📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 48 Jangan Mengadu Kepada Selain Alloh
Hikmah 47, 48 ini hingga 49 menceritakan tentang syirik yang samar, yaitu hati bukan bergantung kepada Allah saja tetapi pada makhluk yang sama, tapi hati juga berharap kepada makhluk, lantaran kurang keyakinannya kepada Alloh , atau karna menyangka bahwa makhluk bisa melakukan sesuatu yang memberi bekas pada perjalanan takdir Ilahi.
Syirik yang demikian di rumuskan oleh Hikmah 50 nanti.
📄hikmah 48
Jangan Mengadu Kepada Selain Alloh
لاَ تـَرْفَعَنَّ اِلىَ غيرِهِ حاَجَةً هُوَ مُورِدُهاَ عَليْكَ فكَيْفَ يَرْفَعُ غيرَهُ ماكانَ هُوَ لهُ واضِعاً مَنْ لاَيَسْتَطِيعُ ان يَرْفَعَ حاَجةً عن نَفْسِهِ فَكيْفَ يَسْتَطِيعُ اَنْ يَكونَ لهاَ عَن غيرِهِ راَفِعاً
"Jangan mengadu dan meminta sesuatu kebutuhan / hajat selain kepada Alloh, sebab allah sendiri yang memberi dan menurunkan kebutuhan itu kepadamu. Maka bagaimanakah sesuatu selain Alloh akan dapat menyingkirkan sesuatu yang di letakkan oleh Alloh. Barang siapa yang tidak dapat menyingkirkan bencana yang menimpa dirinya sendiri, maka bagaimanakah ia akan dapat menyingkirkan bencana yang ada pada orang lain."
Syarah
Adanya sesuatu bencana atau musibah itu menyebabkan engkau berhajat atau butuh bantuan atau pertolongan, maka dalam tiap kebutuhan atau hajat jangan mengharap selain kepada Alloh, sebab segala sesuatu selain Alloh itu juga berhajat seperti engkau. Sebab barang siapa yang menyandarkan (menggantungkan nasib) pada sesuatu selain Alloh, berarti ia tertipu oleh suatu bayangan fatamorgana, sebab tidak ada yang tetap selain Alloh yang selalu tetap karunia dan nikmat serta rahmat-nya kepadamu.
Syeikh Atho' al-Khurasani berkata: " Saya bertemu dengan Wahb bin Munabbih di suatu jalan, maka saya berkata, 'Ceritakanlah kepadaku suatu hadits yang dapat saya ingat, tetapi persingkatlah'.
Maka berkata Wahb, “Alloh telah mewahyukan kepada Nabi Dawud 'alaihissalam:
"Wahai Dawud, demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, tidak ada seorang hamba-Ku yang minta tolong kepada-Ku, tidak pada selainnya, dan Aku ketahui yang demikian dari niatnya, kemudian orang itu akan di tipu oleh penduduk langit yang tujuh dan bumi yang tujuh, melainkan pasti Aku akan menghindarkannya dari semua itu, sebaliknya demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, tidak ada seorang yang berlindung kepada seorang makhluk-Ku, jika tidak kepada-Ku dan Aku ketahui yang demikian itu dari niatnya, maka Aku putuskan rahmat yang dari langit, dan Aku longsorkan bumi di bawahnya, dan tidak Aku pedulikan dalam lembah dan jurang yang mana ia binasa."
Syeih Muhammad bin Husain bin Hamdan berkata: "Ketika saya di majlis Yazid bin Harun, saya bertanya kepada seorang yang duduk di sampingku, 'Siapakah namamu?'
Jawabnya. 'Said'.
Saya bertanya, 'Siapakah gelarmu?'
Jawabnya, 'Abu Usman'.
Lalu saya bertanya tentang keadaannya. Jawabnya, 'Kini telah habis belanjaku.
Lalu saya tanya, 'Dan siapakah yang engkau harapkan untuk kebutuhanmu itu?'
Jawabnya. 'Yazid bin Harun.
Maka saya berkata kepadanya, 'Jika demikian, maka ia tidak menyampaikan hajatmu, dan tidak akan membantu meringankan kebutuhanmu'.
Dia bertanya, 'Dari mana engkau mengetahui hal itu?'
Jawabku, 'Saya telah membaca dalam sebuah kitab Bahwasanya Alloh telah berfiman:
'Demi kemuliaan-Ku dan kebesaran-Ku, dan kemurahan-Ku dan ketinggian kedudukan-Ku, di atas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang mengharap kepada selain-Ku dengan kekecewaan, dan akan Aku singkirkan ia dari dekat-Ku, dan Aku putuskan dari hubungan-Ku. Mengapa ia berharap selain Aku dalam kesukaran, padahal kesukaran itu di tangan-Ku dan Aku dapat menyingkirkannya, dan mengharap kepada selain Aku serta mengetuk pintu lain padahal kunci pintu-pintu itu tertutup, hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapa yang berdoa kepada-Ku. Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalaukan kesukarannya lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena besar dosanya, lalu apakah Aku putuskan harapannya? Atau siapakah yang pernah mengetuk pintu-Ku, lalu apakah Aku tidak bukakan? Aku telah mengadakan hubungan yang langsung antara-Ku dengan angan-angan dan harapan semua makhluk-Ku, maka mengapakah engkau bersandar kepada selain-Ku. Dan Aku telah menyediakan semua harapan hamba-Ku, tetapi tidak puas dengan perlindungan-Ku, dan Aku telah memenuhi langit-Ku dengan makhluk yang tidak jemu bertasbih kepada-Ku dari para Malaikat, dan Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara-Ku dengan para hamba-Ku, tetapi mereka tidak percaya kepada firman-Ku. Tidakkah engkau mengetahui bahwa barang siapa yang di timpa oleh bencana yang Aku turunkan, tidak ada dapat menyingkirkan selain Aku, maka mengapakah Aku melihat ia dengan segala angan-angan dan harapannya selalu berpaling dari pada-Ku, mengapakah ia tertipu oleh selain-Ku. Aku telah memberi kepadanya dengan kemurahan-Ku apa-apa yang tidak ia minta, kemudian Aku yang mencabut dari padanya lalu ia tidak minta kepada-Ku untuk mengembalikannya, dan ia minta kepada selain-Ku. Apakah Aku yang memberi sebelum di minta, kemudian jika dimintai lalu apakah aku tidak memberi kepada peminta?
Apakah Aku bakhil (kikir), sehingga di anggap bakhil oleh hamba-Ku. Tidakkah dunia dan akhirat itu semua milik-Ku? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu di tangan-Ku? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu sifat-Ku? Tidakkah hanya Aku tempat semua harapan? Maka siapakah yang dapat memutuskan dari pada-Ku. Dan apa pula yang di harapkan oleh orang-orang yang mengharap, andai kata Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi: Mintalah kepada-Ku, kemudian Aku memberi kepada masing-masing orang pikiran apa yang terpikir pada semuanya, lalu Aku beri semua itu tidak akan mengurangi kekayaan-Ku walaupun sekecil debu. Maka bagaimana akan berkurang kekayaan yang lengkap, sedang Aku yang mengawasinya?
Alangkah sial (celaka) orang yang putus dari rahmat-Ku, alangkah kecewa orang yang maksiat kepada-Ku dan tidak memperhatikan Aku, dan tetap melakukan yang haram dan tiada malu kepada-Ku"
Maka orang itu berkata: 'Ulangilah keteranganmu itu, lalu ia menulisnya'.
Kemudian ia berkata: “Demi Alloh, setelah ini saya tidak usah menulis suatu keterangan yang lain”
📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 48 Jangan Mengadu Kepada Selain Alloh
Hikmah 47, 48 ini hingga 49 menceritakan tentang syirik yang samar, yaitu hati bukan bergantung kepada Allah saja tetapi pada makhluk yang sama, ia juga berharap kepada makhluk, lantaran kurang keyakinannya kepada Alloh , atau karna menyangka makhluk bisa melakukan sesuatu yang memberi bekas kepada perjalanan takdir Ilahi.
Syirik yang demikian di rumuskan oleh Hikmah 50 nanti.
📄Jangan Mengadu Kepada Selain Alloh
لاَ تـَرْفَعَنَّ اِلىَ غيرِهِ حاَجَةً هُوَ مُورِدُهاَ عَليْكَ فكَيْفَ يَرْفَعُ غيرَهُ ماكانَ هُوَ لهُ واضِعاً مَنْ لاَيَسْتَطِيعُ ان يَرْفَعَ حاَجةً عن نَفْسِهِ فَكيْفَ يَسْتَطِيعُ اَنْ يَكونَ لهاَ عَن غيرِهِ راَفِعاً
"Jangan mengadu dan meminta sesuatu kebutuhan / hajat selain kepada Alloh, sebab allah sendiri yang memberi dan menurunkan kebutuhan itu kepadamu. Maka bagaimanakah sesuatu selain Alloh akan dapat menyingkirkan sesuatu yang di letakkan oleh Alloh. Barang siapa yang tidak dapat menyingkirkan bencana yang menimpa dirinya sendiri, maka bagaimanakah ia akan dapat menyingkirkan bencana yang ada pada orang lain."
Syarah
Adanya sesuatu bencana atau musibah itu menyebabkan engkau berhajat atau butuh bantuan atau pertolongan, maka dalam tiap kebutuhan atau hajat jangan mengharap selain kepada Alloh, sebab segala sesuatu selain Alloh itu juga berhajat seperti engkau. Sebab barang siapa yang menyandarkan (menggantungkan nasib) pada sesuatu selain Alloh, berarti ia tertipu oleh suatu bayangan fatamorgana, sebab tidak ada yang tetap selain Alloh yang selalu tetap karunia dan nikmat serta rahmat-nya kepadamu.
Syeikh Atho' al-Khurasani berkata: " Saya bertemu dengan Wahb bin Munabbih di suatu jalan, maka saya berkata, 'Ceritakanlah kepadaku suatu hadits yang dapat saya ingat, tetapi persingkatlah'.
Maka berkata Wahb, “Alloh telah mewahyukan kepada Nabi Dawud 'alaihissalam:
"Wahai Dawud, demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, tidak ada seorang hamba-Ku yang minta tolong kepada-Ku, tidak pada selainnya, dan Aku ketahui yang demikian dari niatnya, kemudian orang itu akan di tipu oleh penduduk langit yang tujuh dan bumi yang tujuh, melainkan pasti Aku akan menghindarkannya dari semua itu, sebaliknya demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, tidak ada seorang yang berlindung kepada seorang makhluk-Ku, jika tidak kepada-Ku dan Aku ketahui yang demikian itu dari niatnya, maka Aku putuskan rahmat yang dari langit, dan Aku longsorkan bumi di bawahnya, dan tidak Aku pedulikan dalam lembah dan jurang yang mana ia binasa."
Syeih Muhammad bin Husain bin Hamdan berkata: "Ketika saya di majlis Yazid bin Harun, saya bertanya kepada seorang yang duduk di sampingku, 'Siapakah namamu?'
Jawabnya. 'Said'.
Saya bertanya, 'Siapakah gelarmu?'
Jawabnya, 'Abu Usman'.
Lalu saya bertanya tentang keadaannya. Jawabnya, 'Kini telah habis belanjaku.
Lalu saya tanya, 'Dan siapakah yang engkau harapkan untuk kebutuhanmu itu?'
Jawabnya. 'Yazid bin Harun.
Maka saya berkata kepadanya, 'Jika demikian, maka ia tidak menyampaikan hajatmu, dan tidak akan membantu meringankan kebutuhanmu'.
Dia bertanya, 'Dari mana engkau mengetahui hal itu?'
Jawabku, 'Saya telah membaca dalam sebuah kitab Bahwasanya Alloh telah berfiman:
'Demi kemuliaan-Ku dan kebesaran-Ku, dan kemurahan-Ku dan ketinggian kedudukan-Ku, di atas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang mengharap kepada selain-Ku dengan kekecewaan, dan akan Aku singkirkan ia dari dekat-Ku, dan Aku putuskan dari hubungan-Ku. Mengapa ia berharap selain Aku dalam kesukaran, padahal kesukaran itu di tangan-Ku dan Aku dapat menyingkirkannya, dan mengharap kepada selain Aku serta mengetuk pintu lain padahal kunci pintu-pintu itu tertutup, hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapa yang berdoa kepada-Ku. Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalaukan kesukarannya lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena besar dosanya, lalu apakah Aku putuskan harapannya? Atau siapakah yang pernah mengetuk pintu-Ku, lalu apakah Aku tidak bukakan? Aku telah mengadakan hubungan yang langsung antara-Ku dengan angan-angan dan harapan semua makhluk-Ku, maka mengapakah engkau bersandar kepada selain-Ku. Dan Aku telah menyediakan semua harapan hamba-Ku, tetapi tidak puas dengan perlindungan-Ku, dan Aku telah memenuhi langit-Ku dengan makhluk yang tidak jemu bertasbih kepada-Ku dari para Malaikat, dan Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara-Ku dengan para hamba-Ku, tetapi mereka tidak percaya kepada firman-Ku. Tidakkah engkau mengetahui bahwa barang siapa yang di timpa oleh bencana yang Aku turunkan, tidak ada dapat menyingkirkan selain Aku, maka mengapakah Aku melihat ia dengan segala angan-angan dan harapannya selalu berpaling dari pada-Ku, mengapakah ia tertipu oleh selain-Ku. Aku telah memberi kepadanya dengan kemurahan-Ku apa-apa yang tidak ia minta, kemudian Aku yang mencabut dari padanya lalu ia tidak minta kepada-Ku untuk mengembalikannya, dan ia minta kepada selain-Ku. Apakah Aku yang memberi sebelum di minta, kemudian jika dimintai lalu apakah aku tidak memberi kepada peminta?
Apakah Aku bakhil (kikir), sehingga di anggap bakhil oleh hamba-Ku. Tidakkah dunia dan akhirat itu semua milik-Ku? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu di tangan-Ku? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu sifat-Ku? Tidakkah hanya Aku tempat semua harapan? Maka siapakah yang dapat memutuskan dari pada-Ku. Dan apa pula yang di harapkan oleh orang-orang yang mengharap, andai kata Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi: Mintalah kepada-Ku, kemudian Aku memberi kepada masing-masing orang pikiran apa yang terpikir pada semuanya, lalu Aku beri semua itu tidak akan mengurangi kekayaan-Ku walaupun sekecil debu. Maka bagaimana akan berkurang kekayaan yang lengkap, sedang Aku yang mengawasinya?
Alangkah sial (celaka) orang yang putus dari rahmat-Ku, alangkah kecewa orang yang maksiat kepada-Ku dan tidak memperhatikan Aku, dan tetap melakukan yang haram dan tiada malu kepada-Ku"
Maka orang itu berkata: 'Ulangilah keteranganmu itu, lalu ia menulisnya'.
Kemudian ia berkata: “Demi Alloh, setelah ini saya tidak usah menulis suatu keterangan yang lain”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar