Tampilkan postingan dengan label 📄Cahaya sufi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 📄Cahaya sufi. Tampilkan semua postingan

memahami makna cinta.

sob  pahamilah makna cinta yang sebenarnya, sebab yang layak di cintai hanyalah allah semata, jika kita tidak paham maka kita secata tidak sadar akan tetap menujukan cinta kitap kepada mahluk padahal itu masi berupa kestirikan. nauzubillah.


kami telah menulisnya pada halaman kami di situs lain. so klik link berukut:

ilmu dan cahaya.

 



mengkaji kata kata yang ada di muqodimah kitab al-hikam.


ilmu dan cahaya itu sebanarnya sama saja, sebab cahaya itu bisa di katakan sebagai kata kiasan atau pengibaratan untuk ilmu.
karna ilmu itu sifatnya sama seperti cahaya yaitu menerangi. sehingga orang yang bodoh itu ibarat orang yang hidup dalam kegelapan, sedangkan orang yang berilmu itu ibarat orang yang hidup di terangi oleh cahaya sehingga dia bisa melihat dengan jelas.

cahaya biasa di artikan juga sebagai ruh kuddus yaitu ruh yang terbang bolak balik dari tubuh ke sisi allah dan dari sisi allah kembali ketubuh lagi dengan membawa berbagai macam permata ilmu.

cahaya juga bisa di artikan sebagai petunjuk allah, sebab petunjuka allah itu bersifat seperti cahaya yang tidak bisa menembus masuk keruangan kaca jika kaca itu kotor, dari situlah di tasawuf sangat penting untuk membersihkan hati dan cermin hati supaya cahaya ilahi atau petunjuk allah itu bisa masuk menembus vermin hati itu sehingga hati menjadi terang, dan hati yang terang itulah yang di sebut mata batin atau basiro sehingga para waliullah bisa melihat dan merasakan rahasia allah. dan bisa menerimah petunjuk allah dalam perkara mentauhidkan / meng-esahkan  allah.

jika kita naik pada kajian lebih tinggi lagi maka cahaya itupu  ternyata tidak lain adalah allah sendiri, sebab memang tiada segala sesuatu selain allah (la maujuf ilallah) sehingga cahaya itupun adalah allah semata. sehingga:
allah yang memberi petunjuk dan allah jualah sebagai petunjuk yang di berikanya itu serta kepada allah jualah petunjuk itu di berikan.

allah yang memberi petunjuk adalah zat mutlaknya allah, allah jualah sebagai petunjuk yang di berikanya itu adalah hal, ahwal, kasyaf, warid, zauk dan lain lain, kepada allah jualah petunjuk itu di berikan yaitu manusia yang sudah bersih hatinya, murni jiwanya, fana dari segala sesuatu selain allah sehingga basironya terbuka, hatinya terang, roh kuddusnya terbangun, sehingga orang itu bisa berhubungan dengan allah swt.



Muhammad saw.


mengkaji kata kata yang ada di muqodimah kitab al-hikam.

ada yang mengatakan muhammad itu ada 3 yaitu:
1. nur muhammad.
2. muhammad bin abdulah.
3. semua ruh.

ada juga yang mengatakan muhammad itu ada 4 yaitu:
1. muhammad zhahir
2. muhammad batin
3. muhammad awal
4. muhammad akhir.

tapi dari semua itu sebenarnya muhammad itu cuma 1, baik nur muhammad, muhammad bin abddullah, ruh, muhammad zhahir, muhammad batin,  muhammad awal, muhammad akhir. itu tetaplah dia dia juga.
dan jika kita naik pada kajian yang lebih tinggi lagi maka muhammad itu menjadi hilang atau tidak ada dan berganti menjadi allah semata sebab memang semua mahluk itu hanyalah adam (yang berarti tidak ada) dan yang wujud (ada) hanyalah allah semata. dan ini tidak hanya sebatas kata kata, dan tulisan semata, tapi semuanya bisa di lihat dan di rasa.


Menyikapi perkataan dan perbuatan buruk




pada dasarnya semua kata kata buruk itu tidak ada sangkut pautanya dengan yang menerimahnya, kata kata buruk itu hanya mencerinkan yang mengucapkanya. yaitu yang mengucapkanya buruk, sebab sebelum orang mengucapkan kata kata buruk itu maka orang harus berpindah dari sifat mulia ke sifat tercelah. sedangkan yang menerimahnya hanya berdasarkan responya terhadapa kata kata buruk yang dia terrimah, jika dia teripu setan yaitu:

1 merasa rugi karna di berikan kata kata buruk.

2 tidak ingin di pandang orang sebagai orang yang lemah dan bodoh,

maka dari dua poin itu maka orang itu akan membalasnya, sehingga turunlah derajatnya dari drajat mulia ke drajat yang tecelah, dan setan tertawa dengan bahagianya karna dia berhasil menggoda dan semakin banyak calon teman temanya di neraka kelak. 

manusia yang mulia adalah manusia yang tetap mempertahankan kemuliaan akhlaknya walaupun dia di perlakukan dengan keji dan tercelah. sebab bagaimana tidak begitu sementara dia tau bahwa segala sesuatu adalah allah dan diapun melihat allah di mana mana termasuk di dalam diri orang yang memperlakaukanya dengan buruk itu.

contoh yang sangat kongkrit di berikan tosul saat dia di ludahi orang kafir tapi dia hanya tersenyum saja dan menjadi orang pertama yang menjenguk oranga itu ketika dia sakit. dan ketika dia di caci maki oleh seorang nenek nenek yang dia bantu membawakan barang barangnya di suatu perjalanan tapi dia tetap berkata baik, sehingga ke dua orang itupun masuk islam.

kita di jaman sekarang sering terjebak pada sudut pandang sekular yang selalu ingin membalas ketika di perlakukan tidak baik, dan ketika orang orang menganggap lemah bidoh diri kita ketika kita tetap mempertahankan akhlak ketika di sakiti sehingga kita membalasnya sehingga hasilnya drajat kita di sisi allah tidak berbeda dengan mereka yang berbuat keji dan munkar.

para waliullah tenggelam dalam cinta Dzat alloh dan timbul kembali karena memperhatikan sifat alloh.



masih mengkaji  muqoddimah kitab al-hikam yaitu: para waliullah tenggelam dalam cinta Dzat alloh dan timbul kembali karena memperhatikan sifat alloh.



puncak dari mengesahkan allah adalah tenggelamnya diri di dalam zat allah (syuhudul qasroh fil wahda, dan timbul kembali (sadar kembali) karna memperhatikan sifat allah (?(yaitu para mahluk allah) tapi meskipun begitu tapi waliullah tetap bisa melihat allah di alam dunia ini dengan peristiwa syuhudul wahda fil qasroh.

tapi di kitab lain (selain al-hikam) ada di jelaskan bahwa manusia yang fana / tenggelam dalam zat allah itu / syuhudul qasroh fil wahda, itu memang segaja di sadarkan allah, karna jika dia di biarkan lama dalam keadaan syuhudul qasro fil wahda itu maka manusia itu akan terbakar hancur menjadi debu. karna bahkan bukit tursina hancur sedangkan nabi musa pingsan karna tidak sanggup melihat tajalli allah di bukit tursina di kala itu.


salik dan majzhub

mengkaji miqoddimah kitab al-hikam yaitu salik dan majzub.



di dalam al-hikam wali itu hanya ada dua yaitu salik dan majzub. 

salik artinya yang mencintai dan majzub artinya yang di cintai.

mengenai salik yang berarti yang mencintai ini agak sulit menjelaskanya, karna allah itu adalah arrohman (yang maha pengasih / yang maha mengasihi) bahkan allah berkata kepada nabi ibrahim bahwa dia menyayangi para orang kafir pada nabi ibrahim, yang di waktu itu telah di binasakan allah demi mengabulkan doa nabi ibrahim, sehingga nabi ibrahim di beri hukuman yaitu perintah menyembeli anaknya sendiri. dan ketika akan menyembeli anaknya maka nabi ibrahim berkata: 

"ya allah sesunggunya dia anakku yang sangat ku sayangi".

dan allah pun menjawab: 

"ingatlah dulu bahwa kau pernah memintaku memusnakan para hambaku yang ku sayangi, sekarang giliran aku memintamu memusnakan orang yang kau sayangi, dan siapa yang memulai maka dialah yang lebih kejam".

jadi salik yang di artikan di sini sebagai seorang yang mencintai dan seolah belum di cintai allah itu maksudnya adalah bukan benar benar tidak di cintai allah tapi hanya sebatas tidak di berikan perhatian husus layaknya seorang wali majzub. 

sebab rumusnya adalah:

jika kau ingin melihat kedudukanmu di sisi allah maka lihatlah kedudukan allah di hatimu, jika kau rindu pada allah maka itu artinya allahpun sedang merindukanmu, jika kau cinta pada allah maka itu artinya allahpun sedang mencintaimu, jika kau rido pada allah maka itu artinya allahpun sedang rido padamu.

dari itulah dapat di ketahui bahwa sebenarnya allahpun merindukan salik, karna yang di rasakan salik itu adalah rasa rindu pada allah.

sekarang tanyakanlah di hatimu dengan sejujur jujurnya kepada dirimu sendiri: apakah kau telah merindukan allah ataukah justru membencinya?? 

pada aliran tarekat yang lain mungkin seorang salik tidak di anggap sebagai wali, karna salik itu artinya masi sebagai murid, atau orang yang masi dalam perjalanan pada allah, tapi belum whusul / belum sampai pada allah sehingga belum memasuki gerbang makrifatullah, atau belum di terimah oleh allah dan belum mengenal allah. tapi pada alhikam salikpun sudah di anggap sebagai wali mungkin karna seorang salik (yaitu yang bersungguh sungguh menempuh jalan yang lurus pada allah) itu karna salik sudah mulai merasa rinduh ingin berjumpa allah dan sudah mulai merasa berbagai hal atau ahwal.

sedangkan majzub adalah orang yang sudah wushul atau sampai pada allah, dia sudah memasuki gerbang maktifatullah dan sudah berjumpa dengan allah sehingga dia telah mengenal allah. pada dasarnya makom wali itu ada 1000 tingkatan tapi pada al-hikam jumlah 1000 itu di sederhanakan menjadi satu saja yaitu wali majzub, sedangkan yang masi dalam perjalan dalam mengenal allah sehingga belum kenal pada allah tapi suda merasa rindu ingin jumpa dengan allah maka orang seperti ini di sebut salik. mungkin ibnu attoilah tidak mau ribet menjelaskan berbagai macam kedudukan wali sehingga hanya dia ringkas saja menjadi dua yaitu salik atau yang masi dalam perjalanan mengenal allah dan majzub atau yang telah wushul dan telah mengenal allah. tapi memang untuk seribu tingkatan dari para kekasi allah ini memang tidak ada penjelasanya, bahkan abi huroiro mengatakan bahwa rosul pernah hanya berkata bahwa para kekasi allah itu ada 1000 tingkatan, tapi apa saja nama nama tingkatan makom yang sampai berjumlah seribu itu tidak di katakan rosul, tapi menurut abi huroiro 1000 tingkatan itu tidak lain seperti yang telah kita pelajari seperti makom ikhlas, makom rinduh, makom cinta, makom rido, dan lain lain, jadi wali majzub ini sebenarnya memiliki seribu tingakatan atau makom yang tingkatan atau makom tertingginya adalah wali qutub sekaligus sebagai pemimpin dari semua tingkatan wali atau majzub tadi.


mungkin kita menganganggap salik itu kecil, remeh, dan sepeleh karna kedudukan makomnya berada di bawah makom majzub tapi ketahuilah bahwa untuk menjadi salik itu sebenarnya tidaklah mudah, sehingga wajar jika di alhikan itu seorang salikpun di masukan sebagai seorang wali, mungkin dari begitu banyak orang yang belajar tarekat atau tasawuf itu hanya beberapa saja yang berhasil menjadi salik, bahkan mungkin kita inipun belum tentu termasuk sebagai seorang salik, karna untuk menjadi salik itu harus sungguh sungguh memurnikan jiwa, membersikan batin dari segala sesuatu selain allah, sedangkan orang orang yang belajar tasawuf atau tarekat itu umumnya masi tersesat pada banyak keinginan dan kehendak seperti ingin sakti dan punya karomah, ingin di hormati orang orang, supaya pandai berdebat dalam masalah agama, ingin bisa melihat alam jin dan lain lain yang semua itu seharusnya di bersihkan dari hati mereka tapi mereka justru memelihara dan memupuknya sehingga basirohnya tetap saja buta karna tertutupi oleh banyak kehendak dan keinginan tadi serta ego atau keakuan mereka. yang itu semua menyebabkan terhalangnya mereka menjadi salik,  sehingga walau mereka tampak belajar tapi sebenarnya mereka tidak belajar sama sekali, karna yang belajar sebenarnya bukan belajar dengan membaca menghafal dan mengingat materi materi pembelajaran semata yang ada di kitab tasawuf tapi belajar yang sebenarnya adalah mengupayakan supaya hati tidak menginginkan apapun selain allah semata berdasarkan tuntunan kitab kitab tasawuf juga dan kalau bisa juga dengan guru yang sudah sangat paham dan yang sudah wushul pada allah.


baca juga kajian terkait: salik dan suluk



salik dan suluk


 

Salik


Seorang salik adalah seseorang yang menjalani disiplin spiritual dalam menempuh jalan sufisme Islam untuk membersihkan dan memurnikan jiwanya, yang disebut juga dengan jalan suluk. Dengan kata lain, seorang salik adalah seorang penempuh jalan suluk.

Untuk menjadi seorang salik, seorang muslim selama seumur hidupnya harus menjalani disiplin dalan melaksanakan syariat lahiriah sekaligus juga disiplin dalam menjalani syariat batiniah agama Islam. Seseorang tidak disebut sebagai seorang salik jika hanya menjalani salah satu disiplin tersebut.

Seorang salik juga disebut sebagai seorang murid ketika ia menjalani disiplin spiritual tersebut di bawah bimbingan guru sufi tertentu, atau dalam tarekat tertentu.



Suluk

Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. Menempuh jalan suluk (bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris agama Islam (syariat) sekaligus aturan-aturan esoteris agama Islam (hakikat). Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.

Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl [16] ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik.


jadi salik adalah orang yang melakukan perjalanannya sedangkan suluk adalah jalannya.



bai'at

 



bai'at itu hanyalah sebatas perjanjian, seperti yang di lakukan nabi hidir pada nabi musa, itu di buat hanya sebagai faktor pendukung dalam melakukan proses belajar dan mengajar, jadi jika ada orang yang melakukan bai'at dengan ritual pemandian dan lain lain, di tambah lagi dengan tidak ada proses melakukan pengajian setelahnya (berkumpul melakukan proses belajar mengajar) maka itu sangat keliru. 


perhatikanlah orang yang melakukan itu, baik guru ataupun muridnya, apakah mereka tersifat seperti orang yang mengenal tuhanya?? tentu tidak, karna mereka memang tidak mengenal tuhan, mereka tidak pernah syuhud bahkan mereka tidak pernah belajar tasawuf sama sekali, jangankan bersikap seperti para wali yang sudah mengenal ruhanya, bahkan mereka cendrung di liputi rasa mara, tersinggung, congkak, sombong, iri dengki, memfitnah, menghasud dan lain lain. yang itu semua seharusnya sudah tidak ada pada mereka yang mengenal tuhanya, karna semua sifat buruk itu adalah merupakan perkara pertama yang harus mereka tinggalkan bahkan saat pertama atau di awal mereka belajar tasawuf dulu. tapi mereka setelah melakukan bai'at dengan memakai ritual ala mereka yang salah dan keliru itu (seperti di mandikan dan lain lain) setelah guru yang membai'atpun tidak mengadakan proses belajar mengajar maka itu sama saja dengan tidak pernah belajar tasawuf bahkan cendrung tersesat.


belajar tasawuf itu harus melakukan pengajian (proses belajar mengajar) seperti yang ada di dalam kitab tasawuf maka maka kajian kajianya ada banyak, tapi ajaran yang tidak bisa di dengar orang umum, sehingga para murid di larang  dan harus berjanji salah satunya adalah tidak menceritakan atau menjelaskan isi kajianya ke masyarakat umum supaya masyarakat umum yang buta tasawuf tidak tersesat dan salah sangka, dan di situlah pungsi dari bai'at yang sebenarnya.


jadi bai'at bukanlah ritual tertentu seperti di mandikan atau di tambah dengan di kafani dan lain lain yang setelah itu si murid yang telah di masukan ke ritual itu akan dapat melihat alam jin, itu adalah sesat dan menyesatkan. karna itu sebenarnya adalah ritual ilmu hitam.

karna buat apa si murid bisa masuk ke alam jin, sebab si murid itu tidak membutuhkan masuk ke alam jin, tapi yang di butuhkan si murid itu adalah masuk ke alam malaikat, alam ruh, dan alam allah melalui bersuluk, karna di sanalah proses mengenal allah terjadi, bukan di alam jin.


apa lagi setelah ritual itu si guru tidak mengadakan proses belajar mengajar, jika seperti itu maka dari mana jalanya si murid bisa belajar mengenal allah?.

untuk bisa mengenal allah maka si murid harus mendapatkan zauk (yaitu rasa rasa yang bersangkutan terhadap perkara pengenalan pada allah) dan zauk itu hanya akan terasa jika cermin hati telah di bersihkan sehingga cahaya ilahi bisa masuk ke relung hati, dan supaya hati bersih maka si murid harus membersihkan harinya dari segala perkara perkara selain allah, serta sifat sikap buruk, kesyirikan, keakuan dan penyakit hati, dan semua itu bisa di bersihkan hanya jika paham kajian kajianya di dalam kitab kitab tasawuf, dan untuk paham kitab kitab rasawuf itu maka harus belajar dan mengajar yaitu melakukan pengajian tadi. dari itulah jika setelah bai'at tidak melakukan atau mengadakan atau mengikuti kegiatan pengajian maka dari mana jalanya si murid bisa mengenal allah. di tambah lagi dengan ritual bai'at yang menyesatkan tadi??? maka jawabanya adalah tidak ada. dan masih lebih baik orang yang belajar dengan membaca, dan menghayati kitab kitab tasawuf dengan sangat perlahan walau tanpa guru dan di sertai rasa berserah diri terhadap allah dan berharap pada allah supaya allah menuntun, dan membimbing dirinya dari pada orang orang yang seperti itu.



Rosul dan para wali tidak melakukan pertapaan, semedi, meditasi, yoga dan sejenisnya,


jangan anggap yang di lakukan rosul saw di gua hiro itu adalah bertapa, semedi, meditasi, yoga dan sejenisnya, karna rosul saw tidak melakukan itu semua.

yang di lakukan rosul saw di sana tidak lain adalah melakukan suluk semata. dan bersuluk itu  tidak sama dengan bertapa, semedi, meditasi, yoga dan sejenisnya, (pelajari & baca penjelasan seputar cara bersuluk yang benar) jadi jangan salah paham, salah sangka, dan salah mengartikan dari apa apa yang di lakukan rosul saw di sana, terlebih lagi jika kau adalah orang yang sedikit banyaknya mempelajari tasawuf, dan jangan menyangka, mengira, mengajarkan bahkan melakukan bertapa, semedi, meditasi, yoga dan sejenisnya, itu semua di luar ajaran islam.

dan jangan terpengaruh oleh film syaikh siti jenar dan wali wali lainya yang terkadang atau sering menambahkan gestur (gerakan tubuh) yang seolah di lakukan oleh orang atau para wali di film film seperti dia duduk berdiam diri menemukan kedua telapak tanganya di depan dada, sehingga tampak seperti mereka sedang melakukan bertapa, semedi, meditasi, yoga dan sejenisnya, karna para wali tidak pernah melakukan itu, itu hanya prasangka yang salah dari perkiraan terhadap gestur dan kelakuan para wali sewaktu mereka menyepi karna mereka yang membuat film film itupun bukanlah orang yang paham tasawuf, yang membuat film film itu hanyalah orang awam tasawuf yang ingin membuat film buatanya menjadi menarik untuk di tonton dengan menambahkan gertur gestur yang di lakukan oleh tokoh tokoh seperti para wali di film itu sehingga mereka terlihat sakti, sebab kenyataanya tidak seperti itu. sebab para wali sekalipun punya karomah dan bisa membuat berbagai macam kejadian yang luar biasa, ajaib, di luar nalar dan hukum akal tapi dalam melakukanya sebenarnya mereka tidak menggunakan gestur sama sekalipun tetap bisa, karna gertur itu hanya sebagai tambahan dari pihak pembuat film untuk membuat film buatanya supaya terlihat menarik saja.


belajarlah tasawuf dari kitab tasawuf, dan dari guru yang mengajar berdasarkan kitab tasawuf, jika seperti itu maka kau akan membenarkan yang kau baca ini.

jangan belajar tasawuf dari orang yang mengajar tidak berdasarkan kitab tasawuf karna mereka itu adalah orang yang sesat, sebab ajaran tasawuf itu harus punya sanad keilmuan dengan risalah ajaran yang di bawah oleh rosul saw, sehingga jika ada orang yang mengajar hanya berdasarkan pendapatnya semata dan sok ingin meniru nabi hidir yang mengajari nabi musa dengan tanpa kitab maka sungguh keilmuan orang itu sudah tanpa sanad atau terputus sanadnya pada risalah ajaran yang di bawa rosul sehingga jangankan anda yang belajar padanya bahkan dia sendiripun tidak berhasil mengenal allah karna dia di tolak allah di sebabkan amalan dari ajarannya yang tidak bersanad pada risalah ajaran yang di ajarkan rosul saw.


bagaimana caranya menyikapi harta tahta pria / atau wanita?

 


jika di tanya bagaimana caranya kita sebagai sufi meyikapi harta tahta pria atau wanita?

maka jawabanya adalah:

jangan harapkan, jangan inginkan, jangan cari semua itu.

bahkan di dalam tiory permainan seperi olaragapun para mentor sering menasehatkan:

"jangan inginkan kemenangan, jangan cari kemenangan, tapi lakukanlah yang terbaik sebisamu, semampumu"

itu supaya para atlitnya terbebas dari beban, karna bertanding dengan membawa keinginan menang akan menjadi beban batin saat sekor mendekati kekalahan. tapi jika tidak mencari kemenangan maka atlit tetrbabas dari beban, sehingga dia bertanding murni sesuai keadaan, dia menang karna keadaannya mendukung, dan jika kalah pun karna keadaanya tidak mendukung.

itulah sering kita lihat para atlit kita hususnya sepak bola kebanyakan mereka akan mengalami down mental saat tertinggal banyak skor, itu karna mereka mencari kemenangan, tapi karna skor sudah tertinggal jauh maka  menurut mereka tidak mungkin lagi menang, padahal jika mereka tidak mencari kemenangan dan melakukan yang terbaik bisa saja mereka menyusul skor musuh bahkan melebihinya dan akhirnya mereka yang menang.

itulah makna:

"wahai dunia ladeni (permainkanlah) mereka yang mencintaimu"

sehingga dunia bersifat seperti bayang bayang, jika di kejar mereka lari dan jika kita tidak mengejarnya maka mereka yang menghampiri.


begitu juga dengan kehidupan sehari hari kita.

berkerjalah serajin, sebaik, dan secerdas mungkin karna allah, sebab jika sudah seperti itu maka harta tahta pria atau wanita itu walau tanpa di cari, di inginkan, di harapkan mereka akan tetap datang padamu, tapi jika saja mereka tidak datang padamu maka kau tidak akan stress, tidak akan kecewa, karna memang kau tidak mencari semua itu, karna semua usahamu hanya semata kau lakukan untuk mengabdi pada allah tanpa mengharap imbalan apapun dari NYA.

dengan seperti itu maka jika kau berhasil maka kau juga akan tetap bersama allah (semagai kekasih allah) tapi jika kau gagal maka allah akan menghiburmu, andai saja kau telah sampai pada makom di mana kau bisa mendengar kalamullah padamu mugkin kau akan mendengarNYA berkata di saat kau gagal:

"dunia ini hanya sementara, tidak ada artinya, dan akulah yang abadi, akulah yang hakiki, maka kebahagian apa lagi yang lebih membahagiakan selain kau bersamaku, mereka yang mendapatkan harta tahta pria / wanita itu, belum tentu selamat, sedangkan kau sudah pasti ku selamatkan karna kau adalah kekasihku".


sekolahlah setinggi mungkin,

berkerjalah serajin mungkin dan secerdas mungkin, tapi tetaplah melajar tasawuf, tetaplah belajar mengenal allah, tetaplah mengabdi padanya, tetaplah tanamkan di dalam benakmu bahwa kau itu bodoh, hina, rendah, kecil, tiada daya upaya, buka apa apa, bukan siapa siapa, tak punya apa apa, tak tahu apa apa, maka dengan seperti itu jika kau berhasil maka kau akan merasa di berhasilkan, kau tidak akan sombong, tapi kau justru bersyukur dan memanfaatkan rizki, dan jabatan itu untuk membatu para umat manusia yang lainya sekalipun mereka kafir (tapi dalam hal ini kau harus tau bagaimana caranya bergaul dengan orang kafir atau dengan orang yang belum mengenal allah), tapi jika kau gagal maka kau akan tau bahwa memang dunia ini memang hanya sebatas tempat persinggahan sementara.


susah senang

kaya miskin

punya jabatan ataupun jelata

semuanya sama saja, bahkan jika kita mengetahui rahsianya maka kita akan lebih memilih hidup miskin, tanpa jabata, dan tanpa menikah, sebab dengan seperti itu kita tidak perlu bertanggung jawab di hadapan allah kelak di akhirat, tapi jika memang di dunia ini allah menitipkan kepada kita harta, tahta, jabatan, pasangan, anak, maka kita harus menerimanya dengan baik. singkatnya di kayakan ataupun di miskinkan, di beri jabatan ataupun di kelatakan, di nikahkan ataupun tidak di nikahkan oleh allah maka semua itu terimah saja, jika di berikan syukuri jika tidak di berikanpun syukuri, karna jika di berikan maka kita bisa membantu keluarga tetangga dan lainya sebagai pengabdian kepada allah, tapi jika tidak di berikan maka kita terbebas dari tanggung jawab di akhirat kelak.


jika kau menghayati semua ini maka benakmu akan terasa ringan, sebagaimana hadis rosul:

"aku dan para sahabat ku adalah orang yang di bebaskan dari beban"

karna memang tanpa beban lagi, apapun yang di di beri kita terimah, dan apapun ayang tidak allah berikan pun kita menerimah keputusan allah itu dengan bahagia, sebab kita tau bahwa segala sesuatu itu ada tanggung jawabnya.


sufi tidak melulu miskin, tapi sufi juga tidak selalu kaya, 

sufi tidak melulu jelata, tapi sufi juga tidak selalu punya jabatan, 

sufi tidak melulu menika, tapi sufi juga tidak selalu sendiri (tidak nika)

mereka tidak mencari semua itu,

mereka juga tidak menghindari semua itu, sebab mencari ataupun menghindari yang selain allah sama saja yaitu sama sama masi syirik. sufi hanya melihat allah, menerimah dan menghargai ketetapan allah untuk dirinya, sehingga semua ketetapan tuhan mereka terimah dengan senang hati, tidak ada peristiwa yang indah ataupun yang suram, tidak ada pengalaman yang manis dan yang pahit, karna bagi mereka allahlah yang terindah, allahlah yang termanis. pernakah kau berjumpa waliullah mengorbankan dirinya demi orang banyak, melepaskan dunia yang hampir di capainya demi allah, tapi mereka tetap tampak anggun, berwubawa, padahal dalam pemahaman orang awam itu adalah tindakan bodoh, itu semua karna mereka hanya menginginkan allah, menganggap dunia tidak ada artinya, dan berakhlak mulia kepada siapapun. dan tidak memperdulikan apakah orang awam akan senang atau membencinya walau dia selalu bersikap baik, sopan santun, dan suka membantuh siapapun, karna baginya segala sesuatu adalah allah, sebab memang allahlah zat wajibul wujud (hakikat dari segala mahluk)


semoga kita lebih mengerti di dalam menyikapi dunia ini, dan hanya pokus melihat dan mengabdikan diri pada allah semata yang jika di lihat secara zohir maka akan sangat tipis sekali bedanya bahkan tampak seperti tidak ada bedanya.


antara si pemalas dengan waliullah yang mengabdikan dirinya kepada allah dengan cara memperbanyak ibada ritual seperi solat zikir dan puasa itu tampak sama di mata orang awam, yaitu jarang berkerja (jika dia pekerja kasar seperti buru atau kuli).


antara yang suka melamun dengan yang suka bertafakur dan itu akan sama di mata orang awam, yaitu sering tertegun.


antara yang menyembah harta dengan waliulah yang mengabdikan dirinya dengan berkerja akan sama di mata orang awam yaitu seperti sama sama gila harta.


tapi semua itu jelas berbeda dari sisi batinianya, keilmuanya, dan niatnya. bagian itulah yang tidak dapat di lihat oleh orang awam yang tidak paham tasawuf, karna mereka hanya melihat zohir dan rupa luar, sebab memang hati mereka sedang tertidur, dan ada yang sedang mengidap penyakit hati seperti ria ujub sombong dan lain lain, dan bahkan ada yang hatinya telah mati sehingga seperti mustahil untuk bisa di perbaiki seperti abu jahal, abu lahab, piraun dan lain lain.


al-hulul / rainkarnasi

al-hulul adalah ajaranya orang orang yang gagal memahami ajaran al-halaj.

al-halaj mengajarkan wahdatul wujud atau kesatuan esensi, tapi orang yang gagal memahami ini akan memaknai wahdatul wujud ini dengan arti yang berbeda yaitu al-hulul atau jika dengan kata popularnya adalah rainkarnasi. padahal antara raninkarnasi dan wahdatul wujud itu jauh berbeda artinya. memamg dalam penjelasan wahdatul wujud ini seperti allah itu menitis, atau menempati tempat pada bagian dalam manusia tapi ini hanya penjelasan luar dari wahdatul wujud, karna sebenarnya masi ada penjelasan yang lebih dalam dari pada itu yang jika di katakan maka manusia pasti akan mengingkarinya dan mengkafirkan yang mengucapkanya karna tidak pahaman mereka terhadap ilmi hakikat.

padahal: la maunud ilallah, tapi sayangnya yang dapat mengerti ini hanya yang telah sampai pada allah.


memang di dalam memahami ilmu tasawuf ini yang menjadi hijab terbesar adalah kecerdasan dan kebodohan dan tidak mungkin orang yang cerdas dalam bidang tertentu maka akan cerdas dalam segala bidang. bahkan propesor doktor insinyurpun yang katanya cerdaspun belum tentu dapat mencerna ajaran tasawuf ini. karna dalam ilmu tasawuf kecerdasan itu cuma alat, tapi jalanya adalah cahaya ilahi, dan cahaya ilahi itu tidak akan masuk kedalam hati manusia yang merasa cerdas dan pandai, sebab jika sudah merasa cerdas dan merasa pandai maka kecerdasan dan kepandaian itu akan menjadi hijab bagi orang itu, jadi jika ada orang yang merasa cerdar maka dia tidak akan menemukan cahaya ilahi yang berpungsih sebagai pemandu, sehingga orang itu akan tersesat sekalipun dia cerdas. atau jika orang bodoh yang sehari harinya hanya nonton sinetron yang licik licik itu, yang cuma tau makan tidur uang dan tertawa itu tapi di ajak membahas ilmu hakikat maka sudah jelas mereka tidak akan mengerti.

jadi ringkasnya: al-hulul itu ajaran yang timbul karna gagal paham terhadap ajaran wahdatul wujud.

Kasih Sayang Allah Kepada HambaNya

 




Di dunia ini tidak ada kasih sayang terindah yang melebihi kasih sayang Allah kepada Hamba-Nya. bukan manusia terkadang sering lupa tapi memang manusia pada umumnya tidak menyadari itu, mereka hanya mengaku ngaku padahal tidak mengerti sama sekali kasih sayang allah, karna yang dapat mengerti kasih sayang allah yang sebanarnya hanyalah orang yang sudah tidak melihat mahluk tapi hanya melihat allah semata. di saat itulah manusia akan mengerti kasih sayang allah yang sebenarnya bahkan kepada kejadian yang meyedihkan dan memiluhkan seperti kecelakaan, musibah, bencana alam dan lain lain itu semua adalah kasih sayang allah.


kami tidak membahas seseorang memberikan cinta berlebihan kepada pasangannya atau bahkan “pacar” yang jelas-jelas dalam islam di larang. Padahal hukum pacaran dalam islam adalah dosa. Sedihnya lagi, apabila cinta tersebut di tolak ada yang memilih jalan bunuh diri. karna yang melakukan itu hanyalah orang kafir walau tampak sebagai orang islam di mata manusia. karna yang di bahas ini adalah cinta allah kepada manusia.


adakah manusia yang mencintai allah??

jika di tanya seperti itu akan banyak tunjuk yang mengacung ke atas dan berkata: "aku mencintai allah"

sedangkan manusia yang sebenarnya yang mencintai allah itu hanya terdiam menunduk dan meneteskan air mata karna sampai saat itupun dia masi belum tahu apakah hatinya itu suda mencintai allah atau masi mencintai mahluk, sebab sampai saat itu allah masi belum memberi tahukan kepadanya bahwa dia adalah salah satu dari orang orang yang telah mencintai allah (para kekasih allah / waliullah) perkara mencintai allah yang sebenarnya memang setinggi ini, bukan hanya sebatas pengakuan diri pribadi, sebab apalah artinya pengakuan tapi tidak di akui, apalah artinya mengaku telah mencintai allah, tapi allah yang maha mengetahui sekecil apapun yang terdetak di dalam hati manusia mengatakan bahwa kau belum mencintai ku (allah) dan lebih celakanya lagi jika allah tidak sedikitpun merespon pengakuan itu, sebab itu tandanya manusia itu sudah tidak di perdulikan allah, allah lebih bersikap tidak perduli di jurang mana dia akan binasa, apa di jurang kekufuran, kesyirikan, atau yang lainya.



bukan Kita sebagai manusia sering lupa untuk bersyukur tapi kita manusia ini memang tidak bisa bersyukur, sehingga memohonlah kepada allah supaya allah yang merupakan sang pembolak balik hati itu memerintahkan pada hati kita supaya bersyukur. karna syukur itupun termasuk ke dalam rahmad allah.


bukan perkara jika di berikan kesenangan kita menjadi sombong. Dan ketika di timpa musibah malah menyalahkan Allah Ta’ala. 

tapi mengapa kita masi saja mencintai dunia yang menipu ini. sebab mencintai dunia adalah awal dari segala kemaksiatan pada allah.


jika ingin di jelaskan kasih sayang allah maka pengertianya tidak sesepit permukaan buku, karna bahkan seseorang di masukan ke nerakapun termasuk kasih sayang allah untuk membakar semua dosanya dan setelah itu di masukanya ke syurga.

Takorrub / mendekat pada allah

 



"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.'' (QS al-Maidah [5]: 35). 


Salah satu perintah Allah SWT pada ayat di atas adalah untuk mencari jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, yang di istilahkan dengan taqarrub-ilallah. 

Mendekat atau takorrub yang di maksud bukan mendekat dalam pemahaman umum, karna allah itu tidak dekat dan tidak pulah jauh sebab allah tidak terikat jarak waktu dan ruang, tapi mendekat atau takorrub itu adalah menyingkirkan segala sesuatu selain allah dari dalam hati. sehingga kau dapat mentaksikan tajallinya baik di alam batin maupun di alam nyata ini (fana / wushul pada allah)



Terkait ayat di atas, dalam tafsir Ibnu Katsir di sebutkan, jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya adalah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan amal saleh yang di ridhai-Nya. hal ini hanya dapat di lakukan jika kita telah mengenal allah, karna sebelum mengenal maka kita tidak akan dapat menunukan amal ibadah itu kepada allah sebagai mana mestinya, seperti kebanyakan orang yang buta tasawuf yang selalu mengaku bahwa dirinya telah beramal baik dan beramal soleh tapi ibadahnya itu sebenarnya hanya tertuju pada pahala dan syurga semata, maka amal ibadah seperti itu sebenarnya tertolak atau tidak di terimah (menurut pemahaman tasawuf) karna sebenarnya amal ibadah itu bukan dia lakukan karna allah tapi karna palah dan syurga yang hakikatnya dia masi belum memyembah allah tapi sebenarnya masi menyembah pahala dan syurga. seharusnya dalam beribadah itu tidaklah di lakukan kecuali karna allah.


Perintah taqarrub-ilallah juga terdapat pada ayat berikut, 

"Dan, sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Allah)." (QS al-Alaq [96] : 19).


yang di maksud pada ayat ini adalah sujud zohir dan sujud batin,  serta mendekat zohir dan mendekat batin. 

sujud zohir adalah tubuh yang bersujud,

sujud batin adalah hati yang hanya patuh tunduk taat bersandar berpasrah bergantung hanya pada allah.

mendekat zohir yaitu tubuh melakukan amal soeh yang di benarkan ajaran islam (alkuran dan hadis) mendekat batin adalah menghapus segala hijab batin sehingga antara manusia dan allah tanpa hijab dengan cara memfanahkan diri sehingga memyaksikan allah secara langsung dengan mata batin.

dan kedua duanya itu yaitu yang zohir fan yang batin harus di lakukan, tidak boleh hanya di  kerjakan salah satunya.


Allah berfirman pada hadis Qudsi, 

''Apabila seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati- Ku satu jengkal, Aku akan mendekatinya satu hasta.'' (HR Bukhari dan Muslim). 

ini menjelaskan bahwa allah itu sangat menyukai orang yang mencintai DIA, sehingga kecepatanya atau yang DIA lakukan selalu lebih dari hambahnya.

sehingga jangan putus asah dalam belajat mengenal allah, sebab allah tidak membukakan melainkan allah memperkenalkan diri pada manusia, bukan karna amal ibadah tapi karna rahmadNYA semata.


Allah telah menyatakan kedekatan dengan hamba-Nya. Namun, kita harus selalu berusaha dengan istiqamah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

sebenarnya bagi allah tiada dekat dan tiada jauh, sebab allah adalah hakikat dari segala sesuatu, sehingga segala sesuatu adalah DIA (Zat wajibul wujud) tapi pengertian ini hanya dapat di mecernah oleh orang yang sudah whusul pada allah.


Amal saleh yang kita lakukan dengan ikhlas, bukan karna mencari rido dan ampunan allah tapi sematamata karna Allah(nya), juga harus di lakukan sesuai tuntunan dalam Alquran dan hadis. Selain itu, kita hendaklah mendawamkan (membiasakan) ibadah sunah seperti yang di terangkan dalam hadis berikut, 


"Hamba Allah yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan amal sunah di samping amal yang di wajibkan, maka Allah akan mencintainya." (HR Bukhari).

hadis ini menggambarkan amalnya para orang orang yang mengenal allah, sebab hanya para manusia yang telah mengenal allahlah yang mampun menujukan amalnya hanya pada allah baik yang wajib ataupun yang sunnah, dan hanya yang telah mengenal allahlah yang rajin ibadah bahkan menghabiskan seluruh malam (tidak tidur) hanya untuk ibada kepada allah.


Dengan mengenal Allah, akan memberi beberapa kebaikan. 


Pertama, 

bukan akan selalu ingat kepada-Nya melainkan kita selalu menyaksikan atau melihat Allah, sehingga merasakan ketenangan dan ketenteraman hati. Selalu ridha, bersyukur, bersabar atas segala qadha dan qadar. 


Kedua, 

kita selalu berhatihati dalam berpikir, berperasaan, berkata, dan bertindak agar tidak menyimpang dari jalan-Nya karena selalu merasa dalam pengawasan-Nya.

karna bagi orang yang mengenal allah dia akan melihat segala sesuatu adalah allah, dengan kata lain allah ada di mana mana bahkan di dalam hatinya sehingga sekecil apapun yang terdetak dan terniat di hatinya walau tidak di ketahui manusia tapi allah mengetahui itu bahkan lebih jelas dari pada manusia yang di titipi hati, allah melihat manusia bahkan jauh kedalam lubuk hatinya.


Ketiga, 

buka kita istiqamah untuk melakukan amal saleh tapi kita harus berdoa kepada allah supaya allah mengistiqomahkan hati kita ini kepadaNYA, Sebab allah-lah mukolibal qolbi (sang pembolak balik hati) sedangkan manusia itu tiada daya dan upaya dalam mengendalikan hatinya. mahkan mereka cendrung mengizinkan hatinya melakukan kesyirikan yang baginya itu tampak seperti benar padahal itu sangat di benci allah dan bertentangan dengan ajaran agamah allah.


"Maka, barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhan-nya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhan-nya." (QS al- Kahfi [18] :110).

untuk melakukan kebajikan maka kita harus tau mana yang baik dan mana yang benar, dan untuk mengetahui itu maka tidak ada jalan lain selain dari pada mengenal allah karna allahlah kebajikan yang sebenarnya, tapi jika tidak mengenal allah maka seluruh amal yang manusia kira sebagai kebajikan itu tidak lain hanya kesyirikan semata, karna masi tertuju kepada selain allah, dan manusia akan mengingkari itu karna egonya, padahal jika manusia jujur melihat hatinya dan yang di lakukan batinnya maka dia akan berkata bahwa memang sebagian besar amal ibadah yang dia lakukan itu sebenarnya tertuju kepada selain allah sehingga dia akan menagis dan memohon ampun kepada kekasihnya itu.


Rasulullah SAW mengajarkan doa, 

"Wahai Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah pada akhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal penutupnya, dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku bertemu dengan- Mu." (HR Thabrani).

ANA AL HAQ

 


Ahdiyat KeEsaan


Hakikat perkataan ialah Alif Hakikat Alif ialah Noktah, Hakikat Noktah ialah dakwat. Hakikat dakwat ialah Cecair, hakikat Cecair ialah Debu-Debuan Atom-Atom Hakikat Debu-Debuan Atom-Atom ialah unsur dan Hakikat unsur, ialah Cahaya Allah. Gelap ialah Cahaya Zat, dalam gelap itu ialah Air Kehidupan jika Anda lihat dakwat, huruf hilang, dan jika Anda lihat huruf dakwat hilang.dua Zat ternyata dengan dua kesempurnaannya, ia itu Zat ternampak pada anda dengan Jamalnya keindahannya dan Jalalnya keagungannya Jika ia tidak menampakkan Dirinya pada Anda, di mana lagi ia akan menampakkan Dirinya?Murshid berkata Jika Anda berkehendakkan Bayangannya, lihatlah muka Manusia. Lihat di situ Zat Allah dengan terang dalam senyumannya.


Zat dalam peringkat Ghaib tidak di ketahui. Siapakah yang menjadikan ? Apa juga yang ternyata adalah daripada Sifat. KeUjudan

Diketahui daripada kesan Sifat Hidup. Pengetahuan menjadi gerak daripada Sifat tahu dan seterusnya dengan lain-lain Tujuh Sifat. Apa juga baik dan jahat yang adalah kesan Sifat dan bukan Zat. Bagaimanakah Dunia ini Wujud daripada Sifat? Keupayaan Sifat berkehendakkan penyataan, misalnya keupayaan Wujud mendapatkan bentuk penyataan dan menjadi hidup, keupayaan Iradat menjadiKehendak dan keupayaan kuasa menjadi tenaga dan seterusnya. Di mana sahaja Anda dapati hidup, ianya adalah kesan Wujud, di mana sahaja Anda dapati Akal, ianya adalah kesan pengetahuan dan seterusnya. Wujud mendapatkan bentuk hidup, pengetahuan mendapatkan bentuk akal, iradatmendapatkan bentuk fikiran kuasa otak pendengaran telinga penglihatan Mata, perkataan lidah.Tiap-tiap benda adalah bentuk satu Sifat. Seluruh Alam Dunia ini adalah terdiri daripada bentuk-bentuk Sifat. Perbezaan dan perubahan bentuk-bentuk ini adalah kerana berbeza dan berubahnya Sifat.


Yang pasti ada dan A'yan tersembunyi dalam Ghaib. Apa yang nampak ialah penunjuk Zat Mutlak dalam bentuk A'yan. Zat Mutlak dan A'yan adalah tersembunyi apa yang nampak ialah pertanyaan dan misal Salik tidak melihat Wujud atau A'yan tetapi hanya kesan-kesannya sahaja.Kita tidak mengetahui Zat Allah itu sendiri kerana ia adalah Ghaib Mutlak,tidak terjangkau oleh Dzauk, perasaan, fikiran khayalan dan pengetahuan kita


Cinta adalah Rahsia Zat. Ianya adalah Zat dalam patinya Ianya tidak di nyatakan kepada sesiapa pun walau pun Nabi-Nabi dan Wali-Wali Allah.

KUNCI DIRI PRIBADI

 

Ketahuilah bahwa kunci Mengetahui Allah Makrifatullah adalah mengetahui diri sendiri.


Allah akan memperlihatkan pada mereka tanda-tanda kekuasaan Allah atas segenap Ufuk dan pada Diri mereka Sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an tersirat adalah benar.


Siapa saja yang tahu akan Dirinya, maka ia telah Mengetahui Allah Swt


Tidak ada sesuatu pun paling dekat denganmu kecuali Dirimu Sendiri. Maka jika kamu tidak mengetahui Dirimu, bagaimana mungkin kamu boleh mengetahui Allah Swt


Jika kamu katakan bahwa Aku telah mengetahui DiriKU, yang kamu tahu sebenarnya adalah Diri bahgian Jasmani Anggota badan yang terdiri dari tangan, kaki, kepala dan lainnya. Kamu tidak Mengetahui apa yang tersimpan dalam Batinmu, yang bila sedang marah, ia mendorongmu untuk bertengkar. Jika sedang bernafsu, ia mengajakmu kawin. Jika sedang lapar, ia memintamu makan, jika sedang haus, ia menuntutmu minum, dan haiwan sangat mirip denganmu dalam hal ini. Maka itu, yang wajib Anda lakukan adalah mengenalkan Hakikat pada Dirimu hingga Anda tahu apa sebenarnya Dirimu, dari mana kamu datang hingga sampai di tempat ini, untuk tujuan apa kamu diciptakan, dengan apa kamu boleh meraih kebahagiaan dan dengan apa kamu mendapatkan kepuasan.


Dalam jiwamu terkumpul berbagai macam Sifat, diantaranya Sifat-Sifat binatang jinak, binatang buas, pun demikian Sifat-Sifat Malaikat. Maka RUH adalah Hakikat jauharmu yang paling Sempurna, lainnya adalah unsur asing dan kosong telanjang. Maka yang wajib kamu lakukan adalah mengetahui hal ini. Bahwa bagi Sifat-Sifat itu ada kelansongan makananya dan kebahagianya.


Kebahagiaan binatang jinak terletak pada makan, minum, tidur dan kawin, maka jika kamu merasa bahgian dari mereka kenyangkan perutmu dan puaskan kelaminmu. Kebahagiaan akan dirasakan binatang buas ketika mampu menyerang dan melumpuhkan mangsa, kebahagiaan setan terletak pada makar, kejahatan dan tipuan, maka jika kamu merasa bagian dari mereka, berbuatlah seperti yang mereka perbuat.


Kebahagiaan para Malaikat, ketika mereka hadir mengalami indahnya hadrat Allah bagi mereka tak ada jalan sedikit pun untuk Amarah dan Syahwat. Jika Anda merasa bagian dari jauhar Hakikat Malaikat, berjuanglah Mengenal Asalmu sampai Anda tahu jalan menuju Hadrat Ilahi hadirnya kehadrat Allah, sampai Anda boleh menyaksikan Jalal-Nya keAgungan dan Jamal-Nya keindahan. sampai Anda mampu menjernihkan Dirimu dari belenggu Amarah dan Syahwat, sampai Anda tahu untuk apa Sifat-Sifat ini menjadi bagian darimu Allah Swt tidak menciptakan semua Sifat itu agar mereka menawanmu, tapi Ia menciptakannya agar mereka menjadi tawananmu, agar boleh mendorongmu berjalan, yaitu kedua kakimu dan agar salah satunya boleh Anda jadikan tunggangan sedangkan lainnya sebagai senjata hingga Anda mencapai kebahagiaan. Jika Anda telah sampai pada tujuanmu, maka tekanlah ia di bawah kedua kakimu dan kembalilah ke tempat kebahagiaanmu. Tempat itu adalah rumah bagi para khawas orang-orang khusus yang menyaksikan Hadirat Ilahi (al-Hadrah al-Ilahiyyah), sedang rumah-rumah para awam adalah tingkatan-tingkatan dalam syurga. Anda sangat memerlukan dan mengerti makna-makna ini untuk boleh mengetahui sedikit saja tentang Dirimu.


Dan barang siapa yang tidak memahami pada makna-makna ini, maka ia hanya mendapat bagian kepingan-kepingannya saja, kerana Hakikat yang sebenarnya terhijab tertutup bagi Dirinya.

DIMILIKI ORANG MUKMIN

 

Ilmu tentang Allah Swt itu lebih baik daripada Ilmu dan Ibadah keranaNya Ilmu yang paling tinggi dalam tasawuf adalah Ilmu tentang Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah lalu siapakah pula yang dapat mengajarkannya kepada kita melainkan mereka yang pernah berjumpa dengan Allah Swt Sendiri yang mengajari kita apa yang kita tidak tahu lalu dengan kasih sayangNya kita dapat beramal dengannya pula, lalu Batin kita menjadi kuat dan lapang untuk Dia bertajalli dengan DiriNya sendiri kepada DiriNya sendiri


Ilmu mendudukan pemiliknya dipintu langit Akal yang didampingi Wahyu mendudukan pemiliknya di Arsy dan Makrifat mendudukan pemiliknya di sisi Allah Cahaya Makrifat bersambung terus dengan Allah tetapi tidak demikian halnya dengan Cahaya Ilmu


Ilmu boleh dimiliki orang kafir dan Mukmin sedangkan Makrifat hanya dimiliki orang Mukmin. Ilmu bersifat umum , Makrifat berSifat khusus. Akhir Ilmu Iman adalah Awal Ilmu Yakin, Akhir Ilmu Yakin adalah Awal Ilmu Ainal Yakin dan Akhir Ilmu Ainal Yakin adalah Awal Ilmu Haqq Al-Yakin yakin yang tertinggi Bagi Haqq-Al Yakin tidak ada Akhirnya sebagaimana tidak ada Akhirnya bagi Hari Akhirat


Lalu di antara mereka ada yang menganiaya Diri Sendiri, di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebajikan

Yang lebih dahulu berbuat kebajikan adalah orang Alim , yang pertengahan adalah orang yang sedang belajar dan yang menganiaya Diri Sendiri adalah orang yang bodoh dan tidak mahu mencari Ilmu


Semoga Allah Swt sentiasa menganugerahkan kita Ilmu yang bermanafaat dan yang datang dari Ilham Rabbani. Dan semoga Allah Swt memperkenalkan Dirinya kepada kita dan seterusnya mengajari kita secara langsung. Amiiin Ya Rabbal Alamin.

ALLAH MUHAMMAD ADAM

 

Kalau ketiga-tiga ini Umum-nya Satu tapi tiada bercampur kerana Allah dan Muhammad itu Satu bukan bersatu bukan bercampur tapi Satu jua kalau Adam itu tentu-nya Satu jua tapi tiada bercampur kerana Adam itu diciptakan hanya Satu dengan cara Ciptaan yang pertama dan merupakan benda baharu yang akan menemui Mati kerana ianya diberikan Hayat penglihatan dan pendengaran sebagai menyatakan akan Diri-Nya yang sebenar Diri. Lalu di manakah Manusia..?


Cuba di fahamkan Sabda Baginda Nabi Swt iaitu

Ana minallah walmu minuna minni

Aku dari Allah Mukmin itu daripada Aku


Lalu kembalilah kepada Tauhid yang Hakiki Tauhid lah dengan benar-benar bahawa sesungguhnya Allah Semata-Mata yang ada kerana Kalimat Tauhid itu ialah

La maujudun Illa Allah

Tiada sesuatu yang Maujud Wujud kecuali Allah jikalau sudah benar-benar Tauhid maka tiada lagi dipandang Segala gerak dan perbuatan itu perbuatan Makhluk pada Diri Jasad ini melainkan kelakuan dan perbuatan Allah Semata-Mata, tapi ingat bahawa Diri Allah itu tidak bertempat seperti dalam hadis qudsyi menyatakan

Ana makanin, wala lay salli makan

Aku merupakan tempat pada Sekelian yang bertempat tapi Aku tidak mengambil tempat pada Sekelian yang bertempat Apakala sudah sampai di sini maka kembalilah ke tempat sewajarnya dan selayaknya kita berada iaitu pada tempat Mutmainnah, iaitu tempat orang yang jiwa-nya sudah tenang setelah Makrifat dan Tauhid dengan benar-benar Hakiki walaupun begitu tetaplah merasakan dan memandang kepada Allah itu dengan tiada lagi rasa dan tiada lagi pandangan lalu putuskanlah iktiqod Anda bahawa tiada lagi tuhan begitu tuhan begini, bahawasanya ALLAH lah Semata-mata yang ada.


Tapi harus di ingat bahawa bukan bererti di sini Destinasi kita kerana kita bukan tuhan, tapi diri kita hanyalah kenyataan tuhan, maka tempatnya iaitu di Mutmainnah orang yang jiwanya sudah tenang Apabila telah Mengenali Hakikat Diri sebenar Diri, tapi tetap memandang Allah sahajalah ada, seperkara lagi harus di perhatikan, Allah itu tidak bertempat,

Ana makanin, wala laysalli makan

Aku merupakan tempat pada Sekelian yang bertempat, dan Aku tidak mengambil tempat pada Sekelian yang bertempat.


Jika menurut Huraian Saya jalan ini amat mudah difahami kerana tiada berbagai-bagai cara bukan cara lain itu tidak bagus atau tertolak, bahkan Allah telah menyatakan bahawa Ada dari kalangan hamba Aku yang datang kepada Aku dalam keadaan merangkak berlari, berjalan, mengesot dan berbagai lagi bahkan ada yang semacam mendaki juga harus di ingat penjelasan ini bukanlah bererti hendak Mendabik Dada bahawa inilah jalan yang sebenarnya yang harus Anda Mentauhid bahkan ada bermacam-macam cara, maka Andalah yang harus bijak berfikir


Mudah bukan, Anda merasai adanya Allah itu sehingga tiada lagi rasa, iaitu hilang segala rasa sehingga menjadi Kosong ia akan rasa berfikir sehingga hilang segala fikiran menjadi satu dengan perasaan lalu Kosong Sekosong-kosongnya, maka tiada lagi Anda dapati Diri Anda, bahkan Allah lah yang ada, inilah yang perlu dibawa ke dalam Solat, bukan berbagai-bagai iktiqod apabila ini sudah dicapai maka setiap gerak rukuk dan sujud dalam solat itu tidak lagi di pandang sebagai perbuatan Makhluk, bahkan kelakuan dan perbuatan Allah Semata-Mata yang bertajalli pada Sifat Muhammad dan Af’aal-nya, Jasad Jasad ini tempat kenyataan Allah.

DIRI AMPUNYA DIRI

 

Manusia yang dilahirkan adalah Suci, Bersih disisi Allah, tetapi bertukar menjadi kotor dan dihijabkan pula perhubungannya dengan Allah Swt maka terputuslah perhubungan Diri Batin Rahsia Allah dengan Diri Ampunya Diri. Keadaan sebegini boleh diibaratkan hidupnya sebatang tubuh yang berada di dalam gua yang tertutup, gelap-gelita dan tiada sinar serta tiada pula untuk menemui jalan keluar dari gua tersebut. Hidupnya terpaku layu, resah, derita dan sebagainya sehinggalah ianya dapat menerokai kembali jalan keluar daripada gua tersebut.

Begitulah juga perhubungan Manusia dengan Allah, Manusia memerlukan Sinar Hidayat untuk mengeluarkan Dirinya dari hijab kegelapan. Untuk Kembali membuat perhubungan dengan Diri Ampunya Diri. Perlu ditegaskan Hubungan di antara Diri Rahsia dengan Diri Ampunya Diri haruslah dapat berhubung tanpa putus-putus dengan Diri Ampunya Diri di dalam hidupnya dalam tempuh 24 jam setiap hari dan setiap ketika. Kalaulah Diri kasar dapat disegarkan menjadi gemuk dan sihat dengan memberi makan-makanan yang lazat lauk-pauk, Nasi beriani, ikan percik mahupun gulai kari, maka begitulah juga dengan Diri Rohani, memerlukan makanan yang boleh menyebabkannya menjadi segar bersih. Makanan yang dimaksudkan itu adalah Zikir, dengan makanan Zikirlah maka matlamat untuk mengadakan perhubungan dengan Diri Ampunya Diri tercapai di masa Nafas masih panjang, Jasad dan Roh belum berpisah. Justeru itu jika Badan Kasar Manusia memerlukan minuman dan makanan untuk mencapai matlamat sihat, riang dan gembira, maka badan Rohani kita juga tidak terlepas daripada tabii makan dan makanannya tidak lain dan tidak bukan adalah Zikrillah. Maka makanan Zikir ini haruslah disediakan oleh kita supaya badan Rohani kita ini akan menjadi sihat, segar, suci seimbang dengan kesihatan tubuh kasar kita. Kebanyakan daripada kita hanya menjaga tubuh kasar ini dengan rapi, kebersihan di jaga, makan minum di jaga, pakaian di jaga, pendek kata semuanya di jaga dangan rapi. Tetapi jarang sekali daripada kalangan kita menjaga Dirinya yang satu lagi itu iaitu Rohani. Dibiarkan Badan Rohani tersiksa kurus melidi dan menyebabkan jiwanya, Matanya, pendengarannya dikhatam rapi oleh hijab-hijab yang tebal dan terputuslah perhubungan Dirinya dengan Ampunya Diri.

Akibat terputusnya perhubungan manusia tersebut dengan Allah itu, maka terbitlah Sifat-Sifat keji pada Diri Manusia tersebut yang menjauhkan Dirinya dengan Ampunya Diri di samping lahirlah juga perangai-perangai yang dimurkai oleh Syariat dan Hakikat Allah Swt Manusia ini akan hilang perasaannya, hilang pertimbangannya, hilang fikiran baiknya dan juga akan hilang Akalnya menyebabkan benih-benih Iman pada Dirinya menjadi bakot dan Mati berangan. Bila sahaja benih·benih Imannya Mati maka Manusia tersebut akan menjadi sesat dan lupa akan tugas utamanya dengan Allah Swt dan Manusia itu menjadilah ia seekor bangkai yang bernyawa ataupun Tiong berupa Manusia. Menyedari hal ini Manusia harus kembali ke jalan Allah dan Mengenal Allah yang menjadi Tuan Ampunya Diri.

HAKIKAT MUHAMMAD

 

Wajib kita Mengetahui Hakikat Muhammad.


Dalam Ilmu Hakikat Muhammad itu Allah Ini dalam Ilmu.


Dalam Makrifat pengenalan yang sebenar-benarnya Hakikat Muhammad itu bukan zikir-zikir lagi Maka dengan Hakikat Muhammad ini tidak ada zikir-zikir lagi Kerana Hakikat Muhammad inilah bekal yang tidak basi sampai Akhirat Ini yang dibawa Mati Tidak ada zikir lagi.


Lihat ketika berdoa Semua minta Mati dalam Iman Islam dan Husnul Khatimah tapi Hakikat Muhammad tidak mereka ketahui Hakikat Muhammad inilah Mati dalam Iman, Islam, dan Husnul Khatimah.


Muhammad saja sudah selamat.


Cuba perhatikan, siapa yang sampai kepada Allah Siapa yang boleh menembus Zat Asam dan Zat Mutlak kalau bukan Muhammad.


Belajarlah Jangan salah faham Mintalah pada Guru-Guru yang hebat bekal-bekal yang tidak basi sampai Akhirat Sebab ini yang dibawa Mati Tidak ada zikir lagi Bukan seperti kelaziman orang ada yang mahu mati baru dibacakan Zikir laa ilaaha ila Allah.


Nabi Muhammad Saw. itu bukan Mati, melainkan tidur Hakiki. Orang tidur Hakiki ini orang yang tidak tidur di Dunia lagi, tetapi tidur di Maha Suci. Maha Suci inilah tempat Husnul Khatimah. Tempat yang penuh berkah yang penuh rahmat. Inilah pengajian sirri sirrihi, Rahsia di dalam Rahsia. Tidak ada Alam lagi.


Rasanya rasalah yang merasa. Inilah rasa di dalam rasa. Artinya, di dalam rasa itu ada rasa.


Air yang ada gulanya dapat kita rasakan manis. Air yang ada garamnya, Masin. Sedangkan Allah tidak ada rasa-rasa Pecahkan Sendiri supaya terbuka Rahmat Allah Jangan kita merasa yang ada rasa saja, cuba-cuba lah merasa yang tidak ada rasanya. Bagaimana rasanya Barulah tahu Allah itu Sunyi Sepi Tanpa Huruf Tanpa Suara.


Muhammad Saw. tidak ada mengajarkan filsafat dan tidak memiliki filsafat. Akan tetapi, filsafat Muhammad ini Wahyu.

KE-ESAAN DIRI

 


Yang sebenar-benar Allah itu adalah Zat Laisakamishlihi Syaiun

Maka untuk Mengenal Zat Allah Ta'ala ialah dengan kita Mengenal SifatNya melalui jalan Sifat yakni Sifat bagi Zat Allah Ta'ala Sifat itu adalah Sifat bagi Zat Allah Ta'ala yang berdiri bagi Zat tidak bercerai dengan ZatNya.


Alam yang baharu ini sebagai tanda dan dalil Wujudnya Zat Allah Ta'ala Zat itu tidak boleh dikaji sebab Akal kita terbatas dan tidak mampu untuk mengkaji Zat sebab itu hanya kajian Zat diharamkan dan dilarang keras oleh Nabi Saw Kajian Sifat tidak dilarang oleh Nabi Saw maka mengapa kita pula yang melarang orang-orang yang mahu Mengenal Allah Buktinya terdapat banyak ayat-ayat di dalam Al Quran yang menjelaskan tentang Sifat bagi Zat Allah Swt.


Peringkat-peringkat Mengenal Allah itu berbeza-beza menurut tahap seseorang Ada yang dapat Mengenal Allah Ta'ala dengan Akal Semata-mata bagi orang awam Dan ada yang dapat Mengenal Allah dengan Hati, Jiwa, perasaan , Ruh, dan Sirr. Peringkat tertinggi adalah bagi Nabi saw diikuti oleh para Aulia Allah sepertimana kisah , Zunnun al Misri Rth. pernah ditanya tentang bagaimana memperoleh Makrifat itu, beliau berkata

Ariftu Rabbi bi Rabbi yang Artinya Aku Mengenal Tuhanku dengan Tuhan Kerana Mengenal Allah tidak akan boleh dengan logik dan Akal melainkan dengan Hati Sanubari yang bersih dan selalu diisi dengan Asma' Agung Allah Ta'ala


Beliau Mengatakan bahwa Akhlak seorang Arif billah adalah Allah Ta'ala dan orang yang Arif billah akan bersifat seperti Akhlak Allah Ta'ala dan selalu menjaga perilakunya agar tidak terjebak dalam Dunia yang menghanyutkan dan menghinakan orang yang dekat kepada Allah Jangan salah faham kenyatan ini sebab Nabi saw apabila ditanya kepada Saydatina Ummul Mukminin tentang Akhlak Nabi saw Aisyah Ra menjawab Akhlak Nabi saw adalah Al Quran Maksud nya di sini mempunyai makna yang sama dengan Akhlak Allah kerana Al Quran itu Kalamullah.


Golongan Anti Tasawwuf yang tidak Mengerti akan senang wenang menuduh kaum Sufi sesat , sebenarnya mereka yang tidak faham. Kalau mereka mengkaji kitab-kitab Tauhid dan Tasawuf pun mereka tidak akan faham kerana Hati mereka telah dibutakan oleh Allah Swt. Nauzubillahiminzaalik.


Makna Ariftu Rabbi bi Rabbi Itu Aku Mengenal Tuhanku dengan Tuhanku ialah Mengenal Allah Ta'ala dengan pengenalan terus daripada Allah Ta'ala yakni dengan Ilmu Allah Ta'ala. Saat paling Sempurna semasa Hayat Nabi Mengenal Allah Ta'ala adalah Semata Mikraj Nabi saw. Dan saat paling sempurna baginya adalah sejak Azali awal kejadian Hakikat Muhammadiah dan juga selepas Wafat Nabi Saw. Ia adalah satu pusingan Makrifat yang Sempurna dari Awal hingga ke Akhir Hayat Nabi Saw Nabi telah menyempurnakan pusingan Makrifatnya dengan Allah Ta'ala secara Mantap berdasarkan Ayat Innalillahi wainna ilahirojiunn Makna ini Aku sesuaikan dengan kefahaman orang awam. Makna Hakikinya hanya mereka yang mengalaminya yang akan memahaminya.


Apakah kita telah menyempurnakan pusingan Makrifat kita dengan Allah Ta'ala Tanyalah Diri masing-masing dan kamu tentu sudah tahu jawapan nya di mana kedudukan kamu. di sisi Allah Ta'ala. Adakah Ilmu yang Aku bicarakan ini sesat Atau Manusia kebanyakkan yang telah jauh tersesat dari landasan Makrifatullah Atau adalah Manusia takut untuk Mengenal Allah Ta'ala kerana tidak sanggup berjumpa dengan Allah membawa segunung Dosa dan melupakan perjanjian dengan Allah di Alam Nur dan Alam Ruh.


Kita memandang kebesaran Allah Swt. dari sudut pandangan yang berbeza-beza , apa yang kita nampak itulah yang kita faham. Kita keliru bila berbeza-beza pandangan sesama kita.

Apabila kita memandang kebesaran Allah Swt dari sudut pandangan yang lain pula, apa yang kita nampak tetap kebesaranNYA tiada yang lain.

Memandang kebesaran Allah Swt dari sudut pandangan yang lebih luas akan meluaskan Akal dan pemikiran kita.


Kalau kamu ingin tahu bagaimana Ajaran Tauhid yang tulin dan benar kembalilah kepada Allah Ta'ala dengan Mentauhidkan Diri.


Maka barang siapa yang tidak menurut jalan Allah dan Rasul serta orang-orang soleh adalah mustahil dapat menemui jalan Tauhid ini. Ini lah siratul mustaqim yakni jalan Makrifatullah , jalan yang lurus meluruskan kita kepada Makrifatullah. Awaluddin Makrifatullah, Akhir Agama dengan Kalimah Laailahaillallah . Apakah kita mampu untuk mengucapkannya. Waktu kita hidup di Dunia ini cuma di antara waktu Azam serta iqamah dan menunggu waktu disembahyangkan.


Jangan biarkan pohon Tauhid Anda Umpama pohon yang sudah kering dan tidak berbuah.


Mampukah Anda menyelamatkan pohon Tauhid Anda diwaktu puting beliung Sakratul Maut Melanda.


Berusahalah mencari Guru-Guru Ilmu Tauhid dan mendalami selagi nyawa dikandung Badan. Semoga Anda semua mendapat Menafaat dari perbincangan yang sedikit ini , janji Allah Swt itu Pasti Mohonlah petunjuk dari Allah Swt , diperlihatkan jalan untuk menghampiri Allah Swt.