Selasa, 16 November 2021

NASIHAT KE - 19 Jadikanlah Kegemaranmu untuk Mencari Ilmu

 Terjemah Kitab

“AN-NASHA’IH” (NASIHAT-NASIHAT SUFI)

IMAM ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD “AL-MUHASIBI”



NASIHAT KE - 19

Jadikanlah Kegemaranmu untuk Mencari Ilmu


Saudaraku! Apabila orang lain berusaha mencari berbagai jenis kebajikan, saingailah mereka dalam usaha tersebut, dan jadikanlah bagian tersebut dari keinginan itu untuk mencari ilmu, karena Wali-wali Allah ialah orang-orang yang merenung, berfikir, mempertimbangkan dan mengambil pelajaran. Maka, dengan akallah mereka menjadi suka, takut, zuhud, beralih kepada petunjuk serta meningkat dalam derajat.

Telah sampai kepada kami bahwa Rasulullah saw. Berkata kepada Ali ra. “Wahai Ali! Apabila orang lain berusaha mengerjakan berbagai macam kebajikan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka, hendaklah engkau berusaha mencari berbagai macam ilmu, niscaya engkau akan melebihi mereka dalam keakraban, kedekatan serta derajat di dunia dan akhirat.” Dalam hadis yang lain Rasulullah saw. Bersabda : “Allah tidak menerima shalat seorang hamba, tidak pula puasanya, hajinya, umrahnya, sedekahnya serta jihadnya, juga tidak sesuatu yang lain di antara macam-macam kebajikannya, bila ia tidak berakal.”

Telah sampa pula kepda kami bahwa ketika Allah SWT menciptakan akal, Allah berkata kepadanya : “Duduk!” lalu ia duduk. “Berdiri!” Lalu ia pun berdiri. “Membelakangi!” ia membelakangi. “Menghadap!” ia pun menghadap. “Lihat!” ia melihat. “Bicara!” ia berbicara. “Diam!” ia pun diam. “Dengar!” ia mendengarkan. Dan “Pahami!” ia pun memahami. Maka Allah berfirman : “Demi kemulian-Ku, ketinggian, keagungan, kebesaran dan kekuasaan-Ku atas ciptaan-Ku. Aku tidak menciptakan sesuatu makhluk yang lebih mulia di sisi Ku, yang lebih Aku cintai dan lebih utama pada suatu kedudukan, dari pada mu. Karena melalui mu Aku di kenal, dengan mu Aku disembah dan dipuji. Lantaranmu Aku mengambil tindakan, melalui mu aku memberi, karena mu Aku menjatuhkan sangsi, untuk mu pahala dan atas mu siksaan.”

Sungguh, Allah SWT, telah mengistimewakan akal dengan kemuliaan, memberinya pekara yang agung dan menjadikan orang-orang  yang berakal memiliki ketingian derajat serta yang paling terhormat di dunia dna akhirat.

Salah seorang sahabt berkata : “Bertambahnya akalku setiap hari  seukuran atom, lebih aku sukai daripada mematahkan pedang di jalan Allah dengan jiwaku, hartaku, serta pemberianku atas dasar kemurahan kepada berbagai macam kebajikan dan sedekah.” Maka, siapa di antara kalian yang menginginkan ilmu da berusaha mencari jalan untuk mendapatkannya, ingatlah, bahwa yang paling utama yang harus di ambil faedah dari akal itu adalah menggunakannya untuk taat kepada Allah dengan menjalankan kewajiban yang difardhukan kepadamu, dan menghindari larangan yang diharamkan atasmu.  Maka, jika itu telah engkau lakukan, berarti engkau telah mengambil bagian dari akalmu. Lantaran inilah sebuah riwayat berbunyi : “Orang yang berakal ialah... yang taat kepada Allah dan tidak ada akal untuk orang yang berbuat maksiat kepada-Nya.”

Apabila engkau menghendaki ketinggian dalam tingkatan akal, dan engkau suka kepada tambahan manfaat dari Allah SWT, jadikanlah dirimu berlainan dengan orang lain dalam berbuat. Karena manusia mendurhakai Allah justru dengan apa-apa yang telah dikaruniakan kepada mereka, berupa kesehatan anggota tubuh, serta rizki yang silih berganti, dan lain sebagainya di antara kenikmatan lahir; sehingga dengan itu mereka menjadi kuat, kemudian melakukan maksiat kepada Allah SWT.

Saudaraku! Malulah dirimu bila mendurhakai Allah dengan mempergunakan nikmat-Nya. Sebaliknya, jadikanlah dirimu oarng yang mulia dan bersyukur, dan gunakan kenikmatan yang ada di tanganmu untuk kesenangan yang gmerupakan tanda syukur atas kepercayaan-Nya kepada mu. Maka, demi Tuhan manusia, jika engkau beristiqomah dan mau menggunakan nikmat Allah untuk mencari keridhaan-Nya, niscaya engkau akan meningkat dalam derajat akal kepada kemurnian iman, kemurnian agama dan kebenaran pengenalan akan ke Agungan Allah, kebesaran-Nya, ketinggian-Nya, dan ke Mahakuasaan-Nya SWT. Niscaya engkau akan meningkat kepada kejujuran sifat malu kepada Allah SWT, sangat takut kepada Nya dan suka kepada keridhaan-Nya. Niscaya engkau meningkat dalam kesabaran atas bala’ dari Allah, berserah diri kepada urusan-Nya, ridha terhadap ketentuan-Nya, serta senang terhadap perhatian dan pilihan-Nya untuk mu. Niscaya engkau akan meningkat dalam kebenaran sikap takzim kepada-Nya, sikap meninggikan-Nya, percaya kepada-Nya, perhatian kepada-Nya, berpegang pada-Nya, akrab dengan-Nya, cinta kepada-Nya, serta rindu kepada-Nya, sesuai dengan pemahamanmu terhadap keagungan-Nya dan kemahakuasaan-Nya SWT. Itulah derajat yang tertinggi \, sekaligus lebih berat bobotnya daripada amal ibadah para mujtahid.

Demikianlah perbedaan keutamaan antara dua orang. Yang satu mengerjakan kebajikan namun ia memiliki sedikit ilmu tentang manfaat akal. Sedangkan yang lain adalah mencari kesenagan-kesenangan Tuhan melalui akalnya, dan ia pun meyakini di dalam hati akan kesesuaian sikapnya dengan Allah dalam hal yang dicintai dan dibenci, sehingga naiklah ia melalui tingkatan demi tingkatan. Semoga Allah mengaruniai kita sekalian ilmu yang bermanfaat serta akal yang cerdas. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar