📓terjemahan kitab fathur robbani.
Shakh Abdul Qodir al-Jailani.
📄Majelis ke 36"Beramal Iklas Karena Alloh"
Pengajian Syeikh Abdullah Qodir al-Jilany
Selasa sore tanggal 2 Radjab tahun 545 Hijriyah di Madrasah,
Beliau berkata:
Dunia ini adalah pasar, tapi tak sampai lama, tiada seseorang pun yang tinggal di sana. Kala malam tiba, penghuninya sama pergi. Bermujahadahlah bahwa kamu tidak akan berjual beli di pasar ini kecuali, sesuatu yang bermanfaat di akhirat nanti, karena pencela itu selalu memandangmu. Esakan alloh, ikhlas dalam amal untuk Dia semata. Dia lah pemberi, tetapi kamu amat sedikit memberi walaupun untuk sesamamu.
Anak-anak muridku,
jadilah orang berakal dan belaku sopan di hadapan alloh atau ciptaan. Kamu jangan aniaya mereka, sedangkan kamu mencuri sesuatu dari mereka, apa yang kau punya.Tiada harta untukmu sampai tanda tangan di terima wakilnya, maka ketika itu kamu baru tahu pemberian sebelum tanda tangan berarti tidak di beri sesuatu yang paling kecil atau yang terbesar kepadamu, kecuali atas ijin alloh, bersama pengesahan dan ilhamnya dalam hati. Jadilah mikir yang menetapkan tampatmu di hadapan Alah, karena rizki itu terbagi menurut pembagian alloh
Dengan muka macam apa kamu akan menjumpai alloh esok, sedangkan ketika di dunia kamu selalu menentangNya sambil berpaling menuju ciptaan untuk menyekutukan, segala kebutuhan kau utarakan kepada sesama dan berpasrah dalam kepentingan mereka, padahal kebutuhan kepada sesama berarti siksaan, tentu amat banyak peminta tapi tiada yang keluar dari mereka (suatu permintaan) kecuali siksa, sedang di antara mereka yang terkecil tanpa merasa benci dalam kebenaran alloh, ketika kamu meminta pasti dirimu sendiri tersiksa berarti ada dalam jalan haram berupa tidak bersedia memberi.
Anak-anak muridku, bagiku, pertama kali dalam menanggapi situasi ini adalah tentang kelemahan ketika mencari sesuatu kepada sesama dan sesuatu yang kau miliki tapi tidak kau ketahui “dari mana”, tidak kau lihat “bagaimana”, Jika kamu mampu memberi tanpa menghendaki sesuatu lakukanlah, kamu ingin menjadi palayan tanpa mencari pelayan lakunlah, setiap orang berbuat untuknya dan bersamanya, maka lihatlah mereka bagaimana keganjilannya di dunia dan akhirat, lihatlah kesufian dan kesiagaan mereka di hadapan alloh
Wahai sahaya
bila Islam tidak terbersit dalam jiwamu, bagaimana iman bisa tumbuh, jika iman tidak terdapat dalam jiwa, berarti kamu tidak punya keyakinan, jika yakin tidak kamu punyai berarti ma’ruf tidak ada padamu dan itu artinya kau belum mengenal alloh. Nah, inilah derajat dan peringkat yang tumbuh dalam jiwa. Bila Islam bersih, bersih pula penyerahanmu. Jadilah penyerah diri kepada alloh meliputi keberadaanmu beserta memelihara hukum syara’, serahkan jiwamu menurut kewajibannya, perbaguslah adab bersama Dia dan ciptaan alloh kamu jangan aniaya dirimu sendiri atau yang lain karena perbuatan aniaya itu mempergelap hati, mengkelamkan muka serta catatan amal, kamu jangan mengaiaya atau menolong penganiaya. Karena Nabi saw. bersabda :
“Akan ada panggilan di hari kiamat ; di mana penganiaya, di mana pembantu penganiaya, di mana orang yang melihat mereka sedih, di mana orang yang bertemu mereka sakit? Kumpulkan mereka dan letakkan dalam peti dari neraka.”
Larilah dari ciptaan, berjanjilah jangan menjadi penganiaya atau teraniaya, jika kau mampu lebih baik jadi orang teraniaya dari pada menganiaya karena pertolongan alloh pasti melimpah pada orang teraniaya, apalagi jika tidak terdapat orang yang menolong. Nabi saw. bersabda :
“Jika orang yang teraniaya tidak menjumpai penolong selain alloh, maka sesungguhnya Dia berkata : tentu Aku beri pertolongan padamu kendati telah berlalu.”
Sabar itu, satu jalan untuk memperoleh pertolongan, mengangkat derajat dan memperoleh kemuliaan. Wahai alloh, kami mohon kepadaMu agar bersabar bersamaMu, kami mohon takwa, terbebas dari segala ini dan sibuk bersamaMu, dan agar tersingkap hijab antara kami dan Engkau.
Jadilah perantara antara dirimu dengan alloh, karena berhenti bersama-alloh adah kesibukan. Tiada penguasa, tiada yang kaya tiada yang mulia kecuali alloh.
Wahai munafik,
sampai kapan kamu beriyah’ dan bermunafiq? Celaka kamu, bagaimana tidak malu kepada alloh dan tidak yakin akan perjumpaan dengan Dia? Waktu ini kamu beramal untuk alloh sedangkan batinmu untuk yang lain, kembalilah, temukan urusanmu dan bersihkan niatmu untuk alloh, tidak akan makan sesuappun atau berjalan satu langkah atau beramal sesuatu kecuali dengan niat bagus.
Kau tahu, ciptaan dan pencipta tidak bisa di satukan, dunia dan akhirat dalam hati tidak bisa di padukan, tidak bisa di lukiskan, tidak bisa di benarkan, tidak datang sesuatu darinya baik ciptaan atau pencipta, baik dunia atau akhirat. Tetapi keberadaan ciptaan sungguh bisa di lukiskan dalam lahir jiwamu, sedang pencipta terlukis melalui batin, dunia di tangan akhirat dalam hatimu, tetapi jika sudah di hati jangan kamu satukan. ngacalah dirimu dan pilihlah untuk alloh, jika kamu berkehendak dunia maka keluarkan akhirat di hati, jika menghendaki akhirat, bebaskan dunia dari hati, jika kamu ingin dekat Tuhan, bebaskan hatimu dari dunia dan akhirat, Selagi di hatimu terpercik sesuatu selain alloh, kamu tidak akan bisa menyaksikan kedekatanmu dengan alloh. Pikirlah, jangan sesekali mendatangi pintu alloh keculai dengan tancapan yang benar, karena setiap pandang pasti menghianatimu.
Anak-anak muridku, rupanya yang kau ketahui cukup mempersibuk diri dari pada yang tidak kamu ketahui, bebaskanlah nafsu dari hatimu tentu kebaikan datang mengitarimu, karena hal itu sebagai kekeruhan yang amat, tapi kala nafsu telah keluar kejernihan pasti datang tanpa membawa keruh, bahkan hal itu membawa perubahan yang esensial. Firman alloh :
“Sesungguhnya alloh tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum, sebelum mereka berusaha merubah keadaan diri mereka sendiri.” (Qs.XIII:11).
Wahai manusia,
dengarkan ini, wahai mukallaf camkanlah kalam Sal Baari (Dzat Pencipta), ia adalah sebenar-benar perkataan. Cemburukan dirimu untuk alloh terhadap sesuatu yang di benci hingga jalan membentang seperti yang mereka cinta datang untukmu.
Dengarlah kataku,
terimalah permukaan bumi ini orang berani berbicara di hadapan ummat dalam situasi seperti ini, kecuali aku. Aku membutuhkan perangan mereka, bukan untukku, kendati aku mencari yang lain, tetapi aku tetap membutuhkan mereka. Setiap kalimat yang keluar dariku kepada mereka bukan berarti aku membutuhkannya, sungguh, aku tidak membutuhkan kecuali alloh. Mana sesuatu yang di kehendaki, bukan dunia, bukan akhirat, juga bukan isi kedunya, sedang Dia Maha Mengetahui kebenaranku. Karena Dia Maha tahu kendati yang kasat mata.
Seseorang tidak mencari gambaran alloh, tetapi ia mencari ma’nawinya, yaitu mengesakan, ikhlas dan menyingkirkan kecintaan dunia akhirat dari hati, menjadikan segala sesuatu dalam keterasingan bersama alloh. Jika hal ini sempurna atasmu berarti kamu lebih mencintai, lebih dekat dan lebih meninggikan alloh daripada yang lain.
Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar