Senin, 15 November 2021

Bab 22 Hijrah & Tidak Tinggal Bersama Orang Kafir

Terjemahan kitab Al-mashaya Lil Ibnu arobi (Wasiat / pesan pesan Ibnu arabi)





Bab 22 Hijrah & Tidak Tinggal Bersama Orang Kafir



Hendaklah engkau hijrah, dan jangan tinggal di tengah-tengah orang-orang kafir. Hal itu akan merusak agama Islam dan meninggalkan kalimat kekufuran di atas kalimat Allah. Allah memerintahkan perang hanya agar kalimat Allah menjadi paling tinggi dan kalimat orang-orang kafir menjadi paling rendah. Barhati-hatilah engkau agar jangan tinggal dan masuk dalam jaminan orang kafir, semampumu. Ketahuilah bahwa orang yang tinggal di tengah-tengah orang-orang kafir padahal ia mampu keluar dari lingkungan mereka tidak memiliki keberuntungan dalam Islam.


Rasulullah saw., telah berlepas diri dari mereka, padahal beliau tidak berlepas diri dari siapa pun. Diriwayatkan bahwa beliau bersabda:


“Aku berelepas diri dari seorang Muslim yang tinggal di tengah-tengah orang-orang musyrik.” Ia tidak menghargai kalimat Islam.


Allah SWT berfirman mengenai orang yang mati, sementara ia berada di tengah-tengah orang-orang musyrik:


“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malakat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, malaikat bertanya kepada mereka: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di muka bumi.” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah luas dan lapang berhijrah di dalamnya?” Maka, orang-orang demikian itu tempatnya adalah neraka Jahanam seburuk-buruk tempat kembali.”

(QS. An-Nisa, 4:97).


Karena itu. Di zaman kita ini, aku melarang manusia agar tidak mengunjungi Bayt al-Muqaddas dan tinggal di sekitarnya. Sebab, tempat itu berada di tangan orang-orang kafir. Wilayah itu adalah milik mereka dan yang berhak menguasainya adalah kaum Muslimin. Kaum Muslim yang hidup bersama mereka berada dalam seburuk-buruk keadaan kita berlindung dari pengusaan hawa nafsu.


Para peziarah ke Bayt al-Muqaddas pada saat ini dan di antara kaum Muslim yang tinggal di tempat itu termasuk orang-orang yang disebutkan Allah di dalam firman-Nya:


"Orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. "

(QS. Al-Kahfi, 18 : 104).


Demikian pula, pembebasannya membuat putus asa setiap makhluk yang tercela menurut syariat. Allah telah menjamin pembebasan itu di dalam Kitab-Nya atau melalui lisan Rasulullah saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar