Selasa, 09 November 2021

014. Alam terang karena Nur Ilahi

 📓Terjemahan kitab alhikam

📄hikmah  14. Alam terang karena Nur Ilahi


الكَونُ كلُّهُ ظُلمة ٌ واِنّمَا اَناَرَهُ ظُهُورُالحَقِّ فيه فمن رأى الكَوْنَ ولم يَشْهَدْهُ فيهِ اوعِندهُ اوقَبْله اوبَعْدهُ فقد اَعوزَهُ وجودُ الانوَرِ وحُجِبتْ عَنه شموس المعارفِ بِسُحُبِ الاثارِ


"Alam itu semuanya dalam kegelapan (tidak tampak) sedangkan yang meneranginya (yang menampakanya), hanya karena dhohirnya Al-haq (Alloh) pada alam itu, maka barang siapa yang melihat alam, lantas tidak melihat Alloh di dalamnya, atau di dekatnya, atau sebelumnya, atau sesudahnya, maka sungguh ia telah di silaukan oleh nur (cahaya), dan tertutup baginya surya (nur-cahaya) ma'rifat oleh tebalnya benda-benda alam ini."


📝tambahan admin:

dengan kata lain alam dunia menjadi bisa ada (atau maujud) dan bisa kita lihat seperti sekarang ini hanya karna wujud dan zahirnya allah.

bisa di saksikan dalam keadaan fana dengan penglihatan basiro, dan itulah pandangan yang wajib di cari bagi orang yang ingin mengenal allah. dan bisa di saksikan dalam keadaan tidak fana atau tanpa basiro seperti penglihatan mata orang awam di tingkatan syariat yaitu hanya menyaksikan dengan mata jasad sementara hatinya hanya meyakini saja tanpa pandangan basiro karna basironya masi tertutup, 

walaupun meyakini seperti itu sebenarnya adalah dusta, sehingga manusia di tuntut supaya memfanahkan diri supaya mata hatinya terbuka dan menyaksikan dengan pandangan basiro sehingga hati menjadi jujur terhadap pengakuan kesaksian itu.

tanpa zahirnya allah maka tidak ada tanah air api dan angin, tidak ada manusia hewan dan tumbuhan, tidak ada siang dan malam, tidak ada gunung laut langit dan daratan

lalu,seperti apa penampakan dunia yang seperti itu?? apakah hanya ruangan kosong? jawabannya adalah: bahkan duniapun bukan berbentuk ruangan kosong, karna ruangan kosong itu pun tidak akan ada (atau maujud) tanpa adanya allah. di sini terdapat rahasia pada kata zahirnya allah

yang sekalipun di jelaskan hanya akan di mengerti oleh orang orang yang telah wushul dan akan di dustakan dan menjadi fitnah bagi orang awam. sabarlah terhadap yang telah kau ketahui sementara ini dan teruslah meng-esahkan allah, hingga sampai waktunya allah membukakan rahasia itu padamu.


kembali ke urayan alhikam:

Syarah


Alam semesta yang mulanya tidak ada dan memang gelap, sedang yang menampakkannya sehingga menjadi nyata, hanya kekuasaan Alloh padanya, karena itu barang siapa yang melihat sesuatu benda alam ini, lantas tidak terlihat olehnya kebesaran dan kekuasaan Alloh yang ada pada benda itu, sebelum atau sesudahnya, berarti ia telah disilaukan oleh cahaya. Bagaikan ia melihat cahaya yang terang benderang, lalu ia mengira tidak ada bola yang menimbulkan cahaya itu. Maka semua seisi alam ini bagaikan cahaya, sedang yang hakiki (yang sebenarnya) terlihat itu hanya semata-mata kekuasaan dzat Alloh subhanahu wata'ala.


Arti melihat Alloh di dalam Al-kaun (alam) yaitu: segala sesuatu yang ada ini berjalan menurut hukum Alloh, jadi hatinya hamba ketika melihat alam, langsung dia tahu Alloh yang membuat. Akkahu Kholoqu Kulli Syai (Alloh-lah yang menciptakan segala sesuatu). orang yang melihat allah di dalam alam Tidak melihat sebab-musabab lainya (selain allah) keluar dari hukum sebab akibat (kausalitas)



Melihat Alloh di dekat al-kaun (alam) yaitu: sadar bahwa Alloh-lah yang mengurusi dan mengatur semuanya sesuai dengan kehendakNya, dengan kesadaran yang seperti ini hati akan terdorong untuk selalu muroqobah dengan rasa syukur dan selalu berusaha melaksanakan kewajiban dari Alloh, dan akhirnya akan hilang kesenangan-kesenangan nafsu.


Melihat Alloh sebelum Al-kaun (alam) sebelum sesuatu di wujudkan yaitu: melihat kita melakukan sesuatu yang di inginkan itu tidak akan terjadi tanpa di kehendaki oleh Alloh. Dengan kesadaran seperti ini hati bisa bertawakkal (menyerahkan semua pada Alloh atas apa yang di inginkan. karena yaqin semua yang wujud itu pasti Alloh yang mewujudkan.


Melihat Alloh sesudah Al-kaun (alam) yaitu: sebab melihat Alloh hamba tidak merasa bahwa dia melakukan sesuatu/amal, karena sadar bahwa Alloh-lah yang menjadikan amal itu (kodrat)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar