Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah
(Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 5: para tokoh sufi
judul 15. Muhammad Ibnul Fadhl Al-Balky
Abu Abdullah -- Muhammad ibnul Fadhl al-Balkhy (wafat 319 H./931 M.), asli penduduk Balkh, kemudian bertempat tinggal dan hingga wafat di Samarkand. (Samarkand, merupakan kota Islam, yang dulu berada di bawah kekuasaan Uni Sovyet (sebelum komunis runtuh). Kota ini juga pernah di rebut oleh Jangis Khan (1229M.), kemudian di kuasai oleh Timur Leng)
Ia berguru kepada Ahmad bin Khadharwaih dan yang lainnya. Abu Utsman al-Hiry menaruh perhatian yang sangat besar kepada Muhammad ibnul fadhl.
Suatu saat Abu Utsman al-Hiry menulis surat kepada Muhammad ibnul Fadhl al-Balkhy, bertanya kepadanya : “Apakah tanda-tanda celaka?” Al-Balkhy menjawab: “Ada tiga hal:
Seseorang di beri rezeki ilmu tapi terhalang untuk beramal, seseorang di beri amal tetapi terhalang keikhlasannya, dan seseorang di beri rezeki dapat bersahabat dengan orang-orang shaleh tetapi tidak menghormati mereka”
Abu Utsman al-Hiry berkata: “Muhammad ibnul Fadhl al-Balkhy adalah agen para sufi.
Di antara ucapan Al-Balkhy adalah: “Musnahnya Islam karena empat hal:
1⃣Mereka tidak mengamalkan apa yang di ketahui,
2⃣mengamalkan apa yang tidak di ketahui
3⃣tidak mau belajar apa yang tidak diketahui,
4⃣dan menghalangi orang lain untuk belajar”
Di katakannya pula:
“Sungguh menakjubkan bagi orang yag melintasi padang tandus menuju rumahnya. Lantas orang itu melihat pengaruh-pengaruh kenabian. Bagaimana ia tidak melewati hawa nafsu, agar sampai ke hatinya, sehingga melihat pengaruh-pengaruh Tuhannya Azza wa Jalla?”
Dan berkata:
“Bila Anda melihat seorang penempuh yang selalu menambah harta dunia, itu pertanda bahwa ia akan berpaling”
Ketika di tanaya perihal zuhud, ia menjawab: “Memandang pada dunia dengan sebelah mata, dan kontra dunia dengan penuh harga diri, bangga dan prestisius”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar