Minggu, 31 Oktober 2021

0104. Rejeki

 terjemahan kitab

ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy) bab 1: prinsip tauhid pandangan kaum sufi

judul ke 4: Rezeki



Al-Wasithy di tanya soal kufur bagi dan kepada Allah. Jawabnya: 

“Kufur dan iman, 

dunia dan akhirat, 

dari Allah kepada Allah, bersama Allah dan bagi Allah. 

🔸Dari Allah sebagai permulaan dan awal pemunculan, 

🔸dan kepada Allah sebagai tempat kembali dan pangkalnya, bersama Allah baqa’ dan fana’, dan bagi Allah kerajaan dan ciptaan"


Dikatakan oleh al-Junayd, bahwa sebagian ulama bertanya soal tauhid. Kemudian di jawab oleh al-Junayd: 

“Tauhid adalah keyakinan.” "Jelaskan padaku apa tauhid itu?" Demikian kata si penanya. 

“Tauhid adalah ma’rifat Anda, bahwa segala gerak makhluk dan diamnya merupakan pekerjaan Allah swt, Dia Maha Esa tidak berkawan. Apabila ada sudah berpadangan demikian, Anda telah menauhidkan-Nya” Jawab Junayd.


Seseorang datang kepada Dzun Nuun minta di doakan: 

“Doakan aku” Kata orang tersebut. 

“Kalau anda benar-benar mantap dalam ilmu gaib melalui kebenaran tauhid, maka doa pasti di kabulkan. Jika tidak demikian sesuatu doa tidak mungkin bisa menyelamatkan orang tenggelam” 

Jawab Dzun Nuun.


Abul Husain an-Nury berkata: “Tauhid adalah segala bisikan yang mengisyaraktkan kepada Allah, bahwa dia bebas dari campur tangan unsur keserupaan”


Sedangkan Abu Ali ar-Ridzbary ketika ditanya soal tauhid, menjelaskan: “Tauhid adalah istiqamah kalbu dengan penetapan terhadap suatu pemisahan pada penyimpangan dan pengingkaran terhadap keserupaan. Tauhid melebur dalam satu kalimat, yaitu: Setiap yang tergambar oleh khayal dan pikiran, maka Allah swt pasti berbeda dengan khayalan dan pikiran itu” Karena firman Allah swt“


“Tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Alquran surat Asy-Syuura ayat 11).


Abul Qasim an-nahr Abadzy berkata: “Surga abadi dengan keabadian yang diabadikan-Nya, ingatan-Nya kepadamu, rahmat dan mahabbah-Nya kepadamu, abadi dengan keabadian-Nya, dua hal yang berbeda, sesuatu yang abadi karena abadi-Nya, dan sesuatu yang abadi karena di abadikan oleh-Nya"


Ahlul Haq berkata: 

“Sifat-sifat Dzat Yang Qadim abadi karena badi-Nya, berbeda dengan ucapan oleh mereka yang bukan ahlul Haq"


Nashr Abadzy menegaskan: “Anda bersimpang siur antara sifat-sifat (fi’l) dengan sifat-sifat Dzat. Keduanya adalah sifat Allah swt. secara esensial. Apa bila Anda terpancang pada tahap pisah (tafriqah), maka Anda di integrasi oleh sifat fi’l. Jika Anda sampai pada tahap al-ja’u Anda akan terintegrasi oleh sifat-sifat Dzat-Nya"


Sang Syeikh. Imam Bau Ishaq al-Isfirayainy r.a. mengatakan: 

“Ketika aku datang dari Baghdad. Aku belajar di masjid Naisabur perihal ruh. Aku menjelaskan secara gamblang bahwa ruh adalah makhluk. Sementara Abul Qasim Abadzy duduk berjauhan dengan kami mendengarkan pembicaraanku. Hingga berlalu beberapa hari, kemudian ia mengatakan kepada Muhammad al-Farra’, ‘Aku bersaksi sesungguhnya kau seorang Muslim baru di tangan laki-laki ini,’ katanya sambil menunjuk ke arahku”


Dikisahkan tentang Yahya bin Mu’adz, bahwa seseorang telah berkata kepadanya: “Tolong beritahu aku mengenai Allah swt?” 

Yahya menjawab: 

“Tuhan Yang Esa”

Lalu dikatakan kepada Yahya: “Bagaimana Dia?” 

“Dia Raja Yang Maha Kuasa” Jawab Yahya. Orang itu kembali bertanya: “Di mana Dia?” “Dia benar-benar mengawai” Jawabnya. “Aku tidak bertanya tentang ini” Tegas si penanya. Maka Yahya menjawab: “Tidak ada lagi selain itu” 


Ibnu Syahin bertanya pada al-Junayd tentang makna: ma’a. Junayd menjawab, "bahwa ma’a mengandung dua makna: ma’al an-biyaa’ (beserta para Nabi), mengandung arti pertolongan dan penjagaan.


Sebagaimana firman Allah swt:

Sesungguhnya Aku bersama kalian berdua, Aku mendengar dan melihat”

(Alquran surat. Thaaha ayat 46).


Dan makna ma’a secara umum sebagai predikat ilmu dan liputan. Allah swt. berfirman:

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempat”

(Alquran surat. Al-Mujaadilah)


Ibnu Syahin berkomentar: “Orang seperti Anda benar-benar layak untuk menyampaikan petunjuk kepada ummat, mengenai Allah swt”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar