Minggu, 07 November 2021

0320. Sabar

 -terjemahan kitab

ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)

bab 3: tahapan para penempuh jalan sufi

judul: 20 Sabar



Allah swt. berfirman:


“Bersabarlah, dan tiada lah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah.”

(Qs. An-Nahl :217).


Di riwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Aisyah menuturkan hadis berikut ini dari Rasulullah sawa. Yang bersabda:


“Sabar (yang sebenarnya) itu adalah pada saat menghadapi cobaan yang pertama.”

(Hadis riwayat Bukhari, Tirmidzi dan Nasa’i).



Kemudian sabar di bagi dalam beberapa macam: 

Sabar terhadap apa yang di upayakan, 

dan sabar terhadap apa yang tanpa di upayakan. 


Mengenai sabar dengan upaya, terbagi menjadi dua: 

Sabar dalam menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menjauhi larangan-Nya. 


Mengenai sabar terhadap hal-hal yang tidak melalui upaya dari si hamba, maka kesabarannya adalah dalam menjalankan ketentuan Allah yang menimbulkan kesukaran baginya.


AL-Junyad menegaskan: “Perjalanan dari dunia ke akhirat adalah mudah bagi orang beriman, tetapi hijrahnya dari sisi Allah swt. adalah sulit. Dan perjalanan dari diri sendiri menuju Allah swt. adalah sulit. Dan perjalanan dari diri sendiri menuju Allah swt. adalah sangat sulit, tetapi yang lebih sulit lagi adalah bersabar bersama Allah swt”


Ketika di tanya tentang sabar, al-Junayd menjawab: “Sabar adalah meneguk kepahitan tanpa wajah cemberut”

(Maksudnya hati menerima dengan ikhlas atau ridho bahkan dengan senang hati sehingga wajah tidak cemberut)


Ali bin Abu Thalib ra. mengatakan: “Hubungan antara sabar dengan iman aalah seperti hubungan antara kepala dengan badan”


Abu Qasim al-Hakim menjelaskan: “Firman Allah subhanahu wata'alah:

“Dan bersabarlah, adalah perintah untuk beribadat, dan firman-Nya yaitu “Dan tiada lah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah”

(Alqur-an surat. an-Nahl ayat 127) 

adalah untuk ubudiyah. Barang siapa naik dari derajat “untuk-Mu” menuju derajat “dengan-Mu” maka ia telah beralih dari derajat ibadah ke ubudiyah.



Rasulullah saw. bersabda:

“Dengan Mu aku hidup dan dengan-Mu aku mati”


Abu sulaiman tentang sabar mengatakan: “Demi Allah, Kita tidak dapat bersabar dengan apa yang kita sukai, jadi bagaimana pula halnya dengan apa yang tidak kita sukai?”


Dzun Nuun berkata: “Sabar adalah menjauhi pelanggaran dan tetap bersikap rela sementara merasakan sakitnya penderitaan, dan sabar juga menampakkan kekayaan ketika di timpa kemiskinan di lapangan kehidupan”


Ibnu Atha’ berkata: “Sabar adalah tetap tabah dalam malapetaka dengan perilaku yang beradab  beretika atau takdim” Dikatakan: “Sabar adalah fana’ jiwa dalam cobaan, tanpa keluhan”


Abu Utsman berkomentar : “Orang yang paling sabar adalah yang terbiasa dalam kesengsaraan yang menimpa dirinya” Di katakan: “Sabar adalah menjalani cobaan dengan sikap yang sama seperti menghadapi kenikmatan”


Abu Utsman juga berkata : “Pahala paling besar bagi ibadat adalah pahala utuk kesabaran. Tidak ada pahala lain yang melebihinya. Allah subhanahu wata'alah. berjanji:

“Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”

(Alqur-an surat. An-Nahl ayat:96).



Amru bin Utsman mengatakan: “Sabar adalah teguh terhadap Allah swt, dan menerima cobaan-cobaan-Nya dengan sikap lapang dada dan tenang”


Al-Khawwas menjelaskan : “Sabar adalah menetapi ketentuan-ketentuan Kitabullah dan Sunnah Rasul”


Yahya bin Mu’adz mengatakan: “Sabar para pecinta adalah lebih besar dari pada sabar orang zuhud. Betapa mengagumkan, bagaimana mereka bersabar?” Mereka telah menyenandungkan:

"Kesabaran begitu indah di mana saja

Kecuali kepadamu,

Sabarmu tidaklah indah"


Ruwaym berkata: “Sabar adalah meninggalkan keluh kesah”


Dzun Nuun berkata: “Sabar adalah meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wata'alah"


Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq mengatakan: “Sabar adalah seperti namanya” Syeikh Abu Abdurrahman melantunkan syair kepada saya, dari Abu Bakr ar-Razy, dari syair Ibnu Atha’:

"Aku akan bersabar untuk rido-Mu,

Sedang rindu menghancurkan diriku.

Cukuplah bagiku bahwa Engkau rido

Meskipun diriku hancur karena sabarku.



Abu Abdullah bin Khafif mengatakan: “Sabar ada tiga macam: 

◾Sabar orang yang berjuang untuk bersabar (mutashabbir), 

◾sabar orang yang sabar (shabir) 

◾dan sabarnya orang yang sangat bersabar (Shabbar)”


Ali bin Abu Thalib ra. berkata : “Sabar adalah gunung yang tak pernah terguling”


Ali bin Abdullah al-bashry menuturkan: “Seorang laki-laki datang kepada as-syibly dan bertanya : “Sabar macam manakah yang tersulit bagi orang bersabar?” 

Ia menjawab: “sabar itu adalah sabar terhadap Allah subhanahu wata'alah. 

Tetapi orang itu menyanggah: “Bukan!” 

Asy-Syibly menyarankan: “Sabar untuk Allah”

Orang itu menyanggah lagi: Bukan!” 

Asy-Syibly menjawab: “Sabar bersama Allah” 

Sekali lagi orang itu menyanggah: “Bukan!” Asy-Syibly bertanya: “Lantas, sabar yang mana?” 

Orang itu menjawab: “Sabar berjauhan dengan Allah” Mendengar jawaban itu asy-Syibly berteriak sedemikian rupa sehingga nyaris ruhnya melayang”


Abu Muhammad Ahmad al-Jurairy menjelaskan: 

“Sabar tidaklah membedakan keadaan bahagia atau menderita, di sertai dengan ketenteraman pikiran dalam keduanya. Bersikap sabar adalah mengalami kedamaian ketika menerima cobaan, meskipun dengan adanya kesadaran akan beban penderitaan”


Salah seorang Sufi menyenandungkan:

"Aku bersabar dan aku belum melihat kehendak-Mu atas sabarku

Dan ku sembunyikan petaka yang Kau kenakan

Pada diriku, di tempat sabar.

Takut bahwa hatiku akan mengeluh tentang deritaku

Sampai air mataku mengalir, penuh rahasia

Dan aku tak tahu.



Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkomentar:

“Orang yang sabar akan mencapai derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat, sebab mereka telah mendapat derajat kesertaan di sisi Allah subhanahu wata'alah. sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar”

(Alqur-an surat. Al-Nafal ayat46).



Di katakan mengenai arti firman Allah swt:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkan lah kesabaranmu dan bergantunglah (dirimu kepada Allah)”

(Alqur-an surat. Ali Imran ayat: 200).



Bahwa sabar (shabr) adalah berada di bawah tahap berteguh hati dalam kesabaran (mushaabarah) dan di bawah tahap mengaitkan diri kepada Allah (muraabathah).” Di katakan juga: “Bersabarlah’ dengan dirimu dalam taat kepada Allah swt. Berteguhlah dalam kesabaran’ dengan hatimu dalam menghadapi cobaan-cobaan yang berkaitan dengan Allah swt. dan “kaitkanlah’ jiwamu terhadap kerinduan kepada Allah swt. Juga di katakan: “”Bersabarlah” kepada Allah, ‘berteguhlah dalam kesabaran’ dengan Allah, dan ‘kaitkanlah’ jiwamu dengan Allah”


Di katakan bahwa Allah subhanahu wata'alah. mewahyukan kepada Daud as: 

“Berakhlaklah dengan Akhlak-Ku. Di antaranya adalah bahwa Aku adalah Yang Maha Penyabar” Di katakan: “Seraplah kesabaran. Jika ia membunuhmu, engkau akan mati sebagai syahid. Jika ia menghidupimu, maka engkau akan hidup sebagai seorang yang mulia”


Di katakan juga: 

“Kesabaran untuk Allah adalah kesukaran, 

sabar dengan Allah adalah baqa’, 

sabar jauh di dalam Allah adalah cobaan, 

dan sabar jauh dari Allah adalah sangat hampa”



Para Sufi bersyair:

"Kesabaran berjauhan dengan-Mu tercela akibatnya,

Namun terpujilah segala kesabaran yang lain.


Mereka juga membacakan:

Bagaimana sabar, orang yang lepas dari-Ku

Laksana utara dan selatan

Ketika orang-orang bermain-main di segala hal

Aku melihat cinta bermain dengan orang-orang itu.



Di katakan: “Sabar dalam mencari pemenuhan hidup adalah tanda kemenangan, dan sabar dalam kesukaran adalah tanda keselamatan”


Di katakan: “Bersikap teguh dalam kesabaran adalah sabar dalam bersabar, sampai kesabaran tenggelam dalam kesabaran dan kesabaran berputus asa dari kesabaran, sebagaimana di katakan syair:

"Sabar orang yang sabar hingga kesabaran meminta

Pertolongan kepadanya

Sang pecinta berseru kepada kesabaran, Sabarlah!”



Suatu ketika As-syibly sedang di tahan di rumah sakit jiwa, dan sekelompok orang datang menjenguknya. Ia bertanya : Siapakah kalian?” Mereka menjawab: “Kami adalah sahabat-sahabat tercintamu yang datang untuk mengunjungimu” Maka syibly lalu mulai melempari mereka dengan batu hingga merekapun berlarian. Ia berteriak: “Wahai para pendusta, jika kalian memang sahabat-sahabatku, niscaya kalian akan sabar ketika aku uji”



Dalam suatu riwayat di sebutkan: “Demi penglihatan-Ku, apa yang di pukul oleh mereka yang memikul beban demi Aku, adalah dalam penglihatan-Ku.” 


Allah subhanahu wata'alah berfirman:

“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kamu”

(Alqur-an surat. Ath-Thuur ayat 48).



Salah seorang Sufi mengabarkan: 

“Aku sedang berada di Mekkah, dan ku lihat seorang fakir sedang melakukan thawaf. Ia mengeluarkan selembar kertas dari saku bajunya, melihatnya, kemudian meneruskan thawafnya. Hari berikutnya ku lihat ia melakukan hal yang sama. Aku memperhatikannya selama beberapa hari, dan ia terus berbuat demikian. Lalu pada suatu hari ia berjalan mengelilingi Ka’bah, melihat kertas itu, mundur beberapa langkah, kemudian jatuh dan mati. Aku mengambil kertas yang ada di sakunya, dan di dalamnya tertulis: “Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami”


Seorang Sufi berkata: 

“Aku masuk ke negeri India dan aku melihat seorang pemuda bermata satu, yang di juluki orang “Si Fulan yang Sabar” Ketika aku bertanya tentangnya, orang mengatakan kepadaku: “Semasa muda, seorang sahabatnya berangkat untuk bepergian jauh. Ketika sahabatnya itu berpamitan, meneteslah air mata dari salah satu kelopak matanya, namun kelopak matanya yang sebelah lagi tidak. Ia katakan kepada bola matanya yang tidak menangis itu: 

“Mengapa engkau tidak menangis atas keberangkatan sahabatku?” Engkau ku larang melihat dunia ini!” Lalu di tutupnya matanya itu, dan selama enam puluh tahun belum pernah di bukanya”



Di katakan tentang firman Allah swt:

“Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik”

(Alqur-an surat. Al-Ma’arij ayat:5), 

bahwa : Sabar yang baik itu adalah sabar yang mencegah di ketahuinya korban yang terkena penderitaan.



Umar bin Khtahthab r.a. berkata: “Seandainya kesabaran dan syukur itu adalah dua ekor unta, bagiku akan sama saja mana yang akan ku kendarai”


Ketika terkena cobaan, Ibnu Syabramah biasa mengatakan: “Semua ini hanyalah awan Dan cobaan itu akan berlalu”


Ketika Rasulullah di tanya tentang iman, beliau menjelaskan:

“(Iman) adalah keteguhan hati dalam bersabar dan bersikap murah hati”

(Hadis riwayat Abu Ya’la dan Baihaqi).



As-Sary di tanya tentang sabar, dan ia mulai berbicara. Lalu seekor kalajengking merayap ke kakinya dan menyengat nya beberapa kali, namun ia sama sekali tidak bergeming. Seseorang bertanya kepadanya: “Mengapa engkau tidak mencampakkannya?” Ia menjawab: “Aku malu kepada Allah swt. untuk berbicara tentang sabar sedang aku sendiri tidak sabar”


Dalam sebuah hadis di katakan: “Orang-orang miskin yang sabar akan bersama di majelis Allah subhanahu wata'ala. di hari Kebangkitan”


Allah swt. mewahyukan kepada salah seorang Nabi-Nya: “Aku menurunkan cobaan kepada hamba-Ku, lalu ia berdoa kepada-Ku. Tetapi aku menangguhkan doanya dan ia mengeluh kepada-Ku. Maka Aku lalu bertanya: “Wahai hambaku, bagaimana Aku mengasihi mu dari suatu yang dengannya Aku mengasihi mu?” 


Ibnu “Uyaynah berkomentar mengenai arti firman Allah subhanahu wata'alah yaitu:

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar”

(Alqur-an surat. As-Sajdah ayat 24).

Bahwa artinya adalah: “Karena mereka memahami kepedulian pokok persoalan, maka kami angkat mereka sebagai pemimpin”


Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq mengatakan: “Kondisi bersabar adalah jika engkau tidak keberatan terhadap apa yang telah di tetapkan (takdir), sedangkan menampakkan cobaan tanpa mengeluh, maka hal ini tidaklah menghilangkan sabar. 


Allah swt. berfirman dalam kisah Nabi Ayyub as:

“Sesungguhnya Kami dapati ia seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya ia senantiasa taat kepada allah”

(Alqur-an surat. Shaad ayat 44).



Allah memfirmankan ini meskipun Ayyub berkata:

“Sesungguhnya aku telah di timpa penyakit.”

(Alqur-an surat. Al-Anbiya ayat: 83).


” Dan saya mendengar beliau mengatakan: “Allah menyebutkan ucapan Ayyub ini agar ucapan tersebut menjadi jalan ke luar bagi orang-orang yang lemah di antara ummat ini”


Salah seorang Sufi mengatakan, Allah subhanahu wata'alah. berfirman: 

“Sesungguhnya Kami dapati ia seorang yang sabar (shabir)” 

Dia tidak berfirman : “yang paling sabar (hsabur)” Sebab Ayyub tidaklah sabar sepanjang waktu. Sebaliknya, terkadang beliau merasa senang terhadap cobaan yang menimpa dirinya dan mendapati cobaan tersebut menyenangkan. Pada saat menyenangi cobaan tersebut, beliau bukanlah orang yang sabar, karena itu Allah tidak menyebutnya, “yang paling sabar”


Syeikh Abu ali ad-Daqqaq menegaskan: “Hakikat sabar adalah jika si hamba keluar dari cobaan dalam keadaan seperti ketika memasukinya, sebagaimana di katakan oleh Ayyub as. Pada akhir cobaan yang menimpa diri beliau. “Sesungguhnya aku telah di timpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang menyayangi” Ayyub memperlihatkan sikap berbicara yang layak dengan ucapannya: “Dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang menyayangi” Tetapi beliau tidak berkata secara jelas, dengan kata-kata : “Limpahkanlah kasih sayang-Mu kepadaku”


Sabar ada dua macam: 

◾Sabar para ahli ibadat (abidin) 

◾dan sabar para pecinta (muhibbin). 


Mengenai sabar para ahli ibadat, adalah lebih baik jika sabar macam ini di pelihara. Mengenai sabar para pecinta, sebaiknya di tinggalkan. Tentang makna kata-kata ini, para Sufi membacakan syair berikut:

Di Hari perpisahan, bahwa keputusannya

Untuk bersabar adalah satu di antara dua

Sangkaan-sangkaan dan dusta



Mengenai arti syair ini, saya telah mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq menuturkan: “Ya’kub as. Telah menyiapkan dirinya untuk bersabar. Karenanya, beliau lalu mengatakan: “Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaran ku). Artinya: “Sikapku adalah bersabar dengan sabar yang baik” Namun belum sampai malam tiba, beliau sudah mengatakan:

“Aduhai duka citaku terhadap Yunus”

(Alqur-an surat. Yusuf ayat 84).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar