terjemahan kitab
Al Mawafiq Wal Mukhotobat
(Asy Syeikh Muhammad Bin Abdul Jabbar An-Nafri)
Bab 19 Kegaiban, Penglihatan Dan Penyaksian
Kegaiban (ketidakhadiran) adalah sesuatu kelalaian, hal yang demikian banyak dirasakan oleh manusia-manusia penyembah dunia, di sebabkan karena melihat sesuatu pada zat dirinya, maka yang demikian itu bagaikan membuka peluang untuk di sambar oleh sesuatu-sesuatu itu dan sesuatu-sesuatu itu saling panggil-memanggil hingga engkau akan terbagi-bagi di antaranya dan tercerai-beraikan oleh panggilan masing-masing itu.
Jelas yang demikian membuatmu gaib dari Yang Maha Tunggal lagi Berdiri Sendiri. Hanya dengan Pertolongan Nya engkau dapat tegak berdiri, tetapi engkau alihkan penglihatanmu untuk segala sesuatu hingga engkau menerjunkan diri untuk mendapatkan agar memilikinya, atau waspada darinya, takut ke padanya, merendah membujuk merayunya.
Penglihatan adalah ‘Penglihatanmu kepada Allah dan Kekuasaan Nya atas segala sesuatu itu, menunjukan betapa lemahnya segala sesuatu itu dengan zat dirinya masing-masing, dan sangat sedikit sekali daya upaya, yang hanya merupakan suatu pinjaman dari Allah yang membentuknya serta mendirikannya, maka kesemuanya itu tiada berkemampuan untuk menarikmu dengan zat-zatnya, dan lemah sekali untuk membagi-bagikan kesan dan lemah pula untuk mempengaruhimu dengan segi-segi yang mencerai beraikan. Hanya Allah sajalah Zat Yang Maha Suci yang dapat menghimpun kemauan kerasmu kepada Nya. Dan menyatakan Nya di balik cela-cela sesuatu itu yang dapat melenyapkan zat-zatnya dan zat dirinya.
Penyaksian adalah: “Penghapus leburan segala sesuatu dengan tata laksana ke dalam Nur Illahiat yang melimpah ruah yang meliputi segala-galanya, dan itulah yang kami istilahkan “Penyaksian dengan Hati”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar