Minggu, 14 November 2021

Bab 1 Wasiat Hikmah Untuk Para Penempuh Jalan Spiritual

 Terjemahan Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi 

(Wasiat pesan Shaikh Ibnu arabi)


Bab 1 Wasiat Hikmah Untuk Para Penempuh Jalan Spiritual



Tuhan berwasiat: demikian pula para utusan Tuhan. Karenanya, meneladani mereka adalah sebaik-baik perbuatan. Andai tiada wasiat, makhluk berkubang dalam kegelapan.


Dengan wasiat, raja bakal dalam kekuasaan. Lakukanlah (wasiat / pesan itu), jalan itu, jangan kau tinggalkan. Wasiat adalah Hukum Allah adalam keazalian. Ku ingatkan suatu kaum akan wasiat Tuhan.


Dan, itu bukanlah yang pertama ku wasiatkan. Yang mereka katakan dan tetapkan bukanlah Jalan-jalan lurus yang mereka tempuh ke depan. Perilaku Nabiullah Muhammad saw adalah agama itu sendiri secara keseluruhan.


Dan agama Musthafa adalah agama paling terang. Ia tak menyilaukan mata, bahkan memberi kekuatan Yang miring, Ia tegakkan Dari sumbernya, ambillah untuk mu yang membahagiakan Sampai bulan tertinggi, Saturnus, dan puncak ketinggian Tiba di ketegaran, jangan kau berhenti di pelataran (teras). Cepatlah naik ke tangga puncak ketinggian.


Lalu, tapakkan kakimu ke kursiy dan ‘arasy yang terbentang. Menuju asykal dan mutsul kemuliaan. Menuju tobat diri dan kesucian akal, Yang terbelenggu a’radh dan ‘illah dalam ikatan.


Menuju napas di puncak ketinggian awan. Tempat yang di sifati dengan keazalian Pandanglah gunung-gunung kukuh tinggi menjulang Yang senantiasa dan selalu menatapkan pandangan. Andai tiada ketinggian dalam kerendahan di bawah kerendahan wajah-wajah kita yang riya’ pasti mencari pujian (mahluk).


Sebab itu, atas diri kita sujud Allah tetapkan. Kita saksikan kebenaran dalam ketinggian dan kerendahan. Inilah wasiat kami, jika engkau mau memikirkan. Sungguh, wasiat ini adalah sebaik-baik kecerdikan. Dengannya kau lihat setiap bentuk ilmu pengetahuan. Di atas hakikatnya, bukan di atas penggantinya.


Hingga kau lihat pemandangan di puncak ketinggian, Yang di hadirkannya hanyalah dirimu seorang yang tak hilang dan senantiasa ada dalam keberadaan.

(Menumpang wujud pada wujud allah / hanya ada karna adanya allah, hanya ada karna di adakan allah) Jika ia menyerumu pada sesuatu yang menyenangkan, Janganlah kau penuhi seruan itu, dan hindarilah seruan itu dengan penuh ketakutan.


Kita adalah perempuan bagi apa yang kita lahirkan. Hendaklah kita memuji Allah, yang tak ada seorang laki-lakipun di semesta alam. Laki-laki yang kepadanya di tunjukkan kebiasaan Tak lain hanyalah sekedar seorang perempuan. Bagiku, mereka adalah tuntutan dan harapan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar