pada dasarnya semua kata kata buruk itu tidak ada sangkut pautanya dengan yang menerimahnya, kata kata buruk itu hanya mencerinkan yang mengucapkanya. yaitu yang mengucapkanya buruk, sebab sebelum orang mengucapkan kata kata buruk itu maka orang harus berpindah dari sifat mulia ke sifat tercelah. sedangkan yang menerimahnya hanya berdasarkan responya terhadapa kata kata buruk yang dia terrimah, jika dia teripu setan yaitu:
1 merasa rugi karna di berikan kata kata buruk.
2 tidak ingin di pandang orang sebagai orang yang lemah dan bodoh,
maka dari dua poin itu maka orang itu akan membalasnya, sehingga turunlah derajatnya dari drajat mulia ke drajat yang tecelah, dan setan tertawa dengan bahagianya karna dia berhasil menggoda dan semakin banyak calon teman temanya di neraka kelak.
manusia yang mulia adalah manusia yang tetap mempertahankan kemuliaan akhlaknya walaupun dia di perlakukan dengan keji dan tercelah. sebab bagaimana tidak begitu sementara dia tau bahwa segala sesuatu adalah allah dan diapun melihat allah di mana mana termasuk di dalam diri orang yang memperlakaukanya dengan buruk itu.
contoh yang sangat kongkrit di berikan tosul saat dia di ludahi orang kafir tapi dia hanya tersenyum saja dan menjadi orang pertama yang menjenguk oranga itu ketika dia sakit. dan ketika dia di caci maki oleh seorang nenek nenek yang dia bantu membawakan barang barangnya di suatu perjalanan tapi dia tetap berkata baik, sehingga ke dua orang itupun masuk islam.
kita di jaman sekarang sering terjebak pada sudut pandang sekular yang selalu ingin membalas ketika di perlakukan tidak baik, dan ketika orang orang menganggap lemah bidoh diri kita ketika kita tetap mempertahankan akhlak ketika di sakiti sehingga kita membalasnya sehingga hasilnya drajat kita di sisi allah tidak berbeda dengan mereka yang berbuat keji dan munkar.