Senin, 31 Januari 2022

05. makrifatullah (bagian 2)

 


sebelum mengenal allah maka kebalilah diri.

Diri itu ada dua unsur. 

1. Diri jahir berupa jasad. 

2. Diri bathin berupa Ruh. 


Dan diri itu dapat pula di bagi atas 3 unsur. 

1. Diri yang Hak (atau diri yang sebenarnya yaitu allah).

2. Diri terperi (atau Muhammad).

3. Diri terdiri (atau keakuan / ego / diri dalam perasaan jasad).


Dan Ruh itu ada tiga Martabat: 

1. Ruh idhofi (nafas yang keluar masuk) 

2. Ruh mukayyat (yang mengedarai / yang bergerak keseluruh tubuh) 

3. Ruh mutlak ( yang tetap pada tempatnya) 


Zat itu ada tiga Asma. 

1. ZAT illahiyah

2. ZAT masbiyah 

3. ZAT addahiyah. 


diri jahir ada dua unsur:

1. Jasad yang mengandung Ruh. 

2. Ruh yang mengandung Jasad. 


diri kita ini mengandung dua aspek. 

1. Diri yang bersifat ketuhanan (lahud) 

2. Diri yang mengandung kehambaan (nasud) 


Dan dalam diri kita ini mengandung tiga Rahasia. 

1. Rasa yang Hak (yaitu rasa tuhan).

2. Rasa Muhammad (yaitu Nur Muhammad).

3. Rasa Adam (yaitu rasa yang tercela). 


di dalam diri kita ini ada suatu perbendaharaan yang tersembunyi, di situ ada mahligai (atau rahasia). 

Di dalam mahligai itu ada sesuatu yang halus, dan ada yang kasar. Kesemuanya itu adalah berupa amanah tuhan dan suatu titipan Tuhan kepada hambanya. 

Amanah itu ialah suatu titipan Ruh dan itulah yang wajib kita pelihara dan kita jaga kemurniaannya. Ruh inilah yang sanggup mengenal Tuhannya. Dan yang sanggup melaksanakan tugas sebagai khalifah di dalam muka bumi ini. 


yang halus dan kasar itu adalah:

1. diri jahir berupa jasad (yang kasar). berupa tubuh dengan kelengkapannya seperti ; kaki, tangan, mata, hidung, mulut telinga, dan lainnya. Serta dalam tubuh ini ada Ruh, hati, akal dan nafsu. Yang kesemuanya itu tergolong alam yang di sebut alam sagir (alam kecil). kesemuanya itu terjadi dari unsur 4 elemen yaitu: 

☀️api, 

☀️angin, 

☀️air 

☀️dan tanah/bumi. 

Inilah yang di sebut laksana kuda tunggangan yang menjadi alat bagi hakikat, dan Roh itulah sebagai penunggangnya. 


2. diri bathin yang berwujud qalbu atau Ruh (ini yang halus). Bukannya berwujud benda dalam tubuh, dan dia tidak akan binasa untuk selamanya. 

Dialah yang sanggup memerintah jasad, 

dialah yang mampu mengenal Allah. 

Ruh raja yang mampuan mengenal Allah. 

Apakah sebabnya di katakan raja yang mampu mampu? Sebabnya ialah kerena ruh itu adalah yang menjadi tempat majhor kenyataan terang benderangnya sifat-sifat Allah.


dan jadi raja yang di maksud hanya dalam pengertian yang sempit yaitu raja bagi tubuh. sama dengan sabda rosul bahwa: dia dalam hati ada segumpal daging, yang jika baik daging itu maka baik pula seluruh tubu dan sebaliknya. dan sesungguhnya daging itu adalah hati.


Ruh Muhammad itulah berasal NUR menyata. Itulah yang di katakan cahaya yang cemerlang yang tiada harapan, Tuhan bertajali kepadanya. Sedang sifat sifat Allah itu ada pada ZATnya. Maka apa bila kita mendakwa kepada Ruh, maka haruslah di tembuskan pandangan kepada Sifat dan Zat Allah. 


supaya tidak terdinding atau terhijab lagi kepada Allah maka jangan terhenti kepada ruh itu saja, tidak kita teruskan kepada Allah. berhenti pada ruh saja akan menyebabkan kita masih terhijab kepada Allah. Kalau masih betah berdiam kepada Muhammad, berarti belum kembali atau belum pulang landas kepangkalannya yaitu allah. Kalau sudah pernah tinggal landas inilah yang di katakan orang yang bergembira setiap saat. Sedangkan Rasulullah sendiri sebagai asal usul segala kejadian itu saja tetap beliau pulang kembali kepangkalannya (allah) dan begitulah pula kita seharusnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar