Senin, 15 November 2021

Bab 24 Menyebarkan Salam Kepada Hamba-Hamba Allah

Terjemahan kitab Al-mashaya Lil Ibnu arobi (Wasiat / pesan pesan Ibnu arabi)




Bab 24 Menyebarkan Salam Kepada Hamba-Hamba Allah



Hendaklah engkau mencintai hamba-hamba Allah dari kalangan kaum Mukmin dengan menyebarkan salam, menghidangkan makanan, dan berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Ketahuilah bahwa orang-orang Mukmin itu disatukan oleh satu jasad seperti seorang manusia. Jika satu anggota tubuhnya sakit, maka anggota tubuh lainnya merasakan demam. Demikian pula halnya dengan seorang Mukmin. Jika saduaranya sesama Mukmin mendapat musibah, maka musibah itu seakan menimpa dirinya. Dia merasakan sakit yang diderita saudaranya itu. Jika seorang Mukmin tidak melakukan hal itu pada seorang Mukmin lainnya, maka sama sekali tidak ada persaudaraan dalam keimanan di antara mereka.


Allah telah mempersaudarakan kaum Mikmin sebagaimana Dia telah mempersaudarakan anggota-anggota tubuh manusia. Dengan demikian, benarlah perumpamaan dari Nabi saw., dalam sebuah hadis. Beliau bersabda:


“Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang di antara sesama mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuhnya menderita sakit, maka anggota-anggota tubuh lainnya merasakan demam dan tidak dapat tidur.”


Ketahuilah bahwa seorang Mukmin sangat memperhatikan saudaranya. Al-Mu’min adalah salah satu dari nama Allah berikut apa yang ada padanya di antara makhluk-Nya berdasarkan bentuk berlakunya nasab. Seorang Mukmin adalah saudara bagi seorang Mukmin lainnya. Ia tidak menundukkan dan tidak menelantarkannya.


Barangsiapa beriman kepada Allah – karena Allah juga adalah Al-Mu’min – maka segenap perbuatan, ucapan dan hal ihwalnya bisa dipercaya. Inilah ‘ishmah. Karena Allah adalah Al-Mu’min, maka Dia benar dalam hal ini. Allah hanya mempercayai orang-orang orang-orang yang benar. Mustahil Allah mempercayai seorang pendusta, karena Allah pun mustahil berdusta. Tidak diragukan lagi, mempercayai dusta adalah dusta juga.


Barangsiapa mempunyai keimanan yang benar kepada Allah karena Allah juga adalah Al-Mu’min – maka tidak diragukan lagi bahwa sang hamba itu termasuk orang-orang yang benar (al-shiddiqin) dalam segala urusannya dengan Allah, karena ia meyakini bahwa Allah juga percaya kepadanya. Perhatikanlah apa yang aku tunjukkkan dan aku wasiatkan tentang keimanan kepada Allah, karena Allah adalah Al-Mu’min. Ambillah manfaat darinya. Tidak kuperlihatkan kepadamu jalan yang akan mengantarkan kepada hal itu. Berpegang teguhlah kepada Allah. Barangsiapa berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan lurus (QS. Alu ‘Imran, 3:101).


Sesungguhnya Allah berada di atas jalan yang lurus. Tak lain dan tak bukan, inilah yang telah disyariatkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar