Pikiran yang baik akan membuahkan tindakan atau perbuatan yang baik juga, pikiran yang buruk akan membuahkan perbuatan yang buruk, begitu juga dengan pikiran kepada Allah, akan membuahkan penyaksian kepada Allah, hanya saja untuk menyaksikan Allah itu memikirkan kebesaran dan kesempurnaanya saja itu tidak cukup, manusia harus di sertai tuntunan ilmu yang bersanad pada rosul Saw.
Orang yang lagi memikirkan Allah itu derajatnya lebi tinggi dari pada orang yang lagi berzikir tapu hatinya dan pikirannya memikirkan perkara lain selain Allah, zikir yang seperti itu hanya sebatas zikir lisan semata, zikir yang seharusnya harus di lakukan oleh 3 komponen secara bersamaan yaitu: lisan, pikiran, dan hati.
Memikirkan Allah (tafakur) itu sangat besar manfaatnya, bahkan Shaikh Abdul qidir Jailani menjelaskan di kitab sirrul asrornya bahwa bertafakur beberapa saat lebi utama dari beribada puluhan tahun, ratusan tahun dan ribuan tahun, silahkan baca sendiri, kami sudah memposting terjemahan kitab itu di web kita ini.
Memikirkan Allah itu tidak asal pikir, karna jika asal pikir maka yang timbul adalah kesesatan, itulah mengapa orang yang ingin mengenal Allah itu harus berdasarkan tuntunan ilmu yang bersanad kepada risalah rosul Saw, artinya memikirkan Allahnya harus berdasarkan contoh yang rosul ajarkan, hanya saja dalam perkar ilmu mengenal Allah ini pengajarannya di pisah dengan ilmu syariat, sehingga bagi orang yang beru mendengar kajian mengenal Allah itu akan merasa asing terhadap kajianya, dan bahkan mereka akan memandang sesat dan kafir, bukan karna tasufnya yang salah tapi karna merekanya yang tidak mengerti.
Sehingga dari itulah Abi Huroiroh berkata:
di kutif dari alhikam hikmah 80 yaitu:
Abu Hurairoh berkata: Aku hafal ilmu dari Rosululloh dua karung, yang satu karung aku sebarkan kemasyarakat(umat), yang sekarung seumpama aku terangkan, kamu semua pasti akan memenggal leherku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar