Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah
(Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 5: para tokoh sufi
judul 14. Syaqiq Al-Balkhy
Abu Ali – Syaqiq bin Ibrahim al-Balkhy (wafat 139 H./810 M.), salah seorang di antara tokoh-tokoh besar Khurasan. Ia adalah guru dari Hatimal-Asham.
Di kisahkan, tentang penyebab zuhudnya, bahwa ia adalah salah seorang dari anak kalangan orang-orang berada. Suatu ketika ia melakukan lawatan ke Turki untuk suatu kepentingan bisnis. Dan kepergiannya itu merupakan yang pertama kali baginya. Suatu saat ia masuk ke pura patung. Penjaga pura itu, rambut dan jenggotnya di cukur, pakaiannya dari jenis sutera arjuwaniya. Syaqiq berkata kepada si penjaga : “Bukankah Anda mempunyai Pencipta Yang Maha Hidup, Maha Tahu, dan Maha Kuasa, maka sembahlah Dia. Jangan menyembah patung-patung yang tidak membahayakan atau memberi manfaat kepada diri Anda!” Penjaga itupun menjawab: “Bila Dia sebagaimana Anda ucapkan, tentu Dia dapat memberi rezeki kepada diri Anda di negara Anda sana.
Mengapa Anda bersusah payah datang kemari untuk bisnis? Seketika Syaqiq pun menjadi sadar, dan sejak saat itu ia mengambil jalan zuhud. Di katakan, di antara peyebab zuhudnya, bahwa ia melihat seorang budak yang sedang bermain-main dengan penuh suka cita di musim kemarau dan paceklik. Orang-orang sangat prihatin kala itu. Syaqiq bertanya: “Apa yang membuatmu bersuka cita seperti ini?” Bukankah engkau melihat kesengsaraan manusia di musim kemarau dan paceklik ini?” Budak itu menjawab: “Bagiku kesengsaraan itu tidak ada.
Tuanku berada di suatu desa yang bersih, siapa saja masuk di sana dan apa pun yang kami butuhkan tercukupi” Sejenak Syaqiq sadar, dan berkata pada diri sendiri: “Kalau tuannya berada di suatu desa, dan ia tergolong makhluk yang fakir, sementara dirinya tidak peduli terhadap rezeki lalu layakkah seorang Muslim mementingkan rezekinya, sedang Tuannya Maha Kaya?”
Hatim al-Asham berkata : Syaqiq al-Balkhy tergolong kaya raya, Ia menghidupi para pemuda pada masanya. Sedangkan Gubernur Balkh kala itu adalah Ali bin Isa bin Mahan. Sang Gubernur ini sangat menyayangi anjing pemburu miliknya. Suatu saat salah satu anjingnya hilang. Lantas anjing ini di temukan berada di tempat seseorang laki-laki yang menjadi tetangga Syaqiq. Laki-laki itupun di cari, namun ia lari dan bersembunyi di rumah Syaqiq. Lantas Syaqiqi pergi ke rumah Gubernur dan berakata, “Tolong beri jalan. Soal anjing itu ada di rumahku, ku kembalikan tiga hari lagi”
Para pengawal Gubernur menyilahkan Syaqiq, dan setelah itu Syaqiq kembali pulang. Pada hari ketiga, seorang sahabat Syaqiq yang sudah lama menghilang dari Balkh datang. Sahabat itu menemukan anjing yang lehernya berkalung di jalan, lantas anjing itupun di bawanya. “Lebih baik anjing ini ku berikan saja kepada Syaqiq, sebab ia sibuk dengan kaum muda,” kata si sahabat tersebut. Ketika Syaqiq melihatnya, ternyata anjing tersebut adalah anjing Gubernur. Syaqiq amat girang, dan anjing itu tepat pada hari ke tiga di bawa kepada Gubernur, dan ia bebas dari beban. Allah swt. kemudian melimpahkan rezeki kesadaran, dan Syaqiq bertobat dari perilaku sebelumnya, kemudian menempuh jalan zuhud”
Hatin al-Asham menceritakan kisahnya ketika bersama Syaqiq. “Kami pernah bersama dengan Syaqiq dalam satu berisan tempur ketika memerangi orang-orang Turki. Saat itu tidak terlihat kecuali kepala-kepala manusia yang aneh, busur-busur panah yang patah dan pedang-pedang yang putus. Syaqiq berkata kepadaku: “Bagaimana dengan dirimu, hari ini, wahai Hatim?” Apakah engkau melihatnya seperti kejadian semalam ketika engkau di usir oleh isterimu?” Aku berkata, “Tidak demi Allah!” Syaqiq berkata: “Namun, bagiku, demi Allah, pada hari ini sama dengan dirimu pada malam itu” Kemudian Syaqiq tidur di antara dua rak, berbantalkan perisai, hingga terdengar jerit-jeritnya.”
Di antara ucapan Syaqiq: “Bila Anda ingin mengenal seseorang, maka kenalilah; apakah ia memilih janji Allah swt, atau memilih janji menusia. Lebih condong ke mana orang tersebut, maka akan kelihatan pribadinya”
Katanya pula: “Takwa seseorang di ketahui atas tiga hal:
Mengambil,
mencegah
dan berbicara”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar