terjemahan kitab
Al Mawafiq Wal Mukhotobat
(Asy Syeikh Muhammad Bin Abdul Jabbar An-Nafri)
Bab 38 hak itu untuk siapa?
Ilmu itu menetapkan bagimu suatu hak, dan bagi Allah suatu Hak pula.
Sedangkan makrifat itu pada umumnya menetapkan semua hak bagi Allah.
Dan ia (makrifat) tidak menjadikan bagimu suatu hak apapun. Dalam kekhususannya, makrifat itu tidak menjadikan bagi dan atasmu suatu hak, karena ia memperkenalkan padamu “mula pertama” dan “Pengulangan kembali dalam hukum Ketunggalan Ilahiat”. Dan menghapus darimu apa-apa yang nantinya akan kembali kepada arti dan makna dirimu, maka tiadalah menjadikan atasmu suatu hak, karena engkau bukan lagi dengan engkau, juga bukan untukmu karena engkau bukan darimu.
Dan ini adalah suatu “maqam pengguguran” segala peraturan dan urusan (Lemparkan semua ikhtiar dan segala tuntutan). Ini adalah derajat dalam lingkungan makrifat yang menuju dalam masuk Al-Waqwah (berdiri tegak). Dan mula pertamanya memasuki Al Waqwah ialah meniadakan siwa (selain Allah) sebagai pendamping.
“Hanya sesungguhnya Al Waqwah itu dengan Al Haq (Allah) di mana “Tiada Tuhan Selain Allah” dan “Tiada selain Allah”
Inilah maqam yang berkesudahan padanya nasib yang menguntungkan jiwa.
“Maqam “ Dan tiadalah aku melakukan itu dari kemauanku sendiri”
(Qs. Al-Kahf 18 : 82)
Kalimat yang diucapkan Sayidina Al Khidir dalam Al Qur’an di kala ia “Melobangi perahu” “Membunuh seorang pemuda” dan “ Membangun tembok” tanpa alasan-alasan yang terang.
Dan inilah maqam-maqam:
“Tiadalah antara Ku dan antaramu antara (jarak jarak pelantara)”.
“Tiadalah antara Ku dan antaramu ‘Engkau”.
“Tiadalah antara Ku dan antaramu, perbuatan apapun”.
“Dan tiadalah engkau yang melempar ketika engkau melempar, malainkan Allah-lah yang melempar “
(Qs. Al-Anfal 8:17).
“Dan bukanlah engkau yang membunuh mereka, tetapi Allah-lah yang membunuh mereka”.
(Qs. Al-Anfal 8 : 17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar