Tampilkan postingan dengan label 📒Terjemahan Kitab Mukasyafatul qolbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 📒Terjemahan Kitab Mukasyafatul qolbi. Tampilkan semua postingan

Bab 13.

Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf.


Bab 13 (belum tersedia)

Bab 12. Iblis dan siksaanya

Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf.


Bab 12. Iblis dan siksaanya


Allah SWT berfirman:


"Bila kamu berpaling (tidak taat kepada Allah dan utusan-Nya), maka sesungguhnya Allah tidak mengkasihani orang-orang kafir. (QS.3 Al Imran:32)"


Yakni Allah tidak mengampuni mereka dan tidak menerima tobat mereka sebagaimana tidak menerima tobatnya iblis karena kafir dan kesombongannya. Dan Allah menerima tobatnya Nabi Adam AS sebelum ia bertobat, sebab dia mengakui dosa yang menimpa serta menyesali.


 


Secara hakekat yang menimpa para Nabi bukanlah dosa, sebab mereka maksum (terjaga) dari dosa sebelum kenabian atau sesudahnya. Disebut dosa hanya dari segi harfiah saja, tidak dari segi hakekat. Demikianlah sehingga Nabi Adam dan Hawa berdo'a:


"Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, bila Engkau tidak mengampuni kami dan mengkasihani kami, tentulah kami termasuk orang-orang yang rugi. (QS.7 Al A'raf:23)"


 


Mereka menyesal, bertobat dan selalu mengharap rahmat Allah SWT sebagaimana ada firman:


"Janganlah kamu berputusa asa dari Rahmat Allah. (QS.39:53)".


Sementara iblis tidak mengakui dosanya, apalagi menyesali! Tidak dicela dan tidak bertobat serta sudah putus asa dengan Rahmat Allah dan ia sangat sombong. Dan barangsiapa yang sikapnya seperti sikapnya iblis maka tobatnya tidak diterima. Barangsiapa yang sikapnya seperti Nabi Adam AS, Allah akan menerima tobatnya.


Setiap kemaksiatan yang dimulai dengan menuruti hawa nafsu masih ada harapan diampuni, seperti maksiatnya Adam. Tapi kalau maksiatnya didasari kesombongan, demikian ini maksiatnya iblis.


 


Kisah:


Iblis mendatangi Nabi Musa AS. Ia berkata:


"Engkau adalah manusia yang diutus Allah, dan Dia telah berfirman kepadamu secara langsung".


Jawab Musa:


"Ya, benar. Apa yang kamu inginkan dan kamu siapa".


Jawab Iblis:


"Aku iblis, wahai Musa! Dan katakan kepada Tuhanmu, ada diantara makhluk-Mu yang mau bertobat".


 


Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS:


"Katakan padanya bahwa Aku menerima permohonannya. Dan perintahkan dia untuk sujud kepada kuburannya Nabi Adam AS. Kalau dia mau bersujud, Aku mau menerima tobatnya".


Musa AS memberitahukan berita ini kepada iblis dan iblis justru marah-marah dan congkak. Iblis membantah:


"Wahai Musa, aku sudah tidak sujud ketika dia masih di surga, lalu bagaimana mungkin aku sujud pada yang sudah mati".


 


Iblis dan Siksanya


Sesungguhnya siksaan iblis di neraka amat berat. Ada yang bertanya:


"Bagaimana engkau merasakan siksa Allah".


Jawab iblis:


"Seberat-berat siksa yang pernah terjadi".


 


"Sesungguhnya Adam sekarang ada di taman surga, sekarang sujudlah kamu kepadanya dan ajukan senggang waktu sampai engkau diampuni".


Ternyata dia masih menolak. Siksanya semakin dahsyat sekaliber 70.000X lipat siksa penghuni neraka. Salah satu hadits menyebutkan:


"Bahwa Allah mengeluarkan iblis dari neraka setiap 100.000 tahun sekali. Juga mengeluarkan Nabi Adam AS dan Dia memerintah iblis untuk sujud kepada Adam AS. Namun iblis tetap menolak dan dimasukkan lagi ke neraka".


 


Wahai saudara-saudaraku! Kalau kalian ingin selamat dari cengkraman iblis, maka berpegang teguhlah pada Tuhan Yang Maha Mengkasihani dan mintalah Perlindungan Dari-Nya.


 


Kisah:


Ketika hari kiamat, diambillah kursi dari api neraka, lalu iblis didudukkan diatasnya. Sementara syetan-syetan dan orang-orang kafir berkerumun disampingnya. Mereka berteriak meringkik-ringkik seperti kuda. Ada yang berkata pada mereka:


"Wahai ahli neraka, bagaimana yang kau rasakan hari ini sebagaimana yang dijanjikan Tuhanmu".


Jawab mereka:


"Benarlah adanya. Ini adalah hari dimana aku berputus asa dari Rahmat".


Lalu Allah memerintahkan para malaikat untuk memukul iblis dan para pengikutnya dari cambuk api neraka. Mereka pun jatuh ke nereka selama 40 tahun dan tidak lagi mendengar perintah untuk keluar.


 


Ada riwayat:


Kelak pada hari kiamat iblis akan didatangkan, dia diperintah duduk diatas kursi api neraka dan dilehernya ada kalung laknat. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menarik kursi iblis dan menceburkan ke neraka, namun para malaikat tidak kuasa mengangkat iblis. Allah mengutus jibril bersama 80.000 malaikat, namun juga tidak mampu. Lalu diutus malaikat Israfil dan Izrail bersama mereka, tetap saja tidak kuasa menangkat iblis. Kemudian Allah SWT berfirman:


"Andaikan semua malaikat yang Kuciptakan berkumpul berlipat ganda, mereka tetap tidak mampu memindah iblis selama dilehernya ada kalung laknat".


 




Bantahan Iblis


Diriwayatkan:


Sesungguhnya iblis memiliki nama-nama: di langit dunia bernama 'Abid (ahli ibadah), langit kedua bernama Zahid (ahli zuhud), langit ke tiga bernama Al 'Arif (yang ma'rifat), langit ke empat bernama Al Waali (kekasih), di langit ke lima bernama At Taqoo (ahli taqwa), langit ke enam namanya Al Khoozin (bendahara), di langit ke tujuh namanya 'Azaaziil  dan Luhmahfudz namanya iblis, dikarenakan lalai akibat dari perintah-Nya, dimana Allah memerintahkan sujud kepada Nabi Adam AS justru ia membantah:


"Apakah tidak lebih utama aku daripada dia! Engkau jadikan aku dari api dan dia dijadikan dari tanah!".


Allah SWT berfirman:


"AKU melakukan sesuatu sesuai yang KU kehendaki".


 


Iblis berpendapat bahwa dirinya lebih mulia dibanding Adam AS. Ia berdiri membelakangi Adam karena berbangga diri dan sombong, ia hanya berdiri, sementara para malaikat sujud pada Adam amat lama. Ketika mereka bangkit dari sujud, iblis tetap berdiri, kemudian mereka sujud yang kedua dengan sujud syukur. Ia tetap berdiri dan berpaling amat berbangga diri tanpa menyesal sedikitpun. Kemudian Allah merubah bentuk wajah iblis yang mulanya indah berubah menjadi wajah babi hutan; kepalanya seperti unta, dadanya seperti punuk unta besar, wajahnya antara dada dan kepala seperti kera, kedua matanya melotot seluas wajahnya, lubang hidungnya lebar seperti alat bekam, bibirnya seperti bibir lembu, taringnya seperti babi hutan dan janggutnya hanya ditumbuhi 7 helai rambut. Kemudian Allah mengusirnya dari surga, dari langit, dari bumi dan dari semua wilayah. Ia tidak bisa masuk bumi kecuali secara sembunyi dan dilaknati sampai hari kiamat.


 


Sekarang berfikirlah, dulu ia makhluk yang cemerlang, tampan, bersayap empat, pandai dan ahli ibadah, yang menjadi kebanggaan dan pemimpin para malaikat. Namun semuanya tidak menjadi jaminan (menjadi makhluk terbaik), dimana didalamnya terselip 1 pelajaran bagi makhluk lainnya.


Ada atsar menyebutkan:


Ketika Allah mencerca iblis, menangislah malaikat Jibril dan Mikail. Allah pun berfirman:


"Apa yang menjadikan kalian menangis".


Jawab mereka:


"Kami pun tidak luput dari tipu dayamu".


Allah SWT berfirman:


"Demikianlah, adakah kalian merasa tidak aman dari-Ku".


 


Do'a dan Kekuasaan Iblis


Diriwayatkan:


Sesungguhnya iblis berdo'a:


"Wahai Tuhan, Engkau sudah mengeluarkan aku dari surga karena masalah dengan Adam dan aku tidak akan bisa menguasai dia kecuali dengan Penguasaan-Mu".


Allah SWT berfirman:


"Engkau bisa menguasai Adam; maksudnya anak-anak mereka untuk menjaga kenabian bapak-bapak mereka".


Kata iblis:


"Tambahkan untukku".


Firman-Nya:


"Tidak dilahirkan anak Adam kecuali anakmu juga lahir sebanyak anaknya Adam".


Pinta iblis:


"Tambahkan lagi untukku".


Firman-Nya:


"Dan mereka (hati mereka) merupakan rumahmu dan engkau bisa berjalan melewati aliran darah mereka".


Kata iblis:


"Tambah lagi untukku".


Firman Allah SWT:


"Siapkan pasukan berkudamu dan pasukan berjalan kaki untuk menghadapi anak cucu Adam. Gunakanlah harta sebagai sekutumu untuk menghadapi mereka, dengan mendorong mereka sampai masuk kearah yang haram. Dan untuk anak-anak remaja; arahkan mereka ke jalan yang haram, seperti senggama dalam waktu haid, berbuat syirik dari segi nama-pun, misalnya 'Abdul Uzza', mengarahkan mereka ke keyakinan salah, pekerjaan tidak halal, beri mereka janji-janji yang batil atau tidak benar mengenai syafa'at Ketuhanan, mengandalkan nenek moyang, mengakhirkan tobat dan banyak khayalannya".


Semua itu jalan untuk menyesatkan mereka, yang seolah-olah Tuhan berkata:


"Berbuatlah sekehendakmu. (QS.41:40)"


 


Adam AS menuntut:


"Wahai Tuhan, sesungguhnya Engkau telah memberikan kekuasaan pada iblis untuk aku dan aku pun tidak mungkin menolaknya kecuali lantaran pertolongan-MU".


Allah SWT berfirman:


"Tidak dilahirkan seorang anakmu, kecuali aku menyerahkan anak pada malaikat yang selalu menjaganya".


Pinta Adam AS:


"Tambahkan untukku, Ya Tuhan".


Firman-Nya:


"Setiap kebajikan memperoleh lipatan 10X".


Kata Adam:


"Tambahkan lagi, Ya Tuhan".


FirmanNya:


"Aku akan mengampuni mereka dan Aku tidak peduli seberapa besar kesalahan mereka".


Kata Adam AS:


"Kalau begitu aku sudah merasa cukup".


 


Pinta iblis lagi:


"Wahai Tuhan, ciptakan utusan-utusanku dari anak cucu Adam".


Firman Allah SWT:


"Tukang Nujum".


Kata iblis:


"Apa kitabku".


Firman-Nya:


"Tahi lalat ciptaanmu".


Kata iblis:


"Apa haditsku".


FirmanNya:


"Kebohongan".


Pinta Iblis:


"Apa Al Quran-ku".


Firman-Nya:


"Nyanyian".


Kata Iblis:


"Apa mu'adzin-ku".


FirmanNya:


"Seruling".


Iblis berkata:


"Dimana masjidku".


Firman-Nya:


"Beberapa pasar".


Iblis berkata:


"Dimana rumahku"


Firman-Nya:


"Tempat pemandian".


Iblis berkata:


"Makananku apa"


Firman-Nya:


"Semua makanan yang tidak menyebut Asma-KU".


Iblis berkata lagi:


"Apa minumanku".


FirmanNya:


"Yang memabukkan".


Kata iblis yang terakhir:


"Apa perangkapku".


Jelas-Nya:


"Wanita".

Bab 11. TAAT DAN CINTA KEPADA ALLAH SERTA UTUSANNYA

Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf.


Bab 11. TAAT DAN CINTA KEPADA ALLAH SERTA UTUSANNYA





Firman Allah SWT:


"Katakanlah; bilamana kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, tentu Allah juga mencintai kamu.... (QS.3 Al Imran:31)"


 


Ketahuilah bahwa cintanya Allah kepadamu adalah menurut bagaimana cinta kalian kepada Allah dan Utusan-Nya dengan mengikuti perintah-Nya. Dan bukti cinta Allah kepada hamba-Nya ialah dengan Anugerah-Nya dan ampunan-Nya.


Ada yang berkata:


"Bila hamba mengerti bahwa kesempurnaan hakiki adalah milik Allah, maka apapun yang dilihatnya baik dan sempurna pada dirinya atau orang lain tidak luput dari pertolongan Allah. Dan pasti cinta mereka tidak ada lain kecuali hanya kepada Allah. Inilah yang menyebabkan hasrat untuk berbakti kepada-Nya dan suka terhadap sesuatu yang bisa mendekatkan diri pada-Nya. Makanya cinta mereka direalisasikan dengan taat kepaa-Nya dan mengikuti jejak Rasulullah SAW dari segi taat beribadah pada-Nya.


 


Melalui Hasan, katanya para umat zaman Rasulullah SAW selalu berkata:


"Ya Muhammad, sungguh kami amat mencintai Tuhan kami"


Kemudian Allah menurunkan ayat diatas.


Melalui Bisyri, katanya:


Aku bermimpi melihat Nabi SAW, beliau bersabda begini:


"Hai Bisyri, apa kau tahu lantaran apa Allah mengangkat derajatmu lebih tinggi dibanding teman-temanmu".


Kataku:


"Tidak, Ya Rasul".


Jawab Nabi:


"Yakni dengan pelayananmu terhadap orang-orang shaleh, cinta dan nasehatmu terhadap sesama kawan dan engkau memegang dan mengikuti sunnahku".


 


Sabda Nabi SAW:


"Barangsiapa yang menghidup-hidupkan sunnahku, maka sungguh dia mencintaiku. Dan barangsiapa yang mencintaiku, maka kelak ia bersama aku pada hari kiamat didalam surga".


 


Ucapan sahabat Nabi SAW yang terkenal:


"Orang yang berpegang teguh pada sunnah Nabi SAW (Dimana beliau SAW sebagai utusan sekaligus pemegang akhlak ketika semua orang rusak akhlaknya, dan ketika banyak aliran) maka ia memperoleh pahala seperti 100 orang mati syahid".


 


Nabi SAW bersabda:


"Setiap umatku pasti masuk surga kecuali yang membangkang".


Ada yang bertanya:


"Siapa saja yang membangkang, Ya Rasul"


Sabda Nabi:


"Barangsiapa yang taat kepadaku akan masuk surga, dan siapa yang maksiat kepadaku ia telah membangkang. Dan setiap perbuatan yang tidak berdasarkan sunnahku disebut maksiat".


 


Sebagian ulama berkata:


"Bilamana kalian melihat seorang syeikh atau Kyai mampu terbang ke angkasa, berjalan diatas laut, menelan api dan lain-lain, namin ia masih meninggalkan kewajiban yang diwajibkan Allah SWT atau meninggalkan kesunnahan yang disunnahkan oleh Nabi-Nya dengan sengaja; maka ketahuilah bahwa dia adalah pembohong dalam setiap dakwahnya. Perbuatannya tidak bisa disebut keramat melainkan istidroj".


 


Imam Junaid RH berkata:


"Seseorang tidak bisa menyampaikan sesuatu kepada Allah keculi menurut kehendak Allah. Dan jalan untuk sampai kepada Allah adalah dengan mengikuti sunnah Nabi yang terpilih Muhammad SAW"


Imam Ahmad Al Hawaarii RH berkata:


Tiap-tiap perbuatan tanpa didasari Sunnah Nabi SAW, maka rusak, sebagaiman ada sabda Nabi SAW:


"Barangsiapa yang menyia-nyiakan sunnahku, maka syafaatku haram bagi dia".


 


Kisah:


Diantara orang-orang gila ada seorng lelaki menganggap bahwa orang gila itu tolol dalam perilakunya. Perilaku itu diceritakan kepada Ma'ruf Al Karokhi, dan ia tersebyum saja sambil berkata:


"Wahai saudaraku, dia memang memiliki orang-orang yang cinta dari kalangan orang awam atau pembesar, dari orang yang punya akal atau orang gila. Dan orang yang kau lihat tadi termasuk dari yang gila".


 


Imam Junaid RH berkata:


Guru kami As Sarii sedang sakit,. Kami tidak tahu penyebab dan obatnya, hanya ada tabib yang pandai menyuruh kami mengambil sebotol air seni guru. Tabib pun melihat air tersebut agak lama, kemudian berkata:


"Air kencing ini sepertinya air kencing orang yang sedang rindu".


Aku pun pingsan tidak sadar dan botol itu jatuh dari tanganku. Setlah sadar aku menghampiri guru As Sarii, lalu kuceritakan semuanya. Ia hanya tersenyum dan berkata:


"Alangkah tajam penglihatannya, dan semoga Allah membunhnya".


Aku berkata:


"Apakah kerinduan seseorang bisa dilihat dari air kencing".


Jelas Guru As Sarii:


"Ya, bisa".


 


Kata Imam Fudlail RA:


Ketika ditanya padamu:


"Apakah engkau mencintai Allah"


Maka diamlah. Karena bila kamu menjawab:


"Tidak"


Maka kafirlah engkau. Bila engkau menjawab:


"Iya,"


Maka kamu bukan sifatnya orang yang mencintai Allah. Dan takutlah kamu akan Kemurkaan Allah.


 


Kata Sufyan:


"Barangsiapa yang mencintai orang yang cinta kepada Allah, artinya dia telah mencintai Allah. Juga yang mengagungkan orang yang mengagungkan Allah, sama dengan ia mengagungkan Allah".


 


Kata Sahl:


:Tandanya cinta Allah adalah mencintai Al Quran. Dan tandanya cinta Allah dan cinta Al Quran ialah mencintai Nabi Muhammad SAW; dengan tanda mencintai sunnahnya. Tanda mencintai sunnahnya ialah mencintai akherat. Tanda cinta akherat ialah benci terhadap dunia dan tanda benci dunia ialah mengambil urusan duniawi hanya sebagai bekal untuk menuju akherat".


Kata Abu Hasan Az Zanjaani:


"Dasarnya ibadah ada 3 syarat: mata, hati dan lidah. Mata untuk menarik pelajaran, hati untuk tafakkur dan lisan/lidah untuk berkata benar, bertasbih dan berdzikir. Sebagaiman ada firman Allah SWT:


"Berdzikirlah kalian kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya; dan bertasbihlah pada-Nya disaat pagi dan petang. (QS.33 Al Ahzab:41-42)"



Kisah:


Sesungguhnya Abdullah dan Ahmad bin Harbi mendatangi suatu tempat. Yang Ahmad bin Harbi memotong rumput, sementara Abdullah berkata:


"Ada 5 hal yang berhasil menguasaimu:


Hatimu sibuk dengan sesuatu, sampai tak sempat bertasbih untuk Tuanmu.


Engkau membiasakan kesibukan itu sampai benar-benar lupa dzikir kepada Allah.


Engkau menjadikan sebagai kebiasaan.


Sampai-sampai banyak orang mengikuti.


Engkau menetapkan dirimu akan sesuatu sebagai Dasarnya Allah 'Azza Wa Jalla kelak dihari kiamat.


Demikian disebutkan dalam Rounaqul Majaalisi.


 


Kata Sariy RA:


Aku melihat sawiqo dibawa oleh Jurjani, ia memakannya tanpa dilumuri dengan air. Aku pun berkata:


"Kenapa engkau tidak makan yang lain saja".


Ia menjawab:


"Aku telah memperhitungkan ketika mengunyah dan menelan ada 90X tasbih dan akhirnya aku tidak makan roti sejak 40 tahun yang lalu".


 


Sahl bin Abdullah makan setiap 15 hari sekali. Bahkan dalam bulan Romadhon hanya makan sekali saja. Suatu saat tertentu pernah tidak makan selama 70 hari, justru ia lemah kalau makan dan kuat kalau lapar. Dia selalu bersama-sama Abu Himaad Al Aswaad selama 30 tahun dan ia tidak pernah melihat ada makanan atau minuman, namun tidak pernah luput dari Dzikir kepada Allah.


 


Kisah:


Amr bin Ubaid tidak akan keluar dari tempatnya kecuali ada 3 tujuan:


Berjama'ah.


Menjenguk orang sakit.


Mengantar jenazah.


Ia berkata:


"Aku memandang semua orang adalah pencuri dan penyamun, padahal umur merupakan mutiara terindah. Selayaknya diisi penuh dengan amalan akherat. Mengertilah bahwa orang yang mengkehendaki akherat akan menjauhi urusan duniawi agar tujuan hati tetap satu dan segi lahiriah tidak keluar dari batiniahnya. Sebab tidak mungkin memelihara satu perkara tanpa memperhatikan antara yang lahir dan batin".


 


Kata Asy Syibli:


"Kalau mengantuk menjalariku, maka aku harus mencelaki mataku dengan geram. Kalau masih mengantuk, aku pun mengoleskan pena celak ke mataku".


 


Kisah:


Kata Ibrahim bin Hakim:


"Bila ayahku mengantuk, ia menceburkan dirinya ke laut. Ia melafadzkan tasbih dan ikan-ikan mengerumuni membaca tasbih bersamanya".


 


Kisah:


Sesungguhnya Wahib bin Munabbih berdo'a kepada Allah agar dihilangkan rasa kantuk semalam saja. Dan hilangnya rasa tidurnya selam 10 tahun. Sementara Hasan Al Hallaj mengikat dirinya dari mata kaki sampai lutut dengan 13 tali. Keadaan seperti itu tetap mengerjakan shalat sehari semalam 1.000 raka'at. Juga Al Junaid bekerja ke pasar membuka tokonya, ia masuk dan menurunkan tabirnya dan mengerjakan shalat 400 raka'at, kemudian ia pulang. Dan Habsyi bin Dawud mengerjakan shalat shubuh selama 40 tahun dengan wudhunya shalat 'Isya.


Untuk itu selayaknya orang mukmin selalu dalam keadaan suci, membayangkan dirinya duduk dihadapan Rasulullah SAW menurut ukuran hadir dan dekatnya hati, sehingga nampak tenang dan agung dalam setiap perbuatan.


 Ia bersabar menghadapi orang lain dan tidak mengikutsertakan dalam kejahatan, serta memohonkan ampun buat orang lain terhadap Allah. Tidak perlu bangga dengan amal kebajikannya, sebab berbangga diri adalah sifatnya syetan. Pandanglah diri ini dengan hina dan memandang orang shaleh dengan pandangan mulia. Barangsiapa yang tidak memahami keagungan orang lain, maka Allah menghalangi bisa berkawan dengan dia.


Juga barangsiapa yang tidak mengenal ketaatan dengan orang lain, Allah akan mencabut rasa manisnya taat kepada Allah.


Fudlail bin Iyadl ditanya:


"Wahai Abu Ali, kapan orang bisa jadi shaleh"


Ia menjawab:


"Bila nasehat ada dalam hatinya, artinya dalam hati ada rasa takut kepada Allah dan di lisan selalu benar serta anggota badannya selalu beramal shaleh".


 


Allah SWT berfirman ketika memi'rajkan Nabi SAW:


"Wahai Muhammad, bila engkau ingin jadi orang yang wira-i maka zuhudlah terhadap dunia dan cintailah akherat".


Beliau SAW bertanya:


"Tuhanku, bagaimana cara aku berzuhud".


Allah SWT berfirman:


"Ambillah dunia sekedar buat minum, makan, dan berpakaian. Dan janganlah menimbun untuk hari esok serta langgengkan dzikir kepada-Ku".


Beliau SAW bertanya:


"Wahai Tuhanku, bagaimana caranya melanggengkan dzikir kepada-Mu".


Allah SWT berfirman:


"Asingkan diri dari manusia, buat tidurmu untuk shalat dan makanmu untuk lapar".


Nabi SAW pernah bersabda:


"Zuhud terhadap dunia bisa memberikan kesempatan hati dan badan untuk istirahat. Sedangkan rakus duniawi bisa menimbulkan keprihatinan. Cinta dunia merupakan pangkal kesalahan dan mengasingkan dari dunia merupakan pangkal kebajikan dan ketaatan".


 



Kisah:


Seorang saleh melewati sekelompok orang. Tiba-tiba dia mendengar seorang dokter sedang menerangkan tentang penyakit dan obat-obatan. 


Dia bertanya, “Wahai penyembuh penyakit tubuh, dapatkah engkau mengobati penyakit hati?” Dokter itu menjawab, “Ya, sebutkan penyakitnya.” 


Orang saleh itu berkata, “Dosa telah menghitamkannya sehingga menjadi keras dan kering. Apakah engkau dapat mengobatinya?” 


Dokter menjawab, “Obatnya adalah ketundukan, permohonan yang sungguh-sungguh, istiggfar di tengah malam dan siang hari, bersegeralah menuju ketaatann kepada Zat Yang Mahamulia dan Maha Pemberi ampunan, dan permohonan maaf kepada Raya Yang Mahakuasa. 


Inilah obat penyakit hati dan penyembuhnya dari Dzat Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.” 


Lalu, orang saleh itu menjerit dan berlalu sambil menangis. Dia berkata, “Dokter yang baik, engkau telah mengobati penyakit hatiku.” Dokter itu berkata, “Ini adalah penyembuh penyakit hati orang yang bertobat dan mengembalikan kalbunya kepada Dzat Yang Mahabenar dan Maha Menerima tobat.”



Dikisahkan Ada seorang lelaki membeli budak muda. Budak itu berkata:


"Wahai tuanku, aku ingin membuat perjanjian denganmu:


 


Tuan jangan menghalangi aku melakukan shalat fardhu.


Silahkan tuan memerintah aku pada siang hari semau tuan dan tidak memerintahkan di malam hari.


Tuan menyediakan satu ruang yang dilarang masuk kecuali aku.


Kata tuannya:


"Untukmu semua syarat-syarat itu. Dan sekarang lihatlah kamar-kamar yang engkau kehendaki".


Si budak berkeliling dan dia menemukan sebuah kamar yang tidak terawat. Kata si budak:


"Aku ambil kamar yang ini".


Jawab si tuan:


"Mengapa engkau memilih kamar yang tidak terawat".


Jawab si budak:


"Tidakkah tuan mengerti, sesuatu yang tidak terawat bila bersama Allah akan berubah jadi taman".


 


Selanjutnya si budak melayani tuannya di siang hari dan berdzikir di malam hari. Saat ia berdzikir, tuannya mengelilingi rumah dan sampailah pada kamar si  budak. Ia sangat terkejut, kamar itu berubah bercahaya, sementara si budak bersujud, yang diatas kepalanya ada pancaran "Nur" antara langit dan bumi. Si budak bermunajat merendahkan diri:


"Wahai Tuhanku, engkau bebankan kewajibanku terhadap tuanku di siang hari. Andaikan tidak, tentu aku tidak akan sibuk kepada-Mu kecuali di siang dan malam hari. Dan sekarang terimalah alasanku itu wahai Tuhanku".


 


Si tuan memandang si budak sampai pagi tiba. Ia pun pulang dan menceritakan pada istrinya. Pada malam kedua ia mengajak istrinya melihat kamar si budak. Melihat si budak bersujud dan sorotan cahaya memancar dari kepalanya. Mereka memandangi si budak di ambang pintu sambil menangis. Tuan tiba-tiba memanggil budak, dan berkata:


"Wahai budak, sekarang engkau merdeka karena Allah SWT. Engkau pernah mengajukan alasan pada-Nya serta tenggelam dzikir pada-Nya".


 


 


Namun si budak langsung menengadahkan tangannya keatas dan berdo'a:


"Wahai Dzat Yang memiliki Rahasia, sesungguhnya rahasiaku sudah terbuka. Dan aku tidak ingin hidup lagi kalau rahasiaku terbuka".


Ia memohon sekali lagi:


"Aku mohon kematian".


Ia langsung jatuh dan meninggal dunia. Demikianlah sifat orang-orang shaleh dan orang-orang yang dirundung rindu kepada Allah serta yang mencari Ridho-Nya.


 


Nabi Musa AS punya kawan yang amat dicintai. Suatu hari si kawan berkata:


"Wahai Musa, berdo'alah pada Tuhanmu agar Dia mengenaliku dengan amat kenal".


Nabi Musa AS pun berdo'a dan Do'anya dikabulkan.


 


Nabi Musa AS menyusul kawannya ke gunung bersama binatang-binatang liar, namun ia tidak menemukan kawannya itu. Nabi Musa AS mengeluh:


"Ya Tuhanku, saudaraku dan kesayanganku, aku telah kehilangan temanku".


Ada yang menjawab:


"Wahai Musa, barangsiapa yang mengenal-Ku dengan amat kenal, maka dia tidak akan berteman lagi dengan makhluk selama-lamanya".


 


Ada sebuah hadits:


Sesungguhnya Nabi Yahya dan Nabi Isa berjalan-jalan di pasar dan ada wanita yang menghadang mereka. Tiba-tiba Yahya AS berkata:


"Demi Allah aku tidak melihat hal itu".


Jawab Isa:


"Maha Suci Allah....! Tubuhmu bersamaku, lalu hatimu kemana".


"Wahai anak bibiku, andaikan ketenangan hatiku tertuju pada selain Tuhanku dalam sekejap mata saja, engkau pasti menyangka bahwa aku tidak mengenal Allah"


 


Ada yang berpendapat:


 


"Bukti kebenaran kemakrifatan ialah melepas urusan duniawi dan memurnikan diri untuk Dzat Yang Menguasai. Sesungguhnya pemabuk minuman yang disenangi tidak akan sembuh kecuali memperlebar pandangan fikir dan itu merupakan cahaya Ketuhanan".



Bab 10. Rindu

 Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf.


Bab 10. Rindu


Cinta merupakan ibarat condongnya hati terhadap sesuatu yang amat terasa keindahannya. Kalau condongnya hati terlalu kuat dan menggebu-gebu, artinya sudah sampai tingkat rindu. Rasa itu mampu membawa seseorang menjadi menjadi budak bagi yang dicintai, bahkan membelanjakan semuanya demi yang dicintai.


Tidakkah engkau lihat Zulaikha! Hanya demi cintanya terhadap Yusuf, ia kehilangan kecantikan dan semua yang dimiliki diserahkan demi Yusuf, termasuk mutiara dan kalung seberat 70 unta. Semuanya amat ringan demi pengorbanan cinta, bahkan kalung yang bisa membuat seseorang langsung kaya seketika, itupun diberikan demi cinta, sampai-sampai tak tersisa sedikitpun harta Zulaikha. Sesuatu disekitarnya selalu terbayang Yusuf, dimana-mana ada Yusuf, bahkan ketika mendongak ke langit pun terbentang nama Yusuf bejajar amat indah diantara bebintang.


 


Ada 1 riwayat:


Sesungguhnya Siti Zulaikha setelah beriman dan menikah dengan Yusuf AS, ternyata ia selalu menjauh dan menyendiri dari Yusuf untuk beribadah kepada Allah SWT. Bila Yusuf AS mengajaknya siang, maka ia menahannya sampai malam hari. Bila Yusuf AS mengajaknya malam hari, ia pun menahan sampai waktu siang. Zulaikha berkata:


"Wahai Yusuf, sesungguhnya aku sudah mencintaimu jauh sebelum aku mengenal Dia. namun ketika aku mengenal-Nya, hatiku tak ada ruang lagi meletakkan cinta terhadap sesuatu yang lain selain Dia, termasuk kamu. Dan aku tidak mengkehendaki ada ganti kecuali hanya Dia saja".


Akhirnya Yusuf AS memberi pengertian:


"Sesungguhnya Allah memerintah aku berbuat demikian (Jima'), akan dikeluarkan dari rahimmu 2 orang putra yang Dia jadikan Nabi-Nya".


Jawab Zulaikha:


"Kalau memang begitu perintah Allah, yang menjadikan aku jalannya kesana, artinya perbuatan itu masih disebut taat kepada Allah".


Sejak itu hati Zulaikha baru tenang disisi Yusuf AS.


 


Kisah:


Ada orang yang sangat tergila-gila dengan Lailah. Tiap hari ia menyebut:


"Lailah..... Lailah..... Lailah....."


Padahal Lailah sudah meninggal dunia. Ia hanya menjawab:


"lailah berada dalam hatiku dan ia tidak akan mati. Lailah sudah dalam hatiku, akulah Lailah".


Suatu hari ia lewat depan rumah Lailah, justru ia memandang ke langit. Disana ada yang berkata:


"Wahai orang gila, janganlah engkau memandang langit tapi lihatlah pagar rumah Lilah, disana engkau akan melihat lukisan Lailah".


Dia menjawab:


"Aku cukup memandang sebuah bintang yang jatuh tepat diatas rumah Lailah".


 


Kisah:


Manshur Al Halaaj RA ditahan orang-orang selama 18 hari. Kemudian Asy Syubali bertanya:


"Wahai Manshur, apa yang paling engkau cintai".


Dia menjawab:


"Jangan bertanya hari ini, tapi tanyalah besok hari".


Pagi hari pun datang, mereka mengeluarkan Manshur dari penjara dan siap untuk dihukum bunuh. Syubali pun lewat didepan Manshur, ia berkata:


"Wahai Syubali, cinta berawal dari terbakarnya hati dan berakhir dengan terbunuh".


Merupakan pertanda pemikiran Manshur Al Halaaj RA bahw semuanya adalah batal, tidak nyata, kecuali hanya Allah saja. Hanya Dialah yang Haq. Dan Manshur lupa namanya sendiri saat hatinya tertambat pada-Nya; ketika ditanya siapa engkau, ia hanya menjawab:


"Aku adalah Tuhan Yang Haq".


 


Diriwayatkan:


Bukti kebenaran cinta terhadap Allah ada tiga hal:


Lebih memilih perkataan Firman-Nya daripada perkataan lain.


Lebih memilih berkumpul dengan kekasihnya daripada yang lain.


Lebih memilih ridho kekasihnya daripada ridho yang lain.


Gelora Rindu


Gelora rindu mampu merobek segala macam tutup dan membuka semua rahasia. Greget cinta mampu melemahkan roh, sebab ia memikul beban penguasaan cinta yang memuncak disaat ada manisnya dzikir. Sehingga adai saat itu ada bagian anggota yang dipotong, ia tidak akan merasakan apa-apa.


Kisah:


Seorang lelaki mandi di sungai Furaat, tiba-tiba ia mendengar seorang lelaki membaca ayat:


"Hari ini (kiamat), berpisahlah kamu wahai orang-orang yang berdosa. (QS.36 Yasin:59)"


Maka tubuhnya langsung terguncang-guncang sampai ia tenggelam dan mati.


(Cek Kurang)






Kisah:


Dzun Nun Al Mishri memasuki Masjidil Haram,. kebetulan ia melihat seorang lelaki telanjang yang tersingkir, bahkan sakit tergeletak dibawah tiang Masjid. Hatinya merintih sangat perih. Dzun Nun Al Mishri mendekati dan memberi salam, lalu bertanya:


"Engkau siapa wahai anak muda".


Jawab pemuda itu:


"Aku adalah seorang pengembara yang lagi mabuk rindu".


Aku pun mengerti apa ,maksud dia, lalu aku pun berkata:


"Aku juga sepertimu"


Tiba-tiba ia menangis, aku pun ikut menangis. Dia malah bertanya:


"Engkau ikut menangis".


Aku menjawab:


"Aku juga seperti kamu".


Ia menangis lagi dengan tangisan yang keras sambil berteriak keras, melengking, bersamaan itu nyawanya juga keluar.


 


Aku melepas pakaianku untuk menutupi jasadnya, lalu aku tinggal untuk mencari kain kafan yang pantas untuk dia di toko. Aku pun kembali dengan membawa kain kafan yang kudapat, tapi anehnya ia tidak berada ditempat semula. Rintihku:


"Subhaanallah...".


Dan terlintas hati berkata:


"Wahai Dzun Nun, sesungguhnya ia pengembara yang selama ini dicari-cari syetan, namun tidak ditemukannya. Juga dicari-cari oleh malaikat Malik, tapi tidak juga ditemukan. Juga dicari-cari oleh malaikat Ridlwan di surga  tapi tidak ditemukan".


Aku bertanya:


"Lalu dimana dia ditemukan".


Aku mendengar jawaban teriakan:


"Berada pada tempat yang benar, yakni disisi Maha Raja Yang Berkuasa. (QS.54 Al Qomar:55)"


Dia begitu karena terlalu besar cintanya, terlalu banyak taat tanpa menunda-nunda tobatnya. Demikian disebutkan dalam Kitab Zarur Riyadl.


 


Sebagian masyayikh ditanya mengenai persoalan cinta, dia menjawab:


"Sedikit bergaul, sering menyendiri, sering berfikir dan kelihatannya pendiam. Ia tidak melihat bilamana memandang, tidak mendengar bila dipanggil, tidak faham bila bicara, dan hatinya tidak bersedih bila kena bencana. Bila perutnya lapar, ia tidak mengerti kalau sedang lapar, ia telanjang tapi tidak merasa telanjang, sering dimaki-maki tapi tidak gentar. Ia slalu menyendiri memandang Allah, ia merasa bahagia bisa berbisik dengan-Nya. Dan dalam urusan duniawi tidak ingin saling berebut dengan orang-orang".



Abu Tawwab An Nakhsyas menulis beberapa syair mengenai tanda-tanda cinta:


Bagi seorang kekasih ada beberapa tanda dan janganlah engkau tertipu:


Ia memiliki beberapa perantara untuk mencapai Kekasihnya (Allah).


Ia merasa nikmat sekalipun siksa-Nya pahit.


Dan ia merasa gembira atas apa yang dilakukan oleh-Nya.


Menolak merupakan pemberian yang diterima dari-Nya.


Dan kefakiran merupakan penghormatan dan kebajikan yang disegerakan.


Termasuk tanda-tanda cinta:


"Engkau melihat semua yang dicita-citakan adalah menuruti Sang Kekasih walau dengan langkah yang terlalu jauh atau dihinakan oleh orang-orang.


Tanda-tandanya lagi:


"Masih nampak tersenyum sekalipun hatinya sedih gara-gara sang Kekasih".


Tanda-tandanya lagi:


"Dia nampak selalu ingin mengerti akan Firman Dzat disisi-Nya yang selalu menuntutnya".


Sebagian tandanya:


"Dia hidup dalam kesederhanaan; juga tetap konsekuen terhadap yang diucapkan".


 


Hikayat:


Nabi Isa AS pernah melewati pemuda yang sedang menyiram kebun. Tib-tiba ia minta kepada Nabi Isa AS:


"Mintakan aku kepada Tuhanmu Anugerah rasa cinta kepada-Nya sekalipun seberat semut dan Dzarroh".


Isa menjawab:


"Engkau tidak akan kuasa menerima seberat dzarroh pun".


Katanya:


"kalau begitu setengah dzarroh saja".


Lalu Nabi Isa AS berdo'a:


"Ya Tuhanku, berikan dia anugerah cinta seberat setengah dzarroh".


 


Nabi Isa AS pergi dan beberapa waktu kemudian Isa kembali kesitu. Ia bertanya dan orang-orang menjawab:


"Sekarang dia gila dan pergi ke gunung".


Nabi Isa AS berdo'a agar diperlihatkan keadaan pemuda itu. Isa melihat dia diantara bebatuan gunung., berdiri diatas batu paling besar sambil membelalakkan matanya ke langit. Nabi Isa AS memberi salam dan ia tidak menjawab. Kata Isa AS:


"Aku adalah Isa".


Akhirnya Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Isa AS:


"Bagaimana mungkin ia mendengar pembicaraan manusia, sementara dalam hatinya ada rasa cinta kepada-Ku sekalipun seberat setengah dzarroh! Demi Keagungan dan Keagungan-Ku, andai engkau memenggal dengan gergaji, dia tidak merasakan hal itu".


Barangsiapa yang menyatakan 3 hal, sementara ia tidak bersih dari 3 hal lainnya, maka ia tertipu:


Orang yang mengaku merasa manisnya dzikir kepada Allah, sementara ia masih mencintai duniawi.


Orang yang mengaku ikhlas beramal, namun mengharap pujian dari manusia.


Orang yang mengaku cinta kepada Sang Penciptanya tanpa mau berkorban demi cinta-Nya.








Nabi SAW bersabda:


"Akan datang zaman menimpa umatku, dimana mereka mencintai 5 perkara dan lupa 5 perkara:


Mereka mencintai dunia dan lupa akherat.


Cinta harta benda dan melupakan hisab.


Cinta terhadap sesama makhluk dan lupa kepada Sang Pencipta.


Cinta kepada dosa dan lupa bertobat.


Mencintai rumah-rumah mewah dan lupa terhadap rumah kuburan.


Manshur bin Ammaar menasehati seorang pemuda:


"Wahai pemuda, janganlah masa mudamu menipu kamu. Banyak pemuda yang menunda-nunda tobat, banyak menghayal, dan lupa terhadap kematian. Mereka sering berkata:


"Aku kan bertobat besok-besok saja..."


Sampai datang malaikat maut dan mereka masih lupa bertobat. Dia pun sudah dalam perut kuburan, harta tak berguna, juga hamba, anak, bapak dan ibu. Sebagaimana firman Allah SWT:


"Pada hari dimana anak-anak dan harta benda tidak berguna; kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat. (QS.26:88-89)".


 


"Ya Allah, turunkan rizki tobat sebelum kami mati, ingatkan kami ketika lupa dan berikan kemanfaatan kepada kami atas syafa'atnya Nabi Muhammad SAW"


Termasuk watak orang mukmin ialah bertobat pada hari melakukan dosa dan menyesali atas apa yang diperbuat. Ia sudah ridho dengan kekuatan apa adanya didunia tanpa menyibukkan diri, justru ia menyibukkan diri dengan mengerjakan amal akherat serta beribadah kepada .Allah SWT dengan hati ikhlas.


 


Hikayat:


Ada seorang lelaki pelit serta munafik. Ia bersumpah terhadap istrinya, tidak akan sedekah dengan menggantungkan thalaq. Datang seorang pengemis:


"Wahai tuan rumah, berikan sesuatu padaku".


Sang istri memberikan 3 buah potong roti. Dan ditengah jalan sang suami munafik dan pelit bertemu dengan pengemis itu, dia bertanya:


"Siapa yang memberimu roti itu?"


Jawab pengemis:


"Aku diberi dari rumah si anu".


Dan tidak lain yang dimaksud ialah rumahnya. Ia pulang dan berkata kepada istrinya:


"Bukankah aku bersumpah agar kamu jangan memberikan sedekah pada seseorang".


Jawab sang istri:


"Aku memberi karena Allah 'Azza Wa Jalla".


 


Si munafik pergi ke tungku api dan menyalakan sampai panas. lalu ia berkata kepada istrinya:


"Sekarang berdiri dan lemparkan dirimu ke dalam tungku ini karena Allah 'Azza Wa Jalla".


Sang istri berdiri sambil menanggalkan perhiasan-perhiasannya. Kata sang istri:


"Seorang kekasih akan memakai perhiasannya demi kekasihnya".


Lalu ia menjatuhkan dirinya ke tungku dan si munafik menutup rapat-rapat.


3 hari kemudian sang munafik membuka tungku. Dan ia melihat istrinya masih nampak sehat lantaran Kekuasaan Allah. Dia terbelalak dengan kejadian ini, dan terasa ada yang berteriak:


"Tidakkah engkau mengerti bahwa api tidak mampu membakar kekasih-kekasih Kami".


 


Kisah:


Asiyah adalah istri Fir'aun yang menyembunyikan imannya dari Fir'aun. Ketika Fir'aun mengetahui keimanan Asiyah, ia memerintah menghukum Asiyah dengan berbagai macam siksaan. Bentak Fir'aun:


"Keluarlah dari agamamu".


Asiyah tetap tidak mau murtad dari agamanya. Asiyah pun dipukuli dengan tonggak. Bentak Fir'aun:


"Keluarlah dari agamamu".


Jawab Asiyah:


"Engkau dapat menguasai tubuhku, namun kamu tidak akan mampu menguasai hatiku, hatiku tetap tetap dipelihara Tuhanku. Andai engkau memotong bagian tubuhku, tidaklah malah menambah cintaku kepada-Nya".


 


Saat itu Nabi Musa lewat didepan Asiyah. Kata Asiyah:


"Wahai Musa, ceritakanlah padaku, apakah Tuhan ridho atau murka kepadaku".


Musa menjawab:


"Asiyah.... Para malaikat langit sedang rindu dan menanti kehadiranmu, Allah sangat bangga terhadapmu, mintalah kebutuhanmu pada-Nya tentu akan dipenuhi".


Asiyah berdo'a:


"Ya Tuhanku, bangunkan aku gedung di Surga disisi-Mu, serta selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, juga selamatkan aku dari kaum yang dzalim. (QS.66:11)"


 


Melalui Abu Hurairah RA:


Sesungguhnya Fir'aun menancapkan 4 buah tombak untuk menelentangkan tubuh istrinya, diatas dada Asiyah diletakkan alat penggiling, lalu wajah Asiyah dihadapkan ke matahari. Saat itu Asiyah berkata:


"Tuhan, bangunkan aku sebuah rumah disisi-Mu didalam surga. (QS.66 At Tahrim:11)"


 


Kata Hasan:


"Allah menyelamatkan dan memuliakan dia. Allah mengangkatnya ke surga, dia bisa makan dan minum disana"


 


Ini menunjukkan pedoman dalil bahwa memohon perlindungan kepada Allah serta kembali kepadanya, serta ikhlasnya ketika ada ujian bencana, merupakan proses perjalanan bagi orang-orang shaleh dan pedoman bagi orang mukmin.

Bab 9. Cinta

Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf.


Bab 9. Cinta


Seorang lelaki pernah melihat wujud gambar jelek ditengah hutan. Dia bertanya:


"Engkau siapa"


Perwujudan buruk itu menjawab:


"Aku adalah penjelmaan amal jelekmu".


Si lelaki bertanya lagi:


"Bagaimana aku bisa lepas darimu"


Kata Si Buruk:


Ucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana beliau SAW pernah bersabda:Membaca sholawat kepadaku menjadi penerang shirot/jalan, membaca sholawat kepadaku Pada hari Jum'at sebanyak 80X, maka Allah mengampuni dosa-dosanya selama 80 tahun".


 


Seorang lelaki lupa tidak membaca sholawat Nabi SAW. Suatu malamnya, ia bermimpi melihat Nabi Muhammad SAW tidak menoleh kepadanya, ia lalu bertanya:


Wahai Rasul, apakah engkau marah padaku".


Jawab beliau SAW:


"Tidak".


Kata lelaki:


"Lalu kenapa engkau tidak memandangku".


Jawab beliau SAW:


"Karena aku tidak mengenalmu".


Kata lelaki itu:


"Bagaimana engkau tidak mengenal aku, padahal aku adalah umatmu".


 


Lelaki itu bangun dari tidurnya. Kemudian setiap harinya dia selalu mengucapkan sholawat 100X dan suatu hari ia bermimpi melihat Rasulullah SAW, beliau bersabda:


"Sekarang aku mengenalmu dan aku akan memberi syafa'at untukmu".


Artinya ia sudah menjadi orang yang amat "cinta" terhadap Rasulullah SAW. Para ulama meriwayatkan:


"Engkau (Nabi SAW) lebih mengenali umatmu daripada ibu mengenal anaknya".


 


Firman Allah SWT:


"Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah.... (QS.3:31)"


Sebab-sebab turunnya ayat diatas ketika Rasulullah SAW mengajak Ka'ab bin Asyrof dan kawan-kawannya masuk Islam. Mereka menjawab:


"Kami adalah putra-putra Allah, dan sungguh kami amat mencintai Allah".


Lalu Allah berfirman kepada Nabi-Nya (ayat diatas):


"Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutlah dengan agamaku, Allah pasti mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun dan Penyayang. (QS.3 Al Imron:31)"


Ikutlah dengan agamaku....., karena aku adalah utusan Allah. Aku bertugas menyampaikan Risalah-Nya dan dasar-dasar-Nya kepada kalian.


 


Mencintai sesama mukmin dengan dasar "Karena Allah" ialah dengan mengikuti printah-Nya, taat kepada-Nya dan mencari Ridho-Nya. Dan cintanya Allah terhadap orang mukmin ialah melalui Pujian-Nya terhadap mereka atas pahala-Nya kepada mereka, juga ampunan dan Rahmat-Nya. Kata Imam Ghazali dalam Ihya'-nya:


"Barangsiapa yang mengakui empat hal tanpa melakukan yang empat, maka dia adalah pembohong.


Barangsiapa yang mengaku cinta surga, namun tidak beramal dengan taat, maka dia pembohong.


Barangsiapa yang mengaku takut terhadap neraka dan ia tidak meninggalkan maksiat, itu pun pembohong.


Barangsiapa yang mengaku cinta terhadap Allah, sementara ia selalu resah akan siksa-Nya, maka dia adalah pembohong".  


Robiah berkata:


"Engkau durhaka terhadap Tuhan, sedangkan engkau menampakkan kecintaan kepada-Nya; demi umurku sebagai taruhan (ukuran), maka itu merupakan sesuatu yang aneh. Andaikan cintamu benar, artinya engkau mentaati-Nya, karena orang yang cinta akan selalu patuh terhadap yang dicintai".


 


 




 


Kisah:


Ada serombongan orang mengunjungi Asy Syubalii RA. Dia berkata:


"Siapa kalian semua".


Jawab rombongan itu:


"Kami adalah orang-orang yang mencintaimu".


Asy Syubalii menghadap mereka dengan membawa batu dan melempari mereka, mereka pun lari. Asy Syubalii berkata:


"Mengapa kamu lari dariku! Andai kamu betul-betul mencintai aku, pasti tidak lari dari percobaanku".


Asy Syubalii melanjutkan fatwanya:


"Orang-orang yang punya rasa cinta terhadap Allah akan mereguk minuman dari gelas cintanya dan bagi mereka negeri dan bumi amat sempit. Mereka minum dan tenggelam dalam lautan rindu kepada-Nya dan mereka merasakan kenikmatan bermunajat kepada-Nya".


Kemudian dia melantunkan sya'ir:


"Ingat yang dicintai wahai tuanku, akan membuat aku mabuk; dan apakah engkau pernah melihat orang bercinta tanpa dirasuki mabuk kepayang".


 


Ada yang berkata:


"Sesungguhnya seekor unta yang lagi mabuk, ia tidak akan mau makan rumput selama 40 hari. namun bila dibebankan dipunggungnya, ia pun akan membawa beban itu. Manakala sekerat hati menggebu-gebu ingat terhadap kekasih, ia pun enggan memasukkan makanan dan tidak peduli beban dipunggung tetap ditanggung demi rindunya terhadap kekasih. Unta saja bisa meninggalkan kesenangannya dan mau menanggung beban di punggung demi sang kekasih; lalu apakah kalian tidak sanggup meninggalkan kesenangan yang dihramkan Allah! Apakah engkau enggan menambah beban berat demi Allah SWT! Kalau kamu tidak mampu, artinya pengakuanmu menyatakan cinta tinggal nama tanpa suatu makna. Tidak akan berguna didunia maupun di akherat, juga dihadapan sesama makhluk atau kelak dihadapan Sang Pencipta".


 


Ali KW berkata:


"Barangsiapa yang merindukan surga, tentu ia berkemas-kemas menuju segala bentuk kebajikan. Dan barangsiapa yang takut terhadap neraka, ia pun akan mencegah nafsunya dari yang disenangi. Dan barangsiapa yang meyakini mati, pasti semua kenikmatan dunia dianggap remeh".


 


Ibrahim Al Khawwassh ditanya mengenai kecintaan terhadap Allah. Ia menjawab:


 


"Menghilangkan semua keinginan, membakar sifat materialistis atas semua kebutuhan, lalu ia menenggelamkan dirinya ke lautan (yang menjadi sebab datangnya petunjuk)".


 

Bab 8. Tobat

 Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf.


Bab 8. Tobat


Tobat diwajibkan kepada muslimin muslimat. Allah SWT berfirman:


"Bertobatlah kalian kepada Allah dengan tobat Nasuha. (QS.66 At Tahrim:8)"


Ayat diatas menunjukkan perintah wajib. Allah SWT berfirman:


"Janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah".


Maksudnya lupa terhadap yang dijanjikan kepada Allah, serta menyingkirkan ajaran Allah di belakang mereka.


"Kemudian Allah menjadikan ia lupa terhadap diri sendiri".


Ialah mereka lupa keadaannya sendiri dengan tidak mengutamakan kebajikan. Nabi SAW bersabda:


"Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci bertemu dengannya".


Firmannya:


"Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS.59 Al Hasyr:19)".


Ialah orang ahli maksiat, ahli mengingkari janji, keluar dari (sebab-sebab) turunnya Hidayah, Rahmat dan Pengampunan.


 


Orang fasik ada 2 macam:


 


Fasik yang kafir.


Fasik yang banyak dosa.


Fasik kafir maksudnya tidak mengakui adanya Allah (iman kepada-Nya), serta keluar dari jalur Hidayah dan masuk kerah kesesatan. Sedangkan fasik Fajir (banyak dosa) ialah orang ahli mabuk-mabukan, makan barang haram, berzina, durhaka kepada Allah serta keluar dari jalur ibadah serta masuk kearah kesesatan. Bedanya: orang fasik kafir tidak diampuni kecuali dengan syahadat dan bertobat sebelum ia mati. Sedangkan fasik fajir harus kembali minta pengampunan kepada Allah dengan jalan tobat dan menyesali dosa-dosa sebelum ia mati. Sebab dasarnya, setiap kemaksiatan yang didorong oleh hawa nafsu nafsaniah (kemanusiaan), maka kembalinya hanya dengan jalan pengampunan. Akan tetapi kalau kemaksiatan yang dasarnya didorong oleh rasa sombong, maka tidak bisa diampuni hanya dengan istighfar, sebab kemaksiatan tersebut dipengaruhi oleh watak iblis yang sombong. Maka seharusnya mereka bertobat untuk menghapus dosa-dosamu sebelum engkau didahului oleh mati, dengan harap tobatmu diterima disisi Allah SWT.


 


 


Allah SWT berfirman:


"Dia adalah Dzat yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang minta ampun atas kesalahan-kesalahan. (QS.42:25)"


Allah menghapus semua kesalahan dengan catatan tobatnya diterima. Nabi SAW bersabda:


"Seseorang yang tobat karena dosa-dosanya, maka ia laksana orang yang tidak memiliki dosa".


 


Kisah:


Ada seorang lelaki yang selalu mencatat setiap dosa yang ia kerjakan. Suatu hari ia melakukan dosa, ia pun membuka buku catatannya untuk dituliskan dosa yang dikerjakan, namun ia tidak menemukan satu pun lembar kecuali tertulis firman Allah SWT:


"Maka demikianlah mereka, kejahatan mereka Allah ganti dengan kebajikan. (QS.25 Al Furqon:70)"


Allah mengganti syirik dengan iman, zina dengan pengampunan, demikian juga kemaksiatan diganti dengan ketaatan.


 


Kisah:


Ketika Umar bin Khattab RA menyusuri jalan-jalan kota Madinah, ia bertemu dengan seorang pemuda yang lagi membawa botol dibawah bajunya. Umar RA berkata:


"Botol apa yang kau bawa dibalik bajumu?"


Sesungguhnya botol itu berisi arak. Si pemuda sangat malu gemetaran, sambil merintih dalam hati:


"Ya Tuhanku, janganlah engkau membuat aku malu dihadapan Umar, maka aku akan berjanji tidak akan minum arak lagi selamanya".


Kemudian si pemuda baru berani berkata: "Wahai Amirul Mukminin, botol yang kubawa ini adalah cuka".


Jawab Umar:


"Coba perlihatkan padaku agar aku bisa melihat".


Kemudian si pemuda membuka botol dihadapan umar RA dan ternyata berisi cuka.


 


 


Fikir dan renungkan! Makhluk yang bertobat hanya karena takut kepada makhluk lain, itu pun Allah merubah araknya bisa berubah cuka. Itu karena ikhlasnya bertobat kepada Allah. Andaikan ada orang ahli maksiat bertobat dengan tobat nashuha (sungguh-sungguh tobat) dan menyesali dosa-dosanya, maka Allah akan mengganti semua kemaksiatannya menjadi (pahala) ketaatan, sebagaimana Allah mengganti arak menjadi cuka.


 




Abu Hurairah RA menerangkan suatu kisah, ia berkata:


Setelah aku menunaikan sholat Isya' akhir bersama Rasulullah SAW. Aku keluar sebentar, tiba-tiba ada seorang wanita ditengah jalan, dia berkata:


"Wahai Abu Hurairah, aku telah melakukan dosa, lalu apakah ada gunanya bila aku bertobat".


Aku (Abu Hurairah RA) menjawab:


"Engkau celaka dan membuat celaka pula; Demi Allah! Tidak ada Tobat untukmu".


Wanita itu langsung jatuh pingsan. Dan aku pun pergi meninggalkan wanita itu sambil berkata dalam hati:


"Aku baru mengeluarkan fatwa, padahal Rasulullah SAW masih ditengah-tengah kami".


Aku pun kembali ke beliau SAW menceritakan apa yang terjadi pada wanita tersebut. Beliau SAW langsung bersabda:


"Celaka! Engkau celaka dan mencelakakan, apakah kamu tidak pernah mendengar ayat ini...."


"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain bersama Allah, dan tidak pula membunuh manusia yang diharamkan Allah kecuali dengan kebenaran, juga tiada pula mereka berzina. Dan barangsiapa yang berbuat demikian, pasti akan memperoleh dosa; dilipatgandakan siksanya pada hari kiamat, mereka disana amat kekal dan terhina; kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman serta beramal shaleh, maka Allah akan mengganti kejahatan mereka dengan kebajikan. (QS.25 Al Furqon:68-70)"


 


Kemudian aku (Abu Hurairah RA) keluar bertanya kesana kemari mencari wanita tersebut, sampai-sampai anak kecil menyangka aku gila. Namun akhirnya aku bertemu jua pada wanita yang kucari, lalu aku kabarkan kisahku ini pada dia. Dia amat gembira, lalu berkata:


"Aku memiliki sepetak kebun dan aku sedekahkan buat Allah dan utusan-Nya".


 


Hikayah: Utbah Al Ghulam


Utbah Al Ghulam adalah orang yang berasal dari golongan fasik. Ia sangat terkenal orang yang bejat, rusak, dan amat gemar dengan mabuk-mabukan. Suatu hari ia memasuki pengajian Majelis Taklim Al Bashri, yang tengah membaca ayat Allah:


"Apakah belum datang waktunya orang-orang beriman untuk menundukkan hati mereka dalam mengingat Allah. (QS.57 Al Hadid:16)"


Tidakkah hati mereka sudah sepatutnya takut!..


 


Suatu hari Syekh Hasan Al Bashri RA memberikan nasehat menafsirkan ayat diatas dengan penafsiran yang amat menyentuh, sehingga banyak orang yang menangis. Serta merta berdirilah seorang pemuda, lalu berkata:


"Wahai orang yang bertaqwa dan beriman, apakah Allah masih menerima tobatnya orang yang lemah dan fasik seperti aku".


Syekh Hasan berkata:


"Bisa. Allah menerima tobat akan kejahatanmu".


Utbah Al Ghulam mendengarkan saja langsung wajahnya pucat, tubuhnya gemetar, ia berteriak keras dan langsung pingsan. ketika Ghulam sadar dari pingsannya, Kyai Hasan mendekatinya dan mengucapkan syair-syair dibawah ini:


"Wahai pemuda maksiat, kepada Tuhan yang memiliki Arsy; mengertikah engkau balasannya orang yang berbuat maksiat!


Adalah neraka Syi'ir bagi mereka, ia memiliki suara api; menggelegar disaat ubun-ubun terpegang. Kalau engkau menerima neraka-neraka itu, silahkan berbuat maksiat; bila tidak, jauhilah kemaksiatan. Semua kesalahan yang engkau kerjakan; artinya engkau sudah menggadaikan dirimu (di Neraka), maka bersungguh-sungguhlah untuk melepaskan diri".


Dan Utbah Al Ghulam berteriak lebih lantang, ia pun langsung jatuh pingsan kedua kalinya.


 


 


Ketika dia sadar, ia berkata kepada Syekh Hasan Al Bishri RA:


"Wahai syekh, apakah benar Tuhan Yang Maha Penyayang menerima tobatnya orang seperti aku".


Syeikh menjawab:


"Tiada Dzat yang mampu menerima tobat orang yang menyimpang kecuali Tuhan Yang Maha Memaafkan".


Kemudian Utbah Al Ghulam mengangkat kepalanya keatas sambil melafadzkan 3 doa:


 


Tuhanku, Engkau menerima tobatku dan mengampuni dosa-dosaku, maka muliakan aku dengan mudah faham mengenai ilmu atau Al Qur'an.


Tuhanku, muliakan aku dengan suara yang merdu, sehingga yang mendengar bacaanku semakin lunak hatinya sekalipun ia memiliki hati sekeras batu.


Tuhanku, berikan rizki yang halal padaku dari jalan yang tidak aku duga-duga.


Allah SWT pun mengabulkan do'anya; dia mudah faham dan hafal, setiap orang yang mendengar bacaan Al Qur'an langsung tobat dan setiap harinya pasti ada semangkuk kuah dan 2 potong roti tanpa tahu siapa yang menaruh didepan rumahnya. Hal ini terus menerus sampai ia meninggal dunia. Inilah keadaan orang yang benar-benar kembali ke jalan Allah, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala kebajikan dari perbuatan bagusnya.


Sebagian ulama ada yang ditanya begini:


"Apakah hamba yang tobat mengerti, adakah tobatnya diterima atau tidak".


Jawabnya:


"Dalam hal ini tidak ada putusan hukum secara pasti, akan tetapi semuanya memiliki tanda-tanda:


 


Ia melihat dirinya jauh dan terhindar dari maksiat.


Ia merasakan hatinya selalu gembira dan rasanya Tuhan sangat dekat sekali.


Ia dengan dekat orang-orang baik dan jauh dari orang-orang yang ahli berdosa, maka ia memandang segi dunia yang sedikit sudah terlalu banyak (puas), namun segi akherat yang sudah banyak dikerjakan masih dianggap kecil (kurang).


Dia menyibukkan hatinya dengan sesuatu yang diwajibkan Allah SWT.


 


Ia menjaga lisannya (tidak berkata kotor), selalu tafakkur dan selalu menyesali dosa-dosa yang pernah dikerjakan.

BAB 7 MELUPAKAN ALLAH , KEFASIKAN DAN KEMUNAFIKAN

Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf

Al-Hujjah Al-Islam Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali 


BAB 7 MELUPAKAN ALLAH , KEFASIKAN DAN KEMUNAFIKAN


Seorang wanita datang kepada Hasan Al Bishri RA. Dia berkata:"Anakku wanita masih muda sudah meninggal dunia dan aku ingin sekali melihat keadaannya dalam mimpiku. Untuk itu aku datang kepadamu agar kau mengajarkan sesuatu yang bisa menjadi perantara melihatnya".Hasan Al Bishri pun mengajar wanita tersebut. Dan wanita itu berhasil melihat anaknya; sementara keadaan putrinya terikat.


Ia pun menceritakan pemandangan itu kepada Hasan Al Bishri RA dengan amat sedih.


 Tapi tidak lama kemudian Hasan Al Bishri pun bermimpi melihat anak tersebut sudah di surga. Lalu anak itu berkata:"Wahai Hasan, apakah engkau tidak kenal aku? Aku adalah anaknya wanita yang dulu datang kepadamu mengatakan begini dan begini".Kata Hasan:"Apa yang menjadikan kamu sepeti ini".Katanya:"Ada seorang lelaki melewati kami, dia mengucapkan sholawat Nabi SAW 1 kali, padahal di kuburan ada 550 orang sedang disiksa. Kemudian gara-gara sholawat itu ada suara panggilan. Batalkan siksaan mereka atas berkahnya bacaan sholawat seorang lelaki".


Bacaan sholawat tersebut kepada Nabi SAW menimbulkan ampunan. Maka barangsiapa yang membaca sholawat Nabi selama 50 tahun, apakah tidak mungkin memperoleh syafa'at Nabi SAW dihari kiamat.


Allah SWT berfirman:"Janganlah kalian (melakukan maksiat) seperti orang-orang (munafik dimana mereka) melupakan Allah. (QS.59 Al Hasyr:19)"Maksudnya meninggalkan perintah Allah dan mengerjakan larangan-Nya, serta menikmati kesenangan dunia, yang akhirnya terjebak pada tipu daya.


Ditanyakan kepada Rasulullah SAW mengenai orang mukmin dan orang munafik. Beliau SAW bersabda:"Sesungguhnya orang mukmin mencurahkan hasratnya terhadap sholat dan puasa, sementara orang munafik tujuan utama adalah makan, minum, dan kekayaan (binatang), dan sering meninggalkan ibadah dan sholat. Orang mukmin sibuk dengan sedekah dan mencari pengampunan, sementara orang munafik sibuk dengan kerakusan dan lamunan. Orang mukmin tidak mengharapkan dari orang kecuali hanya kepada Allah, dan hartanya semua untuk ke jalan Allah; sementara orang munafik menjual agamanya demi harta. Orang mukmin merasa aman dari orang-orang kecuali lantaran dari Allah, sementara orang munafik takut. Orang mukmin berbuat kebajikan tetap menangis, sementara orang munafik sudah tertawa-tawa berbangga diri. Orang mukmin senang dengan menyendiri dan menyepi, sementara orang munafik senang bercampur baur. Orang mukmin bersifat menanam kebajikan dan khawatir rusak, sementara orang munafik hanya bisa mengharap. Orang mukmin memerintah dan melarang demi kebajikan dengan dasar-dasar agama, sementara orang munafik selalu merusak, bahkan memerintah kemunkaran dengan menolak kebajikan".


 


Sebagaimana ada firman Allah SWT:


"Orang-orang munafik lelaki maupun wanita adalah sama saja; mereka selalu memerintah kemunkaran dan melarang berbuat kebajikan, mereka amat bakhil (menggenggam tangannya). Mereka melupakan Allah, dan Allah pun melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik adalah orang fasik.


Orang berjanji memasukkan ke neraka Jahannam selama-lamanya buat orang munafik lelaki atau perempuan dan orang-orang kafir. Itu cukup sebagai balasan dari Allah untuk mengutuk mereka. Dan bagi mereka adalah siksa yang pedih. (QS.9;67-68)"


Allah SWT berfirman:


"Sesungguhnya Allah mengumpulkan seluruh orang-orang munafik dan orang kafir di neraka Jahannam. (QS.4:140)"Dalam ayat tersebut Allah menyinggung orang munafik lebih dulu daripada orang kafir, sebab pada dasarnya orang munafik lebih jelek daripada orang kafir. Dan Allah mengembalikan mereka "Semua" di neraka Jahannam. Allah SWT berfirman:


"Sesungguhnya orang-orang munafik berada di neraka paling bawah. Sedangkan kamu tidak akan memperoleh seorang penolong untuk mereka (maksudnya: orang yang bisa membebaskan mereka). (QS.4:145)"


 


Kata munafik diambil dari lafadz "Naafiqoo-ul Yarbu", sementara "Yarbu" mengandung arti dua liang; liang pertama disebut "Naafiqoo" dan satunya disebut "Qooshi'aa". Maksudnya: dia sangat lihai menampakkan diri pada liang yang satu dan nampak pula di liang satunya. Itulah sebabnya disebut munafik, karena dia bisa menampakkan diri sebagai seorang muslim, juga bisa sebagai orang kafir.


 


 


 




Ada sebuah hadits:


"Ibaratnya orang munafik ialah seekor kambing yang bisa kamu lihat diantara kawanan kambing-kambing. Ia bisa berjalan ke kelompok ini, dan suatu saat ia bisa saja kearah kelompok lain. Ia tidak bisa menetap pada 1 kelompok diantara 2 kelompok itu, sebab sebenarnya ia kelompok asing yang bukan termasuk 2 kelompok tersebut".


Demikianlah orang munafik. Sepenuhnya ia tidak bisa bercampur orang muslim, juga tidak bisa bercampur dengan orang kafir.


 


Sifat-Sifat Neraka


Sesungguhnya Allah menciptakan neraka dengan 7 pintu, sebagaimana ada firmannya:


"Neraka Jahannam memiliki 7 pintu. (QS. 15 Al Hijr:44)"


 


Pintu terbuat dari besi yang diciptakan dengan laknat. Dibagian luar tembaga dan bagian dalam berupa timah. Dasarnya terdapat siksa dan diatasnya terdapat kemunkaran. Buminya dihampari tembaga, kaca, besi dan timah, sementara api menyala diatas dan dibawah mereka, juga disebelah kanan dan kirinya. Susunannya bertingkat-tingkat, sementara Allah meletakkan orang-orang munafik di tingkat paling bawah.


Ada hadits yang menjelaskan:Sesungguhnya Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW lalu Nabi SAW bersabda:"Terangkan padaku mengenai sifat panasnya api neraka".Jibril menjawab:"Sesungguhnya Allah menciptakan neraka, kemudian menyalakan apinya selama 1.000 tahun sampai menjadi merah. Kemudian menyalahkan lagi 1.000 tahun sampai menjadi hitam. Dan sekarang jadilah ia hitam kelam. Demi Tuhan yang mengutusmu dengan haq sebagai Nabi, andai 1 pakaian dari pakaian penghuni neraka diperlihatkan pada penduduk bumi, niscaya mereka mati semua. Andaikan 1 dzira' rantai (ditampakkan, maka semua gunung didunia akan hancur). Allah menyebutkan 1 dzira' dalam firman-Nya:


"Didalam rantai yang panjangnya 70 dzira'... (QS.69:32)"


1 dzira' panjangnya sejauh dunia timur dan barat. Umpama diletakkan diatas gunung-gunung dunia pasti hancur. Andai penghuni neraka dikeluarkan ke bumi, pasti penduduk bumi akan mati karena bau busuknya".


 


Rasulullah SAW bertanya pada Jibril:


"Terangkan padaku sifat-sifatnya pintu Jahannam; apakah seperti pintu-pintu kami?"


Jibril menjawab:


"Tidak sama, Ya Rasul! Pintunya terdiri dari beberapa tingkat. Jarak pintu 1 ke pintu lain sejauh perjalanan 70 tahun. Dan setiap pintu dari pintu yang lain lebih panas dari pintu dibawahnya dengan ukuran 70X lipat".


Beliau SAW bertanya lagi mengenai penghuni neraka dan malaikat Jibril menjawab:


"Tingkat paling bawah berisi orang-orang munafik, namanya neraka "Hawiyyah", sebagaimana difirmankan Allah SWT:


"Sesungguhnya orang-orang munafik berada di neraka tingkat paling bawah. (QS.4:145)"


(Demikian pintu pertama tingkat paling bawah), dan pintu kedua untuk orang-orang musyrik, namanya neraka "Jahim". Pintu ketiga untuk orang-orang shobi'in, namanya neraka "Saqor". Pintu keempat untuk iblis laknatullah dan anak buahnya dari bangsa Majusi, namanya neraka "Ladho". Pintu kelima untuk orang Yahudi, namanya neraka "Muthomah". Pintu keenam untuk orang nasrani, namanya neraka "Sa'iir". Jibril menghentikan bicaranya. Nabi SAW bertanya:"Mengapa tidak kau ceritakan penghuni pintu ketujuh?"Jawab Jibril:"Jangan bertanya begitu, wahai Muhammad!".Nabi SAW bertanya lagi:"Ceritakanlah padaku siapa penghuninya".Jawab Jibril:"Penghuninya dari umatmu yang berdosa besar, mereka mati sebelum bertobat".Satu riwayat menerangkan ketika turunnya firman Allah SWT:"Dan tiada seorangpun dari kamu, kecuali memasuki neraka... (QS.19 Maryam:71)"Sangat besar rasa khawatir Nabi Muhammad SAW terhadap umatnya (mengenai ayat diatas). Orang yang ma'rifat kepada Allah atas Kekuasaan-Nya, merasa takut kepada-Nya, serta menangisi dirinya sendiri atas kesalahan sebelum ia melihat perkampungan yang sangat mengkhawatirkan, juga sebelum semua rahasia terbongkar dan dihadapkan pada Tuhan Maha Perkasa yang melaksanakan siksa.


 


Dia diperintah memasuki neraka. Dan disana banyak sekali para orang tua memanggil-manggil di neraka 'Aduh Ubunku'! Berapa banyak para pemuda yang merintih, 'Aduh maluku!', dan berapa banyak wanita merintih, 'Aduh, rahasiaku terbuka!'. Wajah dan tubuh mereka menjadi hitam kelam, punggung-punggungnya patah, para orang tua tidak dimuliakan dan anak-anak kecil tidak dikasihani, serta para wanita tidak ada yang memperoleh perlindungan.


"Ya Allah, selamatkan kami dari neraka dan siksanya, selamatkan kami dari perbuatan yang bisa mendekatkan diri ke neraka, dan masukkanlah kami ke surga bersama orang-orang yang berbuat kebajikan lantaran Rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Perkasa, Yang Memberi Pengampunan.


Ya Allah, tutuplah aurat kami, berikan rasa keamanan dari rasa takut kami, sedikitkan kesalahan-kesalahan kami, dan jangan buat malu kami di hadapan-Mu wahai Dzat Yang Maha Memberi Belas Kasih. Dan semoga sholawat salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat beliau SAW


Bab 6 Kelalaian"

 Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf.


Bab 6 Kelalaian"


 



Kelalaian dan kelengahan akan menambah penyesalan, kelalaian akan menghilangkan kenikmatan dan menghalangi penghambaan kepada Allah. Kelengahan akan menambah kedengkian, keaiban dan kekecewaan.


 


Diceritakan bahwa ada sebagian orang-orang saleh, bermimpi melihat gurunya. Dalam mimpi itu ia bertanya kepada sang guru : “ Penyesalah manakah yang terbesar menurut anda?” Sang guru menjawab : “ Penyesalah akibat kelengahan.”


 


Adapula riwayat yang menyebutkan bahwa sebagian mereka bermimpi melihat Dzun Nun Al-Mishri, lalu ia berkata kepadanya : “Apakah yang diperbuat Allah pada Anda?” Dzun nun menjawab : “Dia telah menundukkan aku dihadapan-Nya, lalu berfirman kepadaku:”Hai orang yang berpra-pura, orang yang bohong, Anda mengaku cinta kepada-Ku, tapi kemudian anda lengah dari Aku.


 


Sebagaimana disebutkan dalam syair :


 


Anda terlelap dalam kelalian dan hati anda Alpa, Usia anda terus berlalu sementara dosa-dosa tetap menggudang.


 


Diceritakan bahwa ada seorang laki-laki yang saleh bermimpi melihat ayahnya. Dia bertanya kepada sang ayah: “Wahai ayahku, bagaimana kondisi anda?” Sang Ayah menjawab:”Ketika hidup di Dunia saya dalam keadaan lengah dan matipun saya dalam kondisi lengah.”



 


Disebutkan didalam kitab Zahrur Riyadh, bahwa Nabi Ya’kub bersaudara dengan malaikat maut, suatu ketika malaikat maut datang kepada Nabi Ya’kub, kemudian ia bertanya kepadanya:


 


“Wahai malaikat maut, Anda datang untuk mengunjungi aku, ataukah untuk mencabut nyawaku?”, Malaikat maut menjawab : “Aku dating hanya untuk mengunjungi anda”. Nabi ya’kub berkata: “Aku berharap anda sudi memenuhi hajat dan permohonanku.”, “Hajat apakah itu?” Tanya malaikat maut. Nabi Ya’kub berkata: “Apabila ajalku telah dekat dan Anda akan mencabut nyawaku, Hendaklah kiranya anda memberitahukan kepadaku.” Malaikat maut menjawab : “ Ya, akan kau kirimkan pada anda dua atau tiga utusan.”


 


Ketika ajal nabi Ya’kub telah tiba, datanglah malaikat maut kepadanya, dan  Nabi ya’kub bertanya kepadanya sebagaimana biasanya


 


“Wahai malaikat maut, Anda datang untuk mengunjungi aku, ataukah untuk mencabut nyawaku?” “Aku dating untuk mencabut nyawa anda” Jawab malaikat maut.


 


Lalu Nabi Ya’kub bertanya, seolah menagih janji : “ Bukankah anda telah berjanji kepadaku, bahwa sebelum anda mencabut nyawak, terlebih dahulu anda akan mengirimkan utusan kepadaku?”


“Aku telah melakukan hal itu, dan menepati janjiku” Jawab malaikat maut. “Putihnya rambut anda, yang sebelunya hitam, Lemahnya tubuh anda setelah kuat sebelumnya, adalah utusanku kepada anak adam sebelum kematiannya, hai Ya’kub”, sambungnya.


 


Masa terus berlalu, hari-hari pun terus melaju, sementara dosa tetap terjadi;


Telah dating utusan kematian, sementara hati terlelap dalam kalpaan.


Kenikmatan Anda di dunia merupakan tipuan dan penyesalan;


Kehidupan Anda di dunia penuh dengan kesemuan dan kebatilan.”


 


Abu Ali Ad-Daqaq berkata:


 


“Suatu ketika aku dating mengunjungi salah seorang saleh yang sedang sakit. Dia termasuk salah seorang masyayikh besar.


 


Saat itu, ia dikelilingi oleh murid-muridnya dan menangis. Dia seorang syaih yang sudah lanjut usia. Dalam kondisinya yang kritis itu, aku bertanya : “ Wahai tuan, mengapa anda menangis, apakah ada urusan mengenai persoalan dunia?” Dia menjawab : “Bukan itu penyebabnya, akan tetapi karena shalatku yang terbengkalai.” Aku kembali bertanya:”Bagaimana hal itu bisa terjadi, padahal anda adalah orang yang rajin mendirikan shalat?” Dia menjawab:” Tidakkah anda melihat kondisiku saat ini, aku terbaring tidak dalam keadaan bersujud, aku tak dapat mengangkat kepala dan kesadarankau tak terkonsetrasi mengingat tuhanku, Aku tengah dalam kelalaian. Sementara saat ini detik-detik menjelang ajalku dan aku dalam keadaan lengah.


 


Selanjutnya dia mendesah dan bersyair.


 


“Aku merenungkan kondisiku, saat dihalau di hari kiamat;


Saat dibaringkannya pipiku di alam kubur seorang diri


Yang sebelmnya mulia dan berderajat tinggi


Dosa-dosaku tergadaikan, sedangkan aku berbantal tanah liat.


Aku merenungkan tentang panjangdan luasnya hisab,


Tentang kebinaan kedudukanku, saat menerima catatan amalku


Tetapi harapanku kepada-Mu ya Tuhan yang menciptakanku


Hendaklah kiranya Engkau mengampuni DOsa-dosa ku, Ya ilahi


Didalam kitab Uyunul akbar disebutkan bahwa Syaqiq Al-Bulkhi berkata:


” Manunisa mengucapakan tiga hal, tetapi mereka benar-benar mengingkati apa yang dicuapkannya itu dalam perbuatannya.Pertama Mereka berkata : “ Kami adalah hamba-hamba Allah.” Tetepi perbuatan mereka seperti perbuatan orang-orang merdeka. Yang demikian ini adalah pengingkaran atas ucapannya.





Mereka berkata : “ Allah yang menanggung rizki kami.” Tetapi hati mereka tidak tenang dan tidak merasa puas kecuali dengan dunia dan mengumpulkan harta kekayaaan. Ini adalah pengingkaran atas ucapannya.


Yang terakhir Mereka mengatakan: “ Kematian adalah sebuah kepastian.” Tetapi perbuatan mereka seolah-olah tidak akan mati. Ini juga sebuah pengingkaran atas ucapan mereka.


 


Maka renungkanlah wahai saudaraku, dengan tubuh mana Anda akan menghadap ke hadirat ilahi?


Apa yang akan anda katakana, ketika Dia bertanya mengenai sesuatu yang terkecil sampai yang terbesar?


 


Maka persiapkanlah jawaban yang benar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Takutlah kepada Allah, sesungguhnya Dia maha mengetahui apa yang anda kerjakan, yang baik maupun yang buruk. Kemudian berilah nasihat kepada orang-orang mukmin agar tidak meninggalkan perintah-Nya dan hendaklah mengesakan-Nya baik dalam kesunyian maupun keramaian, dalam keadaan suka maupun duka.


 


Nabi Muhammad saw. Bersabda : “ Tertulis pada tiang arasy: ‘sesungguhnya Aku berkenan untuk mengindahkan orang yang taat kepada-Ku, Aku mencintai orang yang mencintai Aku, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku dan Aku mengampuni orang yang memohon ampun kepada-Ku’ “


 


Bagi yang bisa berfikir, seharusnya taat kepada Allah, ikhlas dan ridho terhadap Keputusan-Nya, sabar akan cobaan-Nya dan bersyukur atas semua nikmat-Nya. Allah SWT berfirman:


"Barangsiapa yang tidak ridho dengan keputusan-Ku, tidak sabar dengan cobaan-Ku, tidak syukur atas nikmat-Ku, juga tidak menerima Pemberian-Ku; maka hendaknya dia mencari Tuhan selain Aku".


 


 


Ada seorang lelaki berkata kepada Abu Yazid RA:


"Aku tidak merasakan sedikitpun nikmatnya taat".


Abu Yazid RA menjawab:


"Karena engkau menyembah ketaatan itu, bukan menyembah Allah. Maka sembahlah Allah sampai engkau merasakan nikmatnya taat".


 


Kisah: Ada seorang lelaki shalat dan samapai pada lafadz ayat:


"Iyyaka na'budu...";


Dan yang bergerak dalam hatinya ialah mengabdi kepada Allah. Namun ada gerakan batin yang membantah:


"Engkau bohong, sebenarnya engkau mengabdi kepada makhluk".


Ia pun bertobat dan menjauhkan diri dari manusia. Ia shalat lagi dan sampai pada ayat:


"Iyyaka na'budu...."


Pun ada yang membantah:


"Engkau bohong, sebenarnya engkau mengabdi pada harta".


Lalu semua hartanya disedekahkan. Ia sholat lagi, juga sampai pada ayat:


"Iyyaaka na'budu...."


Ada bantahan lagi,


"Engkau bohong, sebenarnya engkau mengabdi pada pakaian".


Lantas semua pakaiannya disedekahkan, hanya tinggal yang dipakai saja. Lalu ia sholat lagi, dan sampai pada ayat:


"Iyyaaka na'budu..."


Barulah ada panggilan:


"Engkau baru benar, sesungguhnya engkau sudah mengabdi kepada Allah".


 


Dimana ada kisah seorang lelaki yang kehilangan beberapa barangnya, ia lupa siapa yang mengambil. Ketika sholat ia ingat siapa yang mengambil, dan setelah salam memerintah pelayannya untuk mengambil barang itu. Tanya pelayan:


"kapan kamu ingat, tuan?"


Jawab Tuan:


"Ketika aku sholat".


Kata pelayan:


"Wahai Tuan, engkau adalah orang yang mencari barang itu, bukan mencari Tuhan".


Dengan ucapan si budak, budak tersebut dibebaskan oleh tuannya berkat keyakinannya yang kuat.


 


Memang seharusnya orang berakal mau meninggalkan urusan duniawi, kemudian mengabdi kepada Allah dan memikirkan masa depan kelak di akherat. Allah SWT berfirman:


"Barangsiapa yang menghendaki tanaman (pahala) akherat, akan Kami tambah-tambah pahalanya. Dan barangsiapa yang menghendaki tanaman dunia, Kami pun akan memberikan kepadanya, tapi tak ada bagian untuk di akherat. (QS.42 Asy Syuuraa:20)"


 


Maksud tanaman dunia misalnya pakaian atau makanan. Dan tanaman akherat bekalnya ialah menanam rasa cinta dihati mengenai akherat. Dasar ini sehingga Abu Bakar Ash Shidiq pernah sedekah kepada Nabi SAW 40.000 dirham secara sembunyi-sembunyi dan 40.000 dirham secara terang-terangan, sehingga hartanya sedikitpun tidak tersisa.


Keluarga Nabi Muhammad SAW dan Nabi SAW sendiri adalah orang yang tidak mencintai kelezatan dan kesenangan dunia. Lihatlah pelaminan tuan putri Fatimah Az Zahro sewaktu Nabi SAW menikahkan dia dengan Ali KWh hanya berasal dari kulit domba yang sudah disamak (dicuci), berikut bantal kulit binatang yang sudah diberi 'Laif" (sebangsa serabut akar-akaran)


 

Bab 5 Mengalahkan Nafsu Dan Memusuhi Syaitan

Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf.


Bab 5 Mengalahkan Nafsu Dan Memusuhi Syaitan


Seharusnya orang berakal mengendalikan keinginan nafsunya dengan lapar. Dengan lapar, musuh Allah SWT bisa terkalahkan. Sabda Nabi SAW:


"Sesungguhnya syetan menjalari anak Adam lewat aliran darah, maka sempitkan aliran itu dengan lapar".


 


Sesungguhnya di hari kiamat orang yang dekat dengan Allah ialah orang sering lapar dan haus. Dan suatu perkara besar yang merusak anak adam ialah persoalan perut. Lantaran keinginan perut itu pula Adam dan Hawa terusir dari surga. Ketika Tuhan mereka melarang makan buah khuldi, mereka tidak kuasa dan memakannya. Akhirnya aurat mereka kelihatan,. Disini nampak jelas bahwa perut bisa menumbuhkan keinginan nafsu.


 


Kata sebagian Hukama:


"Barangsiapa yang selalu condong terhadap nafsu, maka ia menjadi tawanan nafsu yang selalu mencintai keinginan-keinginannya. Ia semakin terjebak dan hatinya tidak bisa menerima faedah. Barangsiapa yang menyiram anggota tubuhnya dengan nafsu, artinya ia menanam pohon penyesalan dalam hatinya".


 


Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk tiga macam:


Dia menciptakan malaikat yang dilengkapi akal tanpa nafsu.


Dia menciptakan binatang yang dilengkapi nafsu tanpa akal.


Dia menciptakan manusia dan lebih baik dari keduanya. Artinya siapa yang bisa mengalahkan nafsu ia lebih baik dari malaikat.


Antara Sengatan Nafsu dan Lebah


Ibrahim Al Khawash RA bercerita:


"Aku pernah ke gunung Lukas. Disana aku melihat buah delima dan aku langsung menginginkan buah itu. Aku pun memetiknya dan lantas membelahnya. Buah itu ternyata busuk, aku pun membuangnya dan kembali berjalan. Tiba-tiba aku melihat seorang lelaki terjatuh dan langsung dikerumuni banyak lebah. Aku memberi salam:


"Assalamu'alaika"


Dia menjawab salamku:


"Wa'alaikassalaam, yaa ibrahim".


Aku berkata padanya:


"Kau tahu darimana aku?"


Ia menjawab:


"Allah tahu semuanya dan apakah kamu tidak mengkhawatirkan sesuatu!"


Aku berkata:


"Aku melihat kamu punya urusan dengan Allah; maka mintalah kepada-Nya agar diselamatkan dari lebah".


Dia justru menjawab:


"Aku juga melihat kamu punya urusan dengan Allah, maka mintalah selamat dari godaan nafsu buah delima. Gara-gara delima, bisa saja manusia menemukan kesakitan didunia. Terus sengatan lebah letaknya di tubuh, sementara sengatan delima terletak dihati".


Aku pun termenung dan meninggalkan dia begitu saja.


 


Menuruti hawa nafsu bisa mengalihkan raja menjadi seorang hamba. Dan seorang hamba yang sabar bisa menjadikan dia raja. Tidakkah kau ingat cerita Yusuf AS dan Zulaikha! Dia sabar dengan penderitaan yang akhirnya menjadi raja mesir. Sementara greget cinta Zulaikha terhadap Yusuf terlalu meluap, yang akhirnya ia menjadi terhina, rendah dan buta, padahal dulunya menjadi istri pembesar kerajaan.


 


Abul Hasan Ar Razi punya cerita ketika melihat ayahnya dalam mimpi semenjak dia meninggal 2 tahun yang lalu. Si ayah memakai pakaian dari aspal, dia pun bertanya:


"Mengapa ayah seperti keadaan ahli neraka"


Sang ayah menjawab:


"Wahai anakku, hati-hatilah engkau dengan tipu daya nafsu".


(Tertuang dalam sya'ir):


"Aku dipermainkan dengan 4 perkara yang tidak bisa kukuasai, kecuali lantaran celaka dan kepayahanku. Yakni iblis, dunia, dan nafsu; bagaimana bisa menyucikan diri, padahal semuanya musuhku!.


Aku merasakan bisikan hati selalu mengikuti nafsu; dalam kegelapan nafsu dan keinginan".


Hatim Al Ashom RA berkata:


"Nafsuku sangat kuat, ilmuku adalah pedangku, dosaku kerugianku, syetan musuhku, sementara jiwaku selalu berkhianat".


 




Macam-Macam Jihad


Seorang ahli ma'rifat menerangkan bahwa jihad ada tiga macam:


 


Jihad (berjuang) menghadapi orang kafir. Ini jihad secara lahiriah. Sebagaimana Allah SWT berfirman:


"Mereka berjuang dijalan Allah. (QS.5:54)


 


Jihad terhadap yang batil dengan memberikan suatu hujjah, sesuai firman Allah SWT:


"Dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. (QS.16:125)


 


Jihad melawan hawa nafsu yang cinta dengan kejahatan, sesuai firman Allah SWT:


"Dan orang yang berjuang (untuk menunaikan hak) kami, Kami selalu menunjukkan ke jalan Kami... (QS.29:69)"


 


Nabi SAW  bersabda:


"Jihad yang paling utama ialah jihad melawan nafsu".


Para Sahabat ketika pulang dari perang melawan orang-orang kafir, mereka berkata:


"Kita kembali dari perang kecil menuju perang yang besar".


Melawan hawa nafsu dan syetan merupakan perang besar. Perang tersebut terjadi pada setiap waktu dan detik; sementara dengan orang kafir hanya sewaktu-waktu saja, itupun musuhnya kelihatan.


Perang melawan syetan; syetan punya banyak tentara dalam dirimu, sementara orang kafir tidak punya pembantu dalam dirimu. Orang kafir bisa dibunuh, sementara syetan tidak. Bila syetan berhasil membunuhnya, engkau bisa kena siksa Tuhan, sementara orang kafir yang membunuhmu, engkau akan memperoleh surga dengan gelar mati syahid.


Tetapi anda tidak dapat membunuh syetan yan selalu melakukan perlawan terhadap Anda, dan apabila ternyata syetan dapat membunuh dan mengalahkan Anda, maka Anda menjadi terjatuh dalam siksaan Tuhan.


 


Sebagaimna disebutkan : “Barangsiapa yang kudanya terlepas dari tangannya dan lari meninggalkannya dalam medan pertempuran, maka kuda itu akan jatuh pada tangan orang-orang kafir yang menjadi musuh Anda. Tetapi ketika imannya yang terlepas dan lari meninggalkannya, maka Ia menjadi jatuh kedalam murka Tuhan Yang Maha Perkasa. Na’udzu billahi minhu.


 


Ketika seseorang terjatuh dalam kekuasaan orang-orang kafir, maka tangannya tidak terbelenggu pada lehernya, kakinya tidak diikat, perutnya tidak sampai lapar dan tidak pula telanjang tubuhnya. Tetapi apabila seseorang terjatuh dalam kemurkaan Tuhan. Maka wajahnya menjadi hitam pekat, tangannya terbelenggu dengan rantai pada lehernya, kakinya diikat dengan tali-tali neraka, makanan dan minumannya api dan pakainnya pun juga dari api.”



Bab 4 Antara Riyadhah Dan Kecendurangan Nafsu

 Terjemahan Kitab Mukasyafah Al-Qulub

Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf

Al-Hujjah Al-Islam Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali



Bab 4 Antara Riyadhah Dan Kecendurangan Nafsu


 

Allah swt memberikan wahyu kepada Nabi Musa as. Dia berfirman: “Wahai musa, bila anda ingin aku lebih dekat denganmu, daripada antara perbincangan dengan lidahmu, bisikan hati dengan hatimu, nyawa dengan badanmu, sinar pengelihatan dengan matamu, dan antara kedekatan hubungan antara pendengaran dan telingamu, maka perbanyaklah membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.”


 


 


Allah swt berfirman: “…. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)”(QS.Al-Hasyir:18)


 


Wahai manusia, ketahuilah bahwa nafsu yang selalu memerintahkan kepada Anda untuk melakukan kejahatan, sesungguhnya lebih memusuhi anda daripada Iblis. Kekuatan Iblis hingga mampu menguasai Anda, tiada lain karena pertolongan hawa nafsu dan kesenangan-kesenangannya yang menyesatkan. Oleh sebab itu, jangan sampai Anda tertipu oleh hawa nafsu, melalui angan-angan kosong, tipu daya dan bertindak lambat, santai dan bermalas malasan. Semua ajakan iblis adalah bathil, segala yang timbul dari doktrin dan perintahnya adalah tipu daya yang menyesatkan belaka.


 


JIka anda senang dengan kemauan hawa nafsu dan mengikuti perintahnya, tentu anda akan celaka. Jika anda lengah dalam mengawasinya, tentu anda akan tenggelam dan jika anda lemah dala melakukan perlawanan terhadapnya, serta mengikuti saja kemauannya, tentu ia akan menyeret anda kedalam neraka.


 


Nafsu bukanlah suatu yang dapat diarahkan menuju kebaikan. Dia adalah pangkal dari segala bencana dan sumber dari segala aib. Ia merupakan markas kekayaan iblis dan tempat berlindungnya setiap kejahatan yang tidak ada yang dapat mengetahui kecuali Allah swt yang menciptakanna. Karenanya, takutlah kepada Allah sesungguhnya allah maha mengathui apa yang kamu kerjakan.


 


Ketika seorang hamba berfikir tentang usianya yang telah berlalu demi kepentingan akhiratnya, maka pemkiran semacam itu, dapat membersihkan hati. Nabi saw bersabda: “Berfikir satu jam, lebih baik daripada beribadah satu tahun.” Demikian, sebagaimana disebutkan di dalam Tafsir Abu Laits.


 


Oleh sebab itu sudah seharusnya bagi orang yang berakal itu bertaubat dari dosa-sosanya yang telah lalu. Berfikir tentang hal-hal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt dapat memupus angan-angan kosong, dan menjadikan selamat di perkampungan akhirat.


 


Di samping itu, ia juga seharusnya segera bertaibat, ingat kepada Allah swt., meninggalkan larangan-larangan-Nya, dan bersabar untuk tidak mengikuti keinginan hawa nafsu. Nafsu itu ibarat berhala, maka barangsiapa yang mengabdi kepada nafsu, berarti dia mengadi kepada berhala. Tetapi barangsiapa yang mengabdi kepada Allah dengan penuh keikhlasan, berarti dia telah mengalahkan hawa nafsunya.


 


Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa pada suatu ketika Malik bin Dinar berjalan di pasar Bashrah, ketika melihat buah tin ia menginginkannya. Maka dia melepas sendalnya dan diberikan kepada si penjual buah itu, sambil berkata:Ambilah sandal ini, dan berikan aku buah Tin sebagai gantinya.” Si penjual buah melihat sandal itu dan berkata:”Sandal ini tidak cukup untuk ditukar dengan satu buah pun.” Maka malik bin Dinar berlalu meninggalkannya.


 


Lalu ada seseorang yang bertanya kepada si penjual buah itu:” Tidakkah kau engakau mengenal siapa dia?” “Tidak,” Jawab si penjual buah itu singkat. Kemudian dikatakan kepadanya:”Dia adalah Malik bin Dinar.” Mendengar jawaban itu, si penjual buah langsung memerintahkan kepada budak pelayannya agar segera menyusulnya dengan membawa sebuah bakul yang penuh dengan buah tin. Dia berkata kepadabudaknya:”Kalau dia mau menerima ini, maka kamu menjadi merdeka.”


 


 


Maka budak itu berlari-lari mengerjar Malik bin Dinar, ketika dapat menyusulnya ia berkata:”Tuan Terimalah ini dari saya.” Tetapi Malik bin Dinar menolaknya. Budak itu kembali berkata:”Terimalah ini tuan, karena didalamnya terdapat kemerdekaanku.” Malik bin dinar menjawab:” Kalau didalamnya terdapat kemerdekaanmu, didalamnya juga terdapat siksaanku.” Budak itu masih terus berusaha merayu dan membujuk malik bin Dinar, tetapi ia berkara:”Aku bersumpah, tidak akan menjual agama dengan buah tin itu, dan aku tidak akan memakannya sampai hari kiamat.”


 



Diceritkan, bahwa ketika Malik Bin Dinar menderita sakit hingga menyebabkan kematiannya, dia menginginkan semangkok madu bercampur susu dan roti hangat. Kemudian datanglah seorang pelayan mengantarkannya dan menyajikan apa yang diinginkannya itu.


 


Ketika makan itu telah tersedia dihadapannya, ia mengambil dan melihatnya sesaat, lalu berkata: " Wahai nafsu, Anda telah bersabar (Untuk tidak memakannya) selama tiga puluh tahun, kini umurmu hanya tinggal sesaat saja, mengapa anda tidak mau bersabar.?" Lalu dia melepaskan tangannya dan berpaling dari makanan yang ada dalam mangkok itu, dia bersabar dalam menahan keinginannya dan tidak memakannya.


 


Sesaat setelah ia melepaskan dan berpaling dari makan itu, dia menghembuskan nafasnya (meninggal dunia).


 


Demikianlah kondisi para nabi dan wali dalam usahanya untuk mengendalikan hawa nafsunya. Mereka adalah orang-orang yang memegang teguh komitmen keimanannya dengan penuh kesabaran, merindukan Allah swt dan zuhud dalam kehidupannya.


 


Nabi sulaiman bin Daud berkata: "Sesungguhnya perjuangan seseorang untuk dapat mengalahkan hawa nafsunya adalah lebih berat daripada usaha seseorang untuk menaklukkan sesuah kota seorang diri."


 


Ali Bin Abi Thalib Karramallaahu wajahu berkata:" Tidaklah ada antara aku dan nafsuku, melainkan seperti seorang pengembala kambing. Ketika dia dapat menghalau dan menumpulkan kambing-kambingnya dari satu arah, maka berpencarlah kambing-kambing itu dari arah yang lain. Barangsiapa yang dapat membunuh (mengendalikan) hawa nafsunya maka dia akan diselimuti dengan kafan rahmat dan dimakamkan dalam makam kemuliaan. Sementara orang yang membunuh hatinya, maka dia dibungkus dengan kafan laknat dan dikebumikan dalam makam siksaan."


 


Yahya bin Mu'adz Ar-Razi berkata:"Perangilah hawa nafsumu dengan melakukan kebaktian kepada Allah swt. dan berriyadhah. Riyadhah ialah sedikit tidur, sediki bicara dan sedikit makan serta bertahan dari gangguan manusia.


 


Sedikit tidur dapat membuat keinginan-keinginan hati menjadi baik, sedikit bicara menimbulkan keselamatan dari bahaya, dan bersabar dalam menghadapi gangguan manusia dapat mengantarkan untuk sampai pada derajat yang tinggi. Dan dengan sedikit makan akan melenyapkan kesenangan-kesenangan hawa nafsu."


 


Banyak makan dapat menyebabkan hati menjadi keras dan membatu serta nurnya lenyap.


 


Nur Hikmah akan memancar dari sebab lapar.


 


Sedangkan kekenyangan akan membuat jauh dari Allah swt.


 


Rasulullah saw. bersabda : "Terangilah hati Anda dengan lapar dan perangilah hawa nafsu Anda dengan lapar dan haus. Rajin-rajinlah untuk terus menerus mengetuk pinta syurga dengan lapar pula. Karena pahala menjalankan semua itu, laksana pahala orang yang berjihad dijalan Allah swt. Sesungguhnya tidak ada amal yang lebih dicintai Allah swt. daripada lapar dan haus. Sedangkan orang yang memenuhi perutnya (Kekenyangan) tidak akan dapat memasuki kerajaan langit dan kehilangan manisnya ibadah"


 


Abu Bakar As Shidddiq RA berkata:


"Setelah aku masuk Islam, aku tidak pernah kenyang. Semua ini agar aku bisa merasakan manisnya ibadah kepada Tuhanku. Juga tidak pernah minum yang segar-segar sampai bertemu Tuhanku. Karena banyak makan akibatnya menyedikitkan ibadah, sebab badan bisa berat dan mata selalu ingin tidur, tidak akan sungguh-sungguh terhadap sesuatu kecuali hanya tidur. Dan ini jelas sebagai bangkai yang terbuang percuma".


Demikian yang disebutkan dalam Kitab Minhajul Abidin.


 


Dari Luqman Hakim, ia berwasiat kepada anaknya:


"Jangan banyak-banyak tidur dan makan, sebab kelak di hari akherat bisa miskin dari amal shaleh. (Fii Maniyatil Fataa)"


Sabda Nabi SAW:


"Jangan membunuh hatimu dengan memperbanyak makan dan minum, karena hati pun bisa mati seperti matinya tanaman yang terlalu banyak air".


Padahal orang shaleh zaman sekarang banyak melakukan hal itu. Perut letaknya dibawah hati ibarat belanga yang penuh dengan air mendidih, yang mana asapnya bisa mengotori hati. Semakin banyak asap yang keluar, hati pun semakin hitam. Dan membiasakan perut penuh, ia bisa menghilangkan kecerdasan.


 


Al Kisah dari Yahya bin Zakaria AS:


Pernah iblis menampakkan diri beberapa kali. Yahya AS berkata pada iblis:


"Ini apa"


Jawab iblis:


"Ini adalah kesenangan yang aku buat untuk menggait anak cucu Adam AS".


Yahya AS bertanya:


"Apakah didalamnya ada yang buatku?"


Jawab iblis:


"Tidak. Hanya saja engkau pernah kenyang pada semalam saja, lalu aku rusak shalatmu".


Jawab Yahya AS:


"Itu sudah pasti. Makanya aku tidak akan kenyang selama-lamanya".


Iblis menjawab:


"Juga hal yang pasti, aku tidak pernah memberi nasehat kepada siapapun selamanya".


Ini Kisah seseorang yang tidak pernah kenyang kecuali hanya semalam saja. Lalu bagaimana dengan orang yang selalu kenyang seumur hidupnya, sementara ia mengharapkan suatu ibadah!


 


Ada lagi cerita mengenai Yahya bin Zakaria AS: ia pernah kenyang dari roti gandum. Dan semalam ia tertidur ketika dzikir kepada Allah. Maka Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya:


"Wahai Yahya, apakah engkau menemukan perkampungan yang lebih baik dari perkampungan-KU! Atau engkau menemukan tempat bersanding yang lebih baik dari-KU! Demi Keagungan-KU dan Keluhuran-KU, andaikan engkau melihat surga firdaus dan neraka Jahannam, niscaya engkau menangis mengeluarkan nanah sebagai ganti habisnya airmata, dan engkau akan memakai besi sebagai ganti permadani".