Bab 6g. TADBIR BAGI ORANG YANG MEMILIKI BASHIROH.
التدبير عند أولي البصائر
انعطاف: اعلم أن التدبير مع الله عز وجل عند أولي البصائر إنما هو مخاصمة للربوبية، وذلك لأنه إذا نزل بك أمر تريد رفعه، أو رفع عنك أمر تريد وضعه، أو تهممت بأمر أنت عالم أنه متكفل بذلك، وقائم به إليك، كان ذلك منازعة للربوبية، وخروجا عن حقيقة العبودية واذكر ها هنا قوله سبحانه وتعالى: {أو لم ير الإنسان أنا خلقناه من نطفة فإذا هو خصيم مبين}. ففي هذه الآية توبيخ للإنسان لما غفل عن أصل نشأته، وخاصم منشئه وغفل عن سر بدايته، ونازع مبدأه وكيف يصلح لمن خلق من نطفة، أن ينازع الله في أحكامه، وأن يضادده في نقضه وإبرامه فاحذر رحمك الله التدبير مع الله. واعلم أن التدبير من أشد حجب القلوب عن مطالعة الغيوب، وإنما التدبير للنفس ينبع من وجود المواددة لها ولو غبت عنها فناء، وكنت بالله لغيبك ذلك التدبير، عن نفسك أو بنفسك، وما أصبح عبدا جاهلا بأفعال الله غافلا عن حسن نظر الله، ألم تسمع قوله تعالى: {قل كفى بالله}. فأين الاكتفاء بالله لعبد مدبر مع الله؟ ولو اكتفى بتدبير الله له لاقتطعه ذلك عن التدبير مع الله.
TADBIR BAGI ORANG YANG MEMILIKI BASHIROH.
Ketahuilah, orang yang memiliki bashiroh tidak akan ikut mengatur karena hal itu berarti menentang Rububiyyah-Nya. sebab, apabila kau ditimpa sesuatu kemudian kau berusaha menghindarinya, atau kau dihindarkan sesuatu kemudian kau ingin meraihnya, atau kau merisaukan sesuatu sementara kau tahu bahwa Alloh sudah menjaminnya untukmu, berarti kau menentang Rububiyyah-Nya, dan keluar dari hakikat penghambaan. Ingatlah selalu firman Alloh swt, “Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik nutfah, namun kemudian ia menjadi pembangkang yang nyata”. Ayat tersebut mengecam orang yang melupakan asal penciptaannya, melawan sumber penciptaannya, melupakan hikmah awal kejadiannya, dan menggugat sumber kejadiannya.
Layakkah makhluk yang tercipta dari setetes mani menentang segala ketentuan Alloh dan melawan semua keputusan-Nya. Maka jangan pernah ikut mengatur bersama Alloh. dan ketahuilah, Bahwa sesungguhnya sikap ikut mengatur merupakan sikap yang paling kuat menutupi hati dari bisa melihat hal-hal yang ghoib. Pengaturan diri diakibatkan oleh kecintaan pada nafsu. Seandainya kau fanadari dirimu, tentu kau akan kekal bersama Alloh, karena kau tidak ikut mengatur untuk dirimu atau dengan dirimu sendiri. Betapa bodoh keadaan hamba yang tidak mengetahui perbuatan Alloh serta melupakan kebaikan pengaturan dan keputusan-Nya. Bukankah Alloh swt sudah berfirman, “Katakanlah, Cukup dengan Alloh”. yakni, bagaimana sesorang bisa dikatakan cukup dengan Alloh, sedang ia masih ikut mengatur bersama Alloh. kalau ia merasa cukup dengan Alloh, maka ia terputus dari ikut mengatur bersama Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar