Selasa, 23 November 2021

Kesucian dan Kemulian Ilmu

 

Ilmu yang sebenarnya bukan kata kata, tulisan, ataupun perbuatan.


Ilmu yang sebenarnya adalah rasa yang berkaitan antara hamba dengan allah yang ada di alam batin, alam syahada, dan alam malakut.



Serendah-rendah ilmu adalah yang berhenti di lidah, dan yang paling tinggi adalah yang ada di dalam batun hingga tampak di anggota-anggota badan.


4. Tetaplah memandang allah di tengah orang-orang yang tidak menyukainya, dan tidak mengenalnya, karena hal itu termasuk di antara yang menjadikan kau tidak mengikuti mereka.


5. Jika Allah hendak merendahkan seorang hamba, maka Dia mengharamkan terhadapnya ilmu (cahayanya, perkenalanya).


6. Jika mayat seseorang telah diletakkan di dalam kuburnya, maka muncullah empat api. Lalu datanglah shalat (yang biasa dikerjakannya), maka ia memadamkan satu api. Lalu datanglah puasa, maka ia memadamkan api yang satunya lagi (api kedua). Lalu datanglah sedekah, maka ia memadamkan api yang satunya lagi. Lalu datanglah ilmu, maka ia memadamkan api yang keempat seraya berkata, “Seandainya aku menjumpai api-api itu, niscaya akan aku padamkan semuanya. Oleh karena itu, bergembiralah kamu. Aku senantiasa bersamamu, dan engkau tidak akan pernah melihat kesengsaraan.” maka lalukanlah ibada itu tanpa mengharap imbalan apapun dari allah dan dari mahluk


7. Janganlah engkau membicarakan ilmu dengan orang-orang yang kurang akal karena mereka hanya akan mendustakanmu, dan tidak pula kepada orang-orang bodoh karena mereka hanya akan menyusahkanmu. Akan tetapi, bicarakanlah ilmu dengan orang yang menerimanya dengan penerimaan yang baik dan yang memahaminya.


8. Cukuplah bersama allah sebagai kemuliaan bahwasanya ilmu hanya mahluk diaku-aku oleh orang yang bukan ahlinya dan senang  jika ilmu itu di nisbatkan kepadanya Dan menjadi tuhan di kalangan orang orang yang tidak mengenal allah.


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar