Sabtu, 13 November 2021

Bab 02 Ujian

 terjemahan kitab 

Al Mawafiq Wal Mukhotobat

(Asy Syeikh Muhammad Bin Abdul Jabbar An-Nafri)


Bab 02 Ujian




Hikmah yang terkandung di balik penciptaan dunia dan ujian bagi manusia


Al-Imam An-Nafri mengatakan: Bahwa tubuh (Jasad) itu adalah suatu hakikat yang akan sirna dan bahwa tubuh itu merupakan batu ujian yang di ciptakan oleh Allah untuk menguji Ruh.

Sifat-sifat manusiawi dengan apa yang ada padanya yaitu syahwat-syahwat dan keinginan-keinginan serta kemauan-kemauan yang di ikuti dengan pelanggaran-pelanggaran, adalah juga sebagai cobaan dan ujian dari tujuan Roh.


Tiada wujud yang sebenarnya, kalau di tinjau dari sifat manusia yang di kaitkan dengan sifat kemanusiaan, tetapi yang ada hanyalah daya yang merangsang untuk menguji Ruh agar dapat di ketahui dan di kenal sampai di martabat tertinggi yang di takdirkan Allah.


Apakah Ruh itu akan mencapai kepada Allah, lalu apakah Roh mengarahkan segenap kemampuannya untuk merindukan dan mencintai Allah, ataukah Roh itu justru tertarik oleh jasad dengan memanjakan syahwat-syahwatnya.

Di Sinilah letak Ujian itu.


Tambahan admin:

Jadi yang di rasakan ruh itu tidak hanya zauq tapi ruh juga merasakan nafsu,

Zauq adalah rasa yang merangsang ke atas ke alam sifat sifat ilahi sedangkan nafsu adalah tarikan tipuan atau godaan yang menarik ke jurang kehinaan, ke sifat kebinatangan dan sifat saitoni.

Tapi untuk memuaskan nafsu maka terkadang ruh menggunakan jasad untuk merasakan kenikmatannya, berarti telah memuaskan nafsu.

Maka dengan ruhpun merasakan nafsu ini maka kaupun sebagai ruh yang tinggal di dalam jasad maka dapat juga merasakan dan mengenali rasa dari kesenangan dan kepuasan nafsu itu sehingga dapat menghindarinya,

Rasa yang di timbulkan nafsu bukan hanya berupa kenikmatan badania atau yang dapat di rasakan oleh jasad (ini adalah maksiat zhahir) tapi juga ada rasa yang di timbulkan oleh nafsu yang di rasakan oleh hati yaitu gairah dan rangsangan di dalam hati untuk melakukan dosa dan kemaksiatan, dan termasuk juga semua jenis penyakit hati seperti ria ujub irih dan lain lain (ini adalah maksiat batin).

Jika rasa itu hanya di hati maka menyendirilah istifat dan berzikirlah, tapi jika rasa itu sudah di rasakan jasad maka ini berarti sedang melakukan kemaksiatan jasad atau zhahir seperti zina, meminum homar, memakai narkoba, dan lain lain, maka hentikanlah jahuilah dan bertobatlah.


Kembali ke terjemahan kitab:

Allah berseru dengan tutur kata-Nya:

“Sesungguhnya Aku zahirkan (nyata) syahwat itu sebagai dinding (hijab) yang kokoh yang menghijab atasmu sebagai rintangan bagimu untuk tawajjuhmu (menuju ke tujuanmu yang sebenarnya) dan andaikan engkau melihat dirimu sendiri sebagaimana engkau melihat langit dan bumi, tentu saja akan nampak olehmu bahwa yang menyaksikan itu adalah engkau, yaitu pribadimu yang tanpa syahwat dan keinginan”.


“(dan oleh) Karena Aku ingin mengujimu (ini supaya kau tau bahwa hijab itu harus kau singkirkan, kau hilangkan) maka aku coba engkau dengan syahwat-syahwat (supaya kau terlatih menghilangkannya yaitu kehendak dan keinginan duniawi dan akhiratih) yang bersifat tidak menetap pada dirimu di bawah kekuasaan hukummu dan tidak pula bisa menetap pada dirimu atas dasar pendirianmu, maka sifat kemanusiaanmu itu yang condong dan berkeinginan, dan ia pulalah yang mengejar kepuasan, tetapi sebenarnya engkau tidak condong ke situ dan tidak pula berkeinginan maupun mengejar kepuasan dan kelezatan”.


“Engkau yang sebenarnya adalah di balik dinding yang merupakan syahwat dan di belakang tabir (hijab) penutup sifat kemanusiaan (sifat bayi hati). Engkau yang sejati adalah roh yang suci dan bersih, tanpa noda syahwat, dan berada jauh di atas ketinggian sifat kemanusiaan tanpa condong pada apa pun dan tidak pula berkeinginan”.


Dari arah lain DIA menyeru: 

“Hai hamba !! 

Engkau dalam keadaan lapar lalu engkau lahap makanan, maka engkau yang demikian bukan dari Ku; dan AKU pun bukan darimu 


(Tambahan admin:

Segala sesuatu baik ataupun buruk itu berasal dari Allah. Tetapi di atas dikatakan bahwa "engkau yang demikian itu bukan dariku" itu bermaksud

Jika yang di perbuat itu adalah kebaikan kembalikanlah kepada Allah, tapi jika yang dilakukan adalah kesalahan kelalaiyan pada Allah maka jangan kau kembalikan kepada Allah tetapi akuilah kepada Allah bahwa kelalaiyan dan kesalahan yang di perbuat itu sebagai kebodohan kehinaan dirimu.

Sebab bagaimanapun:

Segala kebaikan milik Allah

Sedangkan keburukan adalah milik mahluknya karna Masi terdapat nafsu, kehendak keinginan dan keakuan.

Maka akui saja kesalahan dirimu kepada Allah, akui kelemahan kebodohan dan kehinaanmu itu, niscaya Allah akan datang padamu dengan membawa kasih sayangnya yang maha lembut.)


Lanjut ke terjemahan kitab:

Di dalam Al-Qur’an di sebutkan peristiwa Thalud yang berkata kepada bala tentaranya:

“Sesungguhnya Allah akan mengujimu dengan sebuah sungai, maka barang siapa yang minum darinya (sepuas puasnya karna ingin menghilangkan dahaga karna nafsunya padahal nafsu itu tidak akan pernah puas) maka ia bukan dari golonganku, dan barang siapa yang tidak merasakan kesegaran (tidak memperturutkan nafsunya), maka ia itu dari golonganku, yaitu orang yang hanya mengambil sekali (yaitu alakadarnya) dengan tangannya (sekedar pembasah tenggorokan)”.

(QS. Al-Baqarah 2:249).


Ayat tersebut di atas mengandung juga hikmah puasa, maka yang demikian itu merupakan kenyataan roh tentang dirinya dan kesanggupannya untuk menahan diri dari perbuatan (menginginkan kepuasan nafsu) jasad dari apa yang menjadi ujian untuknya. Begitu halnya bila seorang sedang berpuasa menolak makanan berarti telah memahami sifatnya (yang asli), bahwa roh itu tidak memerlukan makanan dan minuman.


Allah berseru kepada hamba-Nya:

“Aku ciptakan engkau adalah hanya untuk-Ku, tinggalkanlah (sesuatu yang) di samping-Ku, untuk menjadi sasaran pandangan-Ku dan dalam lingkungan pemeliharaan-Ku.


Dan Aku telah membangun di sekitarmu bendungan yang mengelilingimu dari segala arah karna cemburu-Ku pada mu.


Kemudian Aku berkehendak untuk menguji engkau, lalu aku Buka pada bendungan tadi pintu-pintu sebanyak apa yang telah Ku ciptakan, dan sebanyak bilangan yang telah Ku nyatakan dari pengaruh-pengaruh yang merangsangmu (inilah bau duniawi yang membuat nabi Isa as menutup hidungnya).

Dan di luar setiap pintu, Ku tumbuhkan sebatang pohon yang rindang yang di kelilingi genangan mata air yang jernih sejuk, dan Aku hauskan engkau 


(Tambahan admin:

inilah godaan yang sering kita rasakan bahwa sepertinya jika kita telah sampai pada yang di inginkan itu akan bahagia, sehingga kita berlari mengejarnya yang ternyata pada saat yang sama kita juga sedang meninggalkan allah, kita ingin sama kaya, Sama berkuasa, rumah tangga sama bahagia dengan orang orang yang sebenarnya tidak di perdulikan lagi oleh Allah di jurang mana mereka akan binasa, dan kita juga menginginkan pahala, syurga, serta karomah padahal itu hanya di berikan Allah jika kita tidak menginginkan itu semua tapi hanya menginginkan Allah semata serta tetap berbuat kebaikan dan amal ibadah bukan supaya di berikan itu semua tapi hanya sebagai kebaktian atau pengabdian diri pada Allah semata. Sehingga sebab itulah kita tidak pernah benar benar wushul pada Allah kecuali hanya pengakuan diri belaka yang itu hukumnya adalah dusta semata, bahkan saat kita telah wushul maka kembali jatuh karna tidak tahan melihat godaan dan rangsangan itu. Maka bagi yang telah wushul jangan lihat godaan dan rangsangan itu tapi lihatlah Allah semata, dan bagi yang belum wushul atau telah wushul tapi telah jatuh kembali kejurang kehinaan, maka jangan inginkan apapun selain menginginkan Allah semata, serta jangan berputus asah dari Rahmad tuhan, karna yang putus asah dari Rahmad tuhan itu tidak lain hanyalah orang kafir. Dan jika kau Istiqomah dalam upaya itu niscaya kau akan kembali di terbangkan Allah ke hadiratNya.


Lanjut ke terjemahan kitab:

Lalu akupun bersumpah demi karunia-karunia-Ku (padamu), selama engkau masih membuat jarak untuk keluar dari Ku untuk minum, maka akan Ku sia-siakan engkau, jangan harapkan engkau akan dapat kembali berdampingan dengan-Ku, dan tidak pula engkau akan berhasil mendapatkan minuman yang engkau harap-harapkan itu (hal ini selama kau Masi membuat jarak pada Allah untuk memuaskan nafsumu), maka sesungguhnya jika yang terjadi hal demikian, berarti engkau telah tersesat dari Ku dan engkau telah melupakan bahwa Aku adalah sebenarnya minuman Yang Maha Tunggal dan rumah tempatmu berlindung yang tunggal bagimu, dan sesungguhnya Akulah Allah Pencipta segala sesuatu. Dari Akulah segala pertolongan dan bantuan, dan dengan Aku pulalah kehidupan sejati yang sesungguhnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar