📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 51-52
Pindahlah Dari Alam (Makhluk) Kepada Pencipta Alam
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
📄hikmah 51. hijra yang di tolak.
لاَتـَرْحَلْ منْ كوْنٍ الىَ كَونٍ فَتَكُونَ كَحِماَر سلرَّحىٰ يَسِيْرُ وَالمكانُ الَّذِىْ ارْتَحَلَ اليهِ هُوَالَّذي ارْتـَحلَ مِنهُ ولٰكِنْ ارْحَلْ من الاَكوَانِ الى المُكَوِّنِ. وَاِنَّ الىٰ رَبِّكَ المُنْتَهٰى
"Jangan berpindah dari satu alam (makhluk) ke alam (makhluk) yang lain, berarti sama dengan himar yang berputar di sekitar penggilingan, ia berjalan menuju ke tempat tujuan, tiba-tiba itu pula tempat yang ia mula-mula berjalan dari padanya, tetapi hendaklah engkau pergi dari semua alam menuju kepada pencipta alam; Sesungguhnya kepada Tuhanmu puncak segala tujuan"
Syarah
Keadaan orang yang tidak dapat melepaskan dirinya dari syirik itu bagaikan se ekor (himar) yang terikat dan berputar menggerakkan batu penggiling. Walaupun jauh jarak yang di jalaninya namun, dia sentiasa kembali ke tempat yang sama. Jika ia mau bebas haruslah ia melepaskan ikatannya dan keluar dari bulatan yang sempit itu.
Orang yang mau membebaskan dirinya dari syirik secara keseluruhan, hendaklah membebaskan perhatian hatinya dari semua perkara kecuali Allah.
Keluar dari bulatan alam dan masuk kepada Wujud Mutlak (allah).
Jangan berpindah dari syirik yang terang ke alam syirik yang samar. Amal kebaikan yang di nodai oleh riya', sum'ah (mengharap pujian manusia) maka tidak di anggap oleh syari'ah (tidak di terima oleh Alloh). Dan
bila telah bersih dari semua itu, kemudian beramal karena terdorong oleh menginginkan kedudukan atau kekayaan atau karomah, selamat di dunia atau akhirat, semua itupun masih termasuk alam hawa nafsu, dan belum mencapai tujuan ikhlas yang sebenarnya yaitu bersih dari segala tujuan selain hanya kepada Allah, yakni tanpa pamrih (tidak mengharap imbalan apapun dari allah dan itu juga menunjukan gagalnya dirimu dalam mengabdikan diri kepada allah). Karena itu selama masi berpindah dari alam ke alam (dari mahluk ke mahluk) maka itu tidak berbeda, bagaikan himar yang berputar di sekitar penggilingan, tetapi seharusnya sekali berangkat dari alam ini, langsung menuju kepada pencipta alam.
Karna itu Nabi Isa 'alaihihissalam pernah berkata kepada sahabat hawariyyin (pengikut / penjaga):
"Semua yang ada padamu dari berbagai nikmat kesenangan itu langsung dari karunia Alloh kepadamu, maka manakah kiranya yang lebih besar harganya (nilainya)? Apakah pemberiannya ataukah Dia yang memberi?."
''Wa Inna ila Rabbikal-muntaha''
"Sesungguhnya kepada Tuhanmu itulah puncak segala tujuan"
Sebab barang siapa yang telah mendapatkan Alloh, berarti telah mencapai segala sesuatu, baik urusan dunia mau pun urusan akhirat.
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
📄hikmah 52. hijra yang di terimah.
وَانْظـُرْ الٰى قَولهِ صلَي اللهُ عليهِ وَسَلَّمَ : فمَنْ كاَنَتْ هِجْرَتُهُ الىَ اللهِ وَرَسُوله فَهِجْرَتهُ الى اللهِ وَرَسُولهِ. ومن كاَنَتْ هِجْرَتُهُ الىَ دُنْياَ يُصِيبُهاَ اَوِامْرَأَةٍ يَتزَوَّجُهاَ فَهِجرَتهُ الٰي ما هاَجَرَ اِليهِ. فاَفْهَم قولَهُ عَلَيهِ الصَّلاةُ والسَّلامُ وَتأمَّلْ هٰذاَ الاَمرَاِنْ كُنْتَ ذاَفهْمٍ
"✒Dan perhatikan sabda Nabi shollallohu 'alaihi wasallam: 'Maka barang siapa yang berhijrah menuju kepada Alloh dan Rosul-Nya (sesuai perintah Alloh dan Rosul-Nya), maka hijrahnya akan di terima oleh Alloh dan Rosul-Nya.
✒Dan barang siapa yang berhijrah karena kekayaan dunia, dia akan mendapatkannya, atau karna perempuan maka akan di nikahi, maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia hijrah kepadanya"
Camkanlah sabda Nabi shollallohu 'alaihi wasallam ini dan perhatikanlah persoalan ini jika engkau mempunyai kecerdasan faham."
Syarah
Hikmah ini adalah lanjutan dari Kalam Hikmah yang lalu.
Keluar dari satu hal kepada hal yang lain adalah hijrah juga namanya.
Dan yang utama dalam hadits ini ialah sabda Nabi shollallohu 'alaihi wasallam, bahwa hijrah yang tidak dengan niat ikhlas yaitu hanya kepada Alloh semata akan terhenti pada tujuan yang sangat rendah dan tidak berarti, dan tidak akan mencapai keridhaan Alloh.
📝tapi jika di tinjau dari sifat allah yang wujud dan sifat mahluk yang adam
maka berpindah dari mahluk ke mahluk itu sama saja jalan di tempat (tidak kemana mana) sebuah perjalanan yang sia-sia.
tapi mau di sebut sebagai hijra ataupun bukan hijra maka itu bukan masalah, karna hijra atau bukanya itu tergantung dari mana meninjaunya, dan masalah yang sebenarnya adalah mengapa kita masi berpindah dari alam mahluk ke alam mahluk lainya dan bukan hijra kepada allah.
Seseorang minta nasehat kepada Abu Yazid al-Busthami, maka berkata Abu Yazid:
jika alloh menawarkan kepadamu akan di berikan kekayaan dari arsi sampai ke bumi maka katakanlah:
"bukan itu ya alloh tetapi hanya engkau tujuanku ya alloh"
ad-Darani berkata: "Andaikan aku di suruh memilih antara masuk surga Jannatul-Firdaus dengan shalat dua rakaat, niscaya saya pilih shalat dua rakaat.
Sebab di dalam surga, saya dengan bagianku, dan dalam shalat aku dengan Tuhanku."
Asy-Syibli rodhiallohu 'anhu berkata: "Berhati-hatilah dari ujian Alloh, walaupun dalam perintah, “Kulu wasyarabu” (makan dan minumlah) Sebab dalam pemberian nikmat itu ada ujian untuk di ketahui, siapakah yang silau dan lupa kepada-Nya setelah menerima nikmat, dan siapa yang tetap pada-Nya sebelum dan sesudah menerima nikmat".
Seorang penyair berkata: "Dia shalat dan puasa karena sesuatu yang di harapkan, sehingga setelah tercapai urusannya, dia tidak shalat dan puasa."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar