📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 136-137 “Bergantunglah Pada Sifat-Sifat Ke-Tuhanannya Alloh”
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
كن باوصاف ربوبيته متعلقا، وباوصاف عبود يّـتك متحققا
📄hikmah136.
“Bersandarlah selalu pada sifat-sifat ke-Tuhanan-Nya Alloh,
dan perhatikan / lihatlah sifat-sifat kehambaanmu sendiri”
Syarah
Arti bersandar / bergantung pada sifat-sifat ke-Tuhanan (Rububiyyah) ialah: Ingatlah selalu sifat-sifat ke-Tuhanan Alloh, yaitu:
✒Maha kaya,
✒Maha kuasa,
✒Maha mengetahui,
✒Maha mulia,
✒Maha kuat
dan sifat-sifat sempurna lainnya
(sifat wajib bagi allah).
Sedangkan memperlihatkan sifat-sifat kehambaan (Ubudyyah) ialah: Menyadari sifat-sifat hamba seperti:
✒fakir/miskin,
✒lemah,
✒bodoh,
✒hina,
✒tak berdaya
✒dan (📝sifat sifat mustahil bagi allah).
Maka Hamba harus bergantung/bersandar pada sifat-sifat ke-Tuhanan Alloh, Alloh akan memberi pertolongan dan bantuan dan menitipkan sifat-sifat Rububiyyahnya pada hambaNya,
seperti:
✒menjadi kaya billah (karena Alloh),
✒kuasa billah,
✒‘alim / pandai billah,
✒mulya billah,
✒kuat billah.
📝tapi jangan menginginkan ini karna mengharapkan sesuatu selain allah itu berarti tidak ikhlas dan masi syirik kecuali hanya menginginkan / mengagungkan allah semata
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
منعك ان تدّعي ماليس لك مما للمخلوقين افيبيح لك ان تدعي وصفه وهو ربّ العلمين
📄hikmah137.
“Alloh melarang engkau mengakui apa-apa yang bukan hakmu dari hak-hak orang lain, lalu Apakah Alloh memperbolehkanmu, mengakui sifat-sifat Alloh, sedangkan Alloh itu dzat yang menguasai dan merajai alam semesta? (jawabanya tentu tidak mungkin)”
Syarah
Pangakuanmu terhadap apa yang bukan menjadi sifat-sifatmu itu bagian dari kezholiman yang besar (pada allah). Dan bagian dari paling jeleknya perkara yang jelek menurut para ‘aarifin yaitu:
menyekutukan Alloh di dalam hati, dengan mengakui sebagian dari sifat-sifat ke-Tuhanan Alloh, dengan I’tiqad dan ucapan. itu berarti merebut kedudukan Alloh dan sombong kepada Alloh.
Ibnu Abbas ra. berkata:
Rosululloh saw. Bersabda dalam hadits qudsi:
“Al-kibriyaa’u ridaa-i-wal –‘adhomatu-izaarii. Faman naza-‘anii waa-hidatan min-humaa- alqoituhuu- finnaar”
artinya:
(Kesombongan itu pakaianku (selendangku) dan keAgungan / kebesaran itu sebagai sarungKu, dan siapa yang merebut salah satunya dari Aku, maka Aku akan melemparkannya ke dalam neraka)
Rosulullh telah bersabda: tiada seorang yang lebih cemburu dari Alloh, karena itu Alloh mengharamkan segala perbuatan keji, dan karena itu pula Alloh takkan mengampuni orang yang menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Karena itu pula sifat-sifat kesempurnaan Alloh, tidak boleh di kurangi (di akui) walaupun sedikitpun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar