Senin, 08 November 2021

0524. Busur Al hafi

 Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah

(Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)

bab 5: para tokoh sufi

judul 24. Bisyr Al-Hafi



Abu Nashr – Bisyr ibnur Harits al-Hafi (150 -227 H./767 -841 M.), berasal dari Marw. Tinggal di Baghdad hingga akhir hayatnya. Ia adalah anak saudara wanita Ali bin Khasyram, dan tergolong tokoh berbudi agung.


Sebab-sebab tobatnya antara lain adalah ketika ia sedang berjalan menemukan sebuah kertas bertuliskan Asma Allah swt. yang telah terinjak-injak kaki. Lalu di ambil dan di belinya dengan harga satu dirham. Kemudian di bersihkannya kertas dengan di sertai parfum. Selanjutnya di letakkan di celah tembok. Ketika tidur ia bermimpi, seakan ada yang berkata kepadanya: “Hai Bisyr, engkau telah membersihkan Nama-Ku, kelak akan Ku bersihkan namamu di dunia dan akhirat”


Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq, ra. Berkisah: “Bisyr melewati gerombolan orang. ‘Orang ini tidak pernah tidur sepanjang malam, dan tidak pernah pula berbuka puasa kecuali sekali dalam tiga hari” Kata mereka. Lantas Bisyr menangis. Di tanyakan mengapa ia menangis? Sebab aku tidak ingat kalau aku berjaga semalam suntuk, dan tidak ingat kapan aku puasa sehari sedang malamnya tidak berbuka. Namun Allah swt. memberikan limpahan karunia di dalam hati lebih banyak ketimbang yang di perbuat seorang hamba, sebagai bentuk Kelembutan dan Kemurahan-Nya”


Di antara ucapannya: “Aku mimpi bertemu Nabi saw. dan beliau bersabda kepadaku: “Hai Bisyr, mengertikah engkau mengapa Allah lebih meninggikan dirimu di banding teman-temanmu? Aku menjawab: “Tidak wahai Rasulullah” Nabi saw. bersabda:

“Karena engkau mengikuti sunnahku, dan baktimu terhadap orang-orang shaleh, serta nasihatmu terhadap teman-temanmu dan kecintaanmu kepada sahabat-sahabatku serta keluargaku, Itulah yang membuatmu sampai pada tahap kalangan saleh”


Saya juga mendengar Bilal al-Khawash berkata: 

“Aku sedang berada di perkampungan Bani Israil, tiba-tiba ada seseorang mengikuti langkahku. Dan aku terheran-heran kepadanya. Kemudian aku di beri ilham, bahwa laki-laki itu adalah Khidhir alaihisalam lantas aku bertanya:

“Demi kebenran Al-Haq, siapa sebenarnya Anda?”

Dia menjawab

“Saudaramu, Khidhir”

“Aku ingin bertanya kepada diri Anda.” Kataku.

“Bertanyalah! (Jawabnya)”

“Bagaimana pandangan Anda tentang asy syafi’y rahimahullahu Ta’ala?” tanyaku.


“Ia termasuk Wali Autad” Jawabnya. (Golongan yang menjaga agama. Dan asy-syafi’y termasuk golongan mereka.)


“Lalu bagaimana pandangan Anda tentang Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu ‘anhu?” tanyaku lagi.

“Ia seorang laki-laki yang jujur.” Jawabnya. ( Karena kejujurannya harus tertimpa pukulan dan hinaan, ketika di paksa mengakui kemakhlukan Al-Qur’an dan ia menolaknya secara jujur).


“Bagimana dengan Bisyr ibnul Harits al-Hafi?”

“Belum pernah ada orang seperti dirinya setelah itu” jawabnya.

“Dengan lantaran apa aku dapat melihat Anda?”

“Dengan cara kebaktianmu kepada ibumu” Jawab Khidhr”



Abu Abdullah Ahmad ibnul Jalla” bercerita:

“Aku melihat Dzun Nuun al-Mishry, dan beliau mempunyai banyak sekali ungkapan hikmah. Ketika aku melihat Sahl, beliau memiliki isyarat. Sementara aku melihat wara’ pada Bisyr al-Hafi” Ketika di tanya mana yang labih mendapat simpati di hatinya?” Guruku, Bisyr ibnul Harits”


Di kisahkan:

“Bisyr pernah menginginkan makan sayur beberapa tahun, namun tidak pernah kesampaian. Kemudian setelah wafat, ia di mimpikan: “Apa yang telah di lakukan oleh Allah swt. atas diri Anda?” Bisyr menjawab: “Allah telah mengampuni dosa-dosaku.


Dan Allah swt. berfirman:

“Makanlah wahai orang yang belum makan, minumlah wahai orang yang belum minum”


Bisyr berkata:

“Setiap yang halal tidak membawa kerakusan” Katanya pula: “Kemanisan akhirat tidak dapat di temui pada seseorang yang mencintai popularitas”


Ia juga di mimpikan orang lain lalu di tanya: “Apa yang telah di lakukan Allah kepada Anda?” ia menjawab: “Allah swt. telah mengampuni dosaku, dan aku di beri separu surga, dengan firman-Nya: 

“Wahai Bisyr, seandainya engkau sujud kepada-Ku di atas bara api, engkau belum menunaikan syukur sebagaimana Ku jadikan syukur itu bagimu dalam hati hamba-Ku”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar