Rabu, 17 November 2021

Bab 8. CARA BERJALAN RASULULLOH SAW

Kepribadian dan Budi Pekerti Rasulullah saw.

Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami. (Imam at-Tirmidzi)


Bab 8. CARA BERJALAN RASULULLOH SAW



"Tiada satupun kulihat lebih indah daripada Rasulullah saw., seolah-olah mentari beredar di wajahnya. Juga tiada seorangpun yang kulihat lebih cepat jalannya daripada Rasulullah saw., seolah-olah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh, kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedangkan Rasulullah saw. Tidak memperdulikan. "


(Diriwayatkan  oleh  Qutaibah  bin  Sa'id,  dari  *Ibnu  Luhai'fah,  dari  Abi  Yunus,  yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)



•     Ibnu Luhai'ah adalah `Abdullah al Hadhrami, seorang faqih yang Masyhur dan qadli di Mesir, namun  demikian  ad  Dzahabi  mendlaifkannya,  tetapi  hadist  yang  diriwayatkan  oleh  Ibnu Wahab, Ibnu Mubarak dan Abi `Abdurrahman al Muqri lebih baik. Ibnu Luhai'fah meninggal dunia pada tahun 174 H.


"Bila  Nabi  saw.  berjalan,  maka  ia  berjalan  dengan  merunduk  seakan-akan jalanan menurun."


(Diriwayatkan oleh Shufyan bin Waki', dari ayahnya, dari al Masudi, dari `Utsman bin Muslim bin Hurmuz, dari Nafi' bin Jubair bin Muth'im, yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib k.w.)



KAIN PENYEKA RASULULLOH SAW



"Rasulullah  saw.sering  menyeka  (minyak  di  kepalanya),  seakan-akan  kain penyeka kepalanya seperti kain penyeka tukang minyak."


(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki', dari Rabi' bin Shabih, dari *Yazid bin Aban ar


Raqasi, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)


•     Yazid bin Aban ar Raqasy dikenal sebagai orang yang dinilai munkar periwatannya. Hadits ini sangat berlawanan dengan hadist Shahih, yang menerangkan tentang kebersihan dan penampilan terpuji dari Rasulullah saw. (Muhammad `Afif az Za'bi)



SIKAP DUDUK RASULULLOH SAW



"Ia  (Qabilah)  melihat  Rasulullah  saw.  di  masjid  sedang  duduk  *qurfasha." Qabilah berkata :"Manakala aku melihat Rasulullah saw. sedang duduk dengan khusyu', maka akupun dibawa oleh perasaan takjub karena wibawanya." (Diriwayatkan oleh'Abd bin Humaid, dari `Affan bin Muslim, dari `Abdullah bin Hasan, dari kedua orang anaknya, yang bersumber dari Qabilah binti Makhramah)


•     Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan jangan memegang betis.



"Sesungguhnya ia melihat Rasulullah saw. berbaring telentang di masjid, dan salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya."


(Diriwayatkan oleh Sa'id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, mereka menerima dari Sufyan, dari Zuhri, dari `Abbad bin Tamim yang bersumber dari pamannya*)


•     Ia adalah `Abdullah bin Zaid bin `Ashim bin Muhammad, ia adalah seorang sahabat dan dikatakan bahwa ia yang membunuh Musailamah al Kadzdzab (Nabi palsu)



"Apabila Rasulullah saw. duduk di *masjid, maka ia duduk secara *ihtiba dengan kedua tangannya."


(Diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib, dari `Abdullah bin Ibrahim al Madini, dari Ishaq bin Muhammad al Anshari, dari Rabih bin `Abdurrahman bin Abi Sa'id, dari bapaknya yang bersumber dari kakeknya Abi Sa'id al Khudri r.a.)


•      Ada yang mengatakan di dalam majlis


•     Ihtaba adalah duduk Qurfasha sambil bersandar



TEMPAT BERTELEKAN RASULULLOH SAW



"Aku pernah melihat Rasulullah saw. duduk bertelekan pada sebuah bantal di


sebelah kirinya."


(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Dauri al Baghdadi, dari Ishaq bin Manshur, dari Israil, dari simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)



"Rasulullah saw. bersabda : "Aku tak mau makan sambil bertelekan, aku tak mau makan sambil bertelekan."


(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari


`Ali bin al `Aqmar, yang bersumber dari Abu Juhaifah r.a.)



"Aku melihat Rasulullah saw. duduk bertelekan pada sebuah bantal."


(Diriwayatkan  oleh  Yusuf  bin  `Isa,  dari  Waki',  dari  Ismail,  dari  Simak  bin  Harb,  yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)



CARA BERTELEKAN RASULULLOH SAW



"Aku  masuk  ke  rumah  rasulullah  saw.  tatkala  beliau  sedang  sakit  yang membawa ajalnya. Di kepalanya ada balutan kain kuning. Kepadanya kuucapkan salam,  kemudian  beliau  bersabda  :  "Wahai  Fadlal,  apa  kabarmu?"  Aku menjawab : "Baik wahai Rasulullah !" Rasulullah bersabda : "Kuatkan balutan yang  ada  di  kepalaku  ini  !"  Fadlal  meneruskan  ceritanya  :"Maka  kulakukan perintah Rasulullah saw. itu. Kemudian beliau duduk, lalu meletakkan tangannya di  atas  bahuku,  kemudian  beliau  berdiri  lalu  masuk  ke  masjid."  Dan  kisah selanjutnya terdapat dalam hadist perihal wafatnya Rasulullah saw.


(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Muhammad bin al Mubarak, dari *`Atha'bin  Muslim  al  Khaffaf  al  Halabi,dari  Ja'far  bin  Furqan,  dari  `Atha'  bin  Abi Rabbah,yang bersumber dari *al Fadlal bin `Abbas r.a.)


•      Al Fadlal bin `Abbas r.a. adalah sahabat yang masyhur, ia adalah anak sulung `Abbas r.a. (paman Rasulullah saw.)


•     'Atha' bin Muslim al Khaffaf al Halabi, di dla'ifkan oleh Abu Daud, dan menurut Abu Hatim tidak boleh dipakai hujjah periwayatannya.



"Sesungguhnya  Nabi  saw.  sedang  dalam  keadaan  sakit.  Beliau  keluar  (dari rumahnya)  dengan  bertelekan  kepada  Usamah  bin  Zaid.  Waktu  itu  beliau memakai  kain  Qithri  (buatan  Qatar)  yang  diselempangkan.  Kemudian  Beliau shalat bersama mereka (para sahabat)."


(Diriwayatkan  oleh  `Abdullah  bin  `Abdurrahman,  dari  `Amr  `Ashim,  dari  Hammad  bin


Salamah, dari Humaid, yang bersumber dari Anas r.a.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar