Kepribadian dan Budi Pekerti Rasulullah saw.
Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami. (Imam at-Tirmidzi)
Bab 5. KHUF RASULULLOH SAW
"Sesungguhnya raja *an-Najasyi menghadiahkan sepasang khuf hitampeKat kepada Nabi saw. lalu Nabi saw. memakainya dan kemudian ia berwudlu dengan (hanya) menyapu keduanya (yakni tidak membasuh kaki)." (Diriwayatkan oleh Hinad bin Siri, dari Waki', dari Dalham bin Shalih, dari Hujair bin
`Abdullah, dari putera Buraidah, yang bersumber dari Buraidah r.a.)
• Khuf ialah sejenis kaos kaki tapi terbuat dari kulit binatang. Khuf dibuat amat tipis dan tingginya menutupi mata kaki. Khuf biasanya hanya digunakan pada musim dingin untuk mencegah agar kulit kaki tidak pecah-pecah. Biasanya, orang memakai khuf ketika musafir di musim dingin dan masih memakai sepatu luar lagi. Sepatu ini namanya "jurmuq". Para Ulama Indonesia sering menggunakan istilah Mujah untuk terjemahan khuf. Tapi kadang- kadang diterjemahkan juga dengan "sepatu khuf".
• An najasyi menurut literature barat umumnya disebut Negust. Negust adalah gelar raja-raja di Abesina (Habsyi), sekarang dikenal "Ethiopia".
SANDAL RASULULLOH SAW
"Bagaimanakah sandal Rasulullah saw. itu?" Anas menjawab : "Kedua belahnya mempunyai tali qibal*."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Hamman yang bersumber dari Qatadah)
• Tali qibal adalah tali sandal yang bersatu pada bagian mukanya dan terjepit di antara dua jari kaki.
"Janganlah diantara kalian berjalan dengan sandal sebelah. Hendaklah memakai keduanya."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa al Anshari, dari Ma'an, dari Malik, dari Abiz Zinad, dari al A'raj yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
"Sesungguhnya Nabi saw. melarang seorang laki-laki makan dengan tangan kiri dan berjalan dengan sandal sebelah."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma'an, dari Malik, dari Abi Zubair, yang bersumber dari Jabir r.a.)
"Sesungguhnya Nabi saw. bersabda : "Bila salah seorang diantara kalian hendak memakai sandal hendaklah ia memulainya dari yang sebelah kanan. Dan bila ia melepasnya, maka hendaklah dimulai dari yang sebelah kiri. Hendaklah posisi kanan dijadikan yang pertama kali dipasangi sandaldan yang terakhir kali dilepas."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Malik, dan diriwayatkan pula oleh Ishaq bin Musa ,dari
Ma'an, dari Malik, dari Abu Zinad, dari A'raj yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
CINCIN RASULULLOH SAW
"Cincin Rasulullah saw. terbuat dari perak sedangkan permatanya dari Abessina (Habsyi)".
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id dan sebagainya, dari `Abdullah bin Wahab, dari Yunus, dari Ibnu Syihab, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
"Tatkala Rasulullah saw. hendak menulis surat kepada penguasa bangsa `Ajam (asing), kepadanya diberitahukan: "Sungguh bangsa `Ajam tidak akan menerimanya, kecuali surat yang memakai cap. Maka Nabi saw. dibuatkan sebuah cincin (untuk cap surat). Terbayanglah dalam benakku putihnya cincin itu di tangan Rasulullah saw."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur, dari Mu'adz bin Hisyam, dari ayahnya, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• karena sebagaimana dikatakan bahwa cincin Nabi saw. dipakai sebagai pengecap surat, maka Nabi saw. tidak memakainya karena fungsinya pun lain. Atau mungkin saja pengertiannya bukan tidak dipakai, tapi jarang.
"Ukiran yang tertera di cincin Rasulullah saw adalah "Muhammad" satu baris "Rasul" satu baris, dan "Allah" satu baris".
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin `abdullah al Anshari, dari ayahnya, dari Tsumamah,yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
"Sesungguhnya apabila Nabi saw. masuk ke jamban, maka ia melepaskan cincinnya."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur, dari Sa'id bin `Amir, dan diriwayatkan pula oleh Hajjaj bin Minhal, dari Hamman, dari Ibnu Juraij, dari Zuhri yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
CARA RASULULLOH SAW. BERCINCIN
"Sesungguhnya Nabi saw. memakai cincin di jari tangan kanannya."(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Sahl bin `Asakir al Baghdadi, dan diriwayatkan pula oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, keduanya menerima dari Yahya bin Hisan, dari Sulaiman bin Bilal, dari Syarik bin `Abdullah bin Abi Namir, dari Ibrahim bin `Abdullah bin Hunain, dari bapaknya, yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib k.w.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar