Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 5: para tokoh sufi
judul ke 77. Khayr an-Nassaj
Nama lengkapnya Muhammad bin Ismail bin Samura. Di juluki Khayrun Nassaj, karena suatu saat ia pergi naik haji. Lalu seseorang mencekalnya di gerbang Kufah.
“Kamu adalah budakku, dan namamu Khayr”
Kata orang berkulit hitam itu, dan ia tidak dapat menolaknya. Orang itu mempekerjakannya sebagai penenun sutera. Selanjutnya orang itu meninggalkan Khayr begitu saja, sambil berkata:
“Aku keliru, engkau ternyata bukan budakku, dan dirimu bukan Khayr”
Lantas Khayrun Nasssaj menjawab:
“Aku tidak akan pernah mengubah nama pemberian sesama Muslim”
Dan nama itu menjadi monumental baginya.
Berguru kepada Abu Hamzah al-Baghdady dan bertemu as-Sary. Ia termasuk teman seangkatan an-Nury. Di katakan. Ia hidup dalam usia 120 tahun. Bertobat di majelis as-Syibly dan al-Khawwas. Akhirnya menjadi guru bagi jamaah Sufi.
Khayrun Nassaj berkata:
“Takut adalah cemeti Allah swt. yang di berikan kepada seseorang yang berkali-kali beradab buruk”
Abul Husain al-Maliky berkata:
“Aku bertanya kepada seseorang tentang suasana menjelang akhir hayat Khayrun Nassaj. Orang itu mengisahkan:
“Menjelang wafatnya, saat shalat maghrib tiba, ia pingsan. Kemudian kedua matanya terbuka dan menunjukkan suatu arah rumah, dan berkata:
“Berhenti, engkau adalah hamba yang di perintah dan aku juga hamba yang di perintah. Hal-hal yang di perintahkan kepadaku tidak membuatmu kehilangan, dan bagiku yang di perintahkan kepadaku telah meninggalkanku. Lantas ia meminta air wudhu untuk shalat. Kemudian melakukan shalat, lantas kejang dan memejamkan kedua matanya, serta membaca syahadat, langsung wafat”
Ia di mimpikan oleh seseorang dan di tanya:
“Apa yang di lakukan Allah swt, kepada Anda?”
Ia menjawab:
“Jangan tanya kepadaku tentang itu. Tapi aku istirahat dari duniamu yang kotor”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar