(Rosululloh saw. Bersabda:
jika Alloh belas kasih pada seorang hamba, maka di uji dengan bala’, jika sabar maka di pilihNya, jika telah ridho maka di istimewakan).
dengan hadis ini kami ingin sekali membuang rasa minder di dalam hati yang orang orang yang masi fesimis untuk menjadi seorang waliullah sehingga tidak mau belajar tasawuf, mereka selalu mengira bahwa para wali adalah orang orang pilihan yang dirinya tidak mungkin termasuk kedalam golongan dari orang orang pilihan dan orang orang istimewa itu, sehingga kami tambahkan hadis itu supaya mereka tau bahwa semua orang bisa saja menjadi salah satu dari jajaran para kekasih allah itu, asalkan memenuhi syaratnya yaitu seperti yang di katakan di dalam hadis itu.
"yakni jika sabar maka akan di pilih dan jika telah Rido maka akan di istimewakan". namun sabar dan Rido yang bagaimana itu yang menjadi masalahnya dan yang menjadi pertanyaanya. sebab semua orang yang merasa beragama Islampun banyak yang merasa telah sabar dan merasa telah Rido tapi tidak juga di angkat allah menjadi salah satu waliNya. sabar dan Rido yang di maksud adalah sabarnya orang yang melihat kehendak allah, menghargai kehendak allah (takdim) tapi untuk mampu takdim ini kita harus membersihkan hati dari segala perkara selain Allah semata, dan untuk memahami inilah di butuhkan pemahaman dan penghayatan yang sangat mendalam terhadap kitab kitab tasawuf. dan dalam berusaha mendalami inilah di butuhkan guru pembimbing yang akan menjelaskan maksud dan tujuanya dengan di barangi pancaran cahaya ilahi yang sudah di terimah batin si guru itu, karna batinnya sudah mampu memandang yang tidak dapat di pandang oleh orang awam, guru inilah yang di sebut guru mursyid, yaitu guru yang hanya lurus berjalan ke depan dalam membimbing anak didiknya menuju kepada allah, bukan guru yang jalanya selalu menyimpang dengan menginginkan kesaktian dan kekayaan sehingga belajar dan mengajar ilmu ilmu setan berupa pesugihan, uang gaib, Uang kembali, memelihara tuyul, memasang susuk, mengisi tenaga dalam, santet, teluh, pelet, hodam, gendam, dan lain lain. guru seperti itu bukan guru mursyid, karna mursyid adalah yang mengenal allah, sedangkan yang di lakukan oleh guru itu justru termasuk syirik jali (syirik yang paling jelas, syirik yang paling awal sekali harus di tinggalkan oleh pelaku jalan tasawuf) maka bagaimana mungkin pemuja setan itu bisa mengenal allah padahal syirik jalipun belum dia tinggalkan?? maka jangan berguru kepada orang seperti ini walaupun dia mengaku telah mengenal Allah karna sebenarnya dia tidak mengenal allah Sama sekali, walupun dia pandai bicara dan pandai mengkaji ilmu tasawuf karna seandainya pemahaman tasawufnya benar maka mustahil dia menjadi pemuja setan dan penyembah iblis dengan cara seperti itu.
syirik ada 3 tingkata:
1 jali (paling jelas, seperti memuja dan menyembah setan termasuk beberapa hal di atas tadi yaitu mengambil uang gaib, membuat uang kembali, memelihara tuyul, mengisi tenaga dalam, santet, rukun pelet, dan banyak lagi. itu tingkatan syirik paling parah, dan paling jelas)
2 khofi (syirik halus)
3 akhfa (syirik yang halus di antara yang halus sehingga yang telah paham tasawuf pun terkadang Masi terjebak pada syirik yang satu ini)
namun untuk menjadi walipun kita juga tidak boleh merasa mampu, karna merasa mampu berarti Masi mengandalkan kemampuan diri, Masi merasa kuat sehingga merasa tidak membutuhkan pertolongan allah, dan perasaan merasa mampu seperti itu akan menjadi hijab antara hamba dengan Allah.
tidak ada yang mampu menghijab Allah tapi Hambalah yang selalu terhijab dengan Tuhan tuhan yang meraka daulat sendiri.
jadi:
jangan fesimis
tapi juga jangan merasa mampu (oktimis)
dua perasaan itu merupakan perasaan terlarang dalam tasawuf.
dan bagaimana maksud hadis ini, karna yang kita kaji di sini adalah hadis ini, sedangkan penjelasan di atas itu sudah meluber kemana mana.
rosul saw bersabdah:
"jika Alloh belas kasih pada seorang hamba, maka di uji dengan bala’, jika sabar maka di pilihNya, jika telah ridho maka di istimewakan"
penjelasanya kita kupaskan satu persatu:
di Hadis itu di katakan:
"jika Alloh belas kasih pada seorang hamba"
pertanyaanya adalah
1. apakah selama ini Allah tidak belas kasih pada pada hambaNya?? / apakah Allah belas kasihnya pilih pilih / bersikap pilih kasi??
Allah maha pengasih, Allahpun maha adil, tidak mungkin allah pilih kasih, hanya saja yang menjadikan tampak berbeda sifat Allah kepada manusia awam dan para wali adalah egonya mereka, para wali telah meniadakan ego / kedirian / keakuan sehingga menerimah apapun yang allah pilihkan dan yang Allah takdirkan untuk dirinya, bahkan para wali bersedia di masukan ke neraka sekalipun di dunia ini mereka telah meramal ibada dengan tanpa mengharap imbalan apapun dari mahluk dan imbalan apapun dari Tuhan, mereka merasa apapun akan mereka terimah dengan senang hati asalkan kakasihku bahagia, dan di neraka pun tidak apa apa asal Allah tetap bersamaku, itulah yang mereka rasakan walaupun tidak mungkin allah memasukan para kekasihnya ke dalam neraka, bahkan di dunia pun para wali sudah di masukan ke syurga dunia (yaitu memandang allah)
dan beberapa lagi sudah di bawa berjalan jalan ke syurga akhirat, ke alam kubur, ke neraka, ke Padang Mahsyar, berjupa rosul saw, Jibril, Mikail, Rokib, Atib, zabania, dan lain lain.
2. yang di sebut sebagai hamba allah itu orang yang bagaimana?
hamba allah itu yaitu kesatuan dari beberapa sikap berikut:
a. mengesahkan Allah dan meniadakan mahluk (buka berarti membunuh mahluk, jangan menjadi teroris yang menebar bom, geranat, dan peluru di mana mana karna kalimat ini, karna pengertiannya tidak seperti itu)
b. mengutamakan urusan allah dari pada urusan dirinya sendiri,
c. belas kasih kepada segala mahluk, bukan kepada mahluk sebagai mahluk, tapi kepada mahluk sebagai esensi allah.
yang ke 3 poin itu adalah sifatnya para wali, para walilah yang sebenar benarnya hamba allah di jaman sekarang setelah lowongan menjadi para nabi di tutup. penjelasanya panjang lebar tidak mudah di pahami namun mungkin di lain waktu akan kita kupas juga, semoga Allah mengizinkan. catatanya: jangan sembarangan mengartikan 3 perkara itu (yang poin: a, b, dan c) orang yang belum fana tidak akan sampai pengertiannya dan di butuhkan guru yang menjelaskanya.
lanjut di hadis itu di katakan juga:
"maka di uji dengan bala"
pertanyaanya:
1. mengapa yang di sebut ujian itu adalah bala' (musibah, malapetaka, kecelakaan, kemalangan hidup)??.
ujian itu adalah bahasa orang yang masi di kelas syariat, kami sebenarnya lebih suka menyebutnya dengan sebutan pertolongan, uluran tangan allah, tuntunan allah, bimbingan allah (di dalam alhikam ini di sebut qobdhu), karna bala' itulah manusia menjadi kecewa terhadap dunia, sehingga manusia muak terhadap dunia dan merasa dunia tidak bisa di harapkan sama sekali apa lagi untuk di cintai,
sabda rosul saw:
"jika kau mulai mencintai dunia maka bersiap siaplah untuk kecewa"
sehingga manusia hanya mengharapkan allah, sifat manusia itu: jika sudah tidak ada mahluk yang mau membantu maka dia akan kembali berharap pada tuhanya.
tapi, jika hanya berharap pada Allah supaya di berikan perkara dunia lagi maka itu namanya Masi menyembah dunia, maka dari itulah ajaran tasawuf di butuhkan, karna yang harus di inginkan itu bukan apapun selain Allah semata.
pertanyaan ke 2. apakah kebahagiaan, kekayaan, keberuntungan, kesehatan, dan kelapangan lainya itu bukan ujian??
jika di anggap ujian maka itu adalah ujian terberat karna semua itu membuat manusia cendrung menjauh dari allah, dan kembali mencintai dunia dan perkara perkara selain allah.
tapi ketahuilah bahwa:
menginginkan kaya / miskin / menolaknya, itu berarti Masi menyembah materi, karna menginginkan dan menolak itu adalah efek dari anggapan hati yang menganggap bahwa materi itu ada (wujud) padahal yang ada (wujud) hanyalah allah semata. itu Masi mensetarakan materi dengan allah dan Masi menyekutukan allah dengan materi, dan Masi syirik. dan begitulah juga hukumnya terhadap segala sesuatu yang kau inginkan selain dari pada Allah semata. sehingga yang kayak di inginkan hanyalah Allah semata. tapi pada tingkatan akhir, di depan gerbang makrifat maka perasaan yang hanya menginginkan Allah semata inipun harus kau lepaskan, karna jika Masi menginginkan Allah maka itu sama saja kau Masi merasa jauh dari allah padahal Allah itu maha dekat, kau Masi merasa tidak melihat allah padahal segala sesuatu di seluruh alam itu hakikatnya adalah allah, jadi rasa menginginkan Allah itupun adalah pelecehan terhadap Allah karna tidak mengakui allah sebagai yang maha dekat, dan tidak mengakui allah sebagai zat wajibul wujud (hakikat dari segala sesuatu)
tapi itu hanya setelah kau berada di gerbang depan gerbang makrifat allah, sedangkan sebelum itu maka harus menginginkan allah, semua keinginan harus di buang tapi rasa menginginkan allah itu harus tetap ada jangan sampai hilang di hati, karna rasa yang hanya menginginkan allah semata itulah yang menuntunmu menuju gerbang makrifatNya, tanpa rasa itu kau akan tersesat, dan akan terhubung ke alam jin, dan itu artinya semakin jauh dari makrifat.
semua rasa ingin pada selain Allah hilang tapi rasa yang hanya menginginkan allah sematanya Masi ada maka akan terhubung ke alam malaikat, dari alam malaikat inilah zauk mengalir ke dalam qolbumu.
tapi jika sampai pada rasa menginginkan apapun hilang termasuk rasa menginginkan allah sematapun juga hilang sehingga tanpa keinginan apapun, inilah yang di sebut kosong, orang bilang awas nanti kesurupan, karna jika sudah tidak menginginkan apapun selain allah, dan juga sudah tidak menginginkan allah, maka akan terhubung ke alam jin. kosong yang seperti inilah yang suka di ganggu jin,
jadi pikiran dan hati orang yang belajar tasawuf itu tidak kosong, yang di buang hanya perkara perkara selain allah, tapi untuk perkara mengenal allah, takdim pada allah, hanya menginginkan allah, tafakur pada allah, muhasaba, mujahada, itu semua harus tetap ada dan tetap di lakukan hingga musyahada.
di katakan juga di hadis itu:
jika sabar maka di pilihNya,
1. sabar yang di maksud adalah sabar yang bagaimana??
selalu kembali kepada Allah dan berusaha Teguh di jalan Allah sekalipun hatinya Masi menginginkan perkara perkara selain allah,
(Masi sering lupa salah hilaf pada allah tapi segerah kembali tobat, minta ampun kepada allah ketika menyadari kesalahan itu dengan jujur melihat aib dan celah dirinya sendiri, bukan karna yang dia nilai dirinya sendiri lalu yang kesalaha kelupaan kehilafan dia anggap sebagai sesuatu yang baik, karna sekalipun itu tanpa sengaja melakukan tapi itu terjadi karna tidak sedang mengingat allah atau berzikir, kesalahannya ada di situ. jika telah keluar dari tingkat ini maka akan naik ke tahap rido)
2. di pilihnya menjadi apa??
pengabdi, untuk menjadi pengabdipun kau harus di pilih. para waliullah adalah orang yang mengabdikan diri pada allah.
pengabdi / pembantu / pelayan / budak sahayanya Allah itu bukan orang sembarangan, dia harus yang sabar, selalu mengingat, dan beretika kepada Allah.
jika telah ridho maka di istimewakan"
pertanyaanya:
1. Rido yang bagaimana??
menyerahkan segala pilihan pada Allah tanpa memilih sendiri dan tanpa ragu terhadap yang Allah pilihkan sedikitpun (jika Masi ragu maka itu artinya belum Rido)
dan menerimah dengan senang hati apapun kehendaknya.
2. di istimewakannya maksudnya bagaiman??
jika di pilih itu menjadi pengabdi atau pelayan Allah, maka jika telah Rido maka allah akan balik melayani dengan berbagai macam layanan di luar hukum alam seperti karomah karomah nyata yaitu:
di berikan makanan langsung turun dari langit, menginjak berjalan duduk berbaring di air dan di udara, api tidak panas dan tidak membakar, menghidupkan manusia yang telah meninggal dan lain lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar