Senin, 08 November 2021

0554. Dawud ath-Tha’y

 Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)

bab 5: para tokoh sufi

judul ke 54. Dawud ath-Tha’y



Abu Sulaiman – Dawud bin Nushair ath-Tha’y (wafat 165 H./781 M), ia tergolong orang berbudi agung. Mendapat warisan dua puluh ribu dinar. Kemudian di infakkan selama dua puluh tahun.


Saya mendengar dari Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq yang berkata:

“Faktor penyebab tobatnya Dawud ath-Tha’y, ketika ia melewati baghdad. Suatu hari ia minta permisi kepada orang-orang untuk jalan melewati depan Humaid ath-Thausy. Dawud menoleh, dan Humaidpun tahu.


Lalu Dawud berkata:

“Bakh! Dunia telah lebih dulu di tinggalkan Humaid” Sejak saat itulah ia berdiam diri di rumah untuk menekuni ibadat”



Saya mendengar para fafkir di Bagdad mengatakan, bahwa penyebab tobatnya ath-Tha’y adalah ketika menghadiri majelis Abu hanifah radhiyallahu ‘anhu. Suatu hari Abu Hanifah berkata kepadanya:

“Wahai Abu Sulaiman, soal piranti ilmu, kami telah mengukuhkannya”

Lalu Dawud bertanya:

“Masih adakah yang tersisa?”

Abu Hanifah menjawab:

“Mengamalkannya”

Lalu Dawud berkata:

“Engkau membuatku serentak untuk ‘uzlah, dan aku berjanji pada diriku sendiri, Sampai kamu mengikuti majelis mereka dan tidak bertanya tentang satu masalah pun”

Lalu ia berkata:

“Setelah itu aku mengikuti majelis Sufi selama setahun, sama sekali aku mengekang untuk sebuah pertanyaan. Padahal masalah itu lewat di hadapanku. Untuk berucap, bagiku begitu berat di bandingkan menahan rasa dahaga untuk meraih air yang dingin. Hingga terjadilah apa yang terjadi”



Di kisahkan, “Al-Junayd sedang berbekam kepada Dawud ath-Tha’y, lantas Junayd memberinya beberapa dinar.

Lalu Dawud berkata:

“Ini berlebihan”!

Namun al-Junayd menjawab:

“Tidak ada ibadat yang sempurna bagi orang yang tidak punya harga diri”



Dawud bermunajat di tengah malam:

“Tuhanku, hasrat kepadaMu membuatku menelantarkan hasrat duniawi. Hasratku menghalangi diri dan tempat tidurku”



Dayah berkata kepada Dawud ath-Tha’y:

“Apakah Anda tidak menginginkan roti?”

Dawud menjawab:

“Di antara kunyahan roti dan minum aku memilih membaca lima puluh ayat suci”



Ketika Dawud ath-Tha’y wafat, sebagian orang saleh bermimpi bertemu dengannya, sedang Dawud lari kencang.

Lalu di tanya:

“Ada apa denganmu?”

Dawud menjawab:

“Saat ini aku sudah bebas dari penjara!”

Orang yang bermimpi itu pun terbangun, lantas berteriak lantang “Dawud ath-Tha’y telah tiada!”



Ada seorang bertanya kepada Dawud:

“Berilah aku wasiat”

Ia menjawab:

“Pasukan-pasukan kematian menunggumu!”



Ada seseorang datang kepada Dawud, lantas ia melihat air yang menguap oleh terik sinar matahari. Orang itu pun berkata kepada Dawud:

“Apakah tidak sebaiknya Anda pindahkan ke tempat yang dingin?”

Dawud menjawab:

“Ketika ku letakkan, matahari belum terbit. Aku malu jika Allah melihatku, karena keinginanku itu”



Abu ar-Rabi’ al-Wasithy bercerita:

“Ku katakan kepada Dawud ath-Tha’y, “Berilah aku wasiat”, “Puasalah engkau dari dunia, berbukalah dengan kematian. Larilah dirimu dari manusia seperli larimu di kejar harimau!”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar