Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 5: para tokoh sufi
judul ke 52. Muhammad bin Khafif asy-Syirazy
Abu Abdullah – Muhammad bin Khafif asy-Syirazy (276 – 371 H./890 – 982 M.), berguru kepada Ruwaym, al-Jurairy dan Ahmad bin Atha’ serta yang lainnya. Termasuk tokoh besar panutan para syeikh dan satu-satunya tokoh Sufi di zamannya.
Di antara ucapannya:
“Hasrat dan kehendak itu adalah melestarikan kepayahan dan meninggalkan istirahat”
“Tiada yang lebih membahayakan seorang murid di banding berkecenderungan pada toleransi pada nafsu dalam mengambil perkara yang di murahi allah dan penakwilan-penakwilan”
Ketika di tanya tentang taqarub, ia menjawab:
Taqarubmu kepada Allah swt. dengan cara bersiteguh terhadap keserasian dengan-Nya, sedangkan kedekatan-Nya kepadamu, dengan kelestarian taufiq-Nya”
Ada seorang fakir masuk ke rumah Syeikh Abu Abdullah bin Khafif. Si fakir itu berkata kepada Syeikh:
“Saya mempunyai keragu-raguan (was-was)”
Maka syeikh itu menjawab:
“Pada saat aku bersama jamaah para Sufi, sering kali mereka tunduk pada setan. Dan sekarang, setan-setan itu tunduk kepada mereka”
Abul Abbas al-Karkhy berkata:
“Ku dengar Abu Abdullah bin Khafif berkata:
“Aku merasa lemah untuk bangun berdiri melaksanakan shalat malam, Karena itu, sebagai gantinya setiap rakaat selalu ku rutinkan dua rakaat sambil duduk.
Sebab ada hadis yang menegaskan:
“Shalat dengan duduk itu pahalanya separu di banding shalat dengan berdiri"
(Ini karna sholat dengan duduk itu di perbolehkan Allah jika dengan uzur yang di benarkan syara', bukan karna mengharap pahala walau cuma seperuh, kaum sufi itu tidak mengharap pahala tapi semua amal ibadahnya itu hanya sebagai pengabdianya pada Allah semata)
Abu Abdullah berkata:
“Kadang-kadang pada awal penempuhan jalan Sufiku, setiap rakaat shalat ku baca Surat “Qul Huwallahu Ahad” Sampai seribu kali. Kadang-kadang setiap satu rakaat satu kali khatam Al-Qur’an. Kadang-kadang aku shalat mulai dari pagi hingga sore hari, seribu rakaat”
(Bilangan 1000 rakaat inipun bukan bukan karna mengaharap pahala atau surga, ilmu atau karomah, tapi hanya sebagai pengabdian diri pada allah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar