📓terjemahan kitab fathur robbani.
Shakh Abdul Qodir al-Jailani.
📄Majelis ke 25"Zuhud Dalam Dunia"
Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany
Tanggal 19 Dzulhijjah tahun 545 Hijriyah,di Madrasah
Beliau berkata:
Bahwa Isa. a.s. bila mencium bau wewangian segera menyumbat hidungnya, dan kala itu ia berkata : inilah dunia. Demikian hujjah untukmu.
Wahai pengaku berzuhud, dengan kata dan perbuatan sungguh kamu telah mengenakan busana zuhud tapi batinmu terpenuhi luapan rasa cinta dan sesal atas dunia,
seandainya engkau mampu menukar busana ini, menyucikan dari rasa cinta dunia yang tumbuh dalam hati, sungguh amat cinta bagimu dan itu lebih dari sifat munafiq.
Zuhud yang benar adalah kembali kepada alloh meliputi:
bagian bagiannya dan
pendapatan pendapatannya
lalu menerapkan kenangan alloh pada lahiria, sedang di hati tetap terpenuhi zuhud tanpa tercampur yang lain. Karena itu Nabi kita Muhammad saw. lebih di zuhud dari pada Nabi Isa a.s. bahkan dari pada Nabi yang ada. Juga beliau berkata:
“Yang aku cintai di dunia ini ada tiga macam:
bau wewangian,
wanita dan
perhatianku dalam shalat.”
Hal itu lebih aku sukai bersama sama zuhud, karena hal itu termasuk bagian yang telah mendahuluinya,
itu di ketahui Tuhan,
dan ia bisa di peroleh dengan cara menetapi perintah-perintah bertaqwa,
setiap orang yang memperoleh bagian tersebut maka ia dalam kondisi taat walaupun dunia melimpah kepadanya.
Wahai ahli zuhud yang berpijak pada kebodohan,
dengarlah;
berhentilah dan jangan berdusta, pelajari ini sampai kamu tidak menolak ketentuan alloh, karena jahilmu, setiap kejahilan ilmu itu di tandai dengan:
memperbanyak pendapat,
menerima pendapat sendiri,
hawa nafsu setan penguasa diri,
tidak aneh jika ia menjadi penghamba iblis atau pengikut setianya, bahkan menjadikan iblis sebagai guru tunggal,
wahai orang jahil,
wahai munafiq,
alangkah gulita hatimu,
betapa kau sering mengumbar mulut,
bertaubatlah dari segala apa yang menyebabkan dirimu berbuat dosa,
tinggalkanlah tindakan mencerca alloh dan para wali kecintaanNya kamu jangan membelakangi mereka demi memperoleh bagian dunia, karena mereka memperoleh kuasa itu atas perintah alloh bukan karena menuruti nafsu, bagi mereka yang ada hanya rasa cinta kepada alloh, merindukannya dan zuhud atas hal apa pun selain alloh, dan bertolak belakang dengan keberadaan ini baik secara lahir atau batin, tapi mereka mempunyai bagian-bagian terdahulu dari alloh yaitu ilmu, ini tidak bisa bukan sebagai bagian perolehan mereka, cobaan terberat atasnya hanya terjadi di dunia dan ketetapannya di sana.
Wahai sahaya, alihkan dirimu dan tak perlu mendengarkan ucapan manusia selagi ia bersama hawa nafsu, padamkan ucapan itu karena alloh, jika alloh menghendaki sesuatu urusan niscaya Dia menarikmu kepadaNya, jika di kehendaki untuk memporak porandakan dirimu, merusak atau meneguhkanmu itu hanya terjadi karena alloh semata Dia Maha nyata, bukan kamu yang melihat tapi dialah yang memperlihatkan diri. serahkan jiwa ucapan dan segala kondisimu pada kemauan alloh
jadikanlah hari-harimu dengan hanya beramal untukNya,
Jadikan amal tanpa banyak komentar,
ikhlas tanpa riya’
tauhid tanpa syirik,
masyhur tanpa sebutan,
khalwat tanpa memperlihatkan diri,
batin tanpa lahir
dan penuhi batin ini dengan berbagai niat, kau bicara kepada alloh dan berjalan ke sana bersama ucapanmu:
"iyya kanakbudu wa iyyah kanas ta'in.
/Hanyalah Engkau yang kami sembah, dan kepada Engkau jualah kami memohon pertolongan.” (Qs.I:5).
Inilah Kitab yang datang di hadapanmu wahai orang yang mengenalku
wahai orang yag menyaksikan aku,
bicaralah alloh dalam shalatmu atau dalam keadaan lain dengan niat ini dan sifat ini, karena itu Nabi saw. bersabda :
“Sembahlah alloh seakan-akan engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Anak-anak muridku,
jernihkan hatimu melalui makanan halal, bukankah kau sudah kenal Tuhanmu, jernihkan suapan demi suapanmu bersama hati niscaya kamu jadi jernih (layaknya kaum sufi),
tasawuf itu mustaq dari kata shofa
wahai pemakai tasawuf,
tasawuf yang benar itu di lakukan melalui penjernihan hati terhadap selain Al-Haq, atas dasar ini sesuatu tidak akan datang, yakni tasawuf hanya dengan cara mengubah tembusan batin atau memulas muka atau melalui segala pengikat dan pengumbaran suara, tidak pula dengan memaparkan cerita-cerita orang shalih, menggerak-gerakan jari memutar tasbih atau talil, tetapi ia datang dengan kebenaran mencari Tuhan, berzuhudlah dengan mengusir makhluk dari hati dan asingkan dirimu selain untuk Al-Haq Azza wa Jalla.
Ada Ulama berkata:
"suatu malam aku berkata, wahai Tuhanku janganlah Engkau manahan aku atas sesuatu yang bermanfaat bagiku dan tidak mudharat bagiMu, kata itu ku ulang-ulang terus sampai aku tertidur.
dan saat tidur Kala aku bermimpi seakan ada orang berkata di tujukan kepadaku
“dan engkau juga janganlah menahan amal yang membawa manfaat bagimu dan cegahlah amal yang membawa madorat bagimu, luruskan nasabmu (meluruskan apa yang datang) dari nabimu, siapa meluruskan keikutannya kepada Nabi saw maka berarti telah lurus nasabnya kendati kau berucap:
aku termasuk umatnya, tapi ucapan itu tanpa di sertai itba’ maka tidak akan berguna, ketika dirimu beritba’ baik ucapan dan tingkah laku menunjukkan kau bersamanya dalam persahabatan di akhirat.
maka Kau bersama dengan firman alloh:
“Apa yang di berikan oleh Rasul kepadamu, hendaklah kamu terima, dan apa yang di larangnya hendaklah kamu hentikan.” (Qs. LIX:78).
Laksanakanlah perintah Rasul dan hentikanlah yang di larangnya sesungguhnya tugas ini telah kau baca dari Tuhanmu, yaitu kala di dunia kau baca dengan hati dan di akhirat kau baca dengan jiwa dan jasadmu.
Wahai ahli zuhud, alangkah bagusnya zuhudmu, kamu berzuhud dengan menahan hawa nafsu dan ikutilah dan pergaulilah guru-guru yang mengenal alloh (Arif billah), yang alim, beramal, bisa menerima manusia dengan lisan nasihat dan pandai melenyapkan tamak /rakus / seraka.
Anak-anak muridku kembalilah kepada Tuhanmu (alloh) sepenuh hati sebelum kau duduk di belakangnya, sungguh kau telah berqona’ah dari ihwal orang-orang shalih dengan ucapan dan pengharapan supaya berkona'ah, seperti orang menggenggam air ketika tangannya di buka ia tidak melihat sesuatu ada di dalamnya.
jangan kau tamanni (yaitu mengharap yang tidak mungkin bisa di capai atau yang tidak allah berikan untukmu) Tamanni adalah jurang ketololan. Sabda Nabi saw. :
“Peliharalah dirimu dari tamanni, karena tamanni adalah jurang ketololan.”
Kamu beramal tapi mengikuti amalan orang yang suka berbuat buruk, sedang kau mengharap untuk memperoleh derajat seperti punya orang-orang yang berlaku baik,
siapa yang harapannya mengalahkan takutnya berarti zindiq, dan
siapa yang takutnya mengalahakan harapan berati putus harapan atau putus asah, yang paling selamat adalah jika bisa berlaku adil dalam menerapkan keduanya, Sabda Nabi saw:
“Seandainya antara rasa takut dan harapan orang beriman di timbang, niscaya sebanding.”
Ada ulama berkata:
Aku bermimpi melihat Sufyan As Tsauri setelah beliau mati. aku berkata: apa yang di perbuat Tuhan kepadamu?
Ia berkata: meletakkan sebelah kakiku di atas shirat (jembatan) dan yang sebelah lagi di surga. Semoga selamat sejahtera melimpah atasnya.
Sungguh sebenarnyalah ia seorang fakih, ahli zuhud dan wara’ ia mempelajari ilmu itu dan mampu mengamalkan, kemudian di berikan haknya kepadanya dengan amal dan memberikan amal sebagai haknya di sertai ikhlas, ia juga mendapat rido dari alloh dalam berkehendak kepadaNya. setiap orang yang tidak mengikuti Nabi saw, sedang ia menggenggam syari’atnya di tangan sebelah dan menggenggam Kitab yang di turunkan kepadanya di tangan yang lain dan tidak sampai di jalan alloh berarti ia orang yang rusak dan binasa, sesat yang sangat sesat. keduanya itu menjadi dalil untuk menuju Al-Haq, Al Qur’an sebagai dalil menuju alloh dan sunnah sebagai dalil untuk menuju Rasul-Nya.
Dan berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar