0528. Sa’id Al-Hiry

 Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah

(Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)

bab 5: para tokoh sufi

judul 28. Sa’id Al-Hiry



Abu Utsman – Sa’id bin Ismail al-Hiry (wafat 298 H./910 M.), semula dari Ray kemudian mukim di Naisabur. Berguru kepada Syah al-Kirmany dan Yahya bin Mu’adz ar-Razy. Kemudian sampai ke Naisabur bersama Syah al-Kirmany ke tempat Abu Hafs al-Haddad, dan mukim di sana. Bahkan Abu Hafs menikahkan puterinya dengan Abu Utsman. Abu Utsman hidup sekitar tiga puluh tahun lebih sepeninggal Abu Hafs.


Di antara ucapannya:

“Iman seseorang tidak akan sempurna, sampai hatinya memandang sama terhadap empat hal Tercegah dari pemberian mendapatkan karunia; mendapat kemuliaan dan menerima kehinaan"


Di sebutkan: 

“Di dunia ini, di katakan ada tiga tokoh, tidak sampai empat : 

Abu Utsman di Naisabur, 

al-Junayd di baghdad, 

dan Abu Abdullah ibnu Jalla’ di Syam”


Di katakan pula: “Sejak empat puluh tahun, aku tidak pernah benci dengan kondisi ruhani yang telah di tempatkan oleh Allah swt. kepadaku, dan aku juga tidak pernah benci apa bila Allah swt. memindahkan pada kondisi ruhani yang lain”


“Bersahabat bersama Allah swt, harus di sertai dengan adab yang baik rasa gentar dan muraqabah yang lestari”


“Bersahabat dengan Rasulullah saw. harus mengikuti Sunnah, di siplin pada ketetapan ilmu dzahir”


“Bersahabt dengan wali-wali Allah swt. harus menghormati dan berbakti”


“Bersahabt dengan keluarga, di lakukan dengan budi pekerti yang baik”


“Bersahabat dengan sesama teman, harus di sertai ekspresi yang cerah, sepanjang tidak menjurus pada tindak dosa”


“Bersahabat dengan orang-orang bodoh dengan cara mendoakan mereka dan mengisi mereka”



Dia juga mengatakan: “Barang siapa menetapi Sunnah baik secara lisan maupun perbuatan dalam dirinya, ia akan berbicara dengan hikmah. Sedangkan siapa yang menetapi hawa nafsu, baik lisan maupun perbuatan, akan berbicara penuh bid’ah.


Allah swt. berfirman:

“Apa bila kamu sekalian taat kepadanya, niscaya kamu akan mendapatkan petunjuk. Dan tidak lain tugas Rasul adalah menyampaikan (amanat Allah) yang terang”

(Qs. An-Nuur :54).