Jumat, 19 November 2021

Allah swt mengistimewakan jiwa mereka yang memperhatikan kebesaranNya.





Yang memperhatikan kebesaran allah itu tentu yang ingat padaNya, di tidak lalai dan merasa dekat dengan allah. Karna:

La Ilaha ilallah,

La maujud ilallah,

Dan allahpun ada di mana mana,

Serta segala yang terjadi itu Karna kehendak allah,

Jika orang yakin dengan seyakin yakinya beberapa perkara itu maka dia akan merasa sangat dekat dengan allah, bahkan lebih dekat dari urat lehernya sendiri karna la mauju ilallah (tiada segala sesuatu yang ada hanya allah / tiada yang maujud (mahluk) yang ada hanya allah, karna semua mahluk itu adalah Adam (tidak ada) sedangkan yang wujud (ada) hanyalah Allah semata.


Setelah memahami itu dan menghilangkan segalah keinginan dan kehendak kepada segala sesuatu selain allah dan meninggalkan segala tingkatan kesyirikan (perkara ini di butuhkan tuntunan kitab tasawuf dan guru yang telah mengerti kitab itu), serta meyakini segala yang terjadi adalah kehendaknya dan menghargai kehendaknya (memandang kehendaknya iklhas dari hati tanpa di buat buat oleh tubuh / kepura-puraan oleh tubuh) maka manusia akan mulai merasa memandang tajalliNya / fana / di singkapkan segala tabir hijab sehingga berjumpa dan dapat melihat allah swt.

Jangankan Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, bahkan manusia saja yang pasti akan menumui orang orang yang mengidolakan dirinya dan memandang benar segala kehendaknya, serta menghargai dan bahkan memandang kehendaknya sebagai sesuatu yang berharga, maka seperti itulah pula Allah SWT akan menemui (menyingkap tabir hijab) kepada manusia yang melakukan itu. Itulah keistimewaan yang Allah berikan kepada orang yang memandang ke besaranya, dan selanjutnya Masi ada lagi keistimewaan lainya seperti berhubungan dengan allah, di beri karomah, dapat menembus alam gaib (alam malaikat, alam kubur, surga neraka, Padang Mahsyar, dan lain lain) tapi mengingin kan semua itu sama saja dengan membatalkan semua usahamu untuk menghilangkan segala keinginan dan kehendak kepada selain allah, dengan kata lain kau Masi menginginkan sesuatu selain allah namu dalam perkara yang seperti itu buka perkara keduniaan lagi, dan itupun akan menjadi hijabmu kepada Allah, dan allahpun tidak akan membukakan hijab orang orang yang masi memuja dan menyembah selain Dia semata, sehingga kau tidak akan fana, tidak akan berjumpa dengan Allah selama kau Masi menginginkan perkara perkara selain Allah semata.


Tapi ingatlah bahwa bukan manusia yang melihat allah tapi allahlah yang memperlihatkan diri, sehingga ketika siapapun yang mengaku telah melihat Allah maka itu sebenarnya adalah mengaku ngaku semata (dusta / bohong)

Pertanyaanya sekarang:

Yakinkah kita pada allah?

Yakinkah kita pada segala yang terjadi adalah kehendak allah?

Dan setelah yakin mampukah kita menghargai kehendaknya itu (karna yang berbuat itu hakikatnya bukan mahluk tapi tidak lain hanyalah Allah semata.


Ilustrasi memandang kehendaknya:

Bagaikan kau di pukul dengan sangat tidak sopan oleh seorang pemuda yang lemah dan kau tidak takut sama sekali, tapi karna kau dekat dengan ayahnya pemuda itu, dan ayahnya pemudah itu sudah terlalu banyak jasanya padamu seperti beberapa kali menyelamatkanmu dari orang yang berupaya membunuhmu, memberimu uang yang tidak sedikit dengan cuma cuma, memberimu tempat tinggal tanpa biaya sewa, dan lain lain.

Tentu kau tidak akan memukul balik pemudah yang memukulmu itu, karna kau memandang jasa jasa ayahnya padamu.

Pemuda itu pengibaratan semua mahluk, dan ayahnya pengibaratan untuk allah.

Jika kau tidak membalas saat di sakiti mahluk dan yakin semua itu di kehendaki oleh Allah sehingga bisa terjadi maka itu adalah memandang kehendak allah / menghargai kehendak allah.

Tapi di jaman sekarang banyak orang yang Islam tapi akhlaknya jahilia, ketika dia menyakiti, tapi kita tidak membalas maka dia akan semakin menyakiti dan melakukanya berulang ulang kali,  Katika di maafkan kesalahan kecilnya maka dia akan berani melakukan kesalahan yang agak besar, dan jika Masi di maafkan maka dia berani melakukan kesalahan yang besar, dan begitulah selanjutnya sampai pada keesahan kesalah besar yang dengan sengaja dia lakukan seperti:

Penculikan,

Pembunuhan,

Pemerkosaan,

Korupsi,

Menjual narkoba,

Dan lain lain, maka hal seperti itu sekalipun hati kita memaafkan dia dan memandang Allah serta menghargai kehendak Allah tapi perkara seperti itu harus tetap di proses hukum, tapi ingatlah jangan main hakim sendiri, serahkanlah hukumannya pada yang berwajib.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar