Sabtu, 13 November 2021

Bab 21 Apa-Apa Yang Diserukan Allah Kepada Hamba-NYA

 terjemahan kitab 

Al Mawafiq Wal Mukhotobat

(Asy Syeikh Muhammad Bin Abdul Jabbar An-Nafri)


Bab 21 Apa-Apa Yang Diserukan Allah Kepada Hamba-NYA


Setiap alinia yang di awali tanda berikut: 🗨️ adalah tambahan admin.


1. Hai hamba 

“Bila engkau telah menghilangkan (melalaikan) hikmat kebijaksanaan apa yang telah engkau ketahui, maka apa yang akan ngkau perbuat dengan ilmu yang tiada engkau ketahui itu ?


2. Hai hamba! 

“Kesedihan yang menimpa dirimu, adalah kesedihan yang sebenar-benarnya, (yakni bila engkau telah melalaikan diri dari Aku, maka sesungguhnya engkau telah melalaikan sesuatu yang tiada lagi gantinya).


3. Hai hamba! 

“Jika bukan karena Shomad Ku (yaitu kesudahan dari semua pintah), niscaya engkau tidak menemukan tujuan permintaanmu. 

Dan jika bukan karena Dawam Ku (yaitu yang terus menerus tanpa hentinya) niscaya engkau bosan.


4. Hai hamba! 

“Aku lebih utama bagimu dari apapun yang Ku zhohirkan, sedangkan engkau lebih utama bagi Ku dari apapun yang Ku sembunyikan.


5. Tanda ampunanku di dalam suatu ujian, ialah bahwa ujian itu menjadi suatu ilmu pengetahuan bagimu (hikmah kebijaksanaan.


6. Siapa yang Ku bodohkan, Ku beri dalih (alasan) dengan kejahilan, Aku bermuslihat dengan ilmu pengetahuan Ku terhadap siapa yang Ku bodohkan.


7. Hai Hamba! 

Andaikan Ku beritahukan padamu apa yang terkandung di dalam penglihatanmu itu, maka pastilah engkau akan merasa sedih masuk ke dalam surga.


8. Hai Hamba! 

Barang siapa yang sudah melihat Ku, maka ia akan dapat melampaui “ucapan dan diam” dan melangakahi “Ilmu pengetahuan dan kebodohan” dan melangkahi perbatasan.


9. Hai Hamba! 

Manakala engkau memohon, hendaklah engkau berdiri menghadap kepada Ku, niscaya engkau Ku beri, Jangan sekali-kali engkau berdiri menghadap kepada permohonanmu, yang demikian membuatmu terhijabmu dari Ku dan Kau Ku tolak.


10. “Aku sendiri adalah bukti nyata, dan tiada selain Ku yang dapat dijadikan bukti. (Sehingga jika kau kenal Allah maka allahlah yang jadi semua pengibaratan dan alasanmu, bukan perkara duniawi lagi)


11. Tanda-tanda keyakinan adalah keteguhan, dan tanda-tanda keteguhan adalah keamanan dalam menghadapi bahaya.


12. Hai hamba.

✒️Siapa yang menyembah kepada Ku demi wajah Ku, niscaya akan kekal. 

✒️Siapa yang menyambah pada Ku karena takut siksa Ku, niscaya akan berhenti tanpa kelanjutan; 

✒️dan siapa yang menyembah pada Ku karena rakus dalam kenikmatan Ku, niscaya akan putus.


13. Jika engkau makan dari uluran tangan Ku, niscaya jasad tubuhmu tidak akan menaatimu untukmu membuat ajak padaku dan bermaksiat pada Ku.


14. Hai hamba! 

Buatlah bendungan di depan pintu hatimu, dan jangan di perkenankan masuk selain Ku, engkau pun hendaknya menjadi pengawas atas bendungan itu dan tinggalah sekali di dalamnya, hatimu adalah rumahku, sampai tiba saatnya saling jumpa dalam pertemuan.


15. Letakkan dosa-dosamu di bawah telapak kakimu, dan letakkan kebaikanmu di bawah dosa-dosamu.


16. Huruf itu adalah huruf Ku, dan ilmu itu adalah ilmu Ku, sedangkan engkau adalah hamba Ku, bukan hamba huruf Ku, bukan pula hamba ilmu Ku.


17. Hai Hamba! 

Jangan engkau berdiri di persimpangan, niscaya engkau akan diarahkan ke perbagai jurusan, 

dan janganlah engkau berdiri di dalam ilmu, niscaya engkau akan diarahkan ke berbagai pengetahuan-pengetahuan, dan janganlah engkau keluar dari Hadirat Ku, niscaya engkau akan di sambar (di tawan) yang zhohir.


18. Hai Hamba! 

✒️Bila engkau tertawan oleh nama Ku, niscaya engkau akan diserahkan kepada namamu sendiri, 

✒️dan bila engkau tertangkap oleh sifat Ku, maka engkau akan diserahkan kepada sifatmu sendiri, 

✒️dan bila yang menahanmu selain dari Ku, niscaya engkau akan dikembalikan kepada dirimu sendiri, 

✒️dan bila dirimu sendiri yang mengambilmu maka engkau akan diserahkan kepada musuh dirimu.


19. Hendaklah engkau berdiri di Hadirat Ku jika engkau berkata-kata, maka itulah tutur kata Ku jika engkau menghukum, maka Akulah hakim itu.


20. Huruf dan apa yang di uraikan oleh huruf adalah serambi ilmu, dan ilmu itu adalah serambi makrifah, dan makrifah adalah serambi nama, dan nama itu adalah serambi dari apa yang di namakan.


21. Hai hamba! 

Engkau telah menerima baik setiap undangan, mengapa undanganKu tidak (kau terimah dengan baik pula)?? 

Hai hamba! 

Gantungkanlah ucapanmu kepada Ku, niscaya perbuatanmu pun akan bergantung padaKu; 

jika perbuatanmu sudah bergantung pada Ku, maka akan berkelangsungan pemikiranmu dalam beribadat kepada Ku, dan akan "masygul" lah hati dan batin mu. Hai hamba! Meyerahlah kepada Ku, dengan demikian Ku buka pintu untukmu, agar engkau dapat bergantung pada Ku.


22. Hai hamba! 

Jangan engkau berputus harapan dari Ku, niscaya engkau terlepas dari perlindungan Ku; bagaimana engkau berputus asa dari Ku, sedangkan dalam hatimu terdapat utusan Ku dan juru bicara Ku.


23. Hai Hamba! 

Penghuni maqam-maqam itu adalah dari Ku, mereka tidak menghendaki apapun dan tidak membiasakan apapun dan tidak pula jinak pada sesuatu apapun.


24. Bila tiba hari kiamat, maka berdatanganlah jiwa-jiwa menuju kepada Nur Ku. Apabila di dunia Jiwa dan Nur Ku telah saling berkaitan, maka terbukalah hijab, tetapi jika tidak, maka tetaplah sebagaimana adanya dahulu.


25. Hai hamba! Jika engkau berada di sisi Ku, tiada satupun di alam semesta ini yang membekas pada dirimu; engkau tidak girang dengan apa yang engkau peroleh , dan tiak pula menyesali apa yang luput darimu. Maka Engkau berada di sisi Yang Maha Pencipta Segala sesuatu, engkau telah cukup kaya, tidak memerlukan lagi apa-apa yang ada di alam semesta.


26. Hai hamba! Jika dirimu menentangmu, maka laporkan tantangannya kepada Ku.


27. Hai hamba! Segala sesuatu Ku beri keperkasaan (ku beri daya upaya) untuk menyambarmu (merebutmu) dari dirimu sendiri, maka jika terjadi hal yang demikian, maka mohonlah engkau untuk pertolongan Ku. Maka akan Ku perlihatkan keperkasaan Ku, lalu Ku himpun (ku masukan) engkau dengan keperkasaan Ku.


28. Hai Hamba! Akulah Allah. Telah Ku jadikan segala sesuatu itu mempunyai kelemahan (ketidaksanggupan) dan Ku jadikan setiap kelemahan itu kefakiran.


29. Hamba Ku yang sebenarnya adalah yang memarahi dirinya sendiri demi Aku, dan tidak rela pada dirinya sendiri; 

Hamba Ku yang sebenarnya adalah yang tetap berzikir kepada Ku tanpa di selingi oleh kealpaan (lalai mengingatku)


30. Hendaklah engkau jadikan terjemahan, yaitu tafsiran dan huruf-huruf itu sebagai alat dan kendaraan untuk sampai kepada Ku  yang merupakan untaian kata-kata.

(bukan tujuan utamamu, Karna segala lu suka atau tidak layak dijadikan tujuan utama bagimu)


31. Hai hamba! Janganlah engkau menukarkanKu dengan apapun, tiadalah sesuatu yang memadai dan menandingi Ku.


32. Hai hamba! 

Jangan hendaknya engkau menyertai mahluk. 

Hai hamba! Hendaklah engkau dalam segala hal bersama Ku saja, niscaya Ku utus padamu pada hari Aku menzohirkan bagimu suatu tanda dan alamat yang akan meneguhkanmu (mengitiqomahkanmu), maka engkau tidak di terkam oleh rasa ngeri dan ketakuatan, dan tiada pula di gemparkan oleh yang mendahsyatkan.


33. Hai hamba! 

Engkau akan bebas (tanpa godaan) di dalam maqam Hadirat Ku! 

(hakikatnya) Tiada satu pun baik perkataan-perkataan maupun perbuatan-perbuatan yang memanggil dan menyerumu (kepadanya sehingga kau pergi dari Ku).


34. Hai hamba! 

Kosongkanlah hatimu dari kedamaian  apapun (yaitu mencari jaminan dan kepastian selain Ku) niscaya engkau tidak lagi punya tandingan,

Jika engkau menyimpan yang damai, maka apa yang bertentangan (dengan damai) akan menjadi tandinganmu. 

Sehingga Yang damai akan mengakibatkan keselamatan dan yang bertentangan akan mengakibatkan kebinasaan. 

(Bersama Allah tiada kedamaian dan perseteruan, itulah kedamaian yang sesungguhnya yaitu terbebas dari dua perkara yang bertentangan)


35. Hai hamba! Sekali-kali engkau tidak akan mengenal Ku, sebelum engkau melihat bagaimana Aku meng-anugrahkan dunia ini dalam kemewewahan dan kelezatan, yang mana engkau sendiri telah mengetahui terhadap orang yang durhaka (tertipu kemewahan dan kelezatan itu), maka engkaupun akan rela terhadap (kemewahan dan kelezatan) yang Ku jauhkan darimu, dan engkau akan mengetahui akan apapun yang Ku palingkan darimu, agar Ku jauhkan engkau dari hijab Ku. 

Hai hamba! Ketahuilah bahwa ada suatu janji (padaKu) antaramu dan antara ahli dunia ini akan lenyap, dan engkau akan melihat kedudukanmu dan kedudukan ahli dunia ini.


36. Yang berdiri di antara kedua tanganKu, tangannya akan menjulang tinggi atas langit dan bumi, jauh di atas surga dan neraka, maka ia tidak akan berpaling menoleh kepada kesemuanya ini. Akulah yang mencukupinya. tiada dasar makrifatnya kecuali di atas landasan Ku dan tiadalah ilmu pengetahuan serta renungan hatinya melainkan berkisar antara kedua tangan Ku.


37. Hai hamba! Robohkan apa yang telah engkau bangun dengan kedua tanganmu, sebelum Aku merobohkan dengan kedua tangan Ku.


38. Engkau adalah hamba selama engkau di kuasai.

(🗨️Di kuasai dunia maka kau adalah hambanya dunia ini adalah salah.

Di kuasai akhirat maka kau adalah hambanya akhirat ini Masi keliruh dan Masi salah.

Dan Di kuasakan atau di serahkan pada Allah  maka kau adalah hambanya Allah. Inilah yang benar)


39. Hai hamba! 

Bila engkau tidak melihat Ku di dalam sesuatu, maka penglihatanmu adalah kelalaian belaka.


40. Hai hamba! 

Bila engkau telah melihat Ku di dalam yang saling bertentangan dengan sekali pandang, maka sesungguhnya Aku sudah memilihmu untuk diri Ku.


41. Hai hamba! 

Di dalam Aku melemahkan engkau di antara orang-orang yang lemah, dan menguatkan engkau di antara orang-orang yang kuat, tidaklah engkau merasakan cinta Ku.


42. Hai Hamba! 

Tidaklah dapat di benarkan saling bertutur kata, melainkan yang satu berkata dan yang lain diam, tetapi hendaklah engkau diam dan dengarkan tutur kata Ku.


43. Hai hamba! 

Engkau telah membuat rumus dan engkau telah menerangkan pula maksudmu dengan kefasehan lidah, walaupun seperti itu tapi kesudahannya tetap kepada Ku Jua.


44. Hai Hamba! 

Hendaklah engkau perhatikan apa yang dengannya engkau menjadi baik, itulah harga dirimu di sisi Ku.


45. Penglihatan (penyaksianmu padaku) itu adalah suatu ilmu yang mengekalkan, maka hendaknya terus engkau ikuti, dengan demikian akan membawa kemenangan bagimu atas dua hal yang saling berlawanan.


46. Hai hamba! Jangan hendaknya engkau jinak pada sesuatu selain Ku, jika engkau menuju kepada Ku (dengan membawa apapun itu); maka serta merta Aku akan menolakmu dan Ku kembalikan engkau pada sesuatu itu.


47. Dengan sikap membenci dunia adalah lebih baik dari beribadah untuk akhirat.

(Membenci pada benda mati itu bukan berarti membuang, menghancurkan secara zhohir, tapi maksudnya adalah tidak memasukannya kedalam hati, karna hati hanya layak di huni oleh Allah semata.

Benci pada yang mahluk hidup bukan berarti membuang, memusnakan, membunuh dan menganiaya secara zohir  ataupun batin pada mahluk hidup itu karna itu adalah perbuatan zolim menurut syariat Islam, dan hakikat itu berjalan searah dengan syariat, tapi membenci mahluk hidup itu adalah menyadari fitnah dan tipu dayanya yang selalu membuatmu berpaling dari allah sehingga kau tidak memperdulikannya dan seutuhnya menghambakan diri pada Allah semata)


48. Rumahmu di akhirat kelak yang dari Ku, laksana hatimu sekarang di dunia ini dari Ku.


49. Hendaklah engkau tidur, sedang engkau (hatimu tetap) melihat pada Ku, begitulah nanti di kala Aku mewafatkan engkau, engkau akan tetap melihat pada Ku.


50. Hendaklah engkau bangun dari tidurmu, sedangkan engkau (hatimu tetap) melihat pada Ku, begitu pula nanti di kala engkau Ku bangkitkan di Hari Kiamat, engkau akan tetap melihat pada Ku pula.


51. Hai hamba! 

Ketahuilah bahwa penyakit dan obat itu bagi orang yang lalai.

(Bagi yang menghamba pada Allah dan tidak lalai itu tiada penyakit dan tiada obat, Allah-lah penyakitnya dan Allah-lah jua obatnya, inilah perkerjaan batin hamba, sedangkan perkerjaan tubuh hamba tetap melakukan pengobatan tapi bukan bermaksud supaya penyakitnya sembuh tapi semata hanya sebagai pengabdian diri pada allah)


52. Salain Ku tolak engkau dengan berbagai hijab, kemudian Ku buka untukmu pintu-pintu dan lorong untuk tobat, yang demikian itu adalah peluang yang Ku beri padamu agar engkau melintasi hijab itu menuju kesudahan pintu-pintu itu (ke makom yang telah ku sediakan).


53. Hai hamba! 

Aku bukannya untuk sesuatu, lalu sesuatu itu akan meliputi Ku, bukan pula engkau untuk sesuatu lalu sesuatu itu meliputimu; tetapi sesungguhnya engkau hanyalah untuk Ku dan dengan Ku.


54. Hai hamba! 

Jangan di kira setiap yang terbuka itu dapat di lihat. Aku adalah Raja yang terbuka dengan Kemuliaan, yang berhijab dengan Keperkasaan.

(Allah memiliki banyak dimensi, sifat, dan wujud yang di akhiri dengan zat mutlak)


55. Hendaklah engkau melihat segala sesuatu sedangkan (hati) engkau melihat pada Ku, sama halnya dengan engkau menghukum padanya dan ia tidak dapat menghukum padamu.


56. Hai hamba! 

Engkau di timpa suatu persoalan, maka katakanlah “Tuhanku! Tuhanku! Niscaya Ku jawab: Labbaik! Labbaik! Labbaik!!!


57. Bila engkau melihat Ku, sedangkan engkau tidak melihat apapun yang dari Ku, maka sesungguhnya enggkau sudah melihat Ku benar-benar.


58. Hai hamba! 

Bila engkau melihat Ku, berarti engkau berada di sisi Ku; bila engkau tidak melihat Ku, berarti engkau berada di sisimu sendiri. Maka selayaknya engkau berada di sisi siapa yang datang dengan membawa kebaikan (Allah)


59. Hai hamba! Aku telah memuliakanmu dan Ku jadikan segala sesuatu itu bersikap lembut dan lunak kepadamu, maka sekali-kali Aku tidak rela dengan berhentimu sampai di situ, sangat Ku sayangkan! Demi perhatian (kasih sayangku) terhadap padamu dan atasmu.


60. Hai hamba! Bila engkau telah melihatku! Tiadalah akan sirna bahaya (kemungkinan terhijab kembali) itu sebelum sirna angan-anganmu.

(Angan angan adalah bibit hijabmu pada Allah)


61. Bila engkau telah menafikan (meniadakan) apapun selain Ku, niscaya engkau akan bertemu dengan Ku, 

dengan sebanyak bilangan dari apa yang telah Ku ciptakan dari kebaikan-kebaikan itu.


62. Engkau menjadi hamba assiwa (yaitu segala sesuatu selain Allah) selama engkau masi melihat darinya suatu bekas (yaitu sebab akibat duniawi atau kausalitas)


63. Barang siapa telah melihat Ku, niscaya ia akan menyaksikan bahwa sesuatu itu adalah milik Ku, dan barang siapa yang sudah menyaksikan bahwa sesuatu itu adalah milik Ku, maka engganlah ia mengadakan tali hubungan dengannya, dan selama engkau mengikatkan tali hubungan dengan sesuatu, hingga dari satu segi engkau melihat bahwa sesuatu itu milikmu dan di segi-segi lain engkau melihat bahwa sesuatu itu adalah milik Ku, niscaya engkau tidak akan mengikatkan tali hubungan (mu denganya)


64. Hai hamba! Ucapkanlah: 

“Labbaika Wasa’adaika Walkhairu Bika Waminka Wailaika Waiyadaika” 

Artinya: 

Aku selalu menaati Mu, Menuruti Seruan Mu, dan kebaikan itu adalah dengan Mu, dari Mu, kembali kepada Mu, dan di kedua tangan Mu”.


65. Hai hamba! Hilangkanlah kebiasaanmu berikhtiar (memilih) niscaya akan Ku buang sama sekali tuntutan Ku itu.


66. Hai hamba! Manakala kau telah melihat Ku, maka apapun selain Ku (Assiwa) kesemuanya itu adalah merupakan suatu dosa.


67. Hai hamba! 

Aku telah mencintaimu, lalu Aku bermaqam di dalam makrifatmu terhadap segala sesuatu; lalu engkau mengenal Ku demi segala sesuatu dan mengingkari segala sesuatu.

Hai hamba! 

Bila engkau telah melihatKu, maka hendaklah engkau berada di dalam kegaiban laksana jembatan yang menjadi tempat lalu lintas segala sesuatu tanpa hentinya.


68. Hai hamba! 

Perselisihan itu di sebabkan oleh pertentangan kebalikannya (Adh dhiddah), sedangkan melihat pada Ku, tiada satu pun pertentangan maupun perlawanan.


69. Hai hamba! Bila engkau telah melihat Ku, sangat Aku rindukan padamu untuk datang menjumpai Ku diantara kedua tangan Ku. Maka sekali-kali tidaklah Aku maqamkan engkau dengan selain Ku.


70. Hai hamba! 

Puncak kemanjaan Ku padamu ialah, bahwa Aku bertutur kata, yang mana dengan Firman Ku, Aku perintahkan padamu untuk mengulang baca”

Yang di maksud adalah (QS. Al Isra’ 17:111) yaitu:

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا


wa qulil-ḥamdu lillāhillażī lam yattakhiż waladaw wa lam yakul lahụ syarīkun fil-mulki wa lam yakul lahụ waliyyum minaż-żulli wa kabbir-hu takbīrā


Artinya:

Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya. (QS. Al Isra' : 111)



71. Hai hamba! 

Akulah yang membangkitkan keinginan-keinginan, cita-cita, maka bila engkau di datangi olehnya, hendaklah engkau ucapkan : “Ya Tuhan! Selamatkanlah kami dari utusan-utusan Mu ( yaitu keinginan, kehendak dan cita cita)”.


72. Hai hamba! 

“Apabila Aku menjadi terang-cemberlang bagimu, niscaya akan putus segala sebab musabab (kausalitas), dan apabila engkau telah melihat Ku, niscaya akan putus segala nisbah. (Sebutan bagimu)


73. Aku telah menguji engkau antara ilmu Ku dan ilmumu, 

dan Ku uji pula antara hukum Ku dan hukummu.


74. Pengetahuan-pengetahuan yang bersumber dari selain Ku, juga dapat di ingkari oleh pengetahuan-pengetahuan yang berasal dari Ku.


75. Ucapan segala sesuatu merupakan hijabnya, apabila berkata, maka segala sesuatu terhijab oleh ucapannya sendiri.


76. Makrifat yang bersikap diam dapat menghukum, dan makrifat yang berbicara dapat menyeru.


77. Aku lebih dekat dari apa yang di rasakan dengan ilmu pengetahuan, dan Aku lebih jauh untuk di capai dengan ilmu penegetahuan.


78. Aku di tegakkan berdiri di antara kedua tangan Nya, lalu iapun memberi pertanyaan: 

Apakah engkau melihat selain Ku? Kujawab: Tidak

Lalu ia berkata pula:

"Sekali-kali tiadalah engkau dapat melihat Ku melainkan di antara kedua tangan Ku. Inilah dia! Jika Engkau menyingkir dan melihat kepada selain Ku, niscaya engkau tidak akan melihat Ku lagi (selama kau Masi melihat selain Ku) Bila engkau melihatnya (selain Ku), maka janganlah engkau mengingkari dia; Jagalah wasiat Ku baik-baik, jangan sampai hilang karena bila hilang, kafirlah kamu. Jika dia berkata padamu dengan sebutan kata “AKU” maka hendaknya engkau mempercayainya, maka sesungguhnya Aku telah membenarkan; Dan bila dia mengatakan padamu kata “dia” maka hendaknya engkau mendustakan dia, karena Aku telah mendustakan dia.


79. Telah terungkaplah bagiku wajah segala wajah, kesemuanya ku lihat sama sama bergantung kepada wajah Nya; 

kulihat pula jasad, maka kesemuanya bergantung pada titah Nya, baik perintah maupun larangan Nya, 

lalu ia pun berkenan berkata kepadaku : “Pandanglah wajah Ku” lalu ku pandang. 

lalu ia pun berkata lagi: “Bukan selain Ku”. 

kujawab : “Bukan selain Mu”.

Lalu katanya lagi : ‘Lihatlah wajahmu sendiri” 

Lalu kulihat wajahku.

Ia pun berlanjut lagi: “Bukan lainmu!” maka kujawab : Bukan lainku.

maka iapun berkata lagi : 

“Engkau adalah seorang faqih, maka hendaklah engkau keluar!

akupun keluar dan berusaha mendalami ilmu fiqih, telah sah bagiku “membalik mata” (Qolbul ‘ain), maka akupun mengikuti dengan cara ilmu fiqih. Akupun datang kembali dengan membawa bekal ilmu ini, dan ia pun berkata : “Aku tidak mau melihatmu dengan berbekal buatan masuhmu). (membalik mata itu adalah perkataan sesuatu yang di katakan); bahwa mata sesuatu (ainusy syai’) atau mahiyatnya (apa yang ia nya) dan zatnya adalah mata Allah (‘ainullah), 


zat Allah (semata-mata) itu adalah suatu persoalan yang di buat-buat (mulaffaq) sama dengan di ada-adakan, yakni uraiannya tersusun dari huruf-huruf (talfieq) yang memutar balikan kebenaran. Hakikat itu jauh dari huruf dan jauh dari uraian huruf yang mungkin dapat di uraikan dalam maudhu, persoalan ini ialah Bahwa: 

"zat dari segala sesuatu itu bergantung pada zat Allah, 


tetapi jangan salah tafsir bahwa itu adalah mata zat Ilahiat (zat Allah). 


Jika kau salah menafsirkan seperti itu, maka kami dengan demikian telah membalikkan mata dan telah memalsu kebenaran (Al Haqiqat). 


Firman Allah, yang artinya : “Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah, maka bila ia telah Ku bentuk dan Ku tiupkan dari sebagian roh Ku dalam dirinya, hendaklah kamu sujud kepadanya” (QS. Shad 38:71-72).


Ruh anak Adam, adalah dari Ruh Alloh. ia suatu tiupan dari ruh Alloh dan berkaitan dengan zat Allah. tetapi sesungguhnya ia bukanlah ia. karena zat Ilahiat tiada satu pun yang menyamai Nya (Laisa Kamitslihi Syai’un).


🗨️Tambahan admin:

Dari seruan Allah di nomor 79 ini dapat di simpulkan bahwa karna Allah adalah laisa kamislihi saiun maka segala sesuatu selain Allah itu adalah bukan Allah,

Ini dapat di katakan salah dan dapat di katakan benar juga tergantung dari mana meninjaunya, jika di tinjau dari kewujudan maka ini adalah salah, tapi jika di tinjau dari zat hakikiNya (zat mutlakNya) maka ini adalah benar,

Bagi yang masi belajar (salik) dan Masi belum wushul sehingga Masi mencari zat allah maka keterangan nomor 79 ini sangat berguna dan bagi yang telah wushul maka jagalah sirrmu, itu adalah rahasiamu dan Allah. Kau hanya boleh menjelaskannya kepada orang orang yang sudah melihat ketiadaanya (telah merasakan mati sebelum mati)


80. Hai hamba! 

“Kepada kalian Ku sampaikan:

“Andaikan benar-benar kalian telah melihat bahwa Dialah yang berkuasa menyempitkan dan melapangkan, tentu kalian akan cuci tangan dari nasab keturunanmu yang mulia itu.

(🗨️Yang di maksud nasab di sini adalah nasab duniawi)


81. Hai hamba! Kehalusan Ku tiada tara, Akulah yang meneguhkan apa-apa selain Ku (assiwa), maka lenyaplah apa-apa yang selain Ku, Dan tiadalah tandingan keperkasaan Ku, maka segala keperkasaan-keperkasaan akan lenyap. Aku yang menyirnakan yang selain Ku dan apapun yang di perlihatkan olehnya (assiwa itu)”.


82. Hai hamba! Akulah yang Dhahir, tiada dapat di capai oleh penglihatan mata dan Akulah yang Bathin yang tidak dapat di jangkau oleh prasangka apapun, dan Akulah yang Daim (terus menerus tanpa kesudahan) tidak dapat di beritakan oleh abad demi abad, dan Akulah yang tunggal, dan tidak dapat di serupai oleh bilangan dan hitungan. Segala sesuatu akan di tutntut oleh asal mulanya. Dan Akulah Yang Satu, Yang Tunggal dan Yang Maha Esa. Aku tidak berasal dari sesuatu. Lalu sesuatu itu akan (ku jadikan) khusus dengan Ku.


83. Sekali-kali tidak sampai kemampuanmu untuk mencakup dan melingkupi sifat Ku, umpamakan saja keindahan (Al Jamal) ini adalah sifatKu, untuk Ku, dan kepunyaan Ku, karena Aku meliputi segala sesuatu.

🗨️ Bukan mahluk yang mencakup sifat atau zatnya allah, tapi Allah-lah lah yang mencakup seluruh mahluknya.

Maka jangan mengaku ngaku tapi serahakanlah kembalikanlah segala sesuatu pada allah, 

Allah-lah yang bersifat wujud (ada), sedangkan segala mahluknya hanya bersifat Adam (tidak ada).


84. Semua ilmu pengetahuan ibarat lorong-lorong. tiada jalan-jalan dan lorong-lorong yang sampai kepada makrifat. Makrifat itu adalah induk segala tujuan dan puncak segala kesudahan. Bila engkau telah berada di maqam makrifat, maka akan terungkaplah pandangan tembus (Kasyaf) dan bagimu mata keyakinan (‘Ainul yaqin) terhadap Ku. pada taraf ini gaiblah makrifatmu dan engkau pun gaib pula pada dirimu sendiri, inilah hukum makrifat yang berlaku. Bila makrifatmu tidak dapat menghukum dirimu, maka Akulah yang tampil menjadi hakim.


Sesampaimu di taraf ini berarti engkau sudah mencapai puncak ilmu, dan di wajibkan padamu agar engkau berbicara sambil menunggu ijin Ku, maka dengan bicaramu itu engkau akan menyaksikan murka Ku, manakala engkau diam, maka hilang pula murka Ku, bila engkau bicara. makrifat itu selalu di sebut dalam Al Kitab. Kedudukannya lebih tinggi, baik nilai maupun martabatnya dari ilmu pengetahuan, karena makrifat itu adalah hasil pencapaian terhadap hakikat-hakikat yang menyeluruh, sedang ilmu pengetahuan itu adalah pencapaian terhadap persoalan-persoalan yang terbagi-bagi bidangnya. Mengenai “penyaksian” jauh lebih tinggi dari keduanya, karena penyaksian itu adalah hasil dari kebulatan tekad yang di sertai dengan usaha yang gigih terhadap kebenaran, dengan ikut sertanya upaya hati dan pengalaman, maka itulah yang menghasilkan penyaksian, dan penyaksian itu adalah setinggi-tingginya keyakinan.


85. Bagiku. bahwa memohon keridhaan Nya itu adalah merupakan kemaksiatan pada Nya, kemudian ia berkata kepadaku : “Hendaklah engkau taat kepada Ku”, Lalu engkau merasa telah menaati Nya, maka yang demikian engkau sudah bohong besar, Ia pun melanjutkan  “Engkau tidak mentaati Ku, tidak pula Aku di aati oleh sesuatu pun”. Baru kala itu aku melihat ke Esaan yang sebenar-benarnya. Arti ayat : milik Nya jua bahtera-bahtera yang berlayar di lautan dengan layar-layar yang tinggi menjulang )QS. Ar Rahman 55:25).


Perhatikan ayat tersebut di atas, mengisyaratkan bahwa Allah menyatakan jika bahtera-bahtera itu adalah milik Nya, sekalipun milik kita pada lahirnya; Dialah yang membina, sekalipun pada lahirnya kita yang membuat. Ingat renungkan! Kita membina dengan ilmu Nya, dengan pengetahuan Nya, peraturan-peraturan Nya, serta ilham Nya, begitu pula halnya dengan taat, tiada Ia ditaati oleh siapa yang menaatiNya, melainkan ketaatannya adalah kemurahan Nya. Inilah Tauhid itu (dalam urayan ini kapal hanya sebagai kapal.


🗨️Sedangkan kapal yang di maksud sebenarnya adalah orang yang orang yang menempuh perjalanan batin menuju Allah. Di samudra ilmunya Allah.


86. Aku telah di tegakkan berdiri di antara kedua tangan Nya, lalu ia berkata kepada ku: “Aku tiada rela engkau jadi untuk sesuatu, dan tidak pula rela jika semua itu menjadi untukmu. Ku sucikan engkau, Aku bertasbih padamu. Maka janganlah engkau mentasbihkan Ku. Aku yang membuatmu! Bagaimana engkau dapat mensucikan Ku?

🗨️Bagaimana bisa suatu yang Adam (tidak ada) bisa berbuat sesuatu, apa lagi untuk mensucikan yang wujud (yang ada)


87. Jangan engkau duduk di atas jamban-jamban, engkau akan di kerumuni anjing-anjing yang akan sama sama menggonggong padamu, hendaklah engkau duduk di atas mahligai yang kukuh kuat, di suatu tempat yang pintu-pintunya tertutup rapat, dan jangan ada yang menyertaimu; Jangan menghiraukan apapun, baik sinar matahari ataupun kicauan burung-burung, maka tutuplah wajah dan telingamu, karena sesungguhnya bila engkau memandang selain Ku; niscaya engkau akan menyembahnya, dan jika engkau yang dipandang oleh sesuatu, maka engkaulah yang akan disembah.


88. “ Kulihat segala mata terbelalak memandang kepada Nya, tetapi apa yang di lihat? Segala sesuatu yang terpandang menjadi hijab belaka. Tundukan kepalamu ke bawah, dan lihatlah ke dalam, niscaya terlihat (al Haq).


89. Hamba-hamba sahaya berada di dalam surga, sedangkan orang-orang merdeka berada di neraka.

🗨️ maksudnya: Hamba sahaya itu adalah yang menghamba, mengabdi, dan berbakti pada Allah tanpa mengharap imbalan apapun dari Allah (bagaikan hamba sahaya yang berkerja tanpa upah, maka hamba Allah berkerja tanpa mengharap upah, imbalan apapun dari Allah, dialah hamba sahayanya allah

Dan orang orang merdeka itu adalah yang tidak mengenal Allah.




90. Bila tiada sahabat bagimu untuk kau ajak duduk bersama, maka Akulah yang menyertaimu.

🗨️Rosul bersabdah:

Jika kau tidak melihat Allah maka ketahuilah bahwa Allah sedang melihatmu.


91. Engkau pasti akan mati, tetapi tidak demikian dengan ingatan Ku padamu.

🗨️Segala sesuatu pada Allah tidak bisa di samakan sama sekali dengan para mahluknya, maka jika mahluk bisa mati tapi Allah itu kekal abadi.


92. Perhitunganmu meleset, berarti salah dan kesalahan itu berarti tidak benar.

🗨️ Angka huruf kata kata kalimat dugaan hitungan dan ilmu tidak ada yang sempurna, yang sempurna hanya Allah.

Maka jangan menghitung hitung dan jangan menduga duga tapi serahkanlah kepada Allah seutuhnya dan seluruhnya.


93. Di antara makhluk-makhluk Tuhan, ada di antaranya yang seakan-akan tidak layak menjadi makhluk sama sekali.


94. Engkau di dalam segala hal, ibarat baunya baju dengan baju.


- Engkau ibarat arti makna seluruh alam semesta

- Engkau bagaikan kitab yang menghimpun sedangkan alam semesta merupakan lembaran-lembaran halamannya.


95. Aku ini sangat cemburu padamu, dari sebab itu Aku membuat beberapa larangan untukmu.


96. Katakanlah kepada orang yang risau hatinya kepada Ku, bahwa kerisauan itu berpangkal dari dirimu sendiri; karena Aku lebih baik untukmu dari segala sesuatu.

🗨️Kerisauan itu di sebabkan Masi menginginkan dan menghendaki sesuatu selain Allah. Maka hilangkan lah kehendak dan keinginan, biarkan Allah saja yang memilihkan untukmu, serta ridoilah apa yang di pilihkan Allah itu, sekalipun hatimu Masi keras sehingga tidak mau meridhoinya, karna Allah yang akan melunakkan hatimu itu.


97. Bila engkau melihat Ku di dalam dirimu, sebagaimana engkau melihat Ku di dalam segala sesuatu, niscaya berkuranglah cintamu terhadap dunia.


98. Aku dengan sesuatu tidak akan berhimpun, begitu pula engkau tidak akan berhimpun dengan sesuatu.


99. Hidup yang manakah untukmu di dunia ini setelah Aku bernyata:

- Hari kematian itu adalah hari penyatuan, dan

- Hari yang kekal abadi itu adalah hari kesenangan.


100. Aku telah menggodamu dengan tidak adanya kepercayaanmu  sepenuhnya pada umurmu.

(🗨️dengan tanpa ku beri tahu lama atau pendeknya masa hidupmu di dunia, di sisi lain kau mengetahui bahwa azabku sangat pedih maka: 

Masikah kau memandang pada umurmu, dosamu, pahalamu, dan syurga itu ataukah semata mata hanya memandang Ku)


101. Antara Ku dan kau tidak dapat di ketahui. Guna apa lagi di tuntut.


102. Aku di tegakkan berdiri di dalam sifat “Ketunggalan” (Al Wahdaniah), lalu ia pun berkata kepdaku: “Telah Ku jadikan nyata segala sesuatu saling menunjuk kepada Ku; dan mengungkapkan perihal Ku. Sebagaimana Aku menjadikannya di saat yang bersamaan, memanggil kepada dirinya dan menghijab dariKu; maka nasib setiap insan yang di karenakan penghijab-penghijab itu seakan-akan menggantungkan dirinya pada penghijab-penghijab itu. Zikir Ku, Ku khususkan terhadap setiap yang Ku jadikan nyata, dan zikir Ku adalah juga membuka hijab juga. “Bila Aku memperlihatkan diri maka tiadalah engkau akan melihat apapun di sekelilingmu lagi”


103. Hendaknya engkau katakan : 

“Ilahi! Tidak akan Engkau biarkan diriku di porak-porandakan huruf di dalam makrifatku kepada Mu.


104. Masih jugakah menyusahkan dirimu dari segala apa yang datangnya daripmmu? Maka hal ini akan Ku ampuni. Jangan kiranya ada yang menyusahkan dirimu. Segala apa yang datang dariku yang menyusahkan dirimu akan Ku palingkan semua. Bila engkau sanggup melakukan apa yang Ku haruskan padamu mengatasi keduanya ini, niscaya engkau menjadi seorang Wali.


105. Bila engkau bukan dari ahli Hadirat (yang selalu bersama Allah), tentu saja khatir (lintasan hati) itu akan selalu mendatangimu dan semua assiwa itu merupakan khatir; dan tidak akan memberi manfaat malinkan berupa ilmu, dan ilmu itu sifatnya selalu bertentangan satu sama lain. Maka untuk menyelamatkan dari pertentangan diperlukan perjuangan. Engkau tidak akan sanggup melakukan perjuangan tanpa Aku, dan tidak pula berilmu kecuali dengan Ku, Hendaknya engkau berdiri bersama Ku, maka dengan demikian barulah engkau menjadi ahli Hadirat Ku.


106. Aku di hentikan di dalam “ikhtiar” lalu ia berkata: 

“Kalian akan menderita sakit” dan dokter akan selalu rajin menjenguk di waktu pagi dan petang, kata-kata yang di ucapkan para dokter itu adalah kata-kata Ku dan mereka mengimani ilmu kedokteran, tetapi tidak beriman kepada Ku; Si penderita pun patuh kepada dokter dan menurut berpantang makan, tetapi tidak berpuasa untuk Ku.


107 Sudah layak, jika Aku “memperkenalkan diri” kepadamu dengan bala (ujian dan cobaan) Aku tidak akan lenyap dan bala itu berasal dariKu Pengalamanmu terhadap bala itu berasal dariKu pengenalanmu terhadap bala menjadi bala pula, dan tiada seorang pun dapat melarikan diri dari bala, karena bala itu dariKu”.


108. Aku di hentikan dalam “Perjanjian” dalam keadaan tegak berdiri, Ia pun berkenan bertutur kata padaku:

- Keluarkan dosamu demi ampunan Ku.

- Lemparkan kebaikanmu demi karunia Ku.

- Tanggalkan ilmu mu demi ilmu Ku.

- Singkirkan makrifatmu demi makrifat Ku.

- Tegaklah berdiri bersama Ku saja.

Bila engkau tetap saja berdiri, maka segala sesuatu akan mengarahkan dayanya dan menarik-narikmu serta menghijab mu.

- Beradalah di sisi Ku

Maka aku akan bersamamu. Akulah yang akan menghadapi rintangan dan halangan.


109. Bermulanya tahap penyaksian (Al musyahadah) dengan:

menafikan khatir (lintasan hati) 

kemudian menafikan makrifat, 

lalu menafikan dirinya sendiri yang bermakrifat, 

terakhir menafikan “aku” (Al ana).


110. Tolonglah Aku! Niscaya engkau menjadi sahabat Ku. Bila Aku sudi engkau menjadi sahabatku, maka Ku berikan padamu kekuatan dan pertolongan Ku, Dan Ku beri ilmu dari ilmu Ku.


111. Engkau mempelajari ilmu itu untuk bermegah-megahan (supaya di segani, di hormati, supaya terkenal, dan lain lain), di hadapan para ulama dan untuk berdebat dengan para jahil, dan untuk engkau jadikan bahan musyawarah (ilmu bukan untuk di musyawarahkan), rapat maupun muktamar, dan untuk mengeruk keuntungan duniawi. (Itu tanda ahli) neraka. (Ahli neraka) neraka!.


112. Bila engkau telah keluar dari tabiatmu, keluar dari sifatmu, keluar dari amalmu dan keluar dari ilmumu, maka keluar pulalah engkau dari namamu Dan bila engkau sudah keluar dari namamu, jatuhlah engkau ke dalam nama Ku. Bila engkau telah jatuh ke dalam nama Ku, akan terlihatlah padamu tanda-tanda pengingkaran, dan segala sesuatu itu akan serentak mengadakan perlawanan kepadamu berupa fitnah dan engkaupun mengingkati setiap khatir di hatimu. Nah! Sekarang setiap yang melawanmu akan berhadapan dengan Ku!.


113. Hendaklah engkau meneliti dan melihat dengan apa engkau memperoleh ketenangan, maka sesungguhnya tempat tidurmu adalah kuburan.


114. Di antara ilmu-ilmu pendekatan (Al Qurb) hendaklah engkau ketahui bagaimana Aku berhijab dengan suatu sifat yang engkau kenali.


115. Barang siapa berdiri di maqam makrifat, kemudian ia keluar, sedang ia sudah mengetahui keberhasilannya mendekati Aku, dan ia tetap tinggal di luar, akan kunyalakan api untuknya seorang diri.


116. Di antara ilmu-ilmu yang dapat dijangkau mata, pada satu saat akan engkau lihat ilmu-ilmu itu akan bungkam di dalam kelemahannya; tetapi lain halnya dengan ilmu-ilmu hijab, maka ia tetap akan lancar berbicara.


117. Sifat-sifat yang dapat diungkap oleh tutur kata adalah sifat-sifatmu, dalam arti dan makna, tetapi sifat-sifat Ku yang tidak dapat diungkap dengan tutur kata bukanlah sifat-sifatmu dan tidak juga dari sifat-sifatmu.


Bila Aku berbicara padamu dengan ucapan dan pengibarat, tiada wewenang hukum memberikan kunci pembuka; karena ibarat dan ucapan itu berbalik kepada dirimu sendiri. Adapun bila Aku berbicara kepadamu tanpa ibarat, niscaya batu-batu dan bata-bata akan bicara padamu. Dan engkau dalam kedudukan ini tinggal berkata “Jadilah” maka “jadi”


118. Ibarat dan ucapan itu adalah rangkaian huruf, dan tidaklah huruf itu mempunyai wewenang hukum apapun. Perkenalan Ku kepadamu melalui ibarat dan tutur kata adalah persiapan untuk perkenalan yang tidak seisertai ibarat. Pemikiran-pemikiran itu melaui huruf, dan lintasan-lintasan hati itu dari pemikiran, tetapi ingatan kepada Ku yang murni adalah terpisah di balik huruf dan pemikiran.


119. Yang nanti akan engkau temui di dalam kematianmu, ialah apa yang engkau alami di kala hidupmu kini: Arti Ayat : “Barangsiapa selagi di dunia ini buta, maka kelak di akhiratpun akan buta dan lebih sesat jalannya” (QS. Al Isra 17:72).


120. Jangan menanyakan tentang makrifat Ku, dan jangan menanyakan tentang AKU. Hendaklah engkau ketahui, bahwa tiadalah Aku di serupai oleh sesuatu pun (Laisa Kamitslihi Syai’un).


121. Jangan hiraukan panggilan selain panggilan Ku, sekalipun ia memanggilmu berdalih ayat-ayat Ku. Jangan engkau hadiri sekalipun ia datang mengundangmu dengan ayat-ayat Ku; karena sesungguhnya, segala sesuatu itu Aku ciptakan memanggil pada diri masing-masing dan menghijab (diri itu) dari Ku.


122. Bulatkan tekadmu! Kuatkan kemampuanmu pada Ku! Dengan Ku engkau akan kekal, dan putuskanlah (hubungan) engkau dari diri mu: 


وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ


wa ilā rabbika fargab


Artinya:

dan hanya kepada Tuhanmulah engkau (seharusnya kau) berharap. (QS. Asy Syarh : 8)

kepada Tuhanmulah hendaklah kau tujukan kemampuanmu.


123. Jika engkau serang hatimu, dan hatimu tidak membalas menyerang, maka engkau benar-benar tergolong dari para arifin.


124. Bagaimana para arifin tidak sedih sedangkan mereka melihat Aku meneropong perbuatan buruknya dan Ku katakan: “Jadilah gambar agar dilihat oleh pembuatnya”. Dan juga Ku katakan kepada perbuatan baiknya: “Jadilah lukisan agar dilihat oleh pelukisnya”


125.Timbanglah makrifatmu sebagaimana engkau menimbang penyesalanmu.


126. Hati orang arif melihat keabadian, sedangkan matanya melihat ketentuan waktu.


127. Katakan kepada para arifin!: “hendaklah kalian mendengar bukan hanya untuk mengenal saja Hendaklah kalian diam, dan bukan hanya untuk mengenal melulu! Sesungguhnya Ia mengenalkan diri Nya padamu sebagaimana engkau bermaqam di sisi Nya.


128. Katakanlah kepada hati orang-orang arif : Janganlah kalian keluar dari keadaan kalian, sekalipun kalian sudah memberi petunjuk kepada siapa yang sesat. Apakah kalian menghendaki kesesatan dari Ku, lalu memberi petunjuk kepada Ku??


129. Katakanlah “Ilahy” Aku memohon kepada Mu, dengan Engkau sekedar kesanggupan suatu permohonan, aku bermunajat dengan Mu, kepada kemurahan Mu!


130. Wahai yang saling berselisih! Janganlah engkau mengharapkan (memperoleh) petunjuk dari yang saling berselisih Bila ia memberi petunjuk padamu, niscaya engkau akan berhimpun bersamanya dan memadu satu tujuan Dan bila ia tidak memberi petunjuk padamu niscaya engkau akan berserakan terpecah belah, karena engkau mengikuti perselisihan yang datang dari segala jurusan.


131. Masih ketinggalan satu ilmu, berarti masih tinggal satu bahaya masih tersisa tambatan hati, berarti masih ditunggu satu bahaya masih kurang lengkap suatu akal pikiran, berarti masih ada bahaya yang menanti masih ada suatu kemauan keras atau kepiluan, berarti masih diintai bahaya.


132. Huruf itu adalah satu penjuru dari beberapa penjuru iblis


133. Sesungguhnya engkau sudah melihat keabadian, dan tiadalah keabadian itu dapat di uraikan dan di ibaratkan.


• Keabadian itu adalah satu sifat dari sifat-sifat Ku.

• Keabadian itu telah bertasbih (mensucikan) demi untuk Ku.


Dari tasbihnya, maka Ku ciptakan malam dan siang, dan keadaannya bagaikan tirai penutup yang membentang bagi setiap hati dan segala rahasia-rahasia. Lalu Ku pilih engkau, tirai siang Ku buka dan tabir malam Ku singkap supaya engkau dapat melihat Ku.


Kuberikan padamu daya, agar engkau mampu melihat terbelahnya langit, dan memandang bagaimana Ku turunkan perintah Ku yang datangnya dari sisi Ku, laksana tibanya siang dan datangnya malam”.


134. Engkau telah mengenal Ku, dan mengenal ayat-ayat Ku. Barangsiapa yang telah mengenal ayat-ayat Ku, maka ia pun telah bebas lepas dari tanggungan alasan apapun. Bila engkau sedang duduk, jadikanlah ayat-ayat Ku berdiri di sekatarmu; dan jangan keluar jika engkau keluar, maka keluar pulalah engkau dari benteng Ku. (Yang dimaksud dengan ayat adalah kalimat Tauhid).


135. Adab sopan santun para wali-wali itu, ialah mereka tiada mengurusi sesuatu dengan kemauan keras, sekalipun mereka mengetahui dengan tinjauan akal dan budi luhurnya.


136. Bila engkau di datangi oleh panggilan hatimu dan engkau lengah tiada melihat Ku, maka sesungguhnya engkau itu adalah lambayan olidah api Ku, maka sebagaimana yang dilakukan oleh para wali-wali Ku (orang-orang yang beriman dan bertakwa) niscaya akan Ku perlakukan terhadap padamu sebagaimana layaknya Aku memperlakukan para wali Ku, maka katakanlah:

“YA Allah! Inilah malapetaka uji cobaan Mu! Maka ku harapkan kelembutan Mu, terhadap padaku, dan limpahkanlah kasi sayang Mu, padaku”.


137. Orang yang berdiri di hadirat Ku, melihat makrifat itu bagaikan arca-arca, dan melihat ilmu bagaikan azlam (anak panah peramal nasib).


138. lmu yang mantap tak berbeda dengan kejahilan yang mantap.

(Ilmu adalah kejahilan kejahilan adalah ilmu, hanya Allah-lah yang bebas dari kejahilan, maka terapkanlah hatimu bersama Allah bukan bersama ilmu, tinggalkanlah ilmu, maka kau akan menjumpai Allah)

Ilmupun adalah mahluk, ilmupun saling bersiteruh sesama ilmu, dan itu menunjukan bahwa ilmupun tidak terbebas dari sifat jahil, dan bagaimana kau terbebas dari kejahilan sedangkan ilmu yang kau jadikan guru itupun Masi jahil, maka bergurulah pada Allah semata.


139. Pembersih tubuh adalah air, dan pembersih hati adalah menundukan pandangan dari siwa. Ketahuilah! Bahwa hati yang tertambat pada siwa adalah najis, dapat di sucikan hanya dengan tobat.


140. Hai hamba! Yang membuat siwa hingga dapat nyata adalah Kau (menganggap akumu sebagai dirimu); yang memperlakukan dan yang menggerakan adalah Aku dia datang dan pergi karena Aku. “Tinggalkan dia! “Tetaplah di sisi Ku”, Kalau tidak! Maka tidak pula aku memilihmu. Siwa adalah tempat pertentangan, yang berlawanan, yang berserakan, berbilang-bilang, bercerai berai. Hanya Akulah Yang Tunggal tanpa lawan tanpa tantangan.


141. Hai ham ba! Janganlah engkau menjadikan Aku sebagai utusanmu kepada sesuatu, menganggap sesuatu itu lebih tinggi dariku. Jika sampai terjadi yang demikian, maka engkau akan ku tulis dari golongan orang-orang yang berbuat olok-olok menggunakan pengetahunya (lebih maksiat dari yang maksiat karna tidak berilmu).


142. Hai hamba! 

Hendaklah engkau menghentikan “kemauan keras” mu di kala engkau berada di antara kedua tangan Ku. Bila engkau temukan beberapa kemauan kerasmu kepadaKu dan kepada selain Ku, maka lemparkanlah dia dengan penglihatanmu kepada Ku dari balik belakangnya. Kalau dia masih tetap ada, maka tatapkan wajahmu kepada Ku, niscaya engkau melihat bagaimana Ku jadikan dia, maka sampaimu di sini tidaklah akan Ku katakan lagi “Ambilah” atau “tinggalkanlah”.


143. Pelihralah baik-baik keadaan halmu agar dengan “kemauan keras” mu engkau memandang Ku. Jangan hendaknya “kemauan keras”mu engkau pandang dalam kemauan kerasmu, hal yang demikian membuatmu berpandangan pada dua larangan dan dua perintah, dan engkau sendiri berada di bawah dua Pemerintahan.


144. Hai hamba! Bila engkau berdiri untuk melakukan shalat, maka hendaklah engkau jadikan segala sesuatu berada di bawah kedua telapan kakimu.


145. Hai hamba! Hendaklah engkau berlindung kepada Ku dari selain Ku, sekalipun selain Ku itu mendatangimu dengan keridoan Ku.


146.Selama masih ada sesuatu di antara Ku dan kau, maka engkau adalah hamba dari sesuatu itu.


147. Hai hamba! 

Pilihlah Aku! Aku terbitkan atasmu segala sesuatu dengan kekayaan yang tiada lagi engkau berhajat apapun lagi dan jangan selain Ku yang menjadi pilihanmu, maka Aku pun akan gaib. Kemalangan apa yang akan menimpamu? Halangan apa yang akan menghadangmu?? Itulah bila aku telah gaib darimu. engkau akan terperosok ke lembah kehinaan, dirimu menjadi rendah dalam penghambaan dan kejahatan terhadap sesuatu.


148. Hai hamba! Jika macam macam hijab itu telah terangkat, akan menjadikan sama, tiada perbedaan yang menyedihkan dan yang menggembirakan (yakni bila terangkat hijab) yang memisahkan engkau dari Ku, niscaya semua siwa tiada bernilai lagi, baik yang menyedihkan maupun yang menyenangkan.


149. Pengenalan akan nama Allah Yang Maha Agung (Ismullahi Al A’dham) yang pertamanya adalah fitnah. Bila Aku meniadakan darimu tuntutan yang di ajukan nama itu, maka lenyap pulalah tuntutan lawan nama itu.


150. Aku adalah lebih baik bagimu dari dirimu sendiri bila engkau lalai Aku yang mengingatkanmu bila engkau berpaling Akulah yang mendatangimu Seakan-akan Aku membuat bangunan indah anggun penuh kemuliaan karena ingatan Ku padamu atau merasa senang bersamamu tanpa kegelisahan, Akulah Yang Maha Kaya, tiada memerlukan darimu dan dari segala sesuatu.


151. Bila engkau telah melihat Ku di balik sesuatu, lalu engkau mendurhakai Ku, maka durhakamu itu adalah atas kesadaran. Barang siapa mendurhakai Ku atas kesadaran, maka berarti telah memerangi Ku.


Aku sediakan bagi yang mendurhakai Ku suatu alasan dan.

Aku sediakan pula bagi yang berperang dengan Ku suatu medan peperangan, di mana akan Ku biarkan engkau dan apapun yang menemanimu dalam memerangiku

Dan perlindungan Ku datang dari arah belakang, yang mana Aku akan mencerai-beraikanmu; Jika Aku mencerai-beraikanmu berarti engkau akan Ku lenyapkan (🗨️kembali padaku, jika tidak ku cerai beraikan niscaya kau dan dia masi bersatu memerangi Ku).


152. Ilmu yang menunjuk pada Ku, adalah laksana lorong yang menuju pada Ku. Ilmu yang tidak menuju pada Ku, ialah suatu hijab yang menggodamu.


153. Tidak akan sampai panggilanmu (akan ku biarkan kau memanggilku untuk fana bersamaku) di belakang hijab, kecuali dengan menyingkirkan hijab itu; yang demikian adalah keharusan bagi setiap perkenalan Ku terhadap siapa yang telah melihat Ku.


154. Aku telah bersumpah atas diri Ku sendiri tiada yang meninggalkan, siapa siapa yang meninggalkan sesuatu demi untuk Ku; melainkan akan Ku berikan padanya ganti yang lebih baik dari apa yang di tinggalkan itu.


🗨️Seorang pemuda sufi di tinggal Nika oleh seorang wanita, di hari pernikahan itu tepat pada hari akad dan resepsi, terdengar ucapan dari dalam dirinya yaitu:

"dia (wanita itu) hanya bersama dia (pemuda yang menikahinya), dia (wanita itu hanya mendapatkan dia (pemuda yang menikahinya), sedangkan kau bersamaKu (Allah), kau mendapatkan Ku (Allah)

Bersamaku dan mendapatkan ku jauh lebih baik dari pada bersama Siwa dan mendapatkan Siwa"



155. Hai hamba! Mengapa pikiranmu bersimpang siur, den mengapa duka citamu engkau simpan bermalam hingga sampai pagi belum juga terlepas darimu. Engkau adalah wali Ku, dan Aku lebih utama bagimu, serahkan saja kepada Ku “Zat rahasiamu” maka Akulah yang menghadapi segala kesimpang siuran dan Aku lebih mengetahui darimu. Sebagian sifat dari seorang wali ialah: Tiadanya merasa heran atas sesuatu dan berpantang meminta apapun. Bagaimana tidak demikian dia sudah melihat Ku maka apa yang layak diherankan lagi sedang ia melihat Allah, dan apa yang akan diminta? Sedang ia melihat Allah.


156. Sesungguhnya mereka yang bangun di malam hari, ialah mereka yang menuju pada Ku, bukan untuk wirid yang di tentukan maupun bacaan yang di pahami. di sanalah Ku sambut kedatangannya dengan wajah Ku, maka ia pun berdiri dengan Qoyyumiati (berdiri Ku sendiri) tiada pinta dan tiada apapun yang diajukan pada Ku. Bila Aku hendak bicara padanya, akan Ku laksanakan; bila Aku hendak memberi pengertian, Ku tanamkan pengertian. Hai hamba! Ahli wirid manakala telah sampai ke tujuannya, mereka akan berhenti dan menyingkir, dan ahli juzu’ (membaca Al Qur’an yang sudah sampai pada batasnya) setelah di pelajari, juga akan berhenti dan menyingkir. Tidak demikian halnya dengan dengan “Ahli Ku” karena baginya “tiada batas lagi” Maka, bagaimanakah mereka akan menyingkir?


🗨️Terdapat kalimat syatan (menyesatkan jika tanpa penjelasan) pada seruan Allah ini yaitu:

Sesungguhnya mereka yang bangun di malam hari, ialah mereka yang menuju pada Ku, bukan untuk wirid yang di tentukan maupun bacaan yang di pahami


🗨️Supaya tidak salah mengerti maka kami jelaskan:

Yang bangun pada malam hari itu tentulah bermaksud beribadah, tapi tidak menganggap berhak berjumpa Allah karna ibada yang dia kerjakanya bahkan ibadah itupun dia rasa sebagai bukan ibadahnya tapi semata karunia Allah padanya dalam bentuk ibadah.

Sehingga ibadah itu dia anggap sebagai bukan ibadahnya.


🗨️Bukan untuk wirid yang di tentukan, maupun bacaan yang di pahami

Maksudnya, walau orang ini melakukan wirid dan bacaan tapi tidak merasa bahwa wirid dan bacaanya dapat menyampaikanya pada Allah


🗨️Wushul yaitu sampai pada makom prnyaksian ke-esahan Allah itu bukan hasil ibadah, itu hanyalah karunia Allah semata, maksudnya adalah selama kau Masi menganggap bahwa amal ibadah itu dapat memyampaikanmu pada Allah karna kau berhak mendapatkannya karna telah melakukan amal ibadah kama selama itu pula kau tidak akan sampai pada Allah.

🗨️Jika kau merasa amal ibadah itu bisa memyampaikanmu pada hadirat Allah maka amal ibadah itu menjadi hijabmu pada Allah. Sehingga lepaskanlah amal ibadah itu yaitu tetap mengerjakanya tapi tidak mengakui telah melakukanya, karna amal ibadah itu semata mata Rahmad dan karunia atau pemberian Allah, sehingga amal ibada itu tidak ada artinya bagi Allah, karna kau melakukan amal ibada itu hanya karna allah karuniakan amal ibada kepada mu, jika Allah tanpa mengkaruniakan amal ibada itu maka pasti kau tidak akan melakukan amal ibadah. Maka dari itu amal ibada tidak Allah jadikan syarat bagi orang yang ingin sampai padanya, tapi hamba Masi tetap wajib melakukanya sebagai pengabdian semata. Yang dapat menyampaikan diri pada Allah hanyalah meninggalkan semua mahluk, supaya tempatnya di ganti Allah.



157.Hai hamba! 

Bila engkau telah melihat Ku, lalu engkau menetap dalam suasana “melihat Ku”, maka akan Ku tuanggkan malapetaka untuk mengujimu, dan Ku berikan keteguhan hati padamu agar kau tetap tinggal dalam maqammu. tetapi bila engkau lepas dari “melihat Ku” maka Ku timpa padamu sebagian dari malapetaka dan Aku lemahkan engkau untuk menghadapinya, lalu engkau akan mengalami rasa “menjauh” karena kelemahanmu Ku gerakan engkau berhasrat untuk memohon pertolongan pada Ku, maka kasih sayang Ku akan menarikmu dan mengangkatmu kembali ke maqam “melihat Ku”


158. Hai hamba! 

Ketahuilah benar-benar bahwa segala sesuatu itu adalah milik Ku, maka janganlah engkau mencoba-coba merebut kepunyaan Ku (mengaku ngaku).


159. Hai hamba! 

Hendaklah lisanmu senada denngan suara hatimu, di mana Aku bernyata dalam hatimu. jika tidak, maka Aku akan menghijab dirimu dengan dirimu sendiri (adanya keakuan) resapilah nasihat Ku ini ke seluruh jagatmu dan dalamilah hingga ke tulang belulangmu.


160. Hai hamba! 

Bila engkau telah mengenal keabadian, maka engkau telah melihat satu sifat As Shumud. (Ash Shumud ialah tempat bergantung pada Yang Maha Kekal, dan tempat meminta dari yang bergantung pada Nya segala sesuatu, baik yang di maksud maupun yang di sengaja ataupun yang di tuju yang kekal tanpa kesudahan).


161. Hai hamba! 

Apa yang telah Ku ungkapkan bagimu tentang keabadian, Ku iringi pula dengan penutup kepadamu tentang hukum-hukum manusiawi sesuai dengan apa yang telah Ku-ungkapkan untukmu itu.


162. Hai hamba! 

Jika malam harimu engkau khusukan untuk Ku, dan siang harimu engkau gunakan untuk ilmu Ku, maka engkau akan menjadi seorang besar dari pembesar-pembesar para hamba Ku.


163. Pangkal keteguhan dan kekuatan itu ialah: “Meninggalkan larangan”.


164. Makin luasnya penglihatan, makin menyempitnya atau makin sedikit pengibaratan


165. Barang siapa yang selalu ingat pada Ku dan sudah terbiasa serta menjadi tabiatnya jua, maka berarti ia telah membuat suatu perjanjian di sisi Ku untuk keselamatan dirinya.


166. Mereka yang membenarkan Aku dengan kegaiban dan beriman pada Ku tanpa melihat Ku, maka Aku akan menyertainya pada hari di himpun, dan akan Ku temani di dalam suasana yang mengerikan, dan Ku kirim kepadanya keteguhan dalam menghadapi kegoncangan, lalu akan Ku teguhkan atas apa pun yang di alami, sebagaimana mereka telah menemaniKu di balik tirai penutup itu.


167. Hai hamba! 

Jangan hendaknya engkau menjadi orang yang terhijab hanya karena apa yang cocok dengan seleramu atau dengan kemampuan.


168. Hai hamba! 

Siapa yang mengenal Ku dengan Ku, berarti mengenal dengan satu perkenalan yang tidak dapat di ingkari lagi kemudian hari sama sekali.


169. Hai hamba! 

Aku tidak dapat di kenal oleh siapapun tanpa Aku memperkenalkan diri Ku padanya.


170. Hai hamba! Bila engkau melihat Aku menyingkirkan siwa darimu, tapi tetap tidak Ku siingkirkan engkau darinya maka yang demikian tanyakan kepada orang yang alim dan bahkan kepada yang jahil sekalipun tentang Ku, maka engkau akan melalui jalan yang aman dan jalan berbahaya. 

Hai hamba! Bila engkau melihat Aku menyingkirkan siwa daripadamu, sedang Aku tidak menyingkirkan engkau daripadanya, maka cepat-cepatlah engkau lari kepada Ku dari fitnah Ku saraya memohon perlindungan Ku dari makar Ku.


171. Aku ibarat tamu bagi kekasih-kekasih Ku yang mulia, bila mereka menjumpai Ku segera membeberkan rahasia-rahasianya dan dengan penuh khidmat menguraikan ikhtiarnya kepada Ku.


172. Tidak berlaku atasmu hukum di dalam tidurmu, melainkan apa yang telah mengiringi engkau dengan tidurmu, dan tidak lupa berlaku atasmu hukum di dalam kematianmu, melainkan apa yang telah mengiringi engkau dengan kematianmu.


173. Bila Aku tidak gaib di kala engkau makan, niscaya Ku putuskan agar engkau tidak lagi berpayah-payah untuk mencari makan.


174. Hamba Ku yang berada di dalam “Hadirat Ku” ia dapat melihat “nama” itu tidak memiliki kekuatan hukum apapun selain Ku. itulah maqam yang mengejutkan (Al Buhut) maqam terakhir, yang mana semua hati berhenti di situ.


175. Bila engkau menafikan “nam” (al ism), maka tibalah engkau pada “wusul” artinya : telah sampai. Bila tiada terlintas padamu “nam”, maka tibalah engkau pada “ittisal” artinya : hubungan. Bila engkau dalam “hubungan”, maka engkaupun “Berkehendak dan berkemauan” seakan-akan engkau menafikan “nam” itu, dan tidak lagi terlintas “nam” itu; di sebabkan karena tarikan kuat (Al Wajdu Bilmusamma) dari yang di namai. Itulah tingkat yang tinggi, derajat paling atas tentang kecintaan terhadap Zat Ilahiat.


176. Engkau yang hilang dalam kelenyapan, dan Aku lah yang mendapati dan menemukan, cukup kiranya engkau untuk Ku.


177. Engkau yang di cari dan Aku lah yang menemukan; Akulah yang di cari dan engkau yang menemukan. Bukan dari kita siapa yang gaib!

✒️Bila selain Ku yang engkau temukan, semoga engkau memenangkan peperangan.

✒️Bila Aku yang engkau temukan, engkaupun akan bingung tanpa bersama Ku, dan akan terheran-heran kecuali di sisi Ku.


178.Jika engkau tidak melihat Ku, janganlah engkau meninggalkan nama Ku.

✒️Bila engkau tidak melihat Ku di balik dua tantangan dengan sekaligus, maka engkau tidak akan mengenal Ku.

✒️Bila engkau sudah tidak dapat melihat Ku di tambah juga dengan lengah atau lalai, maka itulah puncak hawa nafsu.

✒️Aku tidaklah berkesudahan hingga dapat di lihat di balik segala sesuatu.


179. Perjuangan pertama menuju pada Ku, hendaknya engkau memandang pada Ku tanpa berkedip sekejap pun.


180. Hendaklah engkau mengatasi urusan dan persoalanmu dengan penuh rasa takut (padaKu, bukan pada Siwa), niscaya Aku teguhkan hatimu dengan kemauan kerasmu; Jangan hendaknya engkau mengatasi dengan harapan dan angan-angan, niscaya akan Ku bongkar manakala sudah hampir mencapai penyelesaian.


181. Bila selain Ku yang engkau jadikan penuntunmu, niscaya engkau syirik kepada Ku, maka itu berarti engkau lari ke arah dua pelarian, satu berlari ke arah langgananmu, dan satu berlari dari tangan Ku.


182. Bila engkau tidak melazimkan zikir. menyebut dan mengingat nama-nama Ku, sifat-sifat Ku dan pujian-pujian untuk Ku, niscaya yang seharusnya zikir itu untuk Ku. berbalik pada dirimu sendiri, dari sifat Ku menjadi sifatmu.


183. Nama itu memisahkan antara yang bernama dan yang di namai, dan memisahkan pula antara yang di namai dan arti nama itu sendiri.


184. Lazimilah berbaik sangka, niscaya akan engkau lampaui hujjah Ku (dalil Ku) dan barang siapa yang sudah melintasi hujat Ku, sampailah kepada Ku.


185. Tengoklah kepada Ku, bagaimana Aku mencabut kemashuranmu terhadap selain Ku. satu di antara dua! Aku cemburu atasmu atau Ku campakan engkau!


186. Sebelum perjuangan (mujahadah), mulailah terlebih dahulu menyingkirkan dengan “perjuangan”, maka Aku lah yang tampil dengan api kekerasan. cintamu kepada siwa adalah siwa pula, dan api itupun siwa juga. Tugas api adalah membumbung naik menjulang ke atas hati, akan terlihatlah siwa dan apa yang darinya, saling bergabung dan berkaitan.


187. Singkirkan alasan-alasanmu, niscaya terlihat olehmu Aku bertahta tanpa keraguan.


188. Pencinta-pecinta Ku adalah mereka yang sudah tidak mempinyai pendapat lagi.


189. Andaikan engkau bisa menjadi baik untuk sesuatu, niscaya tidaklah Aku menyatakan wajah Ku bagimu.

Satu kebajikan berbanding sepuluh; Hal ini bagi orang yang tidak melihat wajah Ku; Tetapi bagi yang sudah melihat wajah Ku, satu kebajikan itu sendiri merupakan dosa. Kebaikan orang-orang yang berbakti adalah merupakan dosa bagi orang yang di dekatkan.


190. Bila siwa itu menjadi khatir yang tercela, niscaya runtuhlah surga dan neraka.


191. Mohonlah ampunan Ku atas amal perbuatan hati, maka akan Ku teguhkan engkau dari berbolak-baliknya hatimu (Akulah mukolibal qolbu yaitu sang pembolak balik hati).


192. Aku jadikan engkau jelek terhadap segala sesuatu, yang demikian agar engkau terhijab dari antaramu dan mereka, jangan di lobangi hijab itu untuk maksud perkenalan, bila terjadi yang demikian Ku kirim kepadamu kehina-hinaan.


193. Al Wahdaniah (yang tunggal) adalah satu sifat dari sifat-sifat (Adz dzatiah)nya Zat.


194. Benar itu ialah tidak berdustanya lisan.


✒️ Ash Shidq – itu ialah larangan lisan untuk berdusta, dan Ash Shiddiqiah – adalah larangan bagi hati untuk berdusta.

✒️Kedustaan hati mengikat janji tanpa perbuatan.

✒️Pendustaan hati ialah mendengarkan pada kedustaan itu.

✒️Kedustaan hati adalah menginginkan keinginan-keinginan.

✒️Pendusta itu adalah bahasa yang menguraikan selain Ku, dan Al Haq dan Al Haqiqi adalah bahasa Ku.


195. Hati yang sudah melihat Ku adalah bejana malapetaka.


196. Aku telah bersumpah, bahwa tiadalah Aku di dapati melainkan di dalam shalat Aku yang menenggelamkan malam dan membentangkan siang.


197. Bila engkau berdiri menghadap di antara kedua tangan Ku, semua akan berteriak memanggilmu, maka waspadalah, jangan di dengar walau dengan hatimu, kalau engkau dengar, sama halnya engkau menerima panggilannya. - Bila Ilmu yang memanggilmu dengan himpunan segala macam isinya di waktu engkau melakukan shalat lalu engkau jawab dengan meng-iyakan, maka jelas engkau telah terpisah dari Ku. 


198. Hai hamba! 

Hendaklah engkau keluar dari kemauan yang menjadi kepentingamu, niscaya engkau akan keluar di atas batasmu. 


199. Ia berkata kepadaku 

“ Di dalam surga itu segala apa yang mungkin terlintas dalam ingatan dan pemikiran. sedangkan kenyataannya kesemuanya itu jauh lebih bessar lagi, dan di dalam neraka itu juga segala apa yang mungkin terlintas dalam ingatan dan pemikiran. sedangkan kenyataannya kesemuanya itu jauh lebih besar lagi.

✒️Aku lah yang berada di balik kenikmatan surga itu.

✒️Andaikan kenikmatan surga itu telah mengenal Ku, niscaya ia akan putus dari menghidangkan kelezatan-kelezatannya.

✒️Barang siapa yang telah mengenal kenikmatan memandang wajah Ku serta kenikmatan berada di Hadirat Ku, niscaya ia akan menyesali apa yang telah hilang selama berada dalam kelezatan surgawi, yang hanya kelezatan indra dan jasmani, dan ia akan rindu dan duka selama luput dari berpandangan kepada wajah Ku.


200. Apa Yang menjadi penghalangmu dari Ku di dunia ini, maka itu jugalah yang akan menjadi penghalangmu di akhirat kelak.


201. Hai hamba! Temanilah Aku dengan sirmu (rahasia hatimu), niscaya Aku menemanimu dalam kehidupanmu! Temanilah Aku dalam kesendirianmu! Niscaya Aku menemanimu dalam pergaulan. Temanilah Aku dalam khalwatmu! Niscaya Aku menemanimu dalam himpunanmu!.


202. Hai hamba! 

Pemisah antara Ku dan antaramu adalah cintamu pada dirimu, maka hilangkan lah itu dan jangan hendaknya kau jadikan hijab penutup dirimu (kepadaKu)


203. Hai hamba! 

Telah syirik siapa yang di hentikan oleh tutur kata. dan ikhlaslah barang siapa yang di hentikan oleh yang bertutur kata.


204. Ucapkanlah:

Maulaya wajjihni biwajhika Li wajhika

Artinya:

“Wahai pelindung diriku, arahkanlah diriku dengan wajah Mu untuk menatap Zat Wajahmu”


205. Hai hamba! 

Bila engkau bersandar kepada sesuatu, maka engkau akan berpegang teguh pada sandaranmu, berarti engkau telah berpegang teguh pada selain Ku; Dan akan Ku tulis engkau sebagai orang yang musyrik.


206. Hai hamba! 

Telah Ku ciptakan segala sesuatu semuanya untukmu, sedangkan Aku jauh lebih dari segala sesuatu itu, Akulah yang mempunyai karunia-karunia itu, maka belakangilah sesuatu-sesuatu itu di punggungmu dan palingkanlah wajahmu menghadap pada Ku.


 (TERUSAN JAUH KE BAWAH .. GAK BISA KU NAIKAN) No .22 dan seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar