kajian kitab barencong (datu sanggul)
kami mendapatkan materi pembelajaran kitab barencong ini dari suatu web (internet) tapi kami lupa mencatat alamat webnya (kami minta maaf atas pemilik web), tapi kami masi ingat judul postingnya yaitu (kalau tidak salah): terjemahan kitab barencong lengkap 114 halaman pdf. tapi kami telah mendownload file pdfnya ini beberapa kali dari sumber lain dengan nama file yang sama tapi perangkat kami berulang kali juga tidak dapat membuka file fdf-nya, hal ini mungkin karna file pdf-nya terlalu panjang sehingga perangkat kami eror dan hanya loading untuk masuk ke file tapi tanpa kesudahan hingga kami membatalkanya. tapi di web yang terakhir kami temukan ini selain menyediakan link unduh file pdf-nya di sana juga memposting isi pdf-nya dalam bentuk HTML sehingga dapat di kopy.
tapi karna isi postingnya yang kami kopy itu sangat panjang, perangkat kami agak blank saat membuka hasil kopy-an itu.
tapi alham dulillah masi bisa di buka.
dari hasil kopian itu kami rasa tidak ada bedanya dengan isi file pdf-nya, yaitu campur aduk tapi tetap secara berurutan, tapi mungkin memang aslinya kitab barencong seperti itu, isinya ada yang memakai judul dan ada yang tanpa judul, sehingga hanya masuk kekajianya tanpa tau judulnya. setiap isi kajian hanya langsung menjelaskan isi kajian sebelumnya (jadi seperti kajian pertama di jelaskan oleh kajian kedua, kajian kedua di jelaskan oleh yang ketiga dan begitu seterusnya, dan hanya beberapa saja yang kajianya putus sehingga serentak isi kajiannya berubah pada kajian yang lain terkadang memakai judul dan terkadang tanpa judul. tapi apakah memang dari kitab barencong yang aslinya memang seperti itu, atau itu hanya kesalahan dari cara orang yang menyajikan postingnya kami tidak tahu.
dari kajian itulah kami memecahnya menjadi 108 kajian dan kami berikan judul untuk yang tanpa judul. jadi mungkin hasil pecahan atau pembagian dan judul yang di berikan ini akan berbeda dengan yang lain tapi tetap dengan isi kajian yang sama.
kata barencong itu dari asal kata rencong atau rincung, entah dari bahasa kalimantan selatan atau sumatra selatan kami belum tahu, tapi pengertianya sama dengan kata suluk, sedangkan makna kata ba itu sama artinya dengan imbuhan "ber" jadi kata barencong artinya bersuluk
ada yang berpendapat bahwa datu sanggul (si penulis kitab barencong ini) dari sumatra selatan atau palembang sehingga nama beliau abdussomad di gandengkan dengan tambahan al-palembani, jadi dalam versi ini nama beliau menjadi abdussomad al-palembani. tapi ada juga yang berpendapat bahwa datu sanggul itu berasal dari kalimantan selatan sepeti yang di jelaskan di kajian barencong ini. tapi perkara seperti itu tidaklah penting untuk di bahas sebab hakikatnya beliau itu aslinya bukan dari sumatra selatan atau kalimantan selatan tapi beliau aslinya dari allah, dari nur muhammad, dari adam, dan dengan kodratullah kita semuapun seperti itu. jadi tidak perlu memperdebatkanya, untuk menelusuri sejarahnya boleh, tapi jika untuk berdebat maka jangan.
dari semua kajian di kitab barencong ini sangat tampak jelas bahwa kajianya lebih susah untuk memahaminya dari pada kajian kitab perjalanan batin seperti:
alhikam.
qotrul goits.
al washaya ibnu arobi.
tazkiatun nafs.
tajul 'arus.
al minahus sania.
mukasyafa al qolb.
an nasho'ih (wasoya).
syajaratul kaun.
kimiatus sa'ada.
misikatul al anwar.
risalatul qusyairiyah.
fihi ma fihi.
al mawafik wal muqotobat.
sirrul asror.
futuhul gaib.
fhatur robbani.
maka jangan langsung memandang sesat kitab ini, dan bagi yang ingin mendalami kitab ini kami rasa harus paham dulu kitab lain lainya seperti di atas (tidak perlu beli jika gak punya uang, cukup download di google play, karna di sana sudah tersedia), tapi isi kajian kitab kitab di google play itu masi ada yang keliru seperti pada "allah bersabda", "rosul berfirman", dan bahkan keliru dalam isi kajian, sehingga jika ada uang maka lebih baik membelinya dalam bentuk buku. karna mungkin karna sudah berbentuk buku maka isi kajianya itu sudah di saring kekeliruanya dan di perbaiki bahasanya.
bahasa yang ada di kitab kitab tasawuf ini juga lebih banyak memakai bahasa melayu, mirip bahasa indonesia tapi berbeda artinya dan bahkan ada kata kata dari bahasa melayu itu yang tidak di mengerti sama sekali (mungkin bahasa daeranya), dan dari cara bahasa melayu yang menjelaskannya berbelit belit sehingga bingung yang membacanya.
kami mengadakan beberapa perbaikan (mengedit) dalam perkara bahasa pada kajian ini dengan tujuan supaya lebih mudah di pahami, tapi jika dengan di edit kami rasa mengurangi kedalaman arti, maka kami tidak mengeditnya dan kami biarkan saja dalam bahasa atau cara penjelasan asli dari file yang kami temukan ini.
belajar tasawuf ini tidak bisa langsung melompat dari tingkat 1 mau langsung ke tingkat 4. tapi harus berurutan, jika tidak maka akan tersesat, dan jika telah paham berbagai kitab seperti di atas tadi baru sedikit demi sedikit akan memahami kajian barencong ini.
di dalam kitab barencong ini segala sesuatu tidak ada yang maujud tapi semuanya di anggap wujud. itu karna mengambil sudut pandang ahli hakikat yang sudah menyatu dengan allah, sehingga segala sesuatu adalah wujud, dan segala sesuatu adalah allah, dan segala sesuatu adalah AKU.
di kajian kitab barencong ini selalu mengatakan kalimat apapun itu sudah berada di dalam dirimu atau di dalam diri pribadi kita, padahal untuk sampai ke pengertian itu manusia harus fana dan mengalami mati sebelum mati terlebih dahulu, maka camkanlah di dalam dirimu bahwa: apapun yang di ajarkan kitab ini yang kau baca, yang kau pelajari, maka untuk sampai pada pengertian yang sebenarnya kau harus mengalami fana atau mati sebelum mati terlebih dahulu sehingga kau melihat allah secara langsung dengan mata batinmu, karna jika tidak mengalami itu maka kau akan tersesat pada arti yang menipu (yaitu tertipu oleh kata kata, huruf, dan kalimat bacaan)
kami lebih suka menyebut kajian seperti yang di jelaskan kitab barencong ini dan 1 lagi kitab sejenisnya yaitu kitab abdaliyah (atau lebih di kenal dengan sebutan toak ilahi) itu dengan sebutan kajian asal usul, sedangkan kajian yang seperti di jelaskan pada kitab seperti alhikam, sirrul asror, futuhul ghaib, fathur robbani, risalatul qusyairiyah, misikat al anwar dan lain lain (seperti di atas) itu kami sebut dengan sebutan kajian perjalanan batin.
dan antara dua jenis kajian ini sebenarnya saling berhubungan, sama saja. sama sama ilmu mengenal diri dan mengenal allah, hanya cara penyajianya saja berbeda, tapi seperti pada kitab barencong ini dan toak ilahi itu akan cendrung menyesatkan jika tanpa memfanahkan diri. karna di dalamnya seperti manusia itu adalah allah tanpa perlu memfanahkan diri, sehingga yang membaca hanya berusaha mengenal allah dengan otak tanpa melakukanya dengan batin, padahal yang ingin mengenal allah itu harus melakukanya dengan batin, dan sekalipun otak memiliki peranan terhadap ilmu tasawuf ini tapi kerja otak harus di pimpin oleh kerja batin. karna batinlah yang bisa menyaksikan allah, dan di batinlah terdapat ruh dan sirrullah. maka mengalami mati sebelum mati adalah syarat utama untuk memahami kitab ini.
jika ada pertanyaan:
"bagaimana cara melihat allah??" maka jawabanya ada di kitab kajian perjalanan batin tadi (kitab alhikam sirrul asror dan kitab sejenis seperti di atas) tapi jika ada pertanyaan: mengapa dengan memfanahkan diri maka kita bisa mati sebelum mati sehingga kita melihat allah?. maka jawaban ini ada di kajian asal usul (kitab barencong, abdaliyyah, dan kitab sejenis)
tapi memahami asal usul saja tanpa memfanahkan diri itu akan tersesat, karna jika begitu maka akan tertipu oleh kalimat, bacaan, huruf huruf dan kata kata, padahal ilmu allah yang sebenarnya adalah:
la hurufin wala sautin: tanpa kalimat, tanpa bacaan, tanpa huruf, dan tanpa kata, juga tanpa rupa, tanpa warna, dan tanpa bentuk. tapi dialah satu satunya yang bersifat wujud. untuk sampai pada tingkatan ilmu itu maka kau harus memfanahkan diri, sehingga kau mengalami mati sebelum mati, sehingga kau menyaksikan allah dengan mata batinmu.
jadi jika harus memilih salah satu, maka kami merekomendasikan kamu untuk mempelajari kitab perjalanan batin seperti di atas, jika mau keduanya maka capailah mati sebelum mati terlebih dahulu, supaya kau baru sampai pada pengertian yang di jelaskan kitab kajian asal usul ini.
terlebih lagi, yang namanya ilmu tasawuf ini tidak gampang untuk mempelajarinya, bahkan yang menganggap gila dan sesat para sufi yang luhur itu adalah berasal dari kalangan mereka yang tampak cerdas dan berpendidikan tinggi, itu bukti bahwa yang sekolahan, bertitel / gelar, berpendidikanpun banyak yang tidak dapat mengerti ilmu ini, karna ilmu tasawuf ini bersumber pada cahaya ilahi, dan siapa yang terpaku pada dalil, kata kata, kalimat, dan bacaan maka dia akan di hijab oleh dalil, kata kata, kalimat, dan bacaan itu. hanya yang di terangi dengan nur ilahi-lah yang bisa sampai pada pengertian yang sebenarnya, dan mereka itu ialah mereka yang telah berhasil:
1. menghilangkan semua keinginan apapun kecuali hanya menginginkan allah.
2. melepaskan semua jenis kesyirikan (jali hofi dan akhfa)
3. takdim / beretika pada allah
dan dari 3 poin ini pengertianya sangat luas bahkan pada apapun yang terdetak di dalam hati. untuk mempelajari ini kau harus membaca dan mendalami berbagai kitab kajian perjalanan batin (kitab alhikam, sirull asror dan lain lain seperti di atas)
jangan belajar tanpa kitab, karna untuk sampai pada allah maka kau harus memahami ilmu yang sanatnya terhubung dengan risalah ajaran yang di bawah oleh rosullallah. dan ilmu yang bersanad itu telah di tuangkan para ulama tasawuf pada kitab kitab karangan mereka, dan untuk mengerti 1 kitab saja maka kau harus belajar kitab yang lainya juga, karna terkadang jika di kitab yang satu hanya menyebut sekilas tentang kajian tertentu, tapi kajian itu tidak terdapat di kitab itu, sehingga kau harus mencari kajianya di kitab lain yang menjelaskan kajian itu. bahkan gurunya shaikh al junain mempunya perputaakaan kitab kitab tasawuf di rumahnya (termasuk alquran dan hadis) sehingga dengan usaha, ilmu, dan ibadah mereka, wajar jika orang seperti mereka mencapai makom kewalian.
jangan belajar tanpa guru
dan jangan berguru kepada orang yang pemahaman hakikatnya tanpa kitab, karna jika belajar tanpa guru tanpa kitab maka yang menjadi gurunya adalah iblis, dan yang menjadi kitabnya adalah nafsu.
dan begitu juga jika kita belajar pada guru yang pemahaman ilmu hakikatnya tanpa berdasarkan kitab tasawuf, maka itu sama saja dengan mengikuti orang yang berguru pada iblis dan berkitab pada nafsunya, dan kita akan ikut tersesat jika mengikuti mereka.
ahli hakikat itu sudah memiliki ilmu tanpa kitab, tanpa dalil, itu maksudnya hanya bagi orang yang sudah mencapai makom waliullah, tapi sebelum mencapai makom itu maka merekapun mempelajari ilmu syariat dan ilmu tasawuf ini dengan menggunakan panduan kitab dan bimbingan guru yang juga paham dan mengajar dengan berdasarkan panduan kitab tasawuf, walaupun guru itu sudah sampai pada makom kewalian tapi dia mengajar tetap dengan panduan kitab tasawuf. jangan sok ingin meniru nabi hidir yang terbebas dari kitab dalam mengajar nabi musa, karna hidir itu sudah mencapai makom rosul, sedangkan muridnya musa pun adalah seorang yang sudah mencapai makom rosul, pertanyaanya makom apa sudah kau capai??, adakah makom yang kau capai yang sudah di beritahukan allah dan rosulnya kepadamu??
belajar dengan kitab tasawuf di jaman sekarang lebih mudah, karna penjelasanya sudah jelas dan banyak di ketahui ahli tasawuf lainya, sehingga si murid bisa bertanya perkara tertentu pada ahli tasawuf lainya juga selain dari gurunya asalkan orang lain itupun juga telah sama paham, dan kopianya juga sudah banyak (bahkan ada ribuan atau jutaan di internet), sehingga lebih mudah bagi si murid belajar dengan panduan kitab tasawuf itu. seperti:
abdul qodir mengajar tasuwuf dengan paduan kitab: sirrul asror, futuhul ghoib, fhatur robbani.
ibnu arobi, mengajar dengan kitab al washaya dan lain lain.
ibnu attoila mengajar dengan alhikam dan lain lain.
aljunaid mengajar dengan kitab arrisalatul qisyairiyya dan lain lain.
al halaj mengajar dengan kitab tawasin dan lain lain.
itu semua adalah kitab karangan mereka masing masing tapi dalam menulis dan mengarang kitab itu mereka telah memahami berbagai kitab lain dari puluhan para guru mereka, dan di tunjang juga dengan alquran dan hadis yang merupakan pokok dari ilmu agama islam. itulah jika kita baca kitab kitab karangan mereka itu walau dari si pengarang yang berbeda beda tapi terlihat saling berhubungan, seperti antara kitab alhikam dan risalatul qusairiyyah, bahkan terminologi ajaran tasawuf merekapun banyak yang sama. dan banyak contoh lainya yang walau terminologi ajaran tasawufnya berbeda tapi isi ajaranya tetap sama. yaitu:
memfanahkan diri,
menghilangkan keakuan,
meninggalkan ke 3 tingkatan kesyirikan,
menghilangkan kehendak dan keinginan,
mengeluarkan segala perkara yang bukan allah dari hati, tidak mencintai dunia, suluk, halwat, istifat, zikir, syuhud, nur muhammad, adam dan melakukan ajaran syariat dengan taat. semuanya seperti sepakat dalam ajaran walau dengan istilah yang berbeda dalam terminologi tasawuf mereka masing masing, itu adalah bukti bahwa mereka tidak asal tulis dan tidak asal karang, mereka juga mempunya guru bahkan 20 sampai 40 guru yang sama dengan orang lain yang juga menulis kitab tasawuf versi mereka masing masing, tapi isi ajaranya seragam dan tidak ada yang bertentangan karna selain dari berbagai guru yang sama, mereka juga di pandu alquran, hadis, dan cahaya ilahi yang menjadi penerang dari setiap padangan batin mereka. jadi jangan sok sok ingin membuat kitab tasawuf sendiri, jangan sok sok ingin membuat aliran tasawuf sendiri. padahal ilmu taswuf belum seberapa.
jangan tertipu oleh guru yang hanya membai'at semata tanpa mengadakan pengajian, karna guru itu tolol dan hanya gila penghormatan.
lihat abdul qodir, abul hasan asi sazili, al junaid dan lain lain, mereka tidak hanya bai'at tapi mereka juga mengadakan pengajian. seperti itulah guru musyid yang sebenarnya.
bai'at itu hanya sekedar perjanjian.
seperti yang di lakukan nabi hidir kepada nabi musa, yaitu nabi hidir meminta nabi musa untuk berjanji tidak akan melakukan beberapa perkara seperti bertanya sebelum di jelaskan dan lain lain, bai'at antara guru dan murid hanya seperti itu saja tanpa adanya ritual tambahan seperti di mandikan dengan air kembang, dengan persyaratan kain hitam dan ayam hitam, atau kain puti dengan ayam putih, itu sudah menyimpang, karna ritual itu hanya tambahan dari guru yang tidak paham ilmu tasawuf, yang ingin membuat muridnya langsung bisa merasakan perkara gaib, padahal kegaiban yang di rasa oleh murid yang sudah di berikan ritual itu hanya kegaiban dari jin dan dari alam jin, padahal si murid tidak perlu berhubungan dengan jin, murid itu tidak perlu masuk ke alam jin, tapi sebaliknya mereka harus masuk ke alam malaikat (melalui suluk dan halwat), selanjutnya alam ruh, dan setelah itu baru alam allah (alam lahut)
itu adalah perjalanan menajak menuju allah, sedangkan memasuki alam jin itu adalah perjalanan menurun yang menyesatkan.
jikapun ada yang berdali bahwa nabi muhammad di bai'at oleh jibril dengan memandikanya, maka tunggulah olehmu sampai jibrilpun membai'atmu dengan memandikanmu. tapi jika bai'at kepada guru manusia maka bai'atnya tidak lebih dari seperti yang di lakukan nabi hidir kepada musa.
kegaiban yang di rasakan oleh murid itu harus murni dari allah dengan cara memfanahkan diri dan membuang kehendak dan keinginan selain allah. bukan karna ada ritual apapun seperti: di mandikan, di buka mata batin, di transfer tenaga dalam dan lain lain, itu semua menggunakan bantuan jin dan itu semua sesat.
banyak orang yang melakukan praktek perdukunan dengan berkedok guru mursyid, bahkan mereka mengajar mengajak dan melakukan praktek syirik jali yang hakikatnya itu adalah penyembahan terhadap setan dan iblis seperti:
mengambil uang gaib
mengambil uang kembali,
penggandaan uang,
memelihara tuyul,
pesugihan, teluh, santet, guna guna, hodam, gendam, pelet, meramal, memelihara jin, dan lain lain.
itu semua sesat dan menyesatkan.
orang yang seperti ini bukan menyembah allah tapi hakikatnya menyembah iblis. maka jangan belajar dan jangan mengikuti mereka.
ada juga yang mengakali harta muridnya seperti mengharuskan murid menyerahkan hartanya, ada yang mengharuskan murid merelakan tubuhnya untuk pelampiasan nafsu seksnya. dan banyak lagi. ada yang menyuruh muridnya membunuh, mengahianya bahkan melakukan pengeboman.
pertanyaanya bagaimana mungkin orang yang mengenal allah (seorang waliullah) menyuru para muridnya untuk melakukan itu?? padahal nabi ibrahim (yang sudah berada di makom rosul) yang dengan kemakbulan doanya meminta kepada allah supaya allah memusnakan suatu kaum dan allahpun mengabulkan doanya itu, tapi nabi ibrahin di hukum berat karna permintaanya itu?? yaitu di suruh menyembeli anaknya sendiri,
dan saat akan menyembeli anaknya, nabi ibrahim berkata:
"ya allah sesungguhnya ini adalah anaku yang sangat ku sayangi"
tapi terdengar jawaban dari allah:
"ingatlah bahwa dulu kau memintaku untuk memusnakan manusia yang ingkar padaku?? (tapi sekalipun mereka ingkar aku sangat sayang pada mereka) dan sekarang aku memintamu perkara yang sama yaitu memusnakan sesorang yang kau cintai (supaya kau tau apa yang ku rasakan di kala itu) dan yang memulai itulah sesungguhnya yang kejam".
itulah belajar tasawuf ini harus berdasarkan kitab, mana ada golongan sufi seperti para tokoh sufi yang mengadakan praktek perdukunan, mengakali para manusia untuk kepentingan nafsunya, dan menyuruh manusia saling memusnakan, bacalah riwayat hidup para tokoh sufi seperti abdul qodir, abul hasan asi sazili, ibnu attoilah, ibnu arobi, aljunai albagdadi, mereka semua berhati luhur, bersih dari segala perkara syirik dan sesat seperti itu, jikapun mereka melakukan perkara yang ajaib itu hanya semata mata karna karomah dari allah, bukan dari hasil belajar ilmu kesaktian. karna mencari apapun selain allah itu syirik bagi mereka termasuk mencari kesaktian ataupun karomah sekalipun, jadi mereka mendapat karomah bukan karna mereka mencari karomah tapi karna allah semata mata memberikanya kepada mereka karna mereka sudah menyatu dengan allah.
demikianlah kata pengantar kitab barencong ini dari kami admin (bukan dari yang terhormat waloullah yang benama datu sanggul, penulis kitab barencong ini.
semoga ini dapat bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar