📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 87 Tanda-Tanda Orang ‘Arif
ماَالعاَرِفُ مَن اذاَ اَشارَ وجدَ الحَق َّ اقرَبَ اليهِ مِنْ اِشارَتِهِ ، بلِ العارفُ مَن لاَ اِشارَة َ لهُ لِفَناءـهِ في وُجُوده وانطِواَءـهِ في شهوُدهِ
"Tidak di sebut orang arif itu, orang yang bila ia memberi isyaroh (isyarat)sesuatu ia merasa bahwa Alloh lebih dekat dari isyaroh-Nya, tetapi orang arif itu ialah yang merasa tidak mempunyai isyaroh (isyarat), karena merasa lenyap diri dalam wujud Alloh, dan di liputi oleh pandangan [syuhud] kepada Alloh".
Syarah
Hikmah yang lalu menerangkan keadaan orang awam yang di hijab oleh cahaya dunia dan syaitan sehingga mereka tidak jadi untuk berbuat taat kepadaAlloh.
dan Hikmah 87 ini menerangkan keadaan orang yang berjalan pada jalan Alloh dan sudah mengalami hakikat-hakikat, tetapi cahaya hakikat masih menjadi hijab antara dirinya dengan Alloh, Pengalaman tentang hakikat menurut istilah tasawuf di sebut isyaroh tauhid (isyarat tauhid).
Isyarat-isyarat tersebut apabila di terima oleh hati maka hati akan mendapat pengertian tentang Alloh. Isyarat-isyarat demikian membuatnya merasa dekat dengan Alloh . Orang yang merasa dekat dengan Alloh, tetapi masih melihat kepada isyarat-isyarat tersebut masih belum mencapai makam arifbillah. Orang arifbillah sudah melepas isyarat-isyarat dan sampai kepada Alloh yang tidak boleh dan tidak bisa di isyaratkan lagi.
Maqom ini di namakan fana-fillah atau lebur kewujudan diri dalam Wujud Mutlak dan penglihatan mata hati tertumpu kepada Alloh semata-mata, yaitu dalam keadaan:
Tiada sesuatu sebanding dengan-Nya.
Tidak ada nama yang mampu menceritakan tentang Dzat-Nya.
Tidak ada sifat yang mampu menggambarkan tentang Dzat -Nya.
Tidak ada isyarat yang mampu memperkenalkan Dzat -Nya.
Itulah Alloh yang tidak ada sesuatu apapun menyerupai-Nya. Maha Suci Alloh dari apa yang di sifatkan.
Yakni, siapa yang masih mempunyai pandangan kepada sesuatu selain Alloh, maka belum sempurna sebagai seorang (yang mengenal kepada Alloh). Tetapi orang arif yang sesungguhnya, ialah yang merasakan kepalsuan sesuatu selain Alloh, sehingga pandangannya tiada lain kecuali kepada Alloh.
Seorang ‘arif ditanya tentang apakah fana’ itu?
Beliau menjawab, “Fana’ ialah Muncul/terlihatnya sifat keagungan dan kemegahan Alloh pada hamba-Nya, sehingga hamba tersebut jadi lupa akan dunia, lupa akhirat, lupa derajat, lupa makom, hal, dzikir. lupa akalnya, lupa dirinya sendiri, lupa fana’nya sebab tenggelam dalam takdhim kepada Alloh ta’ala"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar