Senin, 15 November 2021

Bab 18 Wasiat Ihwal Bersikap Rendah Hati

Terjemahan kitab Al-mashaya Lil Ibnu arobi (Wasiat / pesan pesan Ibnu arabi)

Bab 18 Wasiat Ihwal Bersikap Rendah Hati


Wahai saudaraku, berhati-hatilah agar engkau jangan bersikap sombong atau tinggi hati di muka bumi. Biasakanlah bersikap rendah hati (tawadhu’). Jika Allah mengangkat kata-katamu, maka tidak ada yang paling tinggi selain kebenaran. Jika Dia menganugerahkan kepadamu ketinggain di dalam hati makhluk-Nya, maka hal itu kembali kepada-Nya. Kerendahan hati, kehinaan (dzillah), dan ketidakberdayaan melekat pada dirimu, karena engkau berasal dari tanah. Jangan merasa lebih tinggi dari tanah, karena tanah adalah ibumu.

Barangsiapa berlaku sombong pada ibunya, maka ia telah mendurhakainya. Dan mendurhakai kedua orang tuda adalah haram. Kemudian, disebutkan di dalam hadis:

“Adalah wajib atas Allah untuk tidak mengangkat sesuatu di dunia ini kecuali sesudah itu meletakkannya kembali.” Engkaulah sesuatu itu. Lihatlah di mana Allah menempatkanmu. Tidak ada yang dikhawatirkan pada diri orang yang memiliki sifat ini kecuali bahwa Allah menempatkannya di neraka. Jika sesuatu itu mengangkat dirinya, dan bukan karena Allah mengangkatnya, maka hal itu tidak kembali kepadanya. Hanya saja, ia harus meletakkan diri kepada Allah atas apa yang diberikan-Nya kepadanya berupa ketinggian di bumi dengan kepemimpinan (wilayah). Ia juga meski berkhidmat kepada-Nya, karena pintunya telah ditutupkan, dan kendaraannya pun diuruskan.

Ian selalu memperhatikan kehambaan dan asal-usulnya, karena ia diciptakan dari kelemahan dan dari asal usulnya dengan kehinaan. Ia menyadari bahwa ketinggain itu hanyalah ada lantaran pangkat dan kedudukan saja, dan bukan lantaran dirinya. Jika ia kehilangan ketinggian itu, maka kepentingan yang diangkatnya tidak akan ada lagi pada dirinya serta berpindah pada orang yang ditempatkan oleh Allah dalam kedudukan itu. Ketinggian itu disebabkan oleh kedudukannya, bukan oleh dirinya. Barangsiapa menginginkan ketinggain itu di muka bumi ini, maka yang demikian itu berarti bahwa ia menginginkan kepemimpinan.

Tentang kempemimpinan, Rasulullah saw., bersabda:

“Pada Hari Kiamat, yang demikian itu menimbulkan kerugian dan penyesalan.”

Janganlah engkau termasuk dalam golongan orang-orang jahil dan tidak berpengatahuan. Yang aku wasiatkan kepadamu ialah hendaknya engkau tidak menginginkan ketinggian di bumi. Jika Allah meninggikanmu, janganlah engkau menuntut dari Allah kecuali bahwa engkau menjadikan dirimu sendiri sebagai pemilik kehinaan, ketenangan, dan kehusyukan.

Hendaklah engkau tidak memperoleh hal itu kecuali bahwa Allah menjadi saksi atas dirimu, poros penciptaan dan perkara terbesar itu – tak lain dan tak bukan, adalah kedudukan penyaksian (maqam asy-syuhud) yang telah sampai kepadamu.kedudukan ini adalah wujud yang dicari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar