AL-ADILLATU 'ALA WUJUDILLAH
( اَلأَدِلَّةُ عَلَى وُجُوْدِ اللهِ )
Bagan
Di Mana Allah?
Dua cerita yang sangat menarik tentang keyakinan akan eksistensi Allah (wujudullah)- Khalifah Umar bin Khattab ra dan penggembala
- Abul Qasim Al-Junaid dengan murid-muridnya
Umar RA
Umar RA dan Seorang Penggembala
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Dinar bahawa pada satu hari dia berjalan dengan Khalifah Umar Ibn al-Khattab RA dari Medinah menuju ke Mekah. Di tengah perjalanan mereka berjumpa dengan seorang anak gembala, yang sedang turun dari tempat pengembalaan kambing-kambing yang banyak. Khalifah ingin menguji sampai di mana anak gembala itu bersifat amanah. Antara keduanya terjadi percakapan sebagai berikut:Khalifah : Wahai pengembala, juallah kepadaku seekor anak kambing ternakan mu ini.Pengembala : Aku ini hanya seorang budak/hamba.Khalifah : Katakanlah saja nanti kepada tuanmu, anak kambing itu telah dimakan serigala.Pengembala : Fa inalllah?” Kalau begitu dimana Allah”. Amat pendek jawapannya, Fainallah. Di mana Allah.’.Mendengar jawapan tersebut bercucuranlah air mata Khalifah Umar RA lantaran terharu. Lalu Khalifah pun pergi bersama-sama pengembala itu menjumpai yang empunya ternak itu. Ditebuskannya kemerdekaan anak pengembala itu dan lalu berkata ” Dengan kalimah ini Fainallah telah memerdekakan kamu di dunia ini. Semuga kalimah ini pula akan memerdekakan kamu di akhirat kelak”.Al-Junaid
Al-Junaid dengan Murid-muridnya
Beliau coba hendak menguji sejauh mana keyakinan mereka tentang perasaan selalu diawasi oleh Allah swt.Besoknya Abu Al-Qasim memberitahu murid-muridnya supaya pergi ke padang sahrak yang sunyi sepi. Guru meminta murid-muridnya masing-masing membawa anak seekor burung. Dan burung tersebut hendaklah disembelih di mana-mana sahaja tempat asalkan tiada dilihat oleh sesiapapun. Selepas burung tersebut disembelih mereka masing-masing diminta menyerahkannya untuk dimasak dan dimakan bersama-sama.Mereka pun berangkat ke tempat yang telah ditetapkan. Pada keesokakan harinya murid-murid Abu Qasim pun datang dan membawa bersama-sama mereka anak burung yang telah disembelih seperti yang telah diperintah oleh guru mereka;Abu Al-Qasim kecuali seorang muridnya yang datang dengan anak burung yang masih hidup-tidak disembelihnya, lalu gurunya pun bertanya kepadanya;Kenapa tidak disembelih burung tersebut seperti yang diperintah?. ” Mana mungkin saya dapat menyembelih tanpa diketahui oleh sesiapa pun. Ketika saya hendak menyembelih burung ini, Zat Allah tetap bersama saya. Ketika saya naik ke bahagian atas rumah saya, saya dapati Zat Allah Yang Maha Esa bersama saya. Dan jika saya pergi ke tempat yang kosong, saya dapati juga Zat Yang Maha Esa juga bersama saya” Mendengar jawapan muridnya tersebut si guru pun bertanya kepada muridnya itu; ”Siapakah yang dimaksudkan dengan zat itu? Si murid tersebut menjawab dengan tegas, ” Allah”. Tanpa berlengah-lengah murid tersebut dipeluk erat-erat oleh gurunya, sambil berkata kepadanya ” Engkau benar, wahai anakku”Ibrah
Kedua orang shalih dan mulia itu telah meyakini dengan kuat akan keberadaan AllahBahwa Allah hadir di manapun kita dan semua makhlukNya beradaAkan tetapi, di antara manusia ada yang tidak meyakini keberadaan Allah (atheist)Jumlah mereka lebih sedikit dibandingkan dengan yang meyakini keberadaan Allah, tapi dapat membuat keraguan pada diri mu’min yang lemah imannyaOleh karena itu, kita perlu memahami dengan baik dalil-dalil kuat akan keberadaan AllahAyat-ayat Allah tersebar Luas
سَنُرِيهِمْ ءَايَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS. Fushilat (41): 53)Bukti fitrah
(اَلدَّلِيْلُ اَلْفِطْرِيُّ )Fitrah Manusia
Manusia sejak masih berada dalam alam ruh (arwah) telah ditanamkan benih iman, kepercayaan dan penyaksian (syahadah) terhadap keberadaan Allah swt (7:172)أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا
Benih keyakinan terhadap eksistensi Allah merupakan fitrah atau sesuatu yang bersifat kodrati (ingat hadits fitrah)Manusia disebut juga ‘homo religious atau naturalier religiosa (Mircea Eliade)Fitrah inilah yang menjadi daya pendorong pertama untuk mengenal dan mendapatkan Allah swt.Berbagai Macam Naluri
Fitrah Allah = ciptaan Allah (30:30)Allah menciptakan manusia disertai dengan berbagai macam naluri, termasuk di dalamnya naluri bertuhan, naluri beragama, yaitu agama tauhidKalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid karena pengaruh lingkunganFitrah tidak lain adalah inti dari sifat alami manusia, yang secara alami pula ingin mengetahui dan mengenal Allah swtFungsi Rasul
Karena fitrah allah dimasukan dalam jiwa manusia maka manusia terlahir dalam keadaan dimana tauhid menyatu dengan fitrahKarena tauhid menyatu dengan fitrah manusia maka para nabi datang untuk mengingatkan manusia pada fitrahnya dan untuk membimbingnya kepada tauhid yang menyatu dengan sifat dasarnyaPara nabiyullah diutus untuk mengingatkan manusia karena mereka akan dituntut untuk memenuhi perjanjian tersebut.Perjanjian itu tidak tercatat di atas kertas, tidak pula diucapkan oleh lidah, melainkan terukir dengan pena Allah dipermukaan kalbu dan lubuk fitrah manusia, di atas permukaan hati nurani serta di kedalaman perasaan batiniahBukti indrawi
(اَلدَّلِيْلُ اَلْحِسِّيُّ)Indra Manusia
Dalil-dalil yang dapat dinikmati, dilihat, dirasai atau disentuhi oleh inderaBiasanya ini berupa kejadian luar biasa, seperti mu’jizat, karamah, dan ma’unah54:1 Terbelahnya bulanKejadian ini tidak diakui oleh orang-orang Mekkah yang memusuhi Rasulullah SAW. Mereka malah menuduh bahwa Rasulullah SAW telah menyihir mereka sehingga peristiwa itu seolah-olah hanya khayalan imaginasi mereka saja.Sayangnya, penolakan mereka itu justru ditentang oleh para musafir yang mengadakan perjalan dari negeri jauh yang menuju ke Mekkah. Para musafir itu justru bercerita bahwa mereka telah melihat bulan di langit terbelah.Bahkan catatan sejarah selanjutnya mengatakan bahwa terbelahnya bulan itu terlihat juga di India dan negeri-negeri lainnya. Sebab dalam catatan sejarah berbagai negara itu, tanggal kejadian terbelahnya bulan memang sesuai dengan perinstiwa mu’jizat Rasulullah SAW ituMalaikat Badar
Para Malaikat yang Ikut Perang Badar
Allah SWT menciptakan makhluk yang bernama malaikat dengan tugas khususAkan tetapi, mereka adalah makhluk ghaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia, kecuali menjelma dalam rupa manusiaDalam Perang Badar, Allah memperlihatkan para malaikat di tengah-tengah pertempuran (8:9)Seorang sahabat tengah bertempur, tiba-tiba mendengar suara di belakangnya, “Majulah, Haizum!”Lelaki musyrik di depannya mati dalam keadaan telantang, hangus oleh cambuk malaikatKeajaiban Indra Manusia
“Hidup kita keseluruhannya merupakan hasil persepsi (pengindraan) kita.”Akan tetapi bagaimana seluk beluk yang sedemikian luar biasa rumit, saling terkait dan rinci dari kehidupan dapat tetap berlangsung dengan cara yang sedemikian nyata dan tanpa terputus di dalam sebuah dunia yang di dalamnya materi hanya ada sebagai sebuah persepsi (hasil pengindraan)? Milik siapakah seluruh informasi ini, dan siapakah Pencipta dari semua peristiwa dan Penguasa segala sesuatu?Siapa pun yang dengan tulus memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini akan pasti melihat kebenaran. Allah telah menciptakan manusia beserta seluruh kemampuan indrawi (persepsi) mereka, dengan kata lain takdir mereka, dan Allah adalah Penguasa kehidupan mereka di setiap waktu. Dia mengetahui apa yang terjadi setiap saat.Api Menjadi Dingin
Nabi Ibrahim AS merasakan api sebagai dingin. Allah yang Mahakuasa mengeluarkan perintah “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim!” (QS. Al Anbiyaa', 21:69), dan dengan kehendak-Nya Nabi Ibrahim tidak merasakan sedikit pun sifat membakar dari api.Demikianlah, Nabi Ibrahim merasakan api, yang dirasakan panas membakar oleh setiap orang, sebagai sesuatu yang sejukDua Kali Lipat
Allah menampakkan golongan yang tengah berperang di pihak-Nya berjumlah dua kali lipat di mata para musuh mereka:"Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati." (3:13)Pengungkapan bahwa satu orang digambarkan sedang terlihat sebagai dua orang "dengan mata kepala mereka sendiri“ sangatlah jelas, dan mengesankan bahwa para pengingkar Allah mungkin telah mengalami perbedaan pengindraan dengan melihat satu orang yang beriman berjumlah dua. (Wallaahu a'lam) Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan indrawi telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah dengan pengetahuan yang tidak mampu kita pahami.Bukti Akal
(اَلدَّلِيْلُ اَلْعَقْلِيُّ)Penggunaan Akal
Agama mengajari kita identitas Pencipta kita yang keberadaannya kita temukan melalui akal kita.Melalui agama yang diungkapkan kepada kita, kita tahu bahwa Dia itu Allah, Maha Pengasih dan Maha Pemurah, Yang menciptakan langit dan bumi dari kehampaan.Meskipun kebanyakan tidak menyadari hal itu.Bila mereka memandang lukisan pajangan, mereka takjub siapa pelukisnya. Lalu, mereka memuji-muji senimannya panjang-lebar perihal keindahan karya seninya.Walau ada kenyataan bahwa mereka menghadapi begitu banyak keaslian yang menggambarkan hal itu di sekeliling mereka, mereka masih tidak mengakui keberadaan Allah, satu-satunya pemilik keindahan-keindahan ini.Pikirkan
Lihatlah sekeliling anda dari tempat duduk anda. Akan anda dapati bahwa segala sesuatu di ruang ini adalah “buatan”: dindingnya, pelapisnya, atapnya, kursi tempat duduk anda, gelas di atas meja dan pernak-pernik tak terhitung lainnya.Tidak ada satu pun yang berada di ruang anda dengan kehendak mereka sendiri.Gulungan tikar sederhana pun dibuat oleh seseorang: mereka tidak muncul dengan spontan atau secara kebetulan.Orang yang hendak membaca buku mengetahui bahwa buku ini ditulis oleh pengarangnya karena alasan tertentu. Tak pernah terpikir olehnya bahwa barangkali buku ini muncul secara kebetulan.Kehidupan
Tubuh manusia menyediakan begitu banyak bukti yang mungkin tidak terdapat di berjilid-jilid ensiklopedi.Bahkan dengan berpikir beberapa menit saja mengenai itu semua sudah memadai untuk memahami keberadaan Allah.Tatanan yang ada ini dilindungi dan dipelihara oleh Dia.Tubuh manusia bukan satu-satunya bahan pemikiran.Kehidupan itu ada di setiap milimeter bidang di bumi ini, entah bisa diamati oleh manusia entah tidak.Dunia ini mengandung begitu banyak makhluk hidup, dari organisme uniseluler hingga tanaman, dari serangga hingga binatang laut, dan dari burung hingga manusia.Jika anda menjumput segenggam tanah dan memandangnya, di sini pun anda bisa menemukan banyak makhluk hidup dengan karakteristik yang berlainan.Di kulit anda pun, terdapat banyak makhluk hidup yang namanya tidak anda kenal.Di isi perut semua makhluk hidup terdapat jutaan bakteri atau organisme uniseluler yang membantu pencernaan.Kesadaran
Berjalan dengan Kesadaran
Semua bukti ini mengarahkan kita ke suatu kesimpulan bahwa alam semesta berjalan dengan “kesadaran” (consciousness) tertentu.Lantas, apa sumber kesadaran ini?Tentu saja bukan makhluk-makhluk yang terdapat di dalamnya.Tidak ada satu pun yang menjaga keserasian tatanan ini.Keberadaan dan keagungan Allah mengungkap sendiri melalui bukti-bukti yang tak terhitung di alam semesta.Sebenarnya, tidak ada satu orang pun di bumi ini yang tidak akan menerima kenyataan bukti ini dalam hati sanubarinya. Sekalipun demikian, mereka masih mengingkarinya "secara lalim dan angkuh, kendati hati sanubari mereka meyakininya" (27:14)Bukti Wahyu
(اَلدَّلِيْلُ اَلنَّقْلِيُّ)Kacamata Al-Qur’an
Memandang Alam Semesta Dengan Kacamata Al-Qur’an
Allah SWT banyak memberikan fakta-fakta ilmiah mengenai penciptaan manusia dalam al-Qur’an- Big bang (ledakan dahsyat) 21:30
- Kata رَتْقًا (terpadu) = “sesuatu yang tertutup, padat, kedap, bergabung menjadi satu dalam massa yang berat”. Maksudnya, ini dipakai untuk dua potong yang berlainan yang membentuk entitas
- Kata فَفَتَقْنَاهُمَا = memecah obyek dalam keadaan “ratq”. Sebagai misal, penumbuhan benih dan tampilan pucuk-pucuknya di bumi diungkapkan dengan kata-kerja ini
- Penciptaan langit
- Al-Qur’an menyebutnya dalam bentuk jamak: “samawat”
- Ini adalah keajaiban tersendiri, karena faktanya langit itu berlapis-lapis (67:3-4)
Fakta-fakta Penciptaan
- Bintang dan planet-planet
- Al-Qur’an menggunakan kata “najm” (bintang) dan “kandil” (pelita) mempunyai dua fungsi utama seperti yang tersirat dalam ayat-ayat. Mereka sumber cahaya dan dimanfaatkan untuk navigasi.
- Bagaimana mungkin bahwa bintang-bintang menunjukkan arah? Ini mungkin hanya jika tersusun dalam suatu tatanan di tempat tinggal tetap mereka. Jika suatu bintang terlihat di suatu tempat pada suatu malam, dan di tempat lain pada malam lain, maka dengan ini mustahil mendapatkannya (56:75-76)
- Relativitas waktu
- Relativitas waktu adalah fakta ilmiah yang terbukti saat ini. Akan tetapi, hingga Einstein mengetengahkan “teori relativitas” pada awal abad 20, tak seorang pun mengira bahwa waktu bisa relatif dan bergantung pada kecepatan dan massa.
- Namun ada pengecualian! Al-Qur’an telah mengeluarkan informasi tentang relativitas waktu! (22:47, 32:5, 70:4)
Hujan
Hujan sesungguhnya merupakan salah satu dari unsur-unsur terpenting bagi kelangsungan hidup di bumi.Hujan adalah prasyarat bagi kesinambungan aktivitas di suatu kawasan.Hujan, yang membawa zat-zat yang penting bagi kehidupan, termasuk bagi manusiaProporsi hujan (43:11)Pertama, air hujan yang jatuh di bumi selalu sama. Diperkirakan, dalam satu detik, 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini sama dengan curah air yang jatuh ke bumi dalam satu detik. Ini berarti bahwa air beredar terus-menerus di suatu daur yang seimbang menurut suatu “ukuran”.Pembentukan hujan (30:48) ada tiga tahapanMenghidupkan negeri yang sudah mati (25:48-49)Keunikan Sidik Jari
Keunikan Sidik Jari (75:3-4)
“Sidikjari” yang terbentuk pada ujung jari dengan pola nyata pada kulit bersifat sangat unik bagi si empunya. Setiap orang yang hidup di bumi mempunyai setelan sidikjari yang berlainan. Semua orang yang hidup sepanjang sejarah juga mempunyai sidikjari yang berbeda-beda. Sidik ini tak akan berubah selama hayat seseorang kecuali jika terjadi kecelakaan besar.Pada 1880, seorang ilmuwan Inggris yang bernama Henry Faulds menyatakan dalam suatu artikel yang diterbitkan di Nature bahwa sidikjari orang-orang tidak berubah sepanjang hayat mereka, dan bahwa terdakwa-terdakwa bisa diyakinkan dengan sidikjari yang mereka tinggalkan di permukaan benda seperti kaca.32 Pada 1884, untuk pertama kalinya seorang pembunuh ditentukan dengan identifikasi sidikjari. Sejak itu, sidikjari telah menjadi metode yang penting untuk identifikasiBukti sejarah
(اَلدَّلِيْلُ اَلتَّارِيْخِيُّ)Sejarah Manusia
Dalil histories (sejarah) adalah pembuktian tentang keberadaan Tuhan dengan berpegang pada sejarah perjalanan hidup manusia dari dahulu hingga sampai saat ini yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan keagamaan.Hubungan manusia dengan Tuhan dapat dilihat dari kehidupan keberagamaan yang paling sederhana hingga kehidupan keberagamaan yang paling komplek sekalipun, walaupun dalam perjalanannya banyak terjadi penyimpangan, ini membuktikan bahwa peran Tuhan dalam kehidupan manusia sangat dominanManusia sepanjang sejarah selalu memiliki tempat ibadahBerjalanlah di Muka Bumi
Banyak sekali ayat dalam Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk melakukan perjalanan di muka bumiBahkan salah satu sifat orang yang telah berbai’at adalah “as-saaihuun” yang di antara maknanya adalah orang-orang yang melakukan perjalanan di muka bumi (9:112)Tujuannya adalah melihat bagaimana akibat kedustaan yang mereka lakukan kepada Allahقُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.“ (6:11)Sejarah kehancuran umat-umat terdahulu dengan kehancuran yang membuat mereka tidak mampu bangkit kembali menunjukkan adanya Allah yang menghancurkan mereka (6:6, 47:13, 69:4-8)Kebesaran Allah
(مَعْرِفَةُ عَظَمَةِ اللهِ)Dengan berbagai dalil tersebut, kita mengetahui keagungan Allah SWT: ALLAHU AKBAR!
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (6:102)رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (3:191)الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Segala puji bagi Allah Robb sekalian alam (1:2)Tauhid
Keserasian dan kelestarian alam semasta ini menunjukkan bahwa Pengatur alam ini HANYALAH SATU TUHAN SAJA: ALLAH SWTKalau ada lebih dari satu tuhan, hancurlah alam iniلَوْ كَانَ فِيهِمَا آَلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (21:22)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar