mengkaji kata kata yang ada di muqodimah kitab al-hikam.
ilmu dan cahaya itu sebanarnya sama saja, sebab cahaya itu bisa di katakan sebagai kata kiasan atau pengibaratan untuk ilmu.
karna ilmu itu sifatnya sama seperti cahaya yaitu menerangi. sehingga orang yang bodoh itu ibarat orang yang hidup dalam kegelapan, sedangkan orang yang berilmu itu ibarat orang yang hidup di terangi oleh cahaya sehingga dia bisa melihat dengan jelas.
cahaya biasa di artikan juga sebagai ruh kuddus yaitu ruh yang terbang bolak balik dari tubuh ke sisi allah dan dari sisi allah kembali ketubuh lagi dengan membawa berbagai macam permata ilmu.
cahaya juga bisa di artikan sebagai petunjuk allah, sebab petunjuka allah itu bersifat seperti cahaya yang tidak bisa menembus masuk keruangan kaca jika kaca itu kotor, dari situlah di tasawuf sangat penting untuk membersihkan hati dan cermin hati supaya cahaya ilahi atau petunjuk allah itu bisa masuk menembus vermin hati itu sehingga hati menjadi terang, dan hati yang terang itulah yang di sebut mata batin atau basiro sehingga para waliullah bisa melihat dan merasakan rahasia allah. dan bisa menerimah petunjuk allah dalam perkara mentauhidkan / meng-esahkan allah.
jika kita naik pada kajian lebih tinggi lagi maka cahaya itupu ternyata tidak lain adalah allah sendiri, sebab memang tiada segala sesuatu selain allah (la maujuf ilallah) sehingga cahaya itupun adalah allah semata. sehingga:
allah yang memberi petunjuk dan allah jualah sebagai petunjuk yang di berikanya itu serta kepada allah jualah petunjuk itu di berikan.
allah yang memberi petunjuk adalah zat mutlaknya allah, allah jualah sebagai petunjuk yang di berikanya itu adalah hal, ahwal, kasyaf, warid, zauk dan lain lain, kepada allah jualah petunjuk itu di berikan yaitu manusia yang sudah bersih hatinya, murni jiwanya, fana dari segala sesuatu selain allah sehingga basironya terbuka, hatinya terang, roh kuddusnya terbangun, sehingga orang itu bisa berhubungan dengan allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar