Jumat, 12 November 2021

Majelis ke 26 Jangan Mengadu Pada Makhluk"

 ðŸ““terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke  26 Jangan Mengadu Pada Makhluk"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Pengajian Tanggal 20 Dzulhijjah tahun 545 Hijriyah di Madrasah,




Beliau berkata bahwa telah bersabda Nabi saw. :


“Di antara simpanan Arasy adalah penyembunyian bencana.”



Wahai pengadu kepada manusia atas bencana yang menimpa pengaduan mana bisa bermanfaat bagimu, pengaduan kepada mahluk tidak akan bermanfaat atau membawa bencana (dlar), jika kamu berpegang teguh kepada mereka tapi menyekutukan alloh hanya memperjauh, sedang marahNya alloh telimpah untukmu, tentu Dia amat tertutup bagimu, 



wahai si tolol, mengapa suka mengaku berilmu, di antara sekian banyak ketololan yaitu mencari dunia tanpa dasar Tuhan, kau mencari ikhlas dari tindakan tindakan bencana tetapi mengadu kepada mahluk dan bukan kepada alloh.



Celaka, jika ini terjadi pada anjing pelacak ini adalah suatu perbedaan jauh karena ia berlatih menjaga buruan dan meninggalkan makanan buruannya, demikian juga burung dengan tabiatnya ia meninggalkan makanan, makanan binatang buruan yang khusus di peruntukkannya, ilmu dan pemahamanmu sampai kamu tidak menyantap agama atau merobeknya dan aku tak berniat membawa amanat alloh, yang di letakkan pada dasar-dasar agama orang beriman untuk memelihara daging dan darahnya, janganlah kau pergauli mereka sebelum mengajarimu kepada alloh jika kamu telah di ajari dan faham akan kandungannya baru dirimu merasa tenang ketika bergaul dengan alloh ke mana saja engkau menghadap tak terpisah dari alloh meliputi segala  keberadaan jika dirimu telah tenteram jadilah penyabar, berilmu, mudah rido terhadap ketentuan yang datang, janganlah kamu pisahkan antara tepung gandum dan tepung beras yang kau ambil untuk di bagi-bagikan, karena tidak makan itu lebih aku sukai dari pada makan di atas keberuntunganmu itu melebihi perbuatan baik, taat dan itsar, tabiatnya itu beralih menjadi kemurahan yang mulia, berzuhud di dunia, cinta akhirat, bila kau berzuhud pada akhirat dan mencari Tuhan, maka carilah agar seiring bersama hatimu menuju pintu alloh ketika itu datang padamu sambil berkata:


"wahai orang yang tidak makan, makalah, wahai orang yang tidak minum minumlah orang sakit yang berakal itu tidak akan pernah makan kecuali menurut resep dokter atau perintahnya, itupun di sertai adab penuh kesopanan dan meninggalkan tardisi buruknya ketika dokter itu datang atau pergi, wahai pelahap makanan buruk, wahai pencicil sungguh makanan di cipta untukmu, siapa lagi yang mampu makan hal itu kecuali hanya kamu, pakaian, kediaman, kendaraan dan pernikahan sungguh tercipta untukmu, siapa lagi mampu memperoleh hal itu dan mengenakannya selain kamu. ini hanya untuk orang tolol.


Sebenarnya kamu itu tidak punya  kepastian, akal- iman dan pembenaran janji alloh, tentu alloh tidak akan menerima pertalian yag di sertai kebencian, alloh hanya menerima pertalian yang di sertai adab, ketentuan lahir dan persesuaian yang abadi,setiap orang yang menerima ketentuan alloh abadilah pertaliannya bersama alloh  orang arif Billah lagi berilmu tentang alloh, selamanya bersama Dia tidak bersama yang lain, sejalur dengan alloh tidak yang lain, hidup bersama-Nya mati juga bersama-Nya.



Anak-anak muridku, jika kamu bicara, bicaralah dengan niat bersih; jika kamu diam, diamlah dengan niat yang suci, setiap orang yang mendahulukan niat sebelum pelaksanaan amal maka tiada amal baginya, kamu jika bicara atau diam menunjukkan ketiak itu dirimu berada dalam lingkaran dosa, karena kau tidak punya niat suci, diam dan bicaramu itu tanpa sunnah, yaitu ketika terjadi perubahan situasi serta penyempitan rizki (pendapatan) maka kamu sama merubah niat demi memperoleh sesuap nasi itu, ketika terjadi percerai beraian harta ternyata kau mengingkari nikmat yang di sebabkan adanya pergeseran, maka kembalilah nikmat itu, karena kau suka sombong, suka menjatuhkan hukum atasnya, lakukan dan jangan kau laksanakan, kenapa kau lakukan? Itu lebih baik jika terjadi demikian, karena permasalahan ini lebih jauh (kompleks) meliputi waktu dan penjauhan diri.



Siapa dirimu, wahai Bani Adam, kau hanya sosok ciptaan yang tercipta dari tetesan air hina, rendahkan dirimu di hadapan Tuhan, hinakan untuk alloh bila kau tidak punya rasa taqwa, maka tiada kemuliaan bagimu di sisi allag peliharalah dirimu di hadapan orang-orang shalih, dunia seluruhnya adalah hukum sedang akhirat seluruhnya adalah ketentuan.



Wahai manusia, 


peliharalah takutmu, 


bertakwalah kepada Al-Haq, 


tiada sesuatu terbaik bagimu kecuali meniti jalan itu, jadilah orang berakal, bukalah matahatimu, bila Ulama mengunjungi rumahmu janganlah kamu mendahului bicara, sebaliknya bicaramu harus berisi jawaban-jawaban, dan jangan bertanya perihal sesuatu yang tidak di ketahuinya. (ahlak terhadap ulamah)




Menerapkan tauhid itu wajib, mencari ilmu, menetapkan ikhlas dalam beramal, mengangkat, mengganti untuk melaksanakan sesuatu kerja itu juga wajib, menjauhlah dari kaum fasiq dan munafik, benarkan orang-orang shalih orang-orang benar bila kamu merasa berat dalam menghadapi masalah sedangkan kamu tidak bisa memisahkan antara yang shalih dan munafiq maka bangunlah di malam hari untuk melakukan shalat dua raka’at, lalu ucapkan doa: 


Wahai Tuhan, tunjukan aku orang-orang shalih, tunjukan aku orang-orang yang menuntun aku dan berilah aku makanan dari makanan yang Engkau pilih, sinarilah mataku dengan nur pendekatan dengan-Mu, dan beritailah aku dengan sesuatu yang nampak di mata, bukan taklid.”  



Wahai manusia makanlah dari makanan keutamaan alloh dan minumlah dari minuman kejinakan dengan-Mu, bermusyawarahlah di pintu yang mendekatkannya, janganlah cukup menerima kebaikan bahkan bermujahadahlah, bersabarlah dan pergilah dari mereka sampai berita mereka jadi nyata, ketika mereka sampai bertaut kepada Tuhan niscaya mereka di latih sopan, tatakerama, hikmah dan beraneka ragam di siplin ilmu, mereka di tampakkan kerajaan-Nya dan mereka di kenalkan bahwa di langit atau di bumi tiada penguasa lain selain Dia, tiada penggerak, tiada penenang kecuali Dia, tiada penentu atau pemutus kecuali Dia, mereka di perlihatkan apapun yang  ada di sisi-Nya, maka mereka meliahat Dia melalui mata hati dan sirri mereka, praktis dunia atau keberadaan apa saja tidak tertinggal bagi mereka dan merekapun tidak menggunakan semua itu untuk berhias.



Wahai alloh perlihatkan kami sebagaimana Engkau perlihatkan kepada mereka, berikan ma’af dan afiat kepada kami.


Dan berikan kepada kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.



Wahai manusia, bertaubatlah dari sifat yang menjauhi takwa, takwa itu pengobat (terapi) dan menjauhinya itu penyakit, maka bertaubatlah karena taubat itu pengobat sedang dosa itu penyakit, 


sabda Nabi saw :


“Maukah kamu aku beritahu tentang sesuatu pengobat dan penyakit? Mereka menjawab : Ya, kami bersedia wahai Rasulullah. 


Sabda Rasulullah : penyakitmu adalah dosa dan pengobatmu adalah taubat.”



Taubat itu landasan iman, penekunannya terletak dalam berdzikir dan taat kepada alloh, jika di tekuni niscaya oleh dzikir itu menjadi terapi jiwa, bertaubatlah dengan lisan iman, niscaya membawa keberuntungan, jadikanlah iman sebagai pedangmu ketika datang bencana (ujian) Tuhan.


Segala puji bagimu ya alloh, Tuhan pengausa seluruh alam.



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar