih, sinarilah mataku dengan nur pendekatan dengan-Mu, dan beritailah aku dengan sesuatu yang nampak di mata, bukan taklid.”  



Wahai manusia makanlah dari makanan keutamaan alloh dan minumlah dari minuman kejinakan dengan-Mu, bermusyawarahlah di pintu yang mendekatkannya, janganlah cukup menerima kebaikan bahkan bermujahadahlah, bersabarlah dan pergilah dari mereka sampai berita mereka jadi nyata, ketika mereka sampai bertaut kepada Tuhan niscaya mereka di latih sopan, tatakerama, hikmah dan beraneka ragam di siplin ilmu, mereka di tampakkan kerajaan-Nya dan mereka di kenalkan bahwa di langit atau di bumi tiada penguasa lain selain Dia, tiada penggerak, tiada penenang kecuali Dia, tiada penentu atau pemutus kecuali Dia, mereka di perlihatkan apapun yang  ada di sisi-Nya, maka mereka meliahat Dia melalui mata hati dan sirri mereka, praktis dunia atau keberadaan apa saja tidak tertinggal bagi mereka dan merekapun tidak menggunakan semua itu untuk berhias.



Wahai alloh perlihatkan kami sebagaimana Engkau perlihatkan kepada mereka, berikan ma’af dan afiat kepada kami.


Dan berikan kepada kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.



Wahai manusia, bertaubatlah dari sifat yang menjauhi takwa, takwa itu pengobat (terapi) dan menjauhinya itu penyakit, maka bertaubatlah karena taubat itu pengobat sedang dosa itu penyakit, 


sabda Nabi saw :


“Maukah kamu aku beritahu tentang sesuatu pengobat dan penyakit? Mereka menjawab : Ya, kami bersedia wahai Rasulullah. 


Sabda Rasulullah : penyakitmu adalah dosa dan pengobatmu adalah taubat.”



Taubat itu landasan iman, penekunannya terletak dalam berdzikir dan taat kepada alloh, jika di tekuni niscaya oleh dzikir itu menjadi terapi jiwa, bertaubatlah dengan lisan iman, niscaya membawa keberuntungan, jadikanlah iman sebagai pedangmu ketika datang bencana (ujian) Tuhan.


Segala puji bagimu ya alloh, Tuhan pengausa seluruh alam.



 


Majelis ke 25"Zuhud Dalam Dunia"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 25"Zuhud Dalam Dunia"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Tanggal 19 Dzulhijjah tahun 545 Hijriyah,di Madrasah




Beliau berkata:


Bahwa Isa. a.s. bila mencium bau wewangian segera menyumbat hidungnya, dan kala itu ia berkata : inilah dunia. Demikian hujjah untukmu. 



Wahai pengaku berzuhud, dengan kata dan perbuatan sungguh kamu telah mengenakan busana zuhud tapi batinmu terpenuhi luapan rasa cinta dan sesal atas dunia,



seandainya engkau mampu menukar busana ini, menyucikan dari rasa cinta dunia yang tumbuh dalam hati, sungguh amat cinta bagimu dan itu lebih dari sifat munafiq. 



Zuhud yang benar adalah kembali kepada alloh meliputi:


bagian bagiannya dan 


pendapatan pendapatannya 


lalu menerapkan kenangan alloh pada lahiria, sedang di hati tetap terpenuhi zuhud tanpa tercampur yang lain. Karena itu Nabi kita Muhammad saw. lebih di zuhud dari pada Nabi Isa a.s. bahkan dari pada Nabi yang ada. Juga beliau berkata: 


“Yang aku cintai di dunia ini ada tiga macam: 


bau wewangian, 


wanita dan 


perhatianku dalam shalat.”



Hal itu lebih aku sukai bersama sama zuhud, karena hal itu termasuk bagian yang telah mendahuluinya, 


itu di ketahui Tuhan,


dan ia bisa di peroleh dengan cara menetapi perintah-perintah bertaqwa,


setiap orang yang memperoleh bagian tersebut maka ia dalam kondisi taat walaupun dunia melimpah kepadanya.



Wahai ahli zuhud yang berpijak pada kebodohan, 


dengarlah; 


berhentilah dan jangan berdusta, pelajari ini sampai kamu tidak menolak ketentuan alloh, karena jahilmu, setiap kejahilan ilmu itu di tandai dengan:


memperbanyak pendapat, 


menerima pendapat sendiri, 


hawa nafsu setan penguasa diri, 


tidak aneh jika ia menjadi penghamba iblis atau pengikut setianya, bahkan menjadikan iblis sebagai guru tunggal, 


wahai orang jahil, 


wahai munafiq, 


alangkah gulita hatimu,


betapa kau sering mengumbar mulut,


bertaubatlah dari segala apa yang menyebabkan dirimu berbuat dosa, 


tinggalkanlah tindakan mencerca alloh dan para wali kecintaanNya kamu jangan membelakangi mereka demi memperoleh bagian dunia, karena mereka memperoleh kuasa itu atas perintah alloh bukan karena menuruti nafsu, bagi mereka yang ada hanya rasa cinta kepada alloh, merindukannya dan zuhud atas hal apa pun selain alloh, dan bertolak belakang dengan keberadaan ini baik secara lahir atau batin, tapi mereka mempunyai bagian-bagian terdahulu dari alloh yaitu ilmu, ini tidak bisa bukan sebagai bagian perolehan mereka, cobaan terberat atasnya hanya terjadi di dunia dan ketetapannya di sana.


Wahai sahaya, alihkan dirimu dan tak perlu mendengarkan ucapan manusia selagi ia bersama hawa nafsu, padamkan ucapan itu karena alloh, jika alloh menghendaki sesuatu urusan niscaya Dia menarikmu kepadaNya, jika di kehendaki untuk memporak porandakan dirimu, merusak atau meneguhkanmu itu hanya terjadi karena alloh semata Dia Maha nyata, bukan kamu yang melihat tapi dialah yang memperlihatkan diri. serahkan jiwa ucapan dan segala kondisimu pada kemauan alloh



jadikanlah hari-harimu dengan hanya beramal untukNya, 


Jadikan amal tanpa banyak komentar,  


ikhlas tanpa riya’ 


tauhid tanpa syirik, 


masyhur tanpa sebutan, 


khalwat tanpa memperlihatkan diri,


batin tanpa lahir 


dan penuhi batin ini dengan berbagai niat, kau bicara kepada alloh dan berjalan ke sana bersama ucapanmu: 


"iyya kanakbudu wa iyyah kanas ta'in.


/Hanyalah Engkau yang kami sembah, dan kepada Engkau jualah kami memohon pertolongan.” (Qs.I:5).



Inilah  Kitab yang datang di hadapanmu wahai orang yang mengenalku


wahai orang yag menyaksikan aku, 


bicaralah alloh dalam shalatmu atau dalam keadaan lain dengan niat ini dan sifat ini, karena itu Nabi saw. bersabda :


“Sembahlah alloh seakan-akan engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”



Anak-anak muridku, 


jernihkan hatimu melalui makanan halal, bukankah kau sudah kenal Tuhanmu, jernihkan suapan demi suapanmu bersama hati niscaya kamu jadi jernih (layaknya kaum sufi), 



tasawuf itu mustaq dari kata shofa


wahai pemakai tasawuf, 


tasawuf yang benar itu di lakukan melalui penjernihan hati terhadap selain Al-Haq, atas dasar ini sesuatu tidak akan datang, yakni tasawuf hanya dengan cara mengubah tembusan batin atau memulas muka atau melalui segala pengikat dan pengumbaran suara, tidak pula dengan memaparkan cerita-cerita orang shalih, menggerak-gerakan jari memutar tasbih atau talil, tetapi ia datang dengan kebenaran mencari Tuhan, berzuhudlah dengan mengusir makhluk dari hati dan asingkan dirimu selain untuk Al-Haq Azza wa Jalla.


Ada Ulama berkata:


"suatu malam aku berkata, wahai Tuhanku janganlah Engkau manahan aku atas sesuatu yang bermanfaat bagiku dan tidak mudharat bagiMu, kata itu ku ulang-ulang terus sampai aku tertidur. 

dan saat tidur Kala aku bermimpi seakan ada orang berkata di tujukan kepadaku

“dan engkau juga janganlah menahan amal yang membawa manfaat bagimu dan cegahlah amal yang membawa madorat bagimu, luruskan nasabmu (meluruskan apa yang datang) dari nabimu, siapa meluruskan keikutannya kepada Nabi saw maka berarti telah lurus nasabnya kendati kau berucap: 


aku termasuk umatnya, tapi ucapan itu tanpa di sertai itba’ maka tidak akan berguna, ketika dirimu beritba’ baik ucapan dan tingkah laku menunjukkan kau bersamanya dalam persahabatan di akhirat.


maka Kau bersama dengan firman alloh:


“Apa yang di berikan oleh Rasul kepadamu, hendaklah kamu terima, dan apa yang di larangnya hendaklah kamu hentikan.” (Qs. LIX:78).



Laksanakanlah perintah Rasul dan hentikanlah yang di larangnya sesungguhnya tugas ini telah kau baca dari Tuhanmu, yaitu kala di dunia kau baca dengan hati dan di akhirat kau baca dengan jiwa dan jasadmu.


Wahai ahli zuhud, alangkah bagusnya zuhudmu, kamu berzuhud dengan menahan hawa nafsu dan ikutilah dan pergaulilah guru-guru yang mengenal alloh (Arif billah), yang alim, beramal, bisa menerima manusia dengan lisan nasihat dan pandai melenyapkan tamak /rakus / seraka.



Anak-anak muridku kembalilah kepada Tuhanmu (alloh) sepenuh hati sebelum kau duduk di belakangnya, sungguh kau telah berqona’ah dari ihwal orang-orang shalih dengan ucapan dan pengharapan supaya berkona'ah, seperti orang menggenggam air ketika tangannya di buka ia tidak melihat sesuatu ada di dalamnya.



jangan kau tamanni (yaitu mengharap yang tidak mungkin bisa di capai atau yang tidak allah berikan untukmu) Tamanni adalah jurang ketololan. Sabda Nabi saw. :


“Peliharalah dirimu dari tamanni, karena tamanni adalah jurang ketololan.”



Kamu beramal tapi mengikuti amalan orang yang suka berbuat buruk, sedang kau mengharap untuk memperoleh derajat seperti punya orang-orang yang berlaku baik, 


siapa yang harapannya mengalahkan takutnya berarti zindiq, dan 


siapa yang takutnya mengalahakan harapan berati putus harapan atau putus asah, yang paling selamat adalah jika bisa berlaku adil dalam menerapkan keduanya, Sabda Nabi saw:


“Seandainya antara rasa takut dan harapan orang beriman di timbang, niscaya sebanding.”



Ada ulama berkata:


Aku bermimpi melihat Sufyan As Tsauri setelah beliau mati. aku berkata: apa yang di perbuat Tuhan kepadamu? 


Ia berkata: meletakkan sebelah kakiku di atas shirat (jembatan) dan yang sebelah lagi di surga. Semoga selamat sejahtera melimpah atasnya. 


Sungguh sebenarnyalah ia seorang fakih, ahli zuhud dan wara’ ia mempelajari ilmu itu dan mampu mengamalkan, kemudian di berikan haknya kepadanya dengan amal dan memberikan amal sebagai haknya di sertai ikhlas, ia juga mendapat rido dari alloh dalam berkehendak kepadaNya. setiap orang yang tidak mengikuti Nabi saw, sedang ia menggenggam syari’atnya di tangan sebelah dan menggenggam Kitab yang di turunkan kepadanya di tangan yang lain dan tidak sampai di jalan alloh berarti ia orang yang rusak dan binasa, sesat yang sangat sesat. keduanya itu menjadi dalil untuk menuju Al-Haq, Al Qur’an sebagai dalil menuju alloh dan sunnah sebagai dalil untuk menuju Rasul-Nya.



Dan berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.



 


Majelis ke 24"Janganlah Menyukutukan alloh walau hanya dalam Angan-Angan"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 24"Janganlah Menyukutukan alloh walau hanya dalam Angan-Angan"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany


Ahad pagi tanggal 14 Dzulhijjah tahun 545 Hijriyah di Madrosah,




Beliau berkata:


Janganlah menyukutkan alloh baik dalam angan-angan hawa nafsumu, dan tabiatmu,


Ada Ulama berkata:


“Ikutilah alloh. dan terkait dengan ciptaan alloh yaitu mahluknya yang ingkar maka jangan ikuti mereka untuk alloh, 


patahkan orang yang mematahkan, 


sombongi orang yang sombong diri, belajarlah untuk menyesuaikan diri dengan alloh melalui orang yang shalih yang di limpahkan taufik, ilmu itu di jadikan agar di amalkan tidak hanya untuk di pelihara secara tersendiri, belajarlah dan beramallah lalu kenali orang lain, jika kamu berilmu kemudian rela beramal, maka ilmu itu terucap darimu jika kamu diam bicaralah dengan lisan yang di hiasi amal dari pada yang kamu bicarakan dengan lisan ilmu. Karena itu ada Ulama berkata: 


“Ilmu yang tidak bermanfaat, maka tidak bermanfaat pula tuturnya. Orang beramal dengan ilmu akan mendapat manfaat dengan ilmu tersebut, baik untuk diri sendiri atau orang lain, karena itu alloh menjadikan tutur kataku menurut kehendakNya atas dasar kemampuan situasi yang melingkupi diriku, jika tidak niscaya antara aku dan kamu terjadi permusuhan,



tujuanku padamu tidak ada artinya


sedang tiada sesuatu bagiku dan tiada bagiku sesuatu, kalaupun ada sesuatu untukku tentu kamu akan menolaknya, tiada apapun di antara aku dan kamu selain nasihat yang ku terima dari alloh untukmu dan bukan untukku, maka terimalah ketentuan alloh itu. berjalanlah bersamanya menurut dasar usaha, jadilah orang yang bertabaruk di hadapan-Nya sampai kamu mendapat rahmat dan menyatu di belakang-Nya.



Wahai manusia, atas kemampuan himahmu yang harus kau berikan jauhilah semua sesuatu selain alloh sepenuh hati, hingga memper-eratmu untuk bersama alloh, padamkan nafsumu dan dari makhluk, sungguh hijab telah terangkat antaramu dan Tuhan-mu (bagi orang yang telah mati sebelum mati)


Di tanyakan 


: bagaimana cara memadamkan? 


Jawabnya: padamkan jiwamu yang mengikuti hawa nafsu, tabiat buruk makhluk dan sebab sebab yang berlingkar atas mereka, tinggalkan syirik dan tinggalkan mencari keberadaan segala sesuatu selain alloh.



Jadikanlah seluruh amalmu karena alloh semata jangan untuk mencari nikmat alloh dengan ketentuan dan perbuatan alloh, sebab jika kau lakukan ini berarti kehendakmu telah mati dan itu tanda bahwa telah mencintai alloh.



Wahai orang jahil (tidak mengenal alloh dan para khawashNya) kamu tidak merasakan makanan ghoyah bagi mereka, karena hal itu racun pembunuh, maka peliharalah jiwa ragamu jangan sampai berpaling kepada mereka dengan membawa keburukan, karena mereka terperdaya oleh mereka.



wahai orang munafiq sungguh di hatimu tumbuh bintik-bintik nifaq menjalar sampai menguasai lahir dan batin-mu, 


amalkan tauhid, 


ikhlas dalam segala aktivitas 


niscaya keraguan yang mengitarimu akan di angkat alloh. alangkah banyak hukum syara’ yang kau bakar lalu mengoyak busana ketaqwaanmu yang kuat, melobangi busana tauhid, memadamkan cahaya iman dan membenci Tuhanmu dalam segala situasi dan kondisi. Jika seseorang di antaramu mendapat untung dan melaksanakan ketaatan, itu karna terlingkupi busana ujub, ingin di lihat orang atau mencari pujian dari mereka.



Siapa di antaramu ingin menyembah alloh hendaklah uzlah dari mahluk, karena pandangan mereka terhadap amal bisa membatalkan rencana itu. Nabi saw. bersabda :


”Peliharalah uzlah, sesungguhnya uzlah itu termasuk ibadah, dan sesungguhnya perbuatan uzlah itu merupakan prilaku orang-orang shalih sebelum kamu"



Peliharalah iman yaitu fana’ dan tetap memandang alloh bukan memandang dirimu atau yang lain beserta menjaga hukum-hukum alloh dan mendapat kerelaan Rasulullah saw. kerelaan orang dalam memahami orang yang mendengar dan membaca tidak ada kemuliaan bagi orang  berkata selain ini, inilah yang tersurat dalam mushaf di lauh makhfudz sebagaimana di kalamkan alloh yang tampak dalam kekuasaan alloh dan yang tampak di hadapan kita.



Jagalah hubungan alloh jangan sampai terputus dariNya dan bergantung kepadaNya, karena hanya Dialah yang melimpahkan kecukupan dunia akhirat, jagalah penjaga hidup dan mati dan pelihara dirimu dalam berbagai kondisi, peliharalah kehidupan ini agar tetap putih, layani alloh sampai kau di layani, genggamlah sekuat hati sewajarnya di hadapan Tuhan sambil beramal tentu sayap hatimu merekah lalu terbang menuju alloh.



Wahai kaum sufi  -- terapkan tasawuf dalam sirr, dalam hati, kemudian dalam jiwa dan untuk tubuhmu; bidayah zuhud dari sana membentuk dirimu – bukan dari lahir ke batin; apa bila sirr telah jernih maka kejernihan itu berputar menuju hati; jiwa, anggota tubuh, makanan, minuman dan keseluruhan tingkah laku; untuk pertama kali sesuatu menyelimutimu dalam rumah adalah bila telah sempurna bangunannya lalu keluarkan ke bangunan pintu;sudah menjadi hukum tiada lahir tanpa batin; tiada cipta tanpa pencipta; tiada pintu tanpa rumah; tiada kunci pada yang hancur; ada panggilan : wahai dunia dan akhirat; wahai cipta tanpa pencipta.  Terhadap segala apa –pun  yang dirimu berada di dalamnya tidak membawa manfaat untukmu di hari kiamat, bahkan bisa membawa sengsara atasmu. Inilah kehidupan yang seiring denganmu dan yang melingkupi keberadaan ini; di sana tempat hidupmu untuk beriya’, bermunafiq dan bermaksiat, dosa segala sesuatu yang tidak laku di pasar akhirat.


Luruskan Islam supaya kau memperolehnya; Islam itu Musytaq dari Istaslama, Jika takdir kamu serahkan kepada alloh serahkan pula jiwamu luruskan kepada-Nya, lupakan apa yang mengitari dan ketakutanmu termasuk dunia, nafkahkan untuk mencapai tunduk kepada alloh; amalkan dengan taat, serahkan dunia dan lupakan ia, karena setiap perbuatanmu cenderung terhenti, setiap amal yang tidak dibarangi ikhlas, maka ia seperti kulit tanpa akal, laksana jasad tanpa ruh, laksana gambar tanpa arti, nah demikian ilustrasi amaliah orang munafiq.


Anak-anak muridku, seluruh makhluk ini kedudukannya hanya sebagai alat, tidak lebih dari itu; alloh-lah Sang Pencipta yang mengaturnya; siapa memahami ini akan memeproleh pengukuh dengan alat dan mengetahui dzat pengatur di sana. Berhenti bersama ciptaan amat di benci dan berhenti bersama alloh tercinta itu sebagai kebaikan dan nikmat tersendiri; rupanya kamu orang yang terputus dari kebesaran orang pendahulumu; sebenarnya kamu berqana’ah tapi kamu tidak mengangkat guru yang bisa menjelaskan dan menuntun adatmu. Wahai orang terputus dari kebenaran; wahai orang yang dipermainkan setan, manusia dan jin, wahai penyembah nafsu, dan tabiat buruk


Celaka kamu membisu tak sudi mohon pertolongan alloh; kembalilah kepada-Nya dengan langkah yang bisa dirasa dan penuh kekuatan, sehingga kamu , memperoleh apa yang ada di tangan musuhmu dan selamat dari benturan gelombang samudera kehancuran; berpikirlah tentang akibat ini; apakah kamu termasuk mereka yang ada di dalam; sungguh teramat mudah kau meninggalkan Dia; rupanya kamu tertutup batang kelalaian; keluarlah dari bayangannya niscaya kamu melihat sinar mentari dan jalan lurus membentang; pohon kelupaan terpelihara oleh air kebodohan..dan batang jaga dan ma’rifat tepelihara oleh air fikir; adapun pohon taubat terjaga oleh air sesal; dan pohon cinta terjaga oleh air persesuaian.


Anak-anak muridku, sungguh keberadaanmu terletak di antara kendala sedang saat itu dirimu masih kanak-kanak atau masih muda; sampai kini; ketika telah beranjak mencapai usia ke 40 tahun atau lebih saat itu kamu suka bermain-main seperti anak kecil; takutlah pembauran sifat bodoh dan kholwat (pacaran) sebaliknya bergaulah dengan guru-guru yang bertakwa; jauhilah anak-anak muda yang bodoh; berdirilah lurus dengan ulama; siapa datang kepadamu jadilah ia seperti dokter mereka; jadilah kamu untuk manusia seperti saudara sekandung, perbanyaklah takut kepada alloh, karena mentaati-Nya itu termsuk dzikir. Sabda Nabi saw. :


“Barangsiapa taat kepada alloh berarti telah mengenang-Nya walau sedikit shalatnya, puasanya dan bacaannya pada Al-Qur’an, dan barang siapa bermaksiat kepada alloh berarti telah melupakan-Nya, walau banyak shalatnya, puasanya dan bacaannya pada Al-Qur’an.”


Orang beriman itu harus selalu taat kepada alloh, berkesesuaian dengan-Nya, sabar dan berhenti kala mendapat untung; menyandarkan ucapannya, makanan, pakaian, dan segala apa pun yag terpercik dari-alloh. Tapi orang munafiq itu tidak ambil peduli ketentuan-ketentuan seperti ini – dalam segala kondisi mereka :


Anak-anak muridku bila kamu cinta alloh atau mencintai yang lain maka jangan kamu campur baurkan dalam satu hati :


Firman alloh :


“alloh tidak menjadikan seseorang  mempunyai dua hati dalam dadanya.” (Qs. 33: ayat 4).


Dunia akhirat tidak bisa di campur baurkan pencipta dan ciptaan tidak bisa disatukan. tinggalkan sesuatu apa pun yang yang berupa mahluk sehingga memeproleh sesuatu yang membawa kepada sang pencipta. rendahkan diri dan hartamu hingga memperoleh surga. Firman alloh :


“Sesungguhnya alloh telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman dengan memberikan surga untuk mereka.” (Qs.IX:111).


Rendahkan hatimu berzuhud terhadap apa saja selain alloh sampai kau peroleh kedekatan alloh dan persambungan di dunia dan akhirat.


Wahai pecinta alloh, perbaguslah dirimu bersama ketentuan-Nya sekiranya baik dan sucikan hatimu yang menjadi pusat yang memper-erat dengan alloh; bersimpuhlah di pintu-Nya dengan pedang tauhid, ikhlas, shodiq dan janganlah kau buka untuk seseorang pun selain Dia; janganlah kau persibuk pos-pos hatimu selain untuk-Nya :


“Tidak akan sampai daging dan darahnya kepada alloh hanya yang sampai kepada alloh ialah taqwa darimu.” (Qs. XXII:37).


Wahai bani Adam, apa pun yang ada di dunia dan akhirat adalah ciptaan, maka ke mana arah syukurmu dan ke mana arah takwamu, ke mana arah isyarahmu dan pelayananmu; janganlah melemah dan janganlah beramal dengan amalan yang tidak disertai ruh, karena amal yang disertai ruh itu bisa menimbulkan ikhlas.