Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 5: para tokoh sufi
judul ke 81. Ahmad an-Nury
Abul Husain – Ahmad bin Muhammad an-Nury (wafat 295 H./908 M.), lahir dan besar di Baghdad. Asli suku Baghawy. Berguru kepada Sary as-Saqathy dan Ibnu Hawary. Seangkatan dengan al-Junayd – rahimahullah – dan dikenal sangat berbudi luhur, dan baik dalam hal amaliah serta ucapan.
Ucapan-ucapannya:
“Tasawuf adalah meninggalkan bagian nafsu untuk setiap detiknya”
“Sesuatu paling mulia pada saat ini ada dua:
Seorang alim yang mengamalkan ilmunya.
Dan seorang ‘arif yang berkata tentang hakikat”
“Siapa saja yang Anda lihat mengaku mempunyai tahap ruhani tertentu di hadapan Allah swt. namun keluar dari hukum syariat, maka jangan Anda dekati orang itu”
Al-Junayd berkata: “Sejak an-Nury wafat, tidak satu pun orang membicarakan hakikat kejujuran”
Ahmad al-Maghazily berkomentar: “Tidak perna ku lihat orang yang lebih baik dalam ibadat melebihi an-Nury”
An.Nury berkata: “Semula pakaian-pakaian tambal merupakan penutup bagi mutiara. Sekarang terbuang di tempat-tempat sampah”
Di kisahkan bahwa an-Nury, setiap hari keluar dari rumahnya selalu membawa roti. Lantas roti itu di sedekahkan di jalan. Dan masuk ke masjid untuk shalat menjelang dzuhur. Kemudian keluar dan membuka pintu kedainya. Sementara ia sendiri puasa. Keluarganya sendiri menduga kalau an-Nury sudah makan di pasar. Sementara orang-orang di pasar menduga bila an-Nury sudah makan di rumah. Hal ini berlangsung selama dua puluh tahun, di saat awal perjalanan spiritualnya.