📓terjemahan: misikat al-anwar
📄bab1 (hakikat cahaya)
📌judul 4 Allah Swt Adalah Sebenar-benar Maujud dan Cahaya
jika Anda telah mengetahui tentang cahaya yang tampak dan menampakkan serta tingkatan-tingkatannya, maka kini ketahuilah bahwa tidak ada kegelapan sepekat kegelapan ‘adam (ketiadaan, non-exixtence).
Sebab ia adalah sesuatu yang amat sangat gelap. Sedangkan sesuatu di namakan gelap karena ia tidak tampak bagi penglihatan, tidak menjadi maujud bagi penglihatan. Padahal, ia sebenarnya “ada” dalam dirinya sendiri. Maka dari itu, sesuatu yang tidak ada, baik untuk sesuatu yang lain maupun untuk dirinya sendiri, sudah sepatutnya menjadi yang tergelap dari segalanya.
Adapun yang berlawanan dengan ‘adam (ketiadaan) ialah wujud (keberadaan). Ia adalah cahaya, sebab sesuatu bila tidak tampak dalam wujudnya sendiri tidak akan tampak pula bagi yang lainnya.
Kemaujudannya itu sendiri juga terbagi menjadi: yang memiliki kemaujudan pada dirinya sendiri dan yang memiliki kemaujudan dari sesuatu selainnya,
maka kemaujudannya itu adalah barang pinjaman yang tidak bernilai dengan sendirinya. Bahkan bila di tinjau kemaujudannya itu dari dirinya sendiri, maka sesungguhnya ia adalah ketiadaan yang murni. Kemaujduannya atau keberadannya itu hanyalah nisbi belaka, bukan wujud yang sebenarnya seperti yang telah Anda ketahui dalam perumpamaan peminjaman pakaian atau harta kekayaan yang telah di sebutkan sebelum ini.
Kesimpulannya:
sesuatu yang “maujud” dengan sebenar-benarnya adalah Allah Swt. sebagaimana cahaya yang sebenar-benarnya adalah Allah Swt.
tanbahan dari admin:
la maujud ilallah (tiada yang maujud, yang ada hanyalah allah)
allah di sebut maujud karna yang maujud hakikatnya tidak ada (adam) dan karna yang wujud (yaitu allah allah) menjadi hakikat dari segalanya yang maujud (ciptaanya)
sehingga segala yang maujudpun adalah allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar