Sabtu, 05 Februari 2022

54. ALAM NUR / NUR AKLI NUR

kajian kitab barencong (datu sanggul)


BISMILLAHIRRACHMANNIRRACHIM Ambil ringkas saja jalan asal UJUD ADAM mesti mengambil amanah 


HALAKAL INSANA MINTIN. 

Artinya asal manusia itu dari pada ujud Adam,

Adapun ujud Adam dari NUR MUHAMMAD. 

Jadi jasad dan roh oun jadi dari pada NUR MUHAMMAD. 


Sebenar-benarnya diri adalah Roh. 

Sebenar-benarnya Roh adalah manusia, 

sebenar-benarnya manusia adalah Muhammad, 

sebenar-benarnya Muhammada adalah NURULLAH, 

sebenarnya NURULLAH ialah NUR ZAT, 

sebenarnya NUR ZAT ialah ILMU mengetahui pandang SUHUD yaitu pandang SALIK. 

pandang salik itu NAIK dan TURUN, tatkala naik pujinya “HU” dan tatkala turun pujinya “ALLAH” Naik senaiknya, turun seturunnya tiada di naik-naikan, tiada di turunkan. Ini hanya sendirinya, (maksud naik turun dengan sendirinya itu adalah naik turun dengan sekehendak allah tanpa campur tangan hamba)


jangan berpegang kepada nafas keluar masuknya, kalau naik maka nafas masuk, kalau turun maka nafas keluar. Yang di katakan dengan lidah dan hati. Yang di pakaikan puji naik HU dan turun ALLAH. itu Supaya jangan berpegang ke nafas, tetapi naik-turun, tatkala naik pujinya HU melengkapi tujuh lapis langit ujudnya HUTASARPAH la hurufin wala sautin, 

tiada huruf dan suara, zat dirinya. 


Tatkala turun pujinya ALLAH melengkapi tujuh lapis bumi ujudnya huyasariyah ZAT dirinya. Inilah di namakan makam SALIK, (taraki dan tanazul) turun dan naiknya tetap berdiri sendirinya sampai pulang ke rahmattullah. Jika ada yang menyerupai tolak, semua was-was dari syaiton, tidak ada yang menyerupai lagi. Itulah JIBU / UJUD MUHDAR (zat mutlaknya allah).


🖋️tambahan admin:

jibu itu adalah wujud, sifat, zat allah yang allah titipkan pada mahluk, sehingga jika orang memangdang jibu dengan mata batin maka akan tampak keelokan allah.

wujud muhdar: adalah wujud allah yang sebenarnya, itu adalah wujud yang tidak allah titipkan pada mahluk, sehingga wujud ini tetap berada pada allah sejak zaman azhali sampai kapanpun tanpa akhir waktu.


kembali kek kajian: 

Yang menjadikan dan yang memberi baik dan jahat dan yang lengkap tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi yaitu hanya ZAT ALLAH dan SIFAT ALLAH yang sebenar benarnya. 


JIBU itu adalah yang tiada berwujud dan tiada ZAT. 

Adapun ZAT dan SIFAT itu namanya jua, maka jika ada wujud, maka ZAT lah namanya. Sungguhpun ada ujudnya, yaitu belum nama tetapi pada hakikatnya itu tiada lain dari JIBU, tiada ujudnya dan tiada zatnya dan tiada sifatnya melainkan dirinya jua, yang sekalian JIBU jua. 


🖋️penjelasan admin:

sudut pandang pada kitab ini berbeda dengan kitab al- hikam, sekalipun terdapat terminologi yang sama.

jibu itu maksudnya adalah mahluk ciptaan allah, sehingga jibu itu tiada mempunyai wujud dan zat karna wujud dan zatnya hanya menumpang pada wujud dan zat allah. sehingga wujud dan zat si jibu ini hanya sebutan semata karna hakikatnya jibu tidak punya wujud dan zat.

tapi mengapa di pandang berwujud dan berzat?? penjelasanya:

jika ada wujud yaitu bisa di lihat dan di sentuh seperti bendah dunia, maka dia bisa di sebut sebagai zat, dan walau ada wujud tapi tidak ada nama maka itu termasuk kepada yang di sebut jibu ini.

tapi pada dasarnya jibu itu 

tiada wujudnya

tiada zatnya 

dan tiada sifatnya,

dan semua jibu itu, tidak lain adalah:

wujud, zat dan sifat allah.


kembali ke kajian:

Adapun yang ber-ujud itu zatnya (maksudnya yang bisa di lihat dan sentuh itu di sebut zat)

dan yang berzat itu wujudnya, (maksudnya: yang berzat itu bisa di lihat bisa di sentuh)

dan yang ber pa-el itu sifat ilmunya,

dan yang berilmu itu Zatnya (yaitu yang bisa di lihat dan di sentuh tadi)

karena Tuhan itu yang tiada bersifat (maksudnya zat mutlak itu tiada bersifat, karna zat mutlaknya allah meletakan sifatnya pada alam semesta)



🖋️tambahan admin:

allah itu bukan sekedar nama, tapi yang sebenar benarnya allah adalah zat mutlak. jadi zat dalam penjelasan ini ada 2 yaitu:

1. zat allah, yang allah titipkan pada mahluk yang di sebut jibu (sehingga jibu bisa di lihat dengan mata telanjang dan bisa di sentuh)

2. zat mutlaknya allah.


kembali ke kajian:

Maka barang siapa yang menyembah ZAT ALLAH (yaitu zat jibu) maka orang itu sirik, 


barang siapa meninggalkan ZAT ALLAH (yaitu zat jibu) dan UJUD ALLAH (wujud jibu) maka orang itu mukmin sebenar-benarnya MUKMIN. 


Maka itu barang siapa menyembah ZAT atau SIFAT (zat jibu dan sifat jibu), maka orang itu BID’AH sesat menjadi kafir kepada Allah, Islam makhluknya. (maksudnya islam tampaknya tapi kafir yang sebenarnya)


Adapun lenyap sekalian semesta alam ini ma’lum, 

lenyap maklum kepada hayun, 

lenyap hayun kepada ZAT, kepada hidup yang tiada berzat (zat mutlaknya allah), karena zat, sifat dan ujud itu allah letakan kepada JIBU (tapi pada dasarnya segala apa yang ada pada mahluk / jibu itu hanya setets air di banding lautan) sampai pada hari yang kemudian, kedua-keduanya itu karena tiada kembali kepada tiada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar