Kitab tajul 'Arus
(Bab 3 b "Jangan sepelekan dosa-dosa kecil" )
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemahan Kitab
Tajul ‘Arus
Alhawiy li tahdzibin Nufus
Karya
Syeikh Ibnu ‘Atho’illah as Sakandari
Jangan sepelekan dosa-dosa kecil
Perkara yang paling dikhawatirkan bahayanya bagi dirimu, yaitu menyepelekan dosa-dosa yang kecil. Karena dosa besar terkadang kau anggap besar lalu kamu cepat bertaubat. Sedangkan kamu menganggap remeh dosa kecil, sehingga kamu tidak mau bertaubat.
Jadi perumpamaan kamu itu seperti orang yang bertemu dengan seekor harimau yang besar, lalu diselamatkan oleh Alloh, lalu ketemu dengan lima puluh harimau yang kecil-kecil, kamu bisa dikalahkan. Alloh ta’ala berfirman,: “Dan kamu semua menganggap remeh pada satu perkara, padahal menurut Alloh itu perkara yang besar”.
Dosa besar itu ketika memandang sifat lomannya Alloh itu menjadi dosa kecil, akantetapi dosa kecil apabila terus menerus dikerjakan akan menjadi dosa besar. Karena racun sedikit itu bisa juga membunuh manusia. Dosa kecil itu ibarat percikann api, dan percikan api itu terkadang bisa membakar satu Negara.
Siapa saja yang mengifakkan/menggunakan keselamatannya dari balak dan kesehatannya pada perkara maksiat kepada Alloh, itu seperti orang yang ditinggali harta warisan orang tuanya seribu dinar, lalu dibelikan ular dan kalajengking, di ditaruh disebelah tubuhnya, sebentar-sebentar di patuk ular dan sebentar-sebentar di sengat kalajengking, apa kira-kira orang tersebut tidak mati?
Waktumu sudah ditentukan untuk mengingkari Alloh. Perumpamaan dirimu itu seperti burung rajawali yang terbang berputar-putar diatas bangkai, ketika tahu ada bangkai, burung itu turun dan memakan bangkai tersebut.
Kamu berusahalah menjadi seperti lebah madu, walaupun kecil tubuhnya, tapi besar cita-citanya, lebah senang dengan bunga-bunga dan dijadikan sesuatu yang enak dimakan yaitu madu.
Kamu sudah lama bergelimangan ditempat becana, maka dari itu berusahalah menepel/bergelimangan kepada orang yang dicintai Alloh azza wa jalla.
Sebenarnya haqiqat telah menjelaskan jalanmu, namun orang itu dibunuh oleh sifat lupa. Cobaan apa saja tidak akan bisa mengembalikan orang itu pada haqiqat. Karena wanita yang kurang akalnya akan tertawa ketika ditinggal mati anaknya.
Begitu juga kamu mendapatkan ujian/bencana dari beribadah dimalam hari, dan puasa disiang hari. Dan seluruh tubuhmu tidak merasakan sakit, itu disebabkan karena sifat lupa telah mematikan hatimu.
Karena orang yang hidup itu akan merasa sakit bila tertusuk jarum. Sedang orang yang mati tidak akan merasa sakit walaupun ditebas dengan pedang. Jadi kalau begitu kamu termasuk orang yang mati hatinya.
Duduklah kamu dimajlis hikmah/ilmu. Karena dimajlis itu ada bau harum dari harumnya bau surga, yang bisa kamu temukan dijalanmu, tempatmu dan dirumahmu.
Jangan sampai kamu ketinggalan majlis ilmu, walaupun kamu masih maksiat. Jangan sampai kamu berkata: “tidak ada faidah/gunanya aku datang ke majlis ilmu, sedang aku masih bermaksiat, dan aku belum bisa meninggalkan maksiat”. Akan tetapi orang yang berburu itu tetap meleparkan alat buruannya, walaupun hari ini belum dapat buruan, besok hari akan dapat buruan.
Ketahuilah hai orang baik!, takutlah kamu pada maksiat, terkadang maksiat bisa menghentikan rizki. Jadi kamu harus selalu mencari taubat kepada Alloh. Apabila taubatmu diterima kamu termasok orang yang beruntung, apabila taubatmu tidak diterima, maka mintalah pertolongan kepada Alloh. Dan bacalah”
“Ya Tuhan kami telah melakukan kedholiman pada diri kami sendiri, kalaulah Tuan tidak mengampuni kami, dan tidak belas kasih kepada kami, tentu kami termasuk orang-orang yang rugi”.
Janganlah kamu seperti orang yang sudah berumur empat puluh tahun, tapi sekalipun dia belum pernah mengetuk pintu Alloh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar