📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 132-135 “Jangan Minta Balasan Atas Amalmu”
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
متى طلبت عواضا على عمل طولبت بوجود الصدق فيه ويكفي المريب وجدان السلامة
📄hikmah132.
”Apabila engkau menuntut upah / balasan / imbalan atas semua amal perbuatanmu, pasti engkau akan di tuntut Alloh atas kesempurnaan amal perbuatanmu. Dan bagi orang yang merasa belum sempurna amalnya, harus merasa cukup puas jika ia selamat dari tuntutan / tidak di tuntut atas kekurang sempurnaan amalnya”
Syarah
Hikmah ini menjelaskan kejelekan orang yang beramal karena mengharap balasan/upah dari amalnya. Padahal seharusnya orang itu beramal yang baik, bersih hanya karena menghamba pada Alloh.
yaitu:
Karena hanya Allohlah dzat yang wajib di sembah dan di agungkan, dan menjadi tujuan kita dunia dan akhirat. Hal ini sudah banyak di bahas dalam kitab ini dengan berbagai bahasan yang berbeda.
Khoir An-nassaj berkata:Timbangan amalmu itu sesuai dengan perbuatanmu, karena itu mintalah kemurahan karunianya. Dan itu lebih baik bagimu.
Al-washity berkata: amal ibadah itu sebenarnya lebih dekat pada meminta/mengharap ampunan dan maaf, dari pada mengharap pahala dan upah (imbalan / balasan)
Annash-robadzy berkata: Amal ibadah itu bila di perhatikan kekurangan-kekurangannya, lebih dekat kepada mengaharap maaf dari pada mengharap pahala dan balasan (upah /imbalan)
Firman Alloh: “qulbi fadh lillahi wa birohmatihi fa bizalika fal yaf rohu huwa hoirum yaj ma-un"
artinya: Katakanlah Hanya karena karunia dan rohmat Alloh mereka bisa bergembira, sebab itu lebih baik bagi mereka dari segala yang dapat mereka kumpulkan sendiri”
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
لاتطلب عواضا على عمل لست له فاعلا، يكفى من الجزاءلك على العمل ان كان له قابلا
📄hikmah133.”Jangan menuntut upah (imbalan) tehadap amal perbuatan yang hakikatnya kamu sendiri tidak berbuat, cukup besar balasan alloh bagimu, jika Alloh menerima amalmu”
Syarah
Firman Alloh:
“wallahu holakokum wama ta'malun"
(Dan Alloh yang menjadikan kamu, dan semua yang engkau perbuat (al-qur-an surat: As-shofat ayat 96).”
berdasarkan ayat ini maka:
kita hanya menjadi lalu lintas qodho’ dan qodarnya Alloh, jadi tidaklah pantas kalau kita minta balasan/upah sedangkan kita tidak ikut mengerjakan, yakni semua pekerjaan yang kita kerjakan untuk Alloh.
tapi allah senang menyebut nyebut bahwa amal itu sebagai milik hambanya sehingga seperti hamba yang mengerjakannya dengan berfirman:
udhulul jannata bima kuntum ta'malun. artinya:
"Masuklah kamu semua ke surga sebab amal yang kau kerjakan"
cerdaslah dalam memikirkan kesempurnaan sifat dan cintanya allah pada kekasihnya sehingga engkau tidak salah mengartikan tata bahasa yang allah firmankan kepada rosul saw.
Ibrohim al-laqqony berkata:
Dan Alloh yang menjadikan hamba, dan segala perbuatannya, Dia pula yang memberi taufiq untuk siapa yang akan sampai (wushul) kepadaNya.
selaras dengan hikmah selanjutnya yang mengatakan bahwa:
اذا اراد ان يظهرفضله عليك خلق فنسب اليك
134.” Jika Alloh akan menunjukkan karunianya kepadamu, maka Alloh membuat amal kebaikan pada dirimu, dan mengatasnamakan amal perbuatan itu padamu (yang sebenarnya adalah amal kebaikanNya /alloh)”
Syarah
Sebagaimana firman-firman Alloh: Hai hambaKu yang beriman, Hai orang-orang yang beriman.
Padahal Alloh yang memberikan iman itu, karena itu jawaban hamba seharusnya:
Engkau ya Alloh yang memberikan karunia iman kepadaku, sehingga aku berbuat taat, padahal aku sendiri tiada berdaya dan tidak berkekuatan kecuali semata-mata dengan pertolonaganMu.
Sahal bin Abdulloh ra. berkata: Jika hamba berbuat kebaikan, lalu ia berkata: Ya Alloh, Engkau yang memberi karunia, taufiq sehingga aku Engkau jadikan hamba yang berbuat kebaikan. Engkaulah yang memberi pertolongan, Engkau jualah yang memberi kemudahan mengerjakan kebaikan.
Niscaya Alloh memuji hamba itu, dengan firmanya: Hambaku engkau telah berbuat taat dan taqorrub (mendekatkan diri) kepadaKu (ini tata bahasa dari sifat alloh yang maha sempurna lagi, maka jangan salah mengartikanya)
Sebaliknya jika hamba itu merasa dia yang beramal (lupa dengan taufiq dan pertolongan Alloh) lalu berkata: aku telah beramal, telah bertaqorrub dan lain lainya, maka Alloh mengabaikan (berpaling) pada mereka dan berfirman: Hai hambaku, Aku yang memberi taufiq hidayah padamu, dan Aku yang memberi pertolongan padamu, memberi kemudahan berbuat baik padamu.
Apa bila hamba berbuat kejahatan lalu berkata: Ya Alloh, Engkau yang telah menaqdirkan aku untuk berbuat kejahatan, dan Engkau yang telah memutuskan.
Maka Alloh menjawab: Hai hambaku, kaulah yang salah (berbuat kesalahan / kejahatan), kaulah yang bodoh, dan berbuat maksiat.
Sebaliknya jika hamba yang berbuat dosa itu berkata: Ya Alloh, aku telah berbuat salah, zholim pada diriku sendiri karena kebodohanku. Maka di jawab oleh Alloh: HambaKu, Aku yang menentukan, menaqdirkan dan menutupi kesalahanmu serta mengampuni dosa-dosamu.
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
لانهاية لمذامّك ان ارجعك اليك ولا تفرغ مداءحك ان اظهر جوده عليك
📄hikmah135.”Tiada batas akhirnya kejelekanmu jika Alloh mengembalikan engkau kepada kekuatan usaha daya upayamu sendiri, dan tidak ada habisnya kebaikanmu, jika Alloh memperlihatkan kemurahanNya padamu”
Syarah
Apa bila Alloh mengembalikan amal pada kamu sendiri artinya Alloh tidak memberi
✒bantuan,
✒taufiq,
✒hidayah
✒dan pertolongannNya padamu,
maka kamu akan selalu melakukan pekerjaan yang di cela oleh syara’. Sehingga tidak ada amal yang di anggap baik menurut Alloh, walaupun kelihatannya ibadah dan amal kebaikan.
Rosululloh bersabda dalam do’anya:
ashlih lil sya'ni kullahu wala takilni ilaa nafsii torfata aini.
“Ya Alloh, perbaikilah urusanku (perkara / masalah) semuanya, dan jangan Kau serahkan urusanku kepada diriku sendiri walaupun sekejap mata (jika manusia yang paling mulia saja berdoa seperti ini lalu pantaskah kita yang merupakan gumpalan dan bongkahan dosa tidak berdoa seperti ini?)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar