Senin, 08 November 2021

0582 Muhammad al-Wasithy

 Terjemahan kitab risalatul qusyairiyah (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)

bab 5: para tokoh sufi

judul 82 Muhammad al-Wasithy



Abu Bakr - Muhammad bin Musa al-Wasithy (wafat 331 H./942 M.), dari Khurasan, dan asli Farghanah. Berguru kepada al-Junayd dan an-Nury. Ia tekenal sebagai ulama besar dan tinggal Marw.


Di antara ucapannya:


“Takut dan harap adalah dua kendali yang mencegah dari adab buruk”


“Bila Allah swt. menghendaki kehinaan seorang hamba, akan di temukan dengan lumpur dan sampah, yakni: 

bergaul dengan tukang omong kosong”

“Mereka menjadikan keburukan adabnya sebagai keikhlasan 

kejahatan jiwanya sebagai kelapangan, 

kehinaan cita-citanya sebagai kekuasaan.

Mereka buta akan jalan, mereka menempuh jalan sempit. 

Tiada kehidupan dalam kesaksian-kesaksian mereka. Dan tiada ibadat yang bersih dalam ceramah-ceramah mereka. 

Bila mereka bicara, mereka ungkapkan dengan marah. 

Bila berpidato, mereka tampil dengan sombong. 

Kita temukan sebagaimana Firman-Nya:

“Di laknati Allah-lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?”

(Qs. At-Taubah :30).



Abu bakr al-Wasithy pernah melewati gerbang kedai pada hari Jum’at untuk berangkat ke Masjid Jami’. Salah satu tali sandalnya putus. Lantas pemilik kedai itu menawarkan:

“Apakah engkau izinkan bila ku perbaiki tali sandalmu?”


Al-Wasithy menjawab:

“Silahkan!”


Tali sandal itu pun baik kembali, lalu al-Waisthy berkata kepada pemilik kedai itu:

“Mengapa tali sandalku putus, apa Anda tahu?”

Yang di tanya menjawab:

“Tidak”

Dan al-Wasithy menjawab sendiri:

“Itu karena aku tidak mandi di hari Jum’at ini. “Orang itu menawarkan, “Tuan di sana ada kamar mandi, tuan bisa masuk.” Bolehlah” kata al-Wasithy. Al-Wasithy lalu masuk ke kamar mandi, dan mandi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar