Selasa, 16 November 2021

NASIHAT KE - 26 Bersikap Wara’ terhadap Larangan-larangan Allah SWT.

 Terjemahan Kitab

“AN-NASHA’IH” (NASIHAT-NASIHAT SUFI)

IMAM ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD “AL-MUHASIBI”


NASIHAT KE - 26

Bersikap Wara’ terhadap Larangan-larangan Allah SWT.


Saudaraku! Apabila orang lain berbuat kebajikan, namun dalam hal ini mereka timbul tenggelam dalam perbuatan dosa dan sering mencapuradukan antara amal salih dengan perbuatan yang buruk, seraya berangan-angan bahwa kejahatan-kejahatan tersebut akan terhapus dengan kebaikan, ingat, hati-hatilah terhadap Allah SWT, Ikhwanku, bersucilah dari kesalahan dengan melakukan Inabah (kembali dari dosa-dosa menuju taat) serta menyessali diri karena telah melakukannya. Sebab, inabah itu lebih jelas pengaruhnya dalam menggapai ridha Allah. Lebih suci untukmu, dan lebih manjur dalam menghapuskan dosa-dosa daripada kebaikan yang tercemar dengan keburukan.

Telah sampai kepada kami bahwa seorang tokoh berkata : Dua orang laki-laki berjumpa di surga, yang satu lebih banyak menjalankan pusa dan shalat dalam keadaan senantiasa istiqamah dan melakukan inabah kepada Allah SWT.” Orang-orang berkata : “Bagaimana itu bisa terjadi? Ia menjawab : “Karena dia adalah yang paling wara’ di antara keduanya terhadap larangan-larangan Allah.” Inilah perbedaan keutamaan antara dua orang laki-laki tersebut.

Kemudian ada lagi tokoh yang lain berkata : “Barangsiapa yang ingin menjadi tekun dan sungguh-sungguh, hendaknya berusaha keras menahan diri dari dosa-dosa.” Wahai kaum, dekatkanlah diri mu kepada Allah SWT dengan takwa dan dengan menjauhi hal-hal yang haram adalah lebih beruntung di sisi Allah dan lebih tinggi nilainya daripada orang-orang yang beribadah sedangkan mereka masih mencampuradukan (antara mal salih dan dosa). Sekalipun mereka mengerjakan amal-amal salih, tetatpi tidak disertai maraqabah kepada Nya. Oleh karena itu, jadikanlah keinginan terbesarmu menjadi wara’ terhadap larangan-larangan Allah SWT dan meninggalkan perselisihan tentang larangan-larangan Allah SWT dan meninggalkan perselisihan tentangnya, kareena orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara mu, dan Allah pun hanya menerima amal perbuatan orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita semua seperti demikian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar