Rabu, 17 November 2021

Bab 14. IBADAH RASULULLAH SAW

Kepribadian dan Budi Pekerti Rasulullah saw

Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami. (Imam at-Tirmidzi)

Bab 14. IBADAH RASULULLAH SAW



"Rasulullah  berdiri   (shalat)    sampai    bengkak   kedua   kakinya.    Kepadanya ditanyakan:  "Mengapa  Anda  membebani  diri  dengan  hal  yang  demikian? Bukankah Allah swt. Telah mengampuni Anda dari segala dosa Anda, baik yang terdahulu  maupun  yang  akan  datang?"  Rasulullah  saw.  Bersabda  :"Tidak patutkah saya menjadi hamba Allahyang bersyukur?"



(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, juga oleh Basyar bin Mu'adz, dari Abu `Awanah, dari Ziyad bin `Alaqah, yang bersumber dari al Mughirah bin Syu'bah r.a.)



"Nabi saw. shalat malam hari tiga belas rakaat."


(Diriwayatkan oleh Abu Kuraib- Muhammad bin al A'la-, dari Waki', dari Syu'bah, dari Abi


Jamrah,yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)



"Sesungguhnya  apabila  Nabi  saw.  tidak  sempat  shalat  malam  hari  karena tertidur atau berat rasa kantuknya, maka beliau lakukan shalat dua belas rakaat di siang hari."


(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Abu `Awanah, dari Qatadah, dari Zurarah bin


Aufa, dari Sa'id bin Hisyam, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)



"Sesungguhnya Rasulullah saw. melaksanakan shalat di malam hari sebelas raka'at. Beliau lakukan shalat witir (ganjil) satu raka'at. Apabila beliau selesai melakukan shalat itu, beliau berbaring dengan lambung kanannya di sebelah bawah."


(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma'an, dari Malik, dari Ibnu Syibab, dari Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)



"Sesungguhnya Nabi saw. tidak wafat, sampai kebanyakan shalatnya (shalat sunnat) dilaksanakan dalam keadaan duduk."


(Diriwayatkan oleh al Hasan bin Muhammad azZa'farani, dari al Hajjaj bin Muhammad, dari Ibnu Juraih, dari `Utsman bin Abi Sulaiman, dari Abu Salamah bin `Abdurrahman, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)



"Aku pelihara amalan-amalan Rasulullah saw. berupa shalat delapan raka'at. dua  raka'at  sebelum  shalat  Dhuhur,  dua  raka'at  sesudahnya,  dua  raka'at sesudah shalat Magrib dan dua raka'at sesudah shalat Isya'." Selanjutnya Ibnu


`Umar  berkata  :"Hafshah*  menceritakan  kepadaku  perihal  dua  raka'at  shalat fajar. Tapi aku tak pernah* melihatnya dilakukan Rasulullah saw."







(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Marwan bin Mu'awiyah al Farazi, dari Ja'far bin


Burqaq, dari Maimun bin Mihran, yang bersumber dari Ibnu `Umar r.a)


•      Hafshah (isteri Rasulullah saw.) dan Ibnu `Umar adalah kakak beradik, keduanya adalah putera `Umar bin Khathab r.a.


•     Disebabkan Rasulullah saw. melakukan shalat fajar di rumahnya, maka Ibnu `Umar tidak pernah melihatnya.





SHALAT DHUHA RASULULLAH SAW



"Aku mendengar Mu'adzah (binti `Abdullah al- `Adawiyah) sebagai berikut: "Aku bertanya kepada `Aisyah r.a. : "Apakah Rasulullah saw mengerjakan shalat pada waktu dhuha?" `Aisyah r.a. menjawab : "Benar, beliau melakukan empat raka'at. Dan terkadang beliau menambah lagi sebanyak yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla."


(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Syu'bah, dari


Yazid ar Risyk, yang bersumber dari Mu'adzah r.a.)



"Sesungguhnya Nabi saw. melakukan shalat empat raka'at sesudah tergelincir matahari, sebelum shalat Dhuhur." Beliau bersabda:"Sesungguh nya waktu itu merupakan saat pintu-pintu langit terbuka. Maka aku menyukai amal salehku diangkat saat itu."


(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Mutsana, dari Abu Daud, dari Muhammad bin Muslim bin  Abil  Wadldlah,  dari  `Abdul  Karim  al  Jazari,  dari  Mujahid,  yang  bersumber  dari


`Abdullah bin as Saib r.a.)





SHALAT SUNNAH RASULULLAH SAW DI RUMAH



"Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang shalat di rumah dan shalat di masjid." Beliau bersabda : "Sungguh, kau melihat sendiri, alangkah dekatnya rumahku  dengan  masjid.  Sungguh  aku  lebih  suka  shalat  di  rumah  daripada shalat di masjid, kecuali shalat itu shalat fardhu."


(Diriwayatkan oleh `Abbas al Anbari, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Mu'awiyah bin


Shalih, dari al A'la bin Harits, dari Haram bin Mu'awiyah, yang bersumber dari pamannya


`Abdullah bin Sa'ad r.a.*)


•     'Abdullah bin Sa'ad al Anshari, ia merupakan salah seorang sahabat Rasulullah saw.





SHAUM SUNNAT RASULULLAH SAW



"Aku melihat Rasulullah saw. shaum dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan


Sya'ban dan Ramadhan."


(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Manshur, dari Salim bin Abil Ja'di, dari Abi Salamah, yang bersumber dari Ummu Salamah r.a.)








"Rasulullah saw. shaum pada awal bulan selama tiga hari pada setiap bulan, dan


jarang sekali beliau tidak berbuka pada hari Jum'at."


(Diriwayatkan oleh al Qasim bin Dinar al Kufi, dari `Ubaid bin Musa, dan diriwayatkan pula oleh  Thalaq  bin  Ghanam,  dari  Syaibani,  dari  `Ashim,  dari  Zirin  bin  Hubaisy,  yang bersumber dari `Abdullah r.a.)



"Nabi saw. bersungguh-sungguh mengamalkan shaum hari Senin dan Kamis." (Diriwayatkan oleh Abu Hafsah –`Umar bin `Ali-, dari `Abdullah bin Daud, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'dan, dari Rabi'ah al Jarsyi, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)



"Hari Asyura (sepuluh Muharram) adalah hari yang dishaumi kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Rasulullah saw. pun shaum pada hari itu. Manakala beliau tiba di Madinah, beliau shaum pada hari itu dan beliau perintahkan agar hari itu dishaumi. Manakala bulan Ramadhan diwajibkan untuk shaum, maka shaum Ramadhanlah  yang  menjadi  kewajiban,  dan  beliau  tinggalkan  hari  `Asyura. Basrang siapa ingin shaum silahkan dan barang siapa yang tidak mau shaum tinggalkanlah. "


(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq, al Hamdzani, `Abdah bin Sulaiman, dari Hisyam bin


`Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar